Share

4. Menarik Batas

Penulis: Dea Anggie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-06 09:23:55

Keesokan harinya ...

Yuki berangkat pagi-pagi sekali dengan wajah kusam karena semalaman tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran tentang kejadian bodoh yang diperbuatnya pada Bosnya.

Yuki melihat pintu lift mulai tertutup, sementara dia berada tak jauh. Dengan cepat Yuki berlari menuju lift.

"Tunggu," ucap Yuki meminta orang di dalam lift menahan pintu untuknya. 

Yuki sampai di depan lift, tapi pintu lift sudah tertutup. Namun, sesaat kemudian pintu lift terbuka dan Yuki melihat seseorang yang tak ingin ditemuinya berada di dalam lift.

Mata Yuki melebar, "Dia ... ah, sial sekali. kenapa aku malah ketemu sama dia? Aku nggak boleh ketahuan," batin Yuki panik.

"Tidak masuk?" tanya seseorang di dalam lift, yang adalah Cristopher.

"Si-silakan anda duluan, Pak CEO. Saya menunggu lift selanjutnya saja," jawab Yuki yang langsung menundukkan kepala menghindari tatapan Cristopher.

"Masuklah," pinta Cristopher menatap Yuki.

Yuki terdiam dan tetap menunduk. Cristopher yang melihat Yuki terdiam kembali meminta Yuki untuk masuk ke dalam lift.

"Pilih salah satu, masuk sendiri atau mau saya tarik masuk?" tanya Cristopher dengan nada suara dingin.

Yuki terkejut, "ya? sa-saya masuk sendiri," jawab Yuki.

Yuki berjalan masuk ke dalam lift. Dia berdiri di belakang Cristopher menempel dinding lift. Tak beberapa lama pintu lift langsung tertutup dan lift mulai berjalan naik.

"Kenapa juga dia maksa aku masuk? Mana suaranya ngeri gitu," batin Yuki semakin panik.

Suasana hening, sampai lift berhenti di lantai tujuan Yuki. Pintu lift terbuka dan Yuki langsung bersiap keluar dari lift, tetapi tangan Yuki ditahan oleh Cristopher.

"Nona bar, bisa luangkan waktu sebentar?" tanya Cristopher yang akhirnya mengetahui jika Yuki adalah perempuan di bar yang mengganggunya dan mengacaukan pikirannya akhir-kahir ini.

Deg!

Jantung Yuki berdetak kencang saat Cristopher memanggilnya Nona bar. Itu berarti Cristopher tahu siapa dirinya.

"Dia sudah tahu? Kapan dia tahu?" tanya Yuki dalam hati.

Yuki menatap Cristopher, "ya? anda bicara pada saya?" tanya Yuki yang masih berpura-pura tak mengerti ucapan Cristopher.

Cristopher menutup pintu lift, dan lift berjalan naik ke lantai selanjutnya. Pintu lift terbuka, Cristopher menarik tangan Yuki keluar dari lift dan masuk dalam ruangannya.

Cristopher melepas tangan Yuki, "kenapa kamu menghindari saya, Nona Bar? Bukankah kemarin kamu menundukkan kepala karena tak mau ketahuan?" tanyanya menatap Yuki.

"Saya tidak mengerti maksud anda," jawab Yuki memalingkan pandangan dari Cristopher.

Cristopher tersenyum, lalu memijat pelipisnya pelan. Terlihat jelas kalau Cristopher sudah mulai kesal karena Yuki masih terus berpura-pura tak mengenalnya.

Tidak punya pilihan lain, Cristopher mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan menunjukkan sesuatu pada Yuki.

"Lihat ini," kata Cristopher.

Yuki melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan Yuki pergi dari kamar dengan terburu-buru keesokan harinya setelah malamnya bercumbu mesra dengan Cristopher.

"Berakhir sudah. Aku nggak bisa ngelak lagi kalau kayak gini," batin Yuki.

Yuki memegang tangan Cristopher, "maafkan saya, Pak. Sungguh, saya minta maaf. Saya mengakui kesalahan saya," ucap Yuki yang akhirnya mengakui hal bodoh yang dilakukannya.

"Mengaku salah di bagian mananya? Bagian kamu merayu saya, kamu melarikan diri begitu saja setelah menggoda saya, atau kamu yang memberi saya tips seolah saya ini gigolo?" tanya Cristopher memojokkan Yuki.

