Share

Part 2

Penulis: Ayu novianti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-28 22:32:40

Aku meneliti penampilanku. Kemeja putih juga celana hitam. Layaknya para pencari kerja. Tidak lupa juga high hills hitam yang tidak terlalu tinggi. Masih normal untuk calon karyawan. Rasanya sudah lama tidak memakai pakaian seperti ini.

 

"Karenina Raisa Wijaya !" panggil seorang pria bagian recruitment yang berdiri di depan pintu

Aku mengangguk ramah dan segera mengikuti pria tersebut kedalam ruangan.

"Semoga saja boss perusahaan itu masih muda." batin yaya

Dia memang berharap seperti itu. Sehingga Yaya lebih punya peluang untuk bertemu jodoh di kantor barunya nanti.

Yaya mulai menatap sekilas ruangan itu. terlihat bersih dan rapi. Juga hanya ada beberapa orang di dalamnya.

“Sepertinya pria yang duduk di kursi paling mewah itu boss perusahaan ini,” pikirku

 

"Selamat pagi pak !" aku menyapa pria tersebut dengan sopan.

Aku bisa melihat seorang pria yang menunduk sejak tadi. Dia pasti atasan di perusahaan yang sedang yaya lamar itu.

Awalnya aku mengira pemimpin perusahaan ini adalah seorang pria paruh baya. Itulah yang selalu ada dalam pikiranku saat ingin melamar pekerjaan dimanapun.

Apa ini dampak dari perkataannya tadi ?. Padahal dia hanya bercanda tentang dia yang bisa saja berjodoh dengan boss di perusahaan itu.

"Ini pasti yang disebut orang-orang, bahwa ucapan adalah doa!"

Pria yang sedang dia temui itu memiliki postur tegap, terlihat bugar dan berwibawa. Walau belum benar-benar melihat wajahnya, dia bisa menebak dia masih muda.

Mungkin umurnya baru sekitar 30-an. Tidak terlalu berbeda denganku. Tapi itu masih tebakan belaka. Jangan sampai umurnya sudah pertengahan 30-an. Aku juga tidak bisa memastikan itu.

 

"Interviewnya dilanjutkan nanti saja !. Saya harus segera pergi." kata pria tersebut yang aku pikir CEO. Ataukah dia juga direktur ?. Karena dia terlihat arogan sekali.

Aku hanya berdiri diam disana. Menunggu keputusan selanjutnya tentang wawancara itu.

Tapi “Hei ! Bahkan aku belum dipersilahkan duduk.”

Sungguh. Rasanya aku ingin berkata seperti itu kepadanya.

 

Pria itu langsung berjalan melewatiku begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi. Bahkan aku tidak melihat sedikitpun rasa bersalah di wajahnya.

Tentu saja. Itu karena aku hanya melihat wajahnya sekilas sebelum dia pergi.

Tapi tetap saja. Aku bisa menduga bahwa pria itu memang tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun karena telah meninggalkanku begitu saja.

Aishh, melihat wajahnya dengan jelas saja tidak. Lalu bagaimana nasibnya setelah ditinggal si boss besar saat akan interview ?

"Rasanya lebih sakit dibanding ditinggal teman menikah!"

Bagaimana yaya akan menghindari mami dan papi jika seperti itu ?. Bukannya wawancara, dia malah di tinggalkan begitu saja.

Dia tidak bisa terus menghindar dari mami dan papi. Walau papi masih santai saja. Namun tetap saja. Jika nyonya Wijaya sudah berkata, maka aku juga pasti tidak bisa berkata apa-apa.

Dia tidak habis pikir dengan atasan perusahaan itu. Bisa-bisanya dia pergi begitu saja. Walau aku bukanlah pekerja disana. Tapi melihat sikapnya saja sudah membuatku kesal.

Ternyata benar. jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Dan sekarang yaya baru benar-benar memahami tentang perkataan itu.

"Haruslah aku keluar dari sini, tapi tidak. Aku harus diberi beberapa kata lebih dulu."

