Share

Hari Pertama

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-03 11:36:57

Alice menyiapkan dirinya, menyisir surai hitamnya lalu mengikat dengan satu ikatan di belakang. Ia sudah mengenakan tunic berwarna putih tulang dengan potongan punggung sedikit rendah. Celana jeans dan sepatu kets berwarna putih. Ia mematut dirinya di cermin.

"Perduli apa dengan pakaian mahal, aku tak akan berada di garda terdepan, aku juga tidak sedang menarik perhatian pria. Dasar! Kenapa tak sekalian memakai seragam tukang bersih-bersih toilet saja?" gerutunya.

"Sayangnya aku tak bisa melamar jadi sekretaris perusahaan yang bisa banyak tahu urusan pribadimu," gumamnya lagi. "Oh Erick, aku pasti akan menemukan siapa yang telah membuat kita terpisah seperti ini, aku akan membalas mereka Erick." 

Sementara itu Fien Clark telah mengubah kantor pribadi Erick menjadi dapur spesial untuknya. Ia juga membuat sebuah kamar tidur seperti suite room sebuah hotel. Ia melakukan perombakan total agar tidak terlalu meninggalkan jejak Erick Davis di dalam hidupnya.

"Aku berhak mendapatkan ini semua," seringainya saat mendapati ruangannya penuh dengan ornamen favoritnya.

Ketukan keras membuatnya terusik. 

"Ayah?" gumam Fien sedikit terkejut karena tak menyangka akan kehadiran ayahnya.

Tuan Fernandez memasuki ruangan bersama asisten pribadinya. Tanpa senyuman atau sapaan yang menghangatkan untuk Fien Clark. Tatapan matanya dingin dan mendominasi. Dia adalah pria yang paling Fien segani.

"Ini adalah kantor, tempat Erick putraku berjuang membangun kerajaan ini, tapi lihatlah dirimu? Kau hanya bisa memanfaatkan kesuksesan orang lain. Jangan lupakan bagaimana kau bisa mendapatkan semua ini hanya dengan duduk bersantai dengan gadis-gadis murahan itu," ujar ayahnya perlahan tapi cukup menyudutkan Fien Clark.

"Ayah, aku memang hanya bekerja melanjutkan usaha Erick, tapi bukankah aku tetaplah harus bertanggung jawab? Percayalah Ayah, aku bisa melakukannya."

Fernandez menatap Fien Clark tajam, baginya putra sulungnya ini selalu bertingkah konyol. Namun bagaimana lagi ia akan bisa berharap? Fien Clark adalah putranya semata wayang sekarang. Andaikan perusahaan milik Erick runtuh, Fernandez masih memiliki aset yang bisa dipakai Fien Clark berfoya-foya hingga tujuh turunan. Ia hanya ingin memastikan apakah Fien mampu bertanggung jawab.

"Baik, aku harus memastikan tak ada sedikitpun usaha Erick menjadi merosot dan hancur, ingat itu!"

"Ayah...," Fien merasa ayahnya terlalu menuntut.

"Selama ini, lihatlah siapa dirimu dibandingkan dengan adikmu!" hardik ayahnya yang kemudian pergi meninggalkan Fien Clark yang kecewa.

Ya, Fien Clark kecewa dengan cara ayahnya mengungkit semua kepemilikan yang sebenarnya sekarang telah menjadi urusannya. Fien yang sedang memegang sebuah gelas tanpa sadar meremasnya sehingga telapak tangan Fien terluka.

Fien melangkah ke wastafel, lalu ia mencabut pecahan kaca yang menancap di telapak tangannya. Perlahan ia membersihkan darah yang menetes di telapak tangannya dengan kucuran air keran di wastafel. Rasa perih kian terasa saat beberapa robekan tersiram air dingin.

"Ayah, kau pasti tahu bahwa aku membenci semua ini!" BRAKK! Kali ini Fien menghantam cermin di hadapannya dengan kepalan tinjunya.

Tak berselang lama seseorang mengetuk pintunya.