"Se-semuanya, Pak. Saya mengakui semuanya. Sejujurnya saat bangun saya bingung juga kaget makanya saya melarikan diri. Soal uang, saya kira hanya sebagai biaya ganti rugi karena sudah melakukan hal bodoh pada anda. Maafkan saya," jelas Yuki yang menyesali perbuatannya.

"Terus apa alasan kamu menghindari saya sebenarnya?" tanya Cristopher serius.

"Karena saya takut sekaligus malu," jawab Yuki jujur.

"Kalau saya nggak lihat data semua karyawan, saya nggak akan pernah tahu kalau perempuan yang saya cari-cari sampai kepala saya pusing ada di perusahaan ini. Pantes aja saat saya lihat kamu saya ngerasa nggak asing. Kamu sudah membuat banyak kesalahan, Nona bar. Jadi, bagaimana kamu akan bertanggung jawab? Cristopher menatap Yuki dengan tatapan mata tajam seolah menusuk.

"A-apa yang harus saya lakukan, Pak? Saya akan melakukan semuanya jika itu bisa membuat amarah anda mereda," jawab Yuki serius.

"Saya nggak percaya ucapanmu," jawab Cristopher yang berjalan menuju mejanya.

Cristopher meletakkan ponselnya di meja dan melapas jasnya, lalu menggantungnya.

"Kenapa? Bagian mana dari ucapan saya yang nggak bisa dipercaya?" tanya Yuki berjalan mendekati Cristopher.

Cristopher menatap Yuki, "siapa yang akan percaya ucapan seseorang yang nggak bertanggung jawab. Setelah datang tak diundang, merayu saya, menggoda saya dan setelah mendapatkan semuanya kamu pergi hanya dengan meninggalkan catatan dan uang."

"Saya kan sudah ngaku kalau salah. Memang benar saya pergi dan nggak bertanggung jawab. Bukan berarti saya nggak bisa dipercaya," kata Yuki tak terima dengan perkataan Cristopher.

"Tunggu, sejak tadi bapak terus bilang bertanggung jawab, bertanggung jawab, memangnya apa yang perlu di pertanggung jawabkan oleh saya? Kita kan melakukannya karena kedua pihak setuju," tanya Yuki menatap Cristopher dengan tatapan mata penuh kecurigaan.

"Itukan yang pertama buat saya," jawab Cristopher.

"Itu juga yang pertama buat saya," sahut Yuki.

"Saya tahu itu," sahut Cristopher.

"Lalu? Kenapa anda meminta saya bertanggung jawab? Saya saja tidak meminta bapak untuk bertanggung jawab," Yuki penasaran dengan alasan Cristopher.

"Kalau kamu minta saya akan bertanggung jawab kok. Kan kamunya aja yang langsung pergi," jawab Cristopher.

"Ya? barusan anda bilang apa?" tanya Yuki kaget.

"Apa sih. Kenapa dia ngomong sesuatu hal yang bikin kepikiran? Dasar nggak jelas," batin Yuki.

Cristopher mendekati Yuki, "saya bilang. Saya akan bertanggung jawab kalau kamu memintanya. Sayangnya kamu nggak minta dan malah pergi. Jadi, saya aja yang minta kamu tanggung jawab."

"Pak, bisa nggak bapak lupain aja kejadian itu? Begini, itu ... saat itu saya mabuk dan melakukan hal bodoh yang saya pikirkan karena sedang marah pada seseorang. Kita kan melakukannya atas kemauan bersama. Toh kita nggak saling kenal. Jadi, anggap saja itu semacam one night stand. Saya nggak akan minta bapak bertanggung jawab," Yuki ingin hubungan malam panas diantara dia dan Cristopher dilupakan saja demi kenyamanan bersama.

"Dengan gini dia pasti ngerti kan? Aku sudah tegas bilang nggak butuh dia tanggung jawab. Bukannya dia harusnya seneng nggak perlu repot tanggung jawab?" batin Yuki.

"Saya nggak mau," tolak Cristopher.

Yuki terkejut, "ke-kenapa tidak?" tanyanya.

"Saya berani berbuat saya juga harus berani bertanggung jawab. Saya bukan laki-laki yang nggak tahu malu  yang cuma mencicipi dan pergi gitu aja," jelas Cristopher serius.

"Kalau perempuan itu bukan saya, apakah bapak akan seperti ini?" tanya Yuki ingin tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Cristopher.

"Tidak. Saya bukan laki-laki  yang akan tidur dengan sembarang perempuan. Saya melakukannya karena itu kamu," jawab Cristopher.

"Maksud anda? Anda tertarik dengan saya?" tanya Yuki memastikan apa yang dipikirkannya.

