Tepuk tangan meriah terdengar setelah nama Bobby Aland di umumkan sebagai pemenang 'Show Me Your Voice.' Penonton, juri, staff, dan peserta eliminasi yang hadir ikut merasakan kebahagiaan, haru, suka cita atas perjuangan Bobby yang mendapat hasil memuaskan setelah berjuang 4 bulan tak terkecuali Yamaha Thomson yang menjadi runner up.
Yama memeluk Bobby, dia menepuk-nepuk pundak Bobby keras sebagai rasa bangga atas kemenangan Bobby. Ini kompetisi, sudah biasa ada yang menang dan ada yang kalah. Yama berlapang dada atas kekalahannya karena Bobby sangat luar biasa. "Jangan nangis." Yama tertawa yang tak lama ikut menangis karena melihat Bobby menangis.
Bobby tertawa sambil mengeluarkan air mata, dia bergantian memeluk Yama saat semua juri naik ke atas panggung. "Jangan nangis!" Peringat Bobby mengikuti ucapan Yama membuat mereka tertawa dan melepas pelukan karena Matahari, Juri SMYV menghampiri mereka.
"Selamat, Bobby atas kemenangannya. Kamu benar-benar luar biasa." Bobby mengangguk sambil tersenyum lebar, dia benar-benar tidak menyangka akan menjadi pemenang. "Untuk Yama jangan berkecil hati apalagi patah semangat. Menjadi runner up tidaklah buruk. Di luar sudah banyak yang menunggu untuk tanda tangan kontrak." Yama tertawa, dia mengangguk sopan dan mengucap banyak terima kasih.
Yama melihat bangku penonton VVIP. Dia melembaikan tangan pada adiknya, Mikaila Thomson yang mendukungnya dari awal audisi sampai final. Yama mengepalkan tangan, mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara memberi semangat Mika yang menangis di bangku penonton. "Jangan nangis." Ucap Yama tanpa suara yang di balas anggukan Mika walau tetap menangis.
Yama menoleh saat staff menganggilnya. Dia ke tengah panggung untuk sesi foto bersama dan penyerahan hadiah.
2 tahun sudah berlalu.
Kenangan indah menjadi runner up SMYV masih tersimpan jelas di ingatan Yama saat semua orang ikut menangis haru atas kekalahannya. Saat penggemarnya menunggu di luar gedung berteriak meminta maaf karena tidak bisa membuat Yama menjadi juara pertama. Saat Mika menangis haru. Saat perjuangannya selama 4 bulan bersaing dengan ribuan peserta kembali terulang.
Hari ini Yama tersenyum lebar di depan lima belas ribu penonton yang datang ke konser solonya dan dua puluh lima ribu penonton online. Yama sama sekali tidak menyangka dia masih berdiri di atas panggung dan memiliki banyak penggemar.
"Terima kasih semuanya!"
"Yama love youmaha!"
"Jaga kesehatan dan sampai bertemu lagi!"
Tepuk tangan bergemuruh saat Yama membungkuk sembilan puluh derajat sebelum meninggalakan panggung. Rasanya baru saja Yama menyanyi lagu pembukaan untuk konsernya dan secepat ini mengucap selamat tinggal ke pengemar.
"YAMAAAA TAKE CARE!"
"WE LOVE YAMA."
"YOUMAHA ALWAYS HERE WITH YAMA."
"YAMA TAKE YOUR SELF!"
Yama turun dari panggung, dia selalu merasa haru setelah menyelesaikan konsernya. Stylis yang ada di bawah segera mengerumuninya untuk membantu Yama melepas atribut konser dan memberinya kipas portabel.
Manager datang, Hansol bertepuk tangan bangga pada Yama. "Congratulation for your 2nd solo concert, Yama."
Yama tersenyum, dia berjalan ke arah manager lalu memeluknya erat. "Thanks, Hansol." Ucapnya lalu bersama-sama menuju ruang tunggu di mana Mika di sana menonton dari layar monitor, tak lupa Yama membawa gitar legendnya yang baru saja menemaninya menyanyi.