Yaya tidak akan keluar begitu saja. Dia masih berharap si boss itu hanya main-main.

Tapi sepertinya tidak. Buktinya dia tidak kembali. Jangankan kembali, berbalik saja tidak.

. . .

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Honestly, I Love You   Part 46- Terimakasih

    “Bukan hanya keluargamu. Aku juga peduli tentang kamu.”Sore itu, yaya bersama grandma dan banyak pekerja di rumah grandma masih berada di yayasan. Mereka sudah memotong kue ulang tahun sejak siang tadi.Ketika yaya sedang duduk dan bermain bersama seorang anak perempuan, grandma tiba-tiba saja datang. Beliau membawakan sebuah benda yang nampak seperti album di tangannya“Hari ini kamu juga ulang tahun. Terus kenapa Ryan nggak ngajak jalan-jalan?” tanya grandma setelah mereka berdua duduk bersama disanaGrandma mulai membuka album foto yang tadi dibawa olehnya. “Setahu grandma, Ryan itu punya pacar.” Ucap grandma yang langsung membuat yaya terdiam. “Tenang saja. Grandma tahu semuanya.” Lanjut grandma lagi sembari menatap yaya. Beliau bisa melihat raut wajah yaya yang nampak kaget.Yaya mengira bahwa grandma tidak tahu tentang itu semua. “Grandma tahu kebiasaan pacar suamimu. Tapi grandma senang karena Ryan menikah denganmu. Kau baik, dan grandma cuman meminta untuk menjaga Ryan. Dia a

  • Honestly, I Love You   Bab 45- Grandma

    “Tidak ada hadiah yang lebih berharga dibanding anggota keluarga baru.”“Grandma!” panggil Ryan saat dia melangkah mendekat ke arah neneknyaDisana, terdapat seorang wanita paruh baya yang berumur sekitar 70 tahun. Beliau masih terlihat sehat dan sepertinya sangat merawat diri. Mendengar panggilan dari Ryan barusan, grandma langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum lebar saat mendapati cucu kesayangannya berada di sanaMereka saling berpelukan dan saat itu, Yaya baru menyadari bahwa Ryan ternyata masih memiliki sisi lembut terhadap keluargannya. Dia bisa menduga bahwa Ryan sangatlah dekat dengan grandma. Bahkan kepada mama dan papa, Ryan tidak memberikan senyum selembut itu“Ini cucu Grandma, kan?” tanya grandma sembari tersenyum ke arah Yaya. Yaya yang mendengar itupun, langsung tersenyum ramah. “Iya Grandma. Kenalin, ini Yaya!” ucap RyanSetelah itu, Yaya dan Grandma saling berpelukan. Mereka terlihat seperti senang bertemu satu sama lain. Bahkan mereka lebih terlihat seperti

  • Honestly, I Love You   Bab 44-Pertama Kali Berbincang

    "Berapa umurnya Grandma sekarang?" tanya yayaSaat ini mereka sedang berada di pesawat pribadi milik RyanYaya sudah mengambil tempat duduk yang jauh dari tempat Ryan. Dan dia bisa melihat bahwa pria itu tidak merasa senang"Ada apa?" tanya yaya karena sedari tadi dia tidak mendapatkan jawaban dari RyanYaya menatapnya dan Ryan hanya bersikap acuh sembari membaca sebuah majalah bisnis yang ada di sana"Kenapa diam saja? Saya bertanya berapa umur grandma sekarang" kata yaya mengulang kembali ucapannyaTapi hasilnya tetap saja. Dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari Pria itu"Harusnya saya bertanya pada Yudha tadi." kata yayaBegitu ucapan itu selesai, dia bisa melihat Ryan yang merubah posisinya dan tidak lagi membaca majalahSaat itu, pramugari datang dan menyiapkan makanan untuk mereka. "Cukup hidangkan satu." terdengar ucapan dari Ryan begitu pramugari itu meletakkan makanan diatas mejaMendengar itu, yaya langsung dengan cepat berkata "Jangan. Letakkan saja disitu." kata yayaSe