"Sial!" umpat Fien, tapi ia segera teringat ia telah meminta seorang karyawan baru untuk memasak dan melayani keperluannya khusus di ruang pribadi miliknya tersebut.

Fien beranjak dengan tangan berbalut handuk putih. Ia segera memutar handle pintu untuk membukanya.

"Fien, apa yang terjadi dengan tanganmu?" kata seorang wanita yang tiba-tiba menerobos masuk ruangan tersebut. "Kau terluka, Fien?" 

Fien mengibaskan sentuhan Grace.

"Grace, apa yang kau lakukan di sini?"  Fien sungguh tak menyangka Grace sudah ada di ruangan tersebut.

"Fien, aku membawa masakan kesukaanmu. Aku membuatnya sendiri," kata Grace sambil mengeluarkan beberapa box yang berisi ayam goreng dan omelette dengan saus keju.

Ia menatapnya kesal, tak menyukai Grace yang selalu muncul di hadapannya terlebih di tempat pribadinya. Bisa dipastikan Grace pasti menerobos penjagaan dengan segala cara.

"Baik, sekarang pergilah keluar dari tempat ini, Grace. Dan jangan pernah masuk ke ruangan ini lagi."

"Fien, kenapa kau selalu begitu? Aku tahu kau belum bisa memaafkan aku, tapi bukankah kau juga bersalah? Kau bahkan berselingkuh dariku, Fien. Kau tahu aku sangat mencintaimu, ini hanya salah faham Fien. Kita bisa memulainya lagi bukan?"

"Hentikan Grace! Apakah berciuman tak memiliki arti? Apakah kau sama dengan gadis-gadis yang datang menyerahkan tubuhnya kepada siapapun? Tidak! Aku merasa jijik denganmu Grace, pergilah selagi aku masih berbaik hati!"

Grace menghela nafas. Ia kesal karena satu kesalahan pada dirinya waktu itu selalu dibesar-besarkan Fien. Sementara Grace melihat Fien juga tak kalah brengsek. Sangat sering Fien kedapatan berpesta dengan para gadis berpakaian terbuka. Grace bahkan tak mempermasalahkan hal itu selama hati Fien adalah miliknya.

"Baiklah, aku menyerah. Tapi biarkan aku membantumu mengobati luka di tanganmu. Bukankah itu sangat menyakitkan?"  Grace langsung menyambar tangan Fien Clark dan membuka balutan handuk yang terdapat noda darah.

Grace mengambil obat luka dan juga perban untuk menutupi luka yang terdapat dipunggung tangan dan juga telapak tangan.

Fien sangat marah sebenarnya, tapi ia benar-benar tak bisa mengelak dari Grace.

"Fien, tolong biarkan aku datang beberapa kali saja dalam sebulan."

"Tidak Grace, kekasihku akan segera sampai. Sekarang pergilah dari tempat ini," ujarnya dengan menarik tangannya dari sentuhan Grace. Ia berdiri dan menyeret Grace keluar pintu. "Pergilah! Jangan sampai kekasihku marah!"

Sungguh saat yang tepat untuk mengusir Grace saat itu karena tiba-tiba saja Alice muncul di dekat pintu. Alice yang tak mengerti apa yang terjadi hanya bisa tergagap saat tangannya diseret masuk oleh Fien Clark lalu terkunci di dalamnya.

Grace hanya bisa mendapati pintu itu tertutup di hadapannya.

"Aku tak akan berhenti Fien, aku tak bisa, siapapun dia aku akan membuatnya menyerah!" geramnya dibalik pintu.

Alice yang terseret kasar meringis karena pergelangan tangannya sakit. Ada bekas merah di kulit putihnya.

"Apa kau gila? Kenapa kau menyeretku seperti karung?" gerutunya tak jauh dari Fien. 

"Hei! Kau kesiangan di hari pertamamu, apa kau pikir aku tak akan memberimu hukuman? Untung saja kau muncul sebelum pintu tertutup, atau aku akan memecatmu, hah?!" balas Fien lebih sengit. "Kau pikir siapa kamu sehingga berani mengritik aku?"