"Ya," jawab singkat Cristopher.

Yuki terdiam tak bisa berkata-kata. Dia tak menyangka kalau Cristopher akan berterus terang dan jujur mengakui perasaannya.

"Aduh, kepalaku langsung pusing. Kenapa jadi gini sih?" batin Yuki.

"Saya menghargai pemikiran bapak yang ingin bertanggung jawab. Namun, saya tidak ingin terlibat hubungan apapun dengan bapak kecuali hubungan kerja karena bagaimanapun anda adalah atasan saya. Saya harap anda mengerti dan bisa memahami keputusan saya. Saya masih harus bekerja, Pak. Permisi," Setelah mengutarakan isi pikirannya, Yuki langsung berpamitan dan pergi meninggalkan Cristopher sendiri dalam ruangan.

Cristopher hanya diam menatap kepergian Yuki, lalu tersenyum tipis.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
rachel metusala
aduh gemes .. lihat tingkah yuki .. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hot Night With Boss   230. Kebaikan Cristopher

    Sebelumnya ...Saat Cristopher sedang ikut Stevano bertemu seseorang yang baru tiba dari luar negeri.Stevano sedang berbincang dengan rekannya sambil memancing, sedangkan Cristopher ditemani Thomas sedang mengamati dari jarak yang cukup jauh. Cristopher menatap Thomas, "kamu nggak kencan?" tanyanya."Bagaimana bisa kencan. Bukannya anda minta saya temani hari ini?" jawab Thomas mengingatkan."Ah, iya. Maaf, maaf. Aku lupa. Kamu boleh pergi kalau kamu ingin pergi, Tom. Aku tidak apa-apa sendirian. Pergi sana, nanti pacarmu ngomel kamu nggak punya waktu buat dia. Jangan sampai dia datang ke ruanganku dan protes ya," kata Cristopher. Meminta Thomas untuk segera pulang."Tidak masalah soal itu, Pak. Dia sudah punya kesibukannya sendiri," jawab Thomas."Kesibukan apa?" tanya Cristopher."Sibuk jalan-jalan dan berbelanja dengan kekasih anda tentunya," jawab Thomas."Oh, ya? Yuki nggak bilang tuh kalau mau jalan-jalan dan belanja bareng Amelia. Cuma tadi bilang mau keluar aja gitu," sahut

  • Hot Night With Boss   229. Membeli Gaun

    Selesai makan, Yuki dan Amelia langsung pergi. Saat melewati restoran yang tadi menolaknya, terdengar suara teriakan. Amelia memalingkan pandangan, dia menatap di dalam orang sudah ramai."Ada apaan?" tanya Amelia dalam hati."Apaan, Mel? Kok teriak-teriak? Kemalingan?" tanya Yuki yang juga mendengar suara teriakan."Nggak tau juga ada apa. Eh, itu ada orang. Coba kutanya deh. Kepo juga aku," kata Amelia.Amelia menghampiri beberapa orang yang baru saja keluar dari restoran dan bertanya apa hal yang terjadi.Seseorang menanggapi, dan menceritakan singkat apa hal yang terjadi. Rupanya ada seorang pelanggan yang baru saja menampar pelayan karena katanya menagih bill dan pelanggan nggak ada uang buat bayar, katanya sih dompetnya ketinggalan di mobil, di parkiran. Pas mau diantarkan buat ngambil pelanggan yang laki-laki ngeles dan banyak ngomong yang enggak-enggak. Pokoknya gitu deh. Sampai akhirnya si pelayan marah karena dua pelanggan mau kabur. Ngeri benget," ucap seorang perempuan mu

  • Hot Night With Boss   228. Diusir?

    Beberapa hari kemudian ...Tepatnya diakhir pekan, Yuki janjian dengan Amelia untuk membeli gaun di sebuah butik di Giant Mall. Yuki bermaksud menggunakan kartu pemberian Stevano. Dan berniat membelikan Amelia gaun sebagai hadiah."Pacarmu ke mana? Tumben sekali ngajakin aku belanja?" tanya Amelia. Sesaat setelah bertemu dengan Yuki."Pacarku ada acara penting yang mewajibkan dia hadir. Pacarmu sendiri ke mana?" tanya Yuki balik."Pantesan pacarku lembur. Jangan tanya ke mana, pacarku ya pasti ngikutin pacarmu lah. Dia 'kan sekretaris sekaligus tangan kanan pacarmu," jawab Amelia."Haha ... nasib kita samaan ya. Nggak apa-apa, kita puas-puasin belanja haru ini. Aku akan belikan kamu sebuah gaun," kata Yuki tersenyum senang."Wah, serius? Asik ... kebetulan aku nggak punya gaun yang bisa kupakai hari senin besok. Makasih ya Yuki kesayanganku," kata Amelia memeluk Yuki.Yuki segera mendorong Amelia, "iya-iya. Aduh, jangan peluk-peluk ih. Malu dilihat orang. Dasar," omelnya.Amelia mema