"Mika tidur?"
"Belum." Jawab Hansol. "Dari tadi sibuk main HP. Gak tau kenapa, marah-matah mulu." Lapor Hansol yang menjadi korban kemarahan Mika saat Hansol menawari minum atau saat Hansol bilang kalau konsernya sudah selesai dan mengajak Mika ke back stage.
"Cowok?"
Hansol mengangkat bahu bertepatan mereka sampai di depan ruang tunggu. Dengan segera Yama membuka pintu yang langsung menemukan Mika duduk dengan wajah cemberut memangku Thor -anjing Yama- sambil melihat ponsel dengan wajah fokus.
Yama meletakkan gitar lalu menghampiri Mika, dia mengecup puncak kepala Mika membuka si empu terlonjak kaget sampai Thor lompat dari pangkuan. "Bang!" Amuk Mika karena di kagetkan.
"Kenapa? Kenapa marah-marah?"
Mika menyerahkan ponselnya ke Yama yang langsung di terima dan di baca. Mata Yama bergerak membaca kata-demi kata yang ada di layar ponsel yang semakin lama wajahnya mengendor "Biarkan! Orang iri." Titah Yama meletakkan ponsel Mika di meja. Hansol yang mengusak bulu Thor hanya memperhatikan.
Sudah bukan menjadi hal baru pro kontra bersinarnya karir Yama merembet ke Mika. Jujur Yama kesal, Yama capek, ingin marah saat antis membawa-bawa adiknya. Tapi dia tidak bisa menutup mulut antis satu persatu. Kalau di ladeni yang ada cepek sendiri. "Sepuluh akun yang hate kamu. Ada seribu akun yang bela kamu. Biarkan saja jangan di ladeni. Enggak usah baca komentar jelek."
Mika menghembuskan nafas panjang. Dia kembali memangku Thor saat anjing itu mendekat.
Mika bukan tipe orang pengujar kebencian atau mengomentari kejelekan orang lain atau kekurangan orang lain di matanya. Untuk itu dia ingin timbal baik. Mika ingin selama dia tidak berkomentar buruk pada orang lain, orang lain juga tidak berkomentar buruk padanya. Tapi tidak bisa karena dunia ini luas, bukan hanya berputar di Mika.
Mika merebahkan diri si sofa panjang, dia mengangkat Thor yang kegirangan sambil menggerak-gerakkan ekornya.
Yama yang melihat Mika sudah tenang, berganti baju untuk makan malam bersama sepuluh lucky fans. Dia memakai baju casual santai dan mengapus riasan untuk menjaga kulitnya tetap sehat. "Kamu enggak ikut makan malam?" Tanya Yama yang melihat Mika enggan beranjak bermain bersama Thor.
"No!"
"Ya sudah. Biar Mas Hansol yang bawa makanan ke sini."
Mika hanya bergumam membuat Yama dan Hansol pergi meinggalkan ruangan.
