Home / Romansa / Hot Night With Boss / 3. Boss Hot Night

Share

3. Boss Hot Night

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 09:09:41

1 minggu kemudian ...

Rumor tentang Yuki yang dibuat oleh Luna menghilang tanpa jejak, tetapi muncul rumor baru dan masih disangkut pautkan dengan Yuki.

Beredar rumor jika Yuki sebenarnya dicampakkan oleh Dion, dan karena tak terima, Yuki yang marah menyerang Dion dan Luna secara brutal.

Amelia yang mendengar rumor itu langsung memasang badan untuk teman baiknya. Dia menyanggah rumor dan meminta semua orang untuk berhati-hati dalam berbicara dan tidak menyebar berita palsu.

"Dasar orang-orang gila," gerutu Amelia.

Yuki tersenyum, "Sudahlah, Mel. Kenapa juga kamu meladeni mereka. Meski kamu jelasin sampai mulutmu berbuih, kalau mereka nggak mau percaya ya percuma. Mereka pasti hanya akan percaya ucapan orang yang ingin mereka percayai. Semakin kamu tanggepin, mereka semakin menjadi."

"Benar sih, tapi aku greget aja gitu. Pengen rasanya ku lakban mulut mereka semua," sahut Amelia gemas sekaligus geram.

"Oh ya, aku dengar atasan baru kita mau datang ya? Bener nggak sih?" tanya Yuki mengalihkan topik pembicaraan.

"Denger-denger dari kenalanku sih gitu. Perusahaan ini sudah diakuisisi oleh pengusaha asing," jawab Amelia menjelaskan.

"Yah, apapun itu dan siapapun Bosnya, setidaknya kita masih bisa bertahan dan bisa makan," sahut Yuki tersenyum.

"Seratus buatmu sayang," puji Amelia.

Amelia dan Yuki terus membahas tentang atasan baru mereka yang sedang dalam perjalanan menuju perusahaan.

***

Sebuah mobil memasuki lobi dan tidak beberapa lama turun seorang laki-laki tampan dengan stelan jas warna hitam dari dalam mobil.

Laki-laki itu berdiri menatap seluruh gedung yang baru saja dibelinya.

"Berikan laporan yang kuminta," kata laki-laki itu pada sekretarisnya.

Seorang laki-laki mendekat dan menyerahkan sebuah dokumen,"Silakan, Pak."

"Bagaimana menurutmu perusahaan ini?" tanya laki-laki tampan pada sekretarisnya.

"Anda akan tahu jika melihatnya langsung, Pak. Pendapat saya tidaklah terlalu berguna," jawab sekretaris.

"Aku akan meratakan bangunan ini jika tak menguntungkan nantinya," kata laki-laki tampan itu dengan serius.

Sekretaris menatap Bosnya, "kalau demikian kenapa anda repot-repot menerima bangunan ini sebagai jaminan hutang, Pak? Andai saja aku bisa mengatakannya. Jika aku katakan aku akan langsung dikirim ke pedalaman," batin sekretaris.

Laki-laki tampan memberikan dokumen kembali pada sekretarisnya dan tidak beberapa lama seseorang mendekatinya. Seseorang yang mendekat menyapa, lalu langsung memperkenalkan diri.

"Selamat datang, Pak Cristopher. Senang bisa bertemu anda. Saya David," David memperkenalkan diri dan menyapa atasan barunya.

Cristopher menganggukkan kepala perlahan, "Ya, senang bertemu denganmu juga, Pak GM."

"Silakan, Pak. Saya akan mengantar anda ke ruangan anda," kata David dengan ramah dan sopan.

"Kita langsung berkeliling saja," kata Cristopher meminta David mengantarnya berkeliling.

David kaget, "Ya? A-anda mau langsung berkeliling?" tanyanya bingung. Tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Ya, apa ada masalah?" jawab Cristopher yang langsung bertanya balik.

"Ti-tidak, Pak. Mari saya antar," jawab David tersenyum cerah.

David membuka jalan, Cristopher mengikuti dan dibelakang Cristopher ada sekretarisnya yang juga mengikuti.

Sesuai keinginan Cristopher, David mengajak Cristopher berkeliling dan memperkenalkan pada para pegawai.

Semua orang terkejut begitu tahu atasan baru mereka langsung berkeliling menampakkan diri.

***

Yuki fokus bekerja. Amelia yang baru saja dari luar langsung heboh begitu datang.

"Yuki, Yuki, Yuki ... " panggil Amelia.

"Kenapa lagi?" tanya Yuki malas.

"Pak Bos ... Pak Bos mau datang ke divisi kita," kata Amelia.

