Share

Part 3

Author: Ayu novianti
last update Last Updated: 2021-08-28 22:38:58

“Aku hanya berharap agar hari ini berjalan dengan lancar !”

                ~Honestly, I Love You~

Ternyata benar. jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Dan sekarang yaya baru benar-benar memahami tentang perkataan itu

“Jadi untuk apa aku dipanggil kesini ?. Apa karena aku orang terakhir disini ?”

Sepertinya tidak. Aku bukanlah orang yang datang paling akhir. Dan anehnya, orang yang datang lebih lambat dariku bahkan sudah dipanggil lebih dulu. Sedari tadi pula.

"Maaf mba. Nanti akan kami hubungi lagi untuk informasi lebih lanjut," ucap pria yang tadi memanggilku untuk interview.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Kenapa tidak bilang sejak tadi ?. Aku bahkan belum dipersilahkan duduk.

 "Iya pak. Tidak apa-apa,” jawabku sopan sambil sedikit menunduk.

“Kalau begitu saya permisi." lanjutku lagi dan langsung keluar dari sana.

Percuma menunggu. Boss besar itu pasti memiliki dendam terhadapku. Jika tidak, dia tidak akan pergi walau aku adalah orang terakhir disana.

 

Aku keluar ruangan dengan rasa sedikit kecewa. Setidaknya, jangan membuka interview kalau ujung-ujungnya seperti ini.

Tidak habis-habisnya aku mengatai boss itu. Seenaknya sekali. Aku sangat kesal hingga tidak bisa berhenti sejak tadi.

Aku berjalan keluar sambil memperhatikan keadaan sekitar. Mungkin aku akan bekerja sebulan disini atau nantiku sesuaikan dengan jadwal di Rumah Sakit.

Atau, aku hanya akan bekerja saat akhir pekan di rumah sakit. Dan hari biasanya akan bekerja di kantor.

Itupun jika aku diterima bekerja disana. Jika tidak, maka aku akan mencari perusahaan lain.

Semoga saja aku diterima. Jadi aku tidak perlu melakukan itu lagi.

Cepatlah. Sebelum mami datang dan memaksaku menuruti perkataannya. Mami itu sangat pemaksa. Namun aku juga sangat keras kepala.

Coba saja. Aku tidak akan menyerah dan menuruti perkataan mami dengan mudah.

 "Yaya !" panggil seseorang saat aku hendak keluar dari gedung perusahaan.

Apa aku terlalu banyak mengomel hingga akhirnya merasa seperti ada yang sedang memanggilku ?.

Benarkah itu ?.

Aku berhenti sejenak untuk melihat sekitar. Disana, tak jauh dari tempatku berdiri, ada seorang pria yang menatapku.

Aku memerhatikan wajahnya. Dia masih sedikit jauh jadi aku belum tahu siapa dia.

sedikit jauh jadi aku belum tahu siapa dia.

“Yay !” panggilnya lagi dan berjalan mendekat kearahku

Walau masih belum mengenalinya, aku masih tetap berdiri disana dan menunggunya mendekat.

 

"Iya ?" Tanyaku sedikit bingung saat dia sudah berada didekatku.

 

Aku masih menerka-nerka siapa pria yang memanggilku dan sedang berdiri dihadapanku saat ini. Dia sepertinya tidak asing.

“Maaf ?” tanyaku karena aku masih saja belum mengenali pria itu walau sudah mencoba mengingatnya.

“Masa lupa sih ?” tanya pria itu

Yaya hanya menatap dengan alis yang terangkat.

Kenapa pria itu tidak langsung mengatakan namanya ?

“Ini aku, Yudha !” katanya lagi

 

Sebentar. Yudha..

Ohh. Pantas saja tidak asing. Aku baru sadar sekarang.

 

"Apa kabar ?, udah lama enggak ketemu kamu !" kata Yudha

Aku mengangguk sebentar dan memberi senyum kepadanya.

 

"Gue baik kok. Lo sendiri ?" Tanyaku. Dulu aku dan yudha memang mengobrol dengan panggilan aku-kamu. Tapi itu semasa sekolah dasar. Aku pikir setelah dewasa kami tidak perlu lagi seperti itu.

 

"Aku baik juga,” jawab Yudha

“Panggilnya Lo-Gue aja. Nggak usah formal gitu kali !” ucapku

“Aku enggak bisa. Kamukan beda.” jawab Yudha

“Alesan. Dulu aja manggilnya sok Lo-Gue. Sekarang malah enggak mau !” kataku. Aku sudah biasa menanggapi perkataannya yang seperti itu.