***
Di terik yang panas sepert ini paling enak minum yang segar-segar. Contohnya mint ice soda. Mika di temani Thor sedang duduk bersantai di ruang makan sambil menikmati gemricik air terjun mini yang langsung turun ke kolam renang. Tak lupa memvideo Thor untuk di unggah ke instagram story.Mika trtawa, dia kembali memvideo Thor saat Hansol melesat cepat lewat di belakangnya menarik perhatian. "Kesandung!" Peringat Mika agar Hansol berhati-hati saat akan turun tangga.Hansol yang tidak mendengar langsung turun tangga dan menerobos kamar Yama. Sampai di kamar, Hansol menahan nafas karena melihat Yama yang tidur terlelap tanpa beban padahal namanya sedang panas-panasnya jadi topik pembicaraan."Yama bangun!""Yam, ada berita buruk! Cepat bangun!"Yama mengulat, dia mengeluarkan suara-suara aneh membuat Hansol menarik tangannya agar duduk. "Apa?" Tanya Yama yang nyawanya masih belum terkumpul."Semalam lo ngapain?""Konser, dinne
Langkah kaki tergesa saat Yama, Mika dan Hansol baru saja turun dari mobil. Hansol membantu membawa koper Mika karena sang empu sibuk mengendong Thor sebelum berpisah saat di pesawat.Untung saja tidak ada wartawan atau fans yang menunggui jadi perjalanan mereka aman dan lancar tanpa harus di hadang untuk wawancara atau semacamnya.Mika mengusap punggung Thor. Dia memberi ketenangan pada Thor agar anjing kecil itu tidak setres karena di ajak cepat-cepat. Sejujurnya Mika masih sangat mengantuk karena baru tidur 2 jam, moodnya sedang hancur-hancurnya. Kalau saja saat ini ada yang menyenggolnya sudah pasti Mika akan membacoknya.Setelah semuanya selesai di urus Hansol, Yama dan Mika segera naik pesawat.Sebenarnya berat bagi Yama untuk meninggalkan semua ini karena keringat, air mata, perjuangan dan pengorbanan yang dia lakukan berakhir mengecewakan. Yang menjadi penyesalan terbesarnya adalah kehancuran karirnya bukan murni kesalahann
Setelah makan malam, Mika tidur bersama Yama dan Thor di kamar belakang karena badannya benar-benar lelah dan butuh istrirahat sampai dia tidak tahu kalau jam 10 malam listrik desa di padamkan untuk menghemat pasokan listrik ke desa. Membuat pagi ini Mika bangun lebih awal dari biasanya.Ayam berkokok terus bersautan membuat Mika duduk sambil mengucek mata, Thor yang tidur di kaki Mika juga terbangun karena merasakan pergerakan Mika.Mika menguap. Dia turun dari kasur saat semua nayawanya terkumpul, menuju koper untuk mengambil baju olahraga yang akan di gunakannnya untuk berolahraga pagi di luar bersama Thor.Mika memilih bra sport Calvin Klein warna hitam, jaket hoodie crop dada terbuka dan celana training adiddas warna navy.Setelah memakainya, Mika langusng keluar melalui teras kamar saat melihat Yama masik tidur lelap di balik selimut yang menutupi semua badannya termasuk kepala. Tidak lupa memasang tali leher Thor untuk berjaga-jag
"Ada apa?"Pak Anas memberikan tangan saat laki-laki yang baru turun dari becak menyalaminya. "Salah paham." Jawab Pak Anas.Dia mengangguk, menoleh pada Yama dan Mika yang baru masuk rumah. Dalam ingatannya seperti tidak asing dengan mereka."Culture shock." Jawab Mia sambil membuka warung untuk memasukkan belanjaan membuat laki-laki itu secara naluri membantu. "Kamu kok tumben bukan hari minggu pulang, Sa?""Adiknya pulang kok malah di bilang tumben.""Ya gimana, Pak. Asahi kan irit banget. Kalau uangnya enggak bener-bener habis enggak akan pulang."Asahi hanya tertawa, memang benar kalau uangnya tidak habis mepet hanya untuk ongkos pulang dia tidak pulang karena menghemat dan memaksimalkan uang saku. "Tanggal hitam di apit dua tanggal merah. Jadi sekalian di liburkan tiga hari." Asahi membantu menata belanjaan saat semua tas dan kardus sudah masuk warung."Kamu lanjut ya, Sa. Mbak mau masak soanya harus kirim ke r