"Pak Bos siapa?" tanya Yuki yang masih fokus bekerja.

Amelia memutar kursi Yuki sehingga dia dan Yuki saling berhadapan.

"Pak Bos yang aku ceritain tadi itu lho. Masa iya kamu udah lupa sih. Kamu kan belum nenek-nenek," kata Amelia gemas.

Yuki kembali memutar kursinya, "datang ya datang saja. Aku sibuk, jangan ganggu aku dulu. Kamu juga cepet kerja sana," kata Yuki tak peduli dengan apa yang Amelia katakan.

Amelia menatap Yuki, "dasar gila kerja," ejeknya.

"Memangnya kamu tahu dari mana Pak Bos datang? Meski datang pun kantornya kan di lantai atas, dia pasti akan langsung ke kantornya dan duduk manis. Nggak mungkin Bos repot-repot keliling kantor liatin kita," kata Yuki mengutarakan isi pikirannya.

"Aku lagi di kamar mandi, terus aku denger anak-anak divisi produksi pada ngebahas tentang Pak Bos. Mereka bilang Pak Bos orangnya dingin kayak kulkas empat pintu," jelas Amelia penuh semangat.

Yuki melanjutkan pekerjaannya tanpa menanggapi perkataan Amelia. Baru saja Amelia ingin mengatakan sesuatu lagi, tiba-tiba David masuk dan meminta semua devisi pemasaran berkumpul.

"Semuanya, bisa berkumpul sebentar. Pak CEO kita datang dan ingin menyapa," kata David.

Semua orang berkumpul termasuk Amelia dan Yuki. Cristopher masuk dalam ruangan dan menyapa.

"Halo, senang bertemu dengan kalian semua. Saya Cristopher Owen, CEO baru di perusahaan ini. Semoga kedepannya kita bisa saling bekerja sama," kata Cristopher tegas.

Mendengar suara yang tak asing, membuat Yuki yang tak seberapa memperhatikan langsung penasaran dengan sosok Cristopher. Begitu melihat wajah Cristopher, Yuki langsung membatu.

"Di-dia kan ... ya Tuhan, dia kan laki-laki yang tidur denganku. Ba-bagaimana ini? Dia tidak mungkin mengenalku, kan? Apa aku pura-pura pingsan saja ya sekarang?" batin Yuki panik bercampur khawatir. Dia segera mundur selangkah utuk bersembunyi di belakang Amelia agar tak terlihat.

David memperkenalkan Cristopher kepada kepala divisi pemasaran dan kepala divisi memperkenalkan staf terbaiknya untuk dipamerkan. Kepala divisi memanggil Yuki. Mau tidak mau Yuki berjalan mendekat dengan wajah menunduk menatap lantai.

Cristopher merasa aneh, meminta Yuki mengangkat kepala agar wajahnya bisa terlihat olehnya.

"Maaf, apa kamu bisa mengangkat kepalamu?" tanya Cristopher.

"Ma-maaf, Pak. Saya sedang tidak enak badan dan wajah saya tidak layak dipandang," jawab Yuki yang khawatir kalau-kalau dia dikenali.

Kepala divisi tertawa, "haha, Yuki kami memang pemalu, Pak. Mohon pengertian anda. Namun, saya bisa menjamin pekerjaannya."

Cristopher menganggukkan kepala, "hm, begitu. Baiklah, silakan lanjutkan pekerjaan kalian. Saya mau berkeliling lagi," kata Cristopher yang lagsung pergi.

Begitu Cristopher pergi, Yuki langsung bergegas kembali ke meja kerjanya dan duduk lemas.

"Padahal aku udah setengah mati ngelupain kejadian itu. Eh, dia malah nongol kayak hantu. Kenapa sih Bos barunya harus dia, kenapa? kenapa?" batin Yuki mengeluh.

Yuki duduk tegap. Menarik napas, lalu mengembuskan napas.

"Tenang, Yuki. Tenang. Dia kan nggak liat mukamu tadi, pasti dia nggak akan ngenalin kamu. Lagian ruangannya di lantai atas, kita nggak akan pernah ketemu. Kecuali aku emang sial aja baru deh ketemu," batin Yuki.

***

Sementara itu di ruangannya, Cristopher duduk diam dan tampak serius memikirkan sesuatu.

"Apa aku salah lihat? Perempuan bernama Yuki dari divisi pemasaran tadi kayak nggak asing. Ah, sial! Apa aku kayak gini gara-gara kepikiran wanita itu ya? Padahal kenal aja enggak, tapi segininya aku mikirin dia. Apa perempuan itu bener-benar gak bisa kutemuin?" batin Cristopher.

