“Orang memang terbiasa penasaran dengan kehidupan orang lain,
tanpa berniat membantu”
Yaya baru saja ingin turun ke kafeteria dan membuat kopi pagi ini. Sudah beberapa hari dia tidak membuat kopi disana. Jadilah dia akan membuatnya hari ini.
“Yay” panggil nina saat yaya akan berbelok ke kafeteria
Saat sedang sibuk dengan berbagai laporan didepannya, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu ruangan yaya"Iya masuk" kata yaya mengizinkanSaat pintu itu terbuka, disana ada yudha dengan setelan jasnya."Ada apa ?" Tanya yaya saat melihat yudha"Udah masuk jam makan siang, ke resto depan yuk" ajak yudha"Emang iya ?" Tanya yaya sembari mengecek arloji di tangannya. Oh astaga, kenapa waktu berputar cepat sekali ?"Oke. Bentar yah" ucap yaya. Dia membereskan tasnya dan segera keluar."Mau ajak pak ryan sekalian ?" Tanya yaya"Kayaknya enggak usah deh. Kan perginya cuman sama gue" jawab yudhaJustru karena sama lo. Makanya harus di kasih duluan. Bisa ngamuk nanti boss nya."Okelah" jawab yaya. Dia baru ingat bahwa pak ryan agak kurang sehat tadi. Mungkin saja dia masih kurang sehat dan hanya ingin istirahat.Mereka berdua berjalan ke arah resto untuk makan siang disana.“Mau pesan apa ?” t
Sekarang yaya sedang berjalan keruangannya, karena yudha yang sudah kembali ke kantornya. Tumben dia tidak mampir lebih dulu ke ruangan kakak nya."Mba yaya" panggil kang dadang, cleaning service perusahaan saat yaya akan menaiki lift"Iya kang ?" Tanya yaya"Dipanggil pak boss mba. Disuruh keruangan-nya" ucap kang dadang
“Bukan lemah. Hanya saja, dia merasa belum menemukan solusi atas semua masalahnya saat ini.”Yaya tidak membawa mobil hari ini. Mobilnya sedang dipakai papi, karena mobil papi sedang perawatan hari ini.Jadilah yaya harus naik taxi. Percuma juga menunggu sopirnya datang, pasti papi belum selesai memakai mobilnya.
“Bukan lemah. Hanya saja, dia merasa belum menemukan solusi atas semua masalahnya saat ini.”Yaya tidak membawa mobil hari ini. Mobilnya sedang dipakai papi, karena mobil papi sedang perawatan hari ini.Jadilah yaya harus naik taxi. Percuma juga menunggu sopirnya datang, pasti papi belum selesai memakai mobilnya.
Hari berlalu dengan sangat cepat dan ini adalah hari pernikahan yaya dan pak ryan. Banyak undangan yang datang. Baik teman, sahabat, kenalan hingga kolega bisnis kedua keluarga.Mereka mengadakan resepsi setelah itu. Jadi acara nya berjalan dari pagi, hingga malam hari.“Selamat yay. Akhirnya nikah juga” ucap nina yang datang bersama pak arya hari ini“Makasih nina. Lo cepetan nyusul. Sama pak arya juga” kata yayaMereka berdua terlihat tersenyum kikuk saat mendengar itu.“Udah yah. Kasian yang lain udah pada antri” kata pak aryaBanyak lagi tamu yang datang setelah itu. Padahal kaki yaya sudah pegal saat ini.“Selamat yah mba”“Selamat bu”“Selamat dek”Banyak yang memberi ucapan selamat pada yaya dengan panggilan yang berbeda. Mereka adalah rekan kerja yaya di rumah sakit, hingga kenalan. Ada juga teman-teman nya yang berasal dari australia.
Setelah acara pernikahan dan resepsi itu selesai, yaya dan ryan langsung pergi darisana. Tak lama kemudian, yaya dan kak ryan sudah sampai di tempat tujuan. Rumah itu besar. Bahkan sangat mewah. Semua interior-nya terlihat berkilau dan sangat modern. Walau rumah yaya juga tak kalah besar dan mewah.Kak ryan langsung saja berjalan meninggalkan yaya begitu saja. Bahkan dia tidak mengajaknya untuk masuk."Dasar bossy" ejek yaya. Dia berjalan masuk sendirian kesana. Mustahil menunggu kak ryan untuk menyuruhnya masuk.
“Mau atau tidak. Seseorang harus meneruskan semua yang sudah dia mulai”Pagi ini yaya bangun dengan perasaan lega. Tidurnya semalam sangat nyenyak. Padahal kemarin itu sangat melelahkan. Entahlah.Yaya mulai membersihkan dirinya. Dia menatap koper milik nya. Mungkin dia akan merapikan pakaian nya nanti. Dia hanya aka
“Jangan nyerah. Pernikahan itu cuman sekali dan sebisa mungkin kamu harus mempertahankan pernikahanmu”Keesokan pagi-nya, yaya berjalan kelantai bawah untuk menyiapkan makanan seperti hari kemarin."Pagi bi" sapa yaya pada para pekerja disana