  • Hot Night With Boss   227. Keputusan

    Selesai makan malam bersama, Cristopher mengantar Yuki untuk pulang. Di mengantar kekasihnya sampai di depan pintu apartemen, lalu berpamitan pulang."Aku pulang ya," pamit Cristopher."Ya, hati-hati di jalan. Makasih sudah mau mengantar naik padahal kamu lagi capek," kata Yuki."Nggak masalah. Yang penting kamu selamat dan aman sampai di rumah. Masuklah, lalu mandi dan istirahat. Aku akan pergi setelah kamu masuk," kata Cristopher.Yuki menekan sandi mobil dan membuk pintu. "Aku masuk dulu. Dah," kata Yuki."Dah," jawab Cristopher.Yuki menutup pintu, dan tidak lama pintu terbuka. Cristopher yang hendak berbalik pergi pun kembali terdiam menatap ke arah pintu.Yuki keluar dan langsung berlari menghampiri Cristopher."Ada apa?" tanya Cristopher.Yuki tidak menjawab apa-apa, dia langsung mencium pipi Cristopher dan berlari masuk ke dalam apartemen.Cristopher mematung, dia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba ponselnya dalam saku jas bergetar. Diambilnya dan dikeluark

  • Hot Night With Boss   226. Bagaimana Pendapatmu? (2)

    Malam harinya ...Amelia dan Yuki pergi ke parkiran lantai dasar bersamaan. Mereka lantas berpisah karena menaiki mobil yang berbeda.Amelia naik ke mobil Thomas yang sudah menunggu di dalam mobil. Sedangkan Yuki naik ke mobil Cristopher yang juga sudah menunggu Yuki.Yuki menutup pintu mobil, "nunggu lama ya?" tanyanya.Cristopher segera memasang sabuk pengaman Yuki, lalu mencium hidung Yuki."Enggak kok," jawab Cristopher."Tumben turun bareng Amelia?" tanya Cristopher."Ya karena kalian 'kan parkir di tempat yang sama. Kalau beda kami nggak akan mungkin barengan lah," jawab Yuki.Cristopher tersenyum, "iya ya. Aku malah tanya pertanyaan bodoh. Sudah 'kan? Kita pergi kalau sudah. Nggak ada barangmu yang tertinggal? Dompet, ponselmu?" tanya Cristopher menatap Yuki."Nggak ada yang ketinggalan. Semua aman," jawab Yuki."Ok, kita pulang sekarang. Omong-omong, kamu ada mau pergi ke suatu tempat? Atau mau langsung pulang saja?" tanya Cristopher lagi.Yuki sejenak berpikir, lalu memberika

  • Hot Night With Boss   225. Bagaimana Pendapatmu? (1)

    Dion mengajak Luna bicara berdua dia tangga darurat. Dion menginterogasi Luna dan membuat Luna marah sampai menampar Dion."Kamu ini kenapa, sih? Kok main nampar aku," kata Dion. Memegangi wajahnya yang baru saja ditampar."Apanya yang kenapa? Karena kamu pantas ditampar, Dion. Kamu tahu? Aku kayak gini ya gara-gara kamu. Gara-gara mantanmu juga. Kalian itu ngeselin banget. Membawa sial dalam hidupku," kata Luna marah."Sembarangan kalau ngomong. Yang bawa sial itu kamu, tahu. Yang salah kamu, kenapa jadi imbasnya ke aku? Sudah bagus aku mau bantu. Gimana tadi kalau aku nggak bantuin?" jawab Dion.Luna manatap Dion tajam, "bantuin katamu? Sialan, kamu sungguh buat aku pengen muntah, Dion. Gimana bisa dengan nggak tahu malunya kamu bilang bantuin aku? Apa kamu lagi mimpi di siang bolong?" sahut Luna kesal."Dasar nggak tahu terima kasih. Tahu gitu aku nggak sudi ikut ke ruangan kemanan tadi. Kedepannya urus saja semuanya sendiri. Jangan libatkan aku lagi," kata Dion."Memang semuanya a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status