  • Honestly, I Love You   Bab 43

    Tok Tok TokSaat Yaya sedang merapikan berkas di ruangan kerjanya, dia mendengar sebuah ketukan di pintu ruangan miliknya"Masuk!" kata Yaya mempersilahkanDia berdiri untuk menunggu siapa yang baru saja mengetuk pintu ruangannya. Tapi hingga beberapa saat, tidak ada siapapun yang melangkah masuk ke sanaAkhirnya, Yaya melangkah menuju pintu untuk memeriksa. Saat dia membuka pintu itu, dia tidak menemukan siapapun disanaSiapa yang tidak memiliki pekerjaan sehingga mengetuk tapi tidak ingin masuk seperti itu?Tidak ingin berpikir lebih jauh lagi, Yaya segera kembali dan mengambil tas tangan miliknya. Sekarang adalah jam pulang kantor jadi dia akan segera pulang.Dia melangkah keluar dan seketika bertemu dengan Dio yang sedang berdiri di depan pintu lift"Boss!" sapa DioYaya berjalan mendekat dan Dio mengajaknya untuk masuk bersama ke dalam lift. Padahal Yaya ingin menolak dan hendak masuk ke lift khusus karyawan"Masuk aja dulu. Pa Ryan nggak ada kok." ucap Dio saat menyadari bahwa Y

  • Honestly, I Love You   Bab 42-Masalah

    Pagi hari ini, Diana baru saja tiba di rumah Ryan. Dia sudah membawakan kue dan berencana untuk mengajaknya makan siang nantiDia tidak perlu mengatakan apapun dan langsung saja pergi ke kamar milik Ryan."Good Morning, sayang!" ucap Diana setelah dia membuka pintu kamar RyanTapi detik setelahnya, dia mengangkat sebelah alisnya bingung. Sepertinya ini adalah hari sabtu dan Ryan tidak pergi ke kantor untuk bekerja. Lalu kemana perginya?Diana lalu berjalan ke arah kamar mandi dan mengetuk. Dia berharap bahwa Ryan ada di sana. Tapi ternyata hasilnya sama saja. Ryan tidak ada disanaKemana perginya?Diana turun kembali dan mencari keberadaan Ryan di sekitaran rumah. Dia berjalan ke segala arah karena dia yakin Ryan masih ada disana. Dia bisa melihat mobil pria itu yang sedang terparkir di halamanSaat dia berjalan ke ruang keluarga, dia lalu berhenti dan mematung sejenak."AHH! APA-APAAN INI?"Mendengar teriakan itu, Yaya yang masih terlelap langsung tersadar dari tidurnya. Bukan hanya

  • Honestly, I Love You   Bab 41-Mengapa Kesal?

    Malam harinya setelah kejadian tadi siang, Ryan sudah lebih dulu berada di Rumah. Dia mengecek beberapa tempat dan saat melihat ke arah parkiran, dia sadar bahwa Yaya belum juga kembaliDia berjalan untuk bertanya kepada bibi, dan bibi juga mengatakan bahwa Yaya belum kembali dari kantor.Apa yang sedang wanita itu lakukan?Ryan naik ke kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Biasanya, walaupun Yaya sudah aktif kembali bekerja di kantor, dia akan pulang tepat waktu dan membuat makan malam.Meski dia tahu Ryan tidak akan memakannya, dia tetap akan makan sendirian di meja makan dan membuat suasana seolah dia sangat kesepian.Walau Yaya tidak memaksanya untuk makan malam, Ryan akan tetap makan di meja yang sama bersamanya.Ryan melepaskan jasnya, menaruh semua barang-barang dan mulai berendam. Dia merasa penat hari ini. Tapi anehnya, itu bukan karena terlalu banyak pekerjaan yang harus dia handle. Tapi karena kejadian tadi siang saat dia bertemu dengan Diana di jalan, dan malah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status