Hansol yang baru memasuki practice room memijat pelipis saat melihat artis barunya tiduran di sofa sambil bermain nintendo switch dengan santainya padahal dua hari lagi comebacknya akan berlangsung. "Bobby!"Bobby melihat Hansol sekilas lalu tidak peduli banyak. "Persiapa apa saja yang sudah lo lakuin buat comeback gue?" Tanya Bobby tanpa mengalihkan perhatian dari game."Ngantur jadwal promosi, kerja sama beberapa iklan, variety show penganti Yama.""Bagus.""Tapi lo harus berlatih, Bob! Lo enggak bisa santai kayak gini. Banyak yang harus lo persiapkan. Gue baru dapat laporan dari pelatih katanya lo enggak mau latihan."Bobby berdecak. Dia menatap Hansol dengan pandangan tidak suka. "Gue juara pertama SMYV. Enggak perlu persiapan suara gue sudah bagus. Langsung perform sekarang juga bisa.""Lo belum apal liriknya. Enggak usah sok! Cepat latihan!" Hansol berjalan menuju pi
Mika keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk, dia baru saja mandi dan kini mengenakan setelah hoodie oversize milik Adidas. Setelah kejadian kemarin, Mika lebih banyak mengenakan pakaian panjang atau oversize walau harus cuci-kering pakai karena dia hanya membawa sedikit pakaian panjang."Thor.""Thor, dimana kamu?""Thor?"Mika memanjangkan leher, dia berjalan ke arah kandang yang ada di dekat TV. "Thor?" Mika jongkok di depan kandang Thor, melihat kandang Thor terbuka Mika melebarkan mata dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat. "Thor, kamu dimana?"Mika menggantung handuk, dia mengigit bibir bawah sambil menggerakkan matanya ke segala arah karena panik juga bingung. "Thor?" Mika mulai was-was, dia menghembuskan nafas panjang. Mencoba berfikir positif.Mika mencari Thor di kamar, tidak ada. Di ruang tamu, tidak ada. Di dapur, juga tidak ada. "Astaga, Thor." Mika bingung, rumah ini tidak terlalu luas ha
Yama berulang kali meminta maaf pada Asahi karena baru stay setengah jam di perpustakaan, pulang. Walau Asahi bilang sudah menyimpan materi belajarnya di drive yang bisa di buka offline di rumah, tetap saja Yama tidak enak. Padahal niatnya pamit pada Asahi tadi untuk pulang dulu kalau Asahi masih membutuhkan internet. Tapi Asahi malah ikut pulang.Selama perjalanan pulang, Yama masih memikirkan pembicaraannya dengn Hansol di telvon tadi. Yama benar-benar tidak menyangkan Hansol sejahat itu padahal Yama sangat mempercayainya. Hansol sangat licik, dia pandai memanfaatkan kelemahan Yama untuk membuat Yama tetap di desa ini unuk melancarkan rencan yang Yama tidak tahu.Sebenarnya bisa saja Yama kembali ke kota tanpa sepengetahuan Hansol tapi akan sangat bahaya bagi kesehatan mentalnya dan kesehatan mental Mika karena keadaan di kota sedang caos. Walau tidak membuka sosial media pasti ada saja berita itu, entah dari TV, koran, majalah
Tepuk tangan bergemuruh mulai tedengar samar saat dia kembali ke back stage dengan berjalan angkuh menuju ruang tunggu. Beberapa staf stasiun TV yang menyapa di acuhkan begitu saja karena menganggap tidak ada gunanya. Walau Hansol menegor dengan menyenggol lengan tapi Bobby tidak peduli.Bobby merebahkan diri di sofa sambil membuka atribut panggung menyebabkan beberapa aksesoris rusak karena di lepas asal atau tertindih badan. "Sudah trending di berapa kota?"Hansol menghembuskan nafas panjang. Dia duduk menyudut dari Bobby. "Dua belas kota."Bobby terkekeh angkuh "bagus dong. Dulu Yama cuman delapan kota." Ucapnya merasa bangga karena comebacknya sukses besar walau harus menganti genre musik rocknya ke hip-hop melow.Hip-hop melow. Nada hip-hop tapi liriknya melow sesuai ke adaan anak-anak muda jama sekarang yang sering di goshting. Singkatnya, lagi sedih di jogetin."Delapan kota tapi du