Sebelumnya ...Saat masih di gudang. Saat Yuki ingin bercerita. Tiba-tiba saja Amelia menyela dan mengajak Yuki pergi dari gudang untuk bicara di tempat lain.Awalnya semua berjalan baik. Amelia mendengar Yuki yang sedang bicara, sampai saat Amelia menatap sekeliling, dia melihat ada sepatu dari balik rak di belakang Yuki. Yang artinya ada orang lain selain dirinya dan Yuki di sana. Segera Amelia mengajak Yuki berpindah tempat. Keduanya meninggalkan gudang dan berlari bersembunyi di pot besar yang ada di samping meja kerja Thomas."Ada apa sih?" tanya Yuki berbisik."Ada orang di gudang, tapi nggak tahu siapa. Yang jelas perempuan," kata Amelia. Menjawab dengan berbisik."Hah? Se-serius?" tanya Yuki lagi."Iya, serius. Dia ada di rak belakangmu. Makanya ini kita lihat aja siapa dia. Kalau dia keluar berarti dia 100 persen pengen nguping obrolan kita," jawab Amelia."Siapa sih, bikin penasaran aja deh," batin Yuki ingin tahu.Beberapa saat menunggu, seseorang keluar dari gudang dengan
Lusiana mampir ke kafe tak jauh dari perusahaan Dion bekerja. Di atas meja dihadapannya sudah tersaji minumam pesanannnya."Tumben dia nggak masuk kerja. Kenapa? Bukannya biasanya masuk terus?" batin Lusiana bertanya-tanya.Lusiana mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Dion, anaknya. Namun, panggilannya tak dijawab. Tak beberapa lama Dion menghubungi balik, dan segera diangkat oleh Lusiana."Ada apa, Ma? Aku itu lagi kerja. Bisa nggak mama nggak ganggu dulu. Chat aja. Jangan telepon.""Oh, maaf, maaf. Mama lupa ini masih jam kerja. Maafin mama ya," jawab Lusiana."Ada apa mama telepon aku?""Itu, hari ini Yuki masuk nggak?" jawab Lusiana."Nggak tahu lah. Kita 'kan beda divisi. Ngapain juga mama tanya ke aku. Lagian buat apa sih, mama nanyain Yuki?""Jadi gini, tadi 'kan mama ke kantormu. Mama bilang lah ke satpam yang jaga di depan pintu masuk itu, mama mau ketemu Yuki gitu. Nah, si satpam ini malah bilang mama suruh nunggu aja sampai jam istirahat. Soalnya karyawan gak boleh nemui
Keesokan harinya, terjadi keributan di lobi perusahaan tempat Yuki bekerja. Lusiana datang, ingin bertemu Yuki. Namun, petugas kemanan menolak memanggilkan Yuki dengan alasan jam kerja. Lusiana dipersilakan menunggu sampai tiba jam istirahat, tetapi karena tidak sabaran, dia pun marah-marah pada petugas keamanan.Amelia yang izin datang telambat melihat kejadian itu dan langsung menegur Lusiana yang membuat keributan."Halo, mohon maaf Ibu, tolong jangan buat keributan ya. Kalau boleh saya tahu, kenapa Ibu marah-marah pada petugas keamanan kami?" tanya Amelia dengan sopan.Lusiana menatap Amelia dari ujung kepala sampai kaki, lalu menatap wajah Amelia lagi."Astaga, ibu-ibu ini kenapa juga lihain sampai begitu?" batin Amelia merasa risih. Namun, mencoba tetap tenang."Kamu kerja di sini?" tanya Lusiana.Amelia tersenyum, "Ya. Saya karyawan di sini," jawabnya."Oh, bagus. Bisa nggak kamu tolong panggilkan Yuki?" tanya Lusiana.Amelia kaget, "hah? Yuki?" tanyanya."Iya, Yuki. Aduh, aku