"Pak," panggil sekretaris.

Cristopher terkejut, "ah, bisa nggak kamu ketuk pintu dulu, Tom?"

"Pak, saya sudah tiga kali ketuk pintu loh. Bapak ngga jawab-jawab ya saya masuk," jawab Thomas.

"Ada apa?" tanya Cristopher.

"Ini dokumen yang anda minta siapkan," jawab Thomas memberikan sebuah berkas dokumen pada Cristopher.

"Oh, ok. Kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu," kata Cristopher.

"Ya, Pak. Saya permisi," pamit Thomas yang langsung pergi meninggalkan ruangan Cristopher.

Cristopher meletakkan dokumen di atas meja dan mengusap kasar wajahnya.

"Aku gak bisa konsentrasi karena terus kepikiran. Entah apa yang buat aku kayak gini. Apa otakku bermasalah?" gumam Cristopher.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
yuki....itu ceo baru yg bobok sama kamu semalam kan? makanya kamu nunduk hayoloh dia tersinggung sama kamu krn kamu anggap dia sperti giģòlo
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   230. Kebaikan Cristopher

    Sebelumnya ...Saat Cristopher sedang ikut Stevano bertemu seseorang yang baru tiba dari luar negeri.Stevano sedang berbincang dengan rekannya sambil memancing, sedangkan Cristopher ditemani Thomas sedang mengamati dari jarak yang cukup jauh. Cristopher menatap Thomas, "kamu nggak kencan?" tanyanya."Bagaimana bisa kencan. Bukannya anda minta saya temani hari ini?" jawab Thomas mengingatkan."Ah, iya. Maaf, maaf. Aku lupa. Kamu boleh pergi kalau kamu ingin pergi, Tom. Aku tidak apa-apa sendirian. Pergi sana, nanti pacarmu ngomel kamu nggak punya waktu buat dia. Jangan sampai dia datang ke ruanganku dan protes ya," kata Cristopher. Meminta Thomas untuk segera pulang."Tidak masalah soal itu, Pak. Dia sudah punya kesibukannya sendiri," jawab Thomas."Kesibukan apa?" tanya Cristopher."Sibuk jalan-jalan dan berbelanja dengan kekasih anda tentunya," jawab Thomas."Oh, ya? Yuki nggak bilang tuh kalau mau jalan-jalan dan belanja bareng Amelia. Cuma tadi bilang mau keluar aja gitu," sahut

  • Hot Night With Boss   229. Membeli Gaun

    Selesai makan, Yuki dan Amelia langsung pergi. Saat melewati restoran yang tadi menolaknya, terdengar suara teriakan. Amelia memalingkan pandangan, dia menatap di dalam orang sudah ramai."Ada apaan?" tanya Amelia dalam hati."Apaan, Mel? Kok teriak-teriak? Kemalingan?" tanya Yuki yang juga mendengar suara teriakan."Nggak tau juga ada apa. Eh, itu ada orang. Coba kutanya deh. Kepo juga aku," kata Amelia.Amelia menghampiri beberapa orang yang baru saja keluar dari restoran dan bertanya apa hal yang terjadi.Seseorang menanggapi, dan menceritakan singkat apa hal yang terjadi. Rupanya ada seorang pelanggan yang baru saja menampar pelayan karena katanya menagih bill dan pelanggan nggak ada uang buat bayar, katanya sih dompetnya ketinggalan di mobil, di parkiran. Pas mau diantarkan buat ngambil pelanggan yang laki-laki ngeles dan banyak ngomong yang enggak-enggak. Pokoknya gitu deh. Sampai akhirnya si pelayan marah karena dua pelanggan mau kabur. Ngeri benget," ucap seorang perempuan mu

  • Hot Night With Boss   228. Diusir?

    Beberapa hari kemudian ...Tepatnya diakhir pekan, Yuki janjian dengan Amelia untuk membeli gaun di sebuah butik di Giant Mall. Yuki bermaksud menggunakan kartu pemberian Stevano. Dan berniat membelikan Amelia gaun sebagai hadiah."Pacarmu ke mana? Tumben sekali ngajakin aku belanja?" tanya Amelia. Sesaat setelah bertemu dengan Yuki."Pacarku ada acara penting yang mewajibkan dia hadir. Pacarmu sendiri ke mana?" tanya Yuki balik."Pantesan pacarku lembur. Jangan tanya ke mana, pacarku ya pasti ngikutin pacarmu lah. Dia 'kan sekretaris sekaligus tangan kanan pacarmu," jawab Amelia."Haha ... nasib kita samaan ya. Nggak apa-apa, kita puas-puasin belanja haru ini. Aku akan belikan kamu sebuah gaun," kata Yuki tersenyum senang."Wah, serius? Asik ... kebetulan aku nggak punya gaun yang bisa kupakai hari senin besok. Makasih ya Yuki kesayanganku," kata Amelia memeluk Yuki.Yuki segera mendorong Amelia, "iya-iya. Aduh, jangan peluk-peluk ih. Malu dilihat orang. Dasar," omelnya.Amelia mema

