Share

BAB V

Penulis: depe_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-06 12:47:09

Dengan langkah gontai dan perasaan yang campur aduk, Jasmine masuk ke dalam rumah. Jasmine masih juga tidak percaya dengan apa yang sudah dia alami barusan.

“Ya Tuhan Jasmine, aku betul-betul mencemaskanmu. Apakah kamu sama sekali tida buka handphone? Aku mengirimu puluhan pesan w******p menanyakan kondisimu,” teriak Aileen ketika Jasmine mulai menginjakkan kakinya di ruang tamu.

“Yas, kenapa kamu diam saja? Yas, kamu kenapa? Apa yang dilakukan Darren padamu sehingga kamu diam saja seperti ini?” Aileen yang panik melihat Jasmine hanya terdiam dan melamun setelah kembali dari bertemu dengan Darren, menganggap bahwa Darren telah melakukan perbuatan tak menyenangkan yang menyakiti hati Jasmine.

“Jasmine,” Aileen menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine.

Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

“Aku sama Darren pacaran, Len,” ujar Jasmine lirih, sangat lirih sehingga Aileen tak mendengarnya.

“Gimana, Yas? Barusan kamu bilang apa? Aku sama sekali tidak dengar,” ujar Aileen berusaha meminta Jasmine untuk mengatakannya lebih keras.

“AKU SAMA DARREN PACARAN, LEN!” Jasmine menaikkan nada bicaranya hingga sedikit berteriak.

“KOK BISA?” tak kalah keras dengan suara Jasmine, Aileen yang terkejut dengan berita yang dibawa Jasmine, ikut meninggikan nada bicaranya.

Aileen penasaran dengan apa yang barusan dikatakan Jasmine. Batin Aileen. apa yang sebenarnya terjadi sehingga Jasmine bisa memutuskan untuk berpacaran dengan Darren ? Aileen kemudian duduk disamping Jasmine dan Jasmine mulai menjelaskan apa yang dialaminya tadi kepada Aileen.

“Terus kamu ingin tetep menjalaninya, Yas?” ujar Aileen.

“Kalaupun kamu memang tak berniat sama sekali untuk menjalaninya, kamu bisa memutuskan untuk menyudahinya, Yas. Jangan sampai kamu menyesal nantinya,” Aileen mulai khawatir dengan kondisi Jasmine yang terlihat murung setelah pertemuannya dengan Darren. Aileen sangat paham dengan Jasmine tersebut.

“Aku sama sekali tidak bisa menolaknya, Len. Entahlah. Akupun takt ahu apa yang membuatku tak dapat menolak Darren. Entah karena ancamannya, atau karena aku mulai luluh dengan perlakuan  Darren padaku,” ujar Jasmine sembari menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

“Yas, aku mohon, jangan bilang