Alice menunduk. Kalau dia sampai dipecat, maka sia-sialah perjuangannya. "Maaf," lirihnya.

Fien Clark mendengkus kesal. "Sekarang, masaklah untukku dan buang semua makanan yang ada di atas meja!" perintahnya lalu meninggalkan Alice yang masih kebingungan.

'Dia benar-benar sangat berbeda dari Erick Davis, pria ini sungguh kasar dan menyebalkan. Aku yakin kau adalah pelakunya. Lihat saja, aku pasti akan membuktikannya,' batin Alice menggerutu. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • His Evil Brother (Indonesia)   Tamat

    Fien Clark hanya pasrah kemana Alice dan Alex membawanya. Hingga akhirnya Alex tahu bahwa mereka menuju sebuah arena bermain."Wah, permainan apa yang akan kita mainkan?""Tidak sulit, ini cuma roll coaster, kau pasti akan menyukainya."Fien Clark makin terkejut. ia tak pernah tahu Alice suka dengan yang seperti ini.Sebenarnya Fien Clark tak pernah punya kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Ia bahkan merasa ngeri membayangkan sensasi semacam itu."Alice, bagaimana kalau kalian berdua saja yang melakukannya?""Apakah kau takut?""Ah, bukan begitu.... tapi aku merasa tak punya pengalaman.""Nah, itulah sebabnya kau harus mencobanya.""Daddy, aku percaya Daddy lebih hebat dari paman Erick. Jadi, Daddy harus mencoba. Bagaimana?"Mendapatkan tantangan dari Alex, Fien Clark tak berdaya. Ia terpaksa menuruti kemauan putranya apalagi setelah kejadian burung yang kabur tadi."Oke, tapi kalian harus jamin semua baik baik saja."Alex dan Alice melakukan tepukan toast tanda sepakat. "Ali

  • His Evil Brother (Indonesia)   Bahagia

    "Tapi Alice, balas dendam sangat tidak bagus dalam hidup kita ini. Kita harus selalu memaafkan dan tidak selalu menjadikan kemarahan itu hal yang penting. Dengan begitu hidup kita akan menjadi tenang dan membahagiakan.""Baik, tapi... apakah kita harus jujur dalam sesuatu? Misalnya haruskah kita jujur dalam sebuah kesalahan dan mengakuinya?""Tentu saja? Manusia yang baik adalah yang jujur. Bukankah begitu Alex?""Jadi, kau sungguh tak tahu siapa pria mengumopatku waktu itu?"Fien Clark melebarkan matanya. Ternyata Alice sungguh mengingat semuanya."Ah...itu...," ia mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Uhmm, baiklah... aku mengakui bahwa itu adalah aku... maafkan ya...humm?"Alice sangat gemas dengan mimik wajah Fien Clark yang lucu sehingga ia mencubit kedua pipi Fien Clark."Alice, kau pasti sangat sedih waktu itu. Kau kehilangan pria sebaik saudaraku."Alice hanya diam, ia merasa itu hanya samar. Baginya hanya ada Fien Clark saat ini, kesedihan itu sepertinya hilang bersam

  • His Evil Brother (Indonesia)    Edelweis

    Ya, secara diam diam kebetulan Alice sering mengunjungi makam Erick tanpa sepengetahuan Fien Clark. Ia ingin tahu sejauh mana hubungan mereka dulu sehingga ia diam diam mengenang perjalanan ke makam tersebut. nyatanya ia hanya ingat seorang pria yang sering mengintai dirinya di makam tersebut. Ia tahu betul bahwa pria itu adalah Fien Clark. Untuk sebuah alibi, Alice akan mengajak Alex berjalan jalan dan memberi banyak makanan sehingga Alex melupakan masalah berdiam diri di makam dan hanya mengingat senangnya bepergian itu."Mau pergi kemana?" Fien Clark sedikit memiringkan kepalanya."Ayolah Daddy, sesekali kita ke makam paman Erick. Mommy sering membawaku ke sana.""Alice? Adakah penjelasan untukku?""Apa yang harus kujelaskan? Kau bisa ikut jika mau. Toh aku hanya berkunjung dan pergi bersenang senang dengan Alex. Kenapa? Kau cemburu?""Aku? Cemburu? Hah, bagaimana mungkin?"Alice mengulum senyum, ia tahu ekspresi Fien Clark yang masih saja cemburu."Bagus, aku senang pria yang spo