  • Hot Night With Boss   227. Keputusan

    Selesai makan malam bersama, Cristopher mengantar Yuki untuk pulang. Di mengantar kekasihnya sampai di depan pintu apartemen, lalu berpamitan pulang."Aku pulang ya," pamit Cristopher."Ya, hati-hati di jalan. Makasih sudah mau mengantar naik padahal kamu lagi capek," kata Yuki."Nggak masalah. Yang penting kamu selamat dan aman sampai di rumah. Masuklah, lalu mandi dan istirahat. Aku akan pergi setelah kamu masuk," kata Cristopher.Yuki menekan sandi mobil dan membuk pintu. "Aku masuk dulu. Dah," kata Yuki."Dah," jawab Cristopher.Yuki menutup pintu, dan tidak lama pintu terbuka. Cristopher yang hendak berbalik pergi pun kembali terdiam menatap ke arah pintu.Yuki keluar dan langsung berlari menghampiri Cristopher."Ada apa?" tanya Cristopher.Yuki tidak menjawab apa-apa, dia langsung mencium pipi Cristopher dan berlari masuk ke dalam apartemen.Cristopher mematung, dia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba ponselnya dalam saku jas bergetar. Diambilnya dan dikeluark

  • Hot Night With Boss   226. Bagaimana Pendapatmu? (2)

    Malam harinya ...Amelia dan Yuki pergi ke parkiran lantai dasar bersamaan. Mereka lantas berpisah karena menaiki mobil yang berbeda.Amelia naik ke mobil Thomas yang sudah menunggu di dalam mobil. Sedangkan Yuki naik ke mobil Cristopher yang juga sudah menunggu Yuki.Yuki menutup pintu mobil, "nunggu lama ya?" tanyanya.Cristopher segera memasang sabuk pengaman Yuki, lalu mencium hidung Yuki."Enggak kok," jawab Cristopher."Tumben turun bareng Amelia?" tanya Cristopher."Ya karena kalian 'kan parkir di tempat yang sama. Kalau beda kami nggak akan mungkin barengan lah," jawab Yuki.Cristopher tersenyum, "iya ya. Aku malah tanya pertanyaan bodoh. Sudah 'kan? Kita pergi kalau sudah. Nggak ada barangmu yang tertinggal? Dompet, ponselmu?" tanya Cristopher menatap Yuki."Nggak ada yang ketinggalan. Semua aman," jawab Yuki."Ok, kita pulang sekarang. Omong-omong, kamu ada mau pergi ke suatu tempat? Atau mau langsung pulang saja?" tanya Cristopher lagi.Yuki sejenak berpikir, lalu memberika

  • Hot Night With Boss   225. Bagaimana Pendapatmu? (1)

    Dion mengajak Luna bicara berdua dia tangga darurat. Dion menginterogasi Luna dan membuat Luna marah sampai menampar Dion."Kamu ini kenapa, sih? Kok main nampar aku," kata Dion. Memegangi wajahnya yang baru saja ditampar."Apanya yang kenapa? Karena kamu pantas ditampar, Dion. Kamu tahu? Aku kayak gini ya gara-gara kamu. Gara-gara mantanmu juga. Kalian itu ngeselin banget. Membawa sial dalam hidupku," kata Luna marah."Sembarangan kalau ngomong. Yang bawa sial itu kamu, tahu. Yang salah kamu, kenapa jadi imbasnya ke aku? Sudah bagus aku mau bantu. Gimana tadi kalau aku nggak bantuin?" jawab Dion.Luna manatap Dion tajam, "bantuin katamu? Sialan, kamu sungguh buat aku pengen muntah, Dion. Gimana bisa dengan nggak tahu malunya kamu bilang bantuin aku? Apa kamu lagi mimpi di siang bolong?" sahut Luna kesal."Dasar nggak tahu terima kasih. Tahu gitu aku nggak sudi ikut ke ruangan kemanan tadi. Kedepannya urus saja semuanya sendiri. Jangan libatkan aku lagi," kata Dion."Memang semuanya a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status