Share

Jembatan Asa

Mobil berhenti setelah dua puluh menit melaju kencang. Kini aku berdiri di sisi jembatan. Di bawahnya ada sungai yang mengalir. Kupandangi langit yang mulai menampakkan bintang-bintang. Udara dingin berhembus sejak tadi. Meski aku mengenakan pakaian dan jilbab panjang yang menutup tubuh dengan sempurna, tetap saja hawa dingin itu terasa. Terbayang kisah masa lalu.

“Terimakasih sudah menerima pinanganku. Sekarang kamu adalah bidadari yang akan menjadi teman hidupku. Batinku merasa damai.”

Kalimat pertama yang diucapkan Sultan sesaaat setelah lamaran usai. Jantungku melompat kegirangan. Sekuat tenaga menahan rasa malu saat itu. Keindahan yang kini hanya menjadi ilusi. Bayangan manis dan pahit pun silih berganti. Akukah bidadarimu? Keraguan menggelayut. Bukan, akulah tameng yang sengaja diambil untuk menutupi kebusukan.

Jam 10 malam. Jembatan Kali Lanang sudah sepi. Tiada orang atau kendaraan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status