  • His Evil Brother (Indonesia)   Akhir sebuah Perjalanan

    Banyak hal yang dilalui, Peter sedikit bersyukur pada akhirnya keadaan menyatukan mereka.bersama kondisi kejiwaan Grace yang berubah. Ketulusannya membuahkan hasil, sebagaimana Fien Clark yang berhasil mendapatkan wanita yang dicintainya. Di sisi lain Peter juga harus kehilangan sahabatnya Fien Clark karena sebab perbuatan Grace. Akan tetapi ia juga menyadari, bahwa kehidupan memang tak sempurna dan berjalan mulus sesuai keinginan. Ia kehilangan Fien Clark, tapi mendapatkan Grace. Sekarang ia hanya perlu memperbaiki semua sisi yang ia mampu, berharap Grace bisa mencintai sebagai ia mencintainya.Bagi Fien Clark, Peter adalah yang terbaik. Disaat semua membenci karakter Grace, pria itu malah menyukainya. Bahkan rela melakukan apapun."Maafkan Grace, aku tahu dia tak bisa memikirkan hal lain selain mengganggu hidupmu," kata Peter suatu hari saat menemui Fien Clark."Suatu hari nanti, aku berharap kita akan bertemu dalam keadaan melupakan semua dendam dan kesalahan Grace dan juga kesalah

  • His Evil Brother (Indonesia)   Cinta Seorang Peter

    Grace terus mencoba mengerti apa yang Peter ucapkan. Baginya itu terlalu menakutkan jika harus bersama dengan pria yang tidak dicintainya, tapi lihatlah apakah cinta itu begitu penting untuk dibahas lagi sementara ia hanyalah wanita yang butuh dengan superhero seperti Peter?Seorang anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan cinta, ia bahkan sedikit canggung dan benci karena itu adalah putra Peter."Kenapa kau sanggup menjalani hal semacam ini? Aku merasa terlalu banyak berhutang kepadamu. Bagaimana aku bisa lepas dari dirimu?""Kalau begitu, jangan pernah mencoba untuk pergi dariku. Aku akan mencari kemanapun kau pergi. Lagipula aku sudah tak perlu merasa khawatir karena semua sudah berakhir. Percayalah, kau justru yang akan merindukan aku, hmm?"Grace tersenyum. Sebenarnya itu mulai bisa dibenarkan."Jangan terlalu percaya diri. Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar pergi darimu, kau mungkin juga sudah bosan menderita."Peter menatap tajam Grace, hati kecilnya sebenarnya t

  • His Evil Brother (Indonesia)   Serasi

    Bukan hal yang aneh lagi, kalau Alice dan Fien Clark cenderung sering berdebat seperti orang bertengkar. Siapapun yang melihatnya akan merasa pasangan ini justru terlalu sering mengumbar kebersamaan."Lihat, kau ini wanita kenapa nggak nurut sama suamimu," begitu kata Fien Clark kalau sudah kalah debat."Ya ampun, apa itu sangat membuatamu senang? Aku menurut tapi menyimpan ketidak sukaan, nggak terima dan benci. Lebih baik aku mengatakan argumentasi, kalah menang memang bukan tujuan." "Begitu?"Fien Clark menyerah, Alice memang sangat pintar berargumentasi dengan sesuatu yang lebih masuk akal.Selain itu, cinta memang telah membuat ia sepenuhnya mempercayai Alice dan sangat ingin membuatnya bahagia. Ia tak ingin menyesal dan kehilangan Alice lagi yang membuatnya menderita."Kau bisa memilih gadis lain yang lebih baik dan cantik dariku seandainya kau tak menemukan aku pada waktu itu," suatu hari mereka berbincang tentang kisah bagaimana Fien Clark berjuang mencari keberadaan Alice."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status