Yuki dan Cristopher duduk diam ruang tengah dengan saling memandang."Ada apa, Pak? Kalau bicara ya bicara saja. Jangan terus menatap saya," kata Yuki."Memangnya kenapa kalau saya tatap? Kamu jadi salah tingkah ya?" goda Cristopher."Apa sih. Mulai deh," sahut Yuki."Hehe ... " Cristopher hanya tersenyum lebar menanggapi perkataan Yuki."Bapak nggak pulang?" tanya Yuki."Kamu mengusir saya?" tanya balik Cristopher."Saya tanya aja lho. Siapa juga yang ngusir bapak," jawab Yuki."Siapa tahu 'kan. Kamu bosan lihat saya terus ngusir saya," sahut Cristopher."Saya nggak bosan kok lihat bapak. Bapak mulai deh. Mulai sensi," kata Yuki mengejek Cristopher."Saya pulang nanti, pas kamu sudah tidur aja. Kalau ngantuk ya nginep sini ya. Boleh nggak? Saya tidur di sofa aja nggak apa-apa kok," kata Cristopher."Ya, deh. Terserah bapak," jawab Yuki."Bukannya tadi bapak bilang mau ngomong sesuatu? Sesuatu apa?" tanya Yuki."Oh itu, katanya tadi kamu ketemu Dion ya? Memangnya ada apa sih? Boleh ng
Selama mandi, pikiran Yuki terus kepikiran soal kakaknya dan Cristopher yang ada di ruang tengah."Aduh, gimana ini? Apa mereka baik-baik saja? Kakak nggak menghajar Pak Cris, 'kan?" batin Yuki.Yuki buru-buru menyelesaikan mandinya dan kelur dari kamar mandi. Setelah berganti pakaian, Yuki langsung buru-buru keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi antara kakanya dan Bosnya.Saat Yuki menghampiri kakaknya dan Bosnya di ruag tengah. Suasana tampak santai dan tenang. Keduanya bahkan minum jus bersama sambil tertawa."Apa kalian baik-baik saja?" tanya Yuki. Yusak dan Cristopher bersamaan menatap ke arah yang sama, yakni Yuki.Yuki menatap kakak dan Bosnya bergantian, "ternyata nggak terjadi apa-apa, ya? Semua kekjaaatiranku nggak ada gunanya dong," batinnya."Sudah selesai mandi?" tanya Yusak."Hm, sudah," jawab Yuki."Kalian sudah nggak lapae lagi?" tanya Cristopher."Lapar sih. Memangnya ada makanan?" tanya Yusak."Ada dong. Aku masak tadi," kata Cristopher."Ya, sudah. Ayo m
Mobil yang dikendarai Yusak memasuki parkiran. Setelah parkir, Yusak dan Yuki berjalan masuk dalam gedung apartemen bersama."Wah, ini sih hunian mewah. Sebelas dua belas dengan apartemen yang kupunya," kata Yusak."Oh ya? Kakak punya apartemen?" tanya Yuki."Punya dong. Kalau bosan dan malas pulang aku tidur di aparteme dengan alasan tidur di hotel," jawab Yusak."Oh, jadi papa sama mama enggak tahu ya? Lebih baik begitu sih," sahut Yuki.Yusak dan Yuki terus berbincang sepanjang jalan. Sambil berbincang, mata Yusak menyelisik sekitaran apartemen. Sampai saat keduanya tiba di depan pintu hunian Yuki. Begitu Yuki memasukkan sandi dan membuka pintu, lalu masuk ke dalam rumah, Yuki langsung dipeluk seseorang yang tiba-tiba muncul dari dalam."Lamanya," gumam seseorang itu.Yuki kaget, "bi-bisa le-lepas dulu?" ucapnya pelan."Mati aku. Kenapa dia ada di sini?" batin Yuki."Nggak mau. Saya kangen tahu," kata seseorang yang tak lain adalah Cristopher.Cristopher masih belum sadar, jika ad