“Yay !” panggilnya lagi dan berjalan mendekat kearahku

Walau masih belum mengenalinya, aku masih tetap berdiri disana dan menunggunya mendekat.

 

"Iya ?" Tanyaku sedikit bingung saat dia sudah berada didekatku.

 

Aku masih menerka-nerka siapa pria yang memanggilku dan sedang berdiri dihadapanku saat ini. Dia sepertinya tidak asing.

“Maaf ?” tanyaku karena aku masih saja belum mengenali pria itu walau sudah mencoba mengingatnya.

“Masa lupa sih ?” tanya pria itu

Yaya hanya menatap dengan alis yang terangkat.

Kenapa pria itu tidak langsung mengatakan namanya ?

“Ini aku, Yudha !” katanya lagi

 

Sebentar. Yudha..

Ohh. Pantas saja tidak asing. Aku baru sadar sekarang.

 

"Apa kabar ?, udah lama enggak ketemu kamu !" kata Yudha

Aku mengangguk sebentar dan memberi senyum kepadanya.

 

"Gue baik kok. Lo sendiri ?" Tanyaku. Dulu aku dan yudha memang mengobrol dengan panggilan aku-kamu. Tapi itu semasa sekolah dasar. Aku pikir setelah dewasa kami tidak perlu lagi seperti itu.

 

"Aku baik juga,” jawab Yudha

“Panggilnya Lo-Gue aja. Nggak usah formal gitu kali !” ucapku

“Aku enggak bisa. Kamukan beda.” jawab Yudha

“Alesan. Dulu aja manggilnya sok Lo-Gue. Sekarang malah enggak mau !” kataku. Aku sudah biasa menanggapi perkataannya yang seperti itu.

 . . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Honestly, I Love You   Part 46- Terimakasih

    “Bukan hanya keluargamu. Aku juga peduli tentang kamu.”Sore itu, yaya bersama grandma dan banyak pekerja di rumah grandma masih berada di yayasan. Mereka sudah memotong kue ulang tahun sejak siang tadi.Ketika yaya sedang duduk dan bermain bersama seorang anak perempuan, grandma tiba-tiba saja datang. Beliau membawakan sebuah benda yang nampak seperti album di tangannya“Hari ini kamu juga ulang tahun. Terus kenapa Ryan nggak ngajak jalan-jalan?” tanya grandma setelah mereka berdua duduk bersama disanaGrandma mulai membuka album foto yang tadi dibawa olehnya. “Setahu grandma, Ryan itu punya pacar.” Ucap grandma yang langsung membuat yaya terdiam. “Tenang saja. Grandma tahu semuanya.” Lanjut grandma lagi sembari menatap yaya. Beliau bisa melihat raut wajah yaya yang nampak kaget.Yaya mengira bahwa grandma tidak tahu tentang itu semua. “Grandma tahu kebiasaan pacar suamimu. Tapi grandma senang karena Ryan menikah denganmu. Kau baik, dan grandma cuman meminta untuk menjaga Ryan. Dia a

  • Honestly, I Love You   Bab 45- Grandma

    “Tidak ada hadiah yang lebih berharga dibanding anggota keluarga baru.”“Grandma!” panggil Ryan saat dia melangkah mendekat ke arah neneknyaDisana, terdapat seorang wanita paruh baya yang berumur sekitar 70 tahun. Beliau masih terlihat sehat dan sepertinya sangat merawat diri. Mendengar panggilan dari Ryan barusan, grandma langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum lebar saat mendapati cucu kesayangannya berada di sanaMereka saling berpelukan dan saat itu, Yaya baru menyadari bahwa Ryan ternyata masih memiliki sisi lembut terhadap keluargannya. Dia bisa menduga bahwa Ryan sangatlah dekat dengan grandma. Bahkan kepada mama dan papa, Ryan tidak memberikan senyum selembut itu“Ini cucu Grandma, kan?” tanya grandma sembari tersenyum ke arah Yaya. Yaya yang mendengar itupun, langsung tersenyum ramah. “Iya Grandma. Kenalin, ini Yaya!” ucap RyanSetelah itu, Yaya dan Grandma saling berpelukan. Mereka terlihat seperti senang bertemu satu sama lain. Bahkan mereka lebih terlihat seperti

  • Honestly, I Love You   Bab 44-Pertama Kali Berbincang

    "Berapa umurnya Grandma sekarang?" tanya yayaSaat ini mereka sedang berada di pesawat pribadi milik RyanYaya sudah mengambil tempat duduk yang jauh dari tempat Ryan. Dan dia bisa melihat bahwa pria itu tidak merasa senang"Ada apa?" tanya yaya karena sedari tadi dia tidak mendapatkan jawaban dari RyanYaya menatapnya dan Ryan hanya bersikap acuh sembari membaca sebuah majalah bisnis yang ada di sana"Kenapa diam saja? Saya bertanya berapa umur grandma sekarang" kata yaya mengulang kembali ucapannyaTapi hasilnya tetap saja. Dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari Pria itu"Harusnya saya bertanya pada Yudha tadi." kata yayaBegitu ucapan itu selesai, dia bisa melihat Ryan yang merubah posisinya dan tidak lagi membaca majalahSaat itu, pramugari datang dan menyiapkan makanan untuk mereka. "Cukup hidangkan satu." terdengar ucapan dari Ryan begitu pramugari itu meletakkan makanan diatas mejaMendengar itu, yaya langsung dengan cepat berkata "Jangan. Letakkan saja disitu." kata yayaSe

  • Honestly, I Love You   Bab 43

    Tok Tok TokSaat Yaya sedang merapikan berkas di ruangan kerjanya, dia mendengar sebuah ketukan di pintu ruangan miliknya"Masuk!" kata Yaya mempersilahkanDia berdiri untuk menunggu siapa yang baru saja mengetuk pintu ruangannya. Tapi hingga beberapa saat, tidak ada siapapun yang melangkah masuk ke sanaAkhirnya, Yaya melangkah menuju pintu untuk memeriksa. Saat dia membuka pintu itu, dia tidak menemukan siapapun disanaSiapa yang tidak memiliki pekerjaan sehingga mengetuk tapi tidak ingin masuk seperti itu?Tidak ingin berpikir lebih jauh lagi, Yaya segera kembali dan mengambil tas tangan miliknya. Sekarang adalah jam pulang kantor jadi dia akan segera pulang.Dia melangkah keluar dan seketika bertemu dengan Dio yang sedang berdiri di depan pintu lift"Boss!" sapa DioYaya berjalan mendekat dan Dio mengajaknya untuk masuk bersama ke dalam lift. Padahal Yaya ingin menolak dan hendak masuk ke lift khusus karyawan"Masuk aja dulu. Pa Ryan nggak ada kok." ucap Dio saat menyadari bahwa Y

  • Honestly, I Love You   Bab 42-Masalah

    Pagi hari ini, Diana baru saja tiba di rumah Ryan. Dia sudah membawakan kue dan berencana untuk mengajaknya makan siang nantiDia tidak perlu mengatakan apapun dan langsung saja pergi ke kamar milik Ryan."Good Morning, sayang!" ucap Diana setelah dia membuka pintu kamar RyanTapi detik setelahnya, dia mengangkat sebelah alisnya bingung. Sepertinya ini adalah hari sabtu dan Ryan tidak pergi ke kantor untuk bekerja. Lalu kemana perginya?Diana lalu berjalan ke arah kamar mandi dan mengetuk. Dia berharap bahwa Ryan ada di sana. Tapi ternyata hasilnya sama saja. Ryan tidak ada disanaKemana perginya?Diana turun kembali dan mencari keberadaan Ryan di sekitaran rumah. Dia berjalan ke segala arah karena dia yakin Ryan masih ada disana. Dia bisa melihat mobil pria itu yang sedang terparkir di halamanSaat dia berjalan ke ruang keluarga, dia lalu berhenti dan mematung sejenak."AHH! APA-APAAN INI?"Mendengar teriakan itu, Yaya yang masih terlelap langsung tersadar dari tidurnya. Bukan hanya

  • Honestly, I Love You   Bab 41-Mengapa Kesal?

    Malam harinya setelah kejadian tadi siang, Ryan sudah lebih dulu berada di Rumah. Dia mengecek beberapa tempat dan saat melihat ke arah parkiran, dia sadar bahwa Yaya belum juga kembaliDia berjalan untuk bertanya kepada bibi, dan bibi juga mengatakan bahwa Yaya belum kembali dari kantor.Apa yang sedang wanita itu lakukan?Ryan naik ke kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Biasanya, walaupun Yaya sudah aktif kembali bekerja di kantor, dia akan pulang tepat waktu dan membuat makan malam.Meski dia tahu Ryan tidak akan memakannya, dia tetap akan makan sendirian di meja makan dan membuat suasana seolah dia sangat kesepian.Walau Yaya tidak memaksanya untuk makan malam, Ryan akan tetap makan di meja yang sama bersamanya.Ryan melepaskan jasnya, menaruh semua barang-barang dan mulai berendam. Dia merasa penat hari ini. Tapi anehnya, itu bukan karena terlalu banyak pekerjaan yang harus dia handle. Tapi karena kejadian tadi siang saat dia bertemu dengan Diana di jalan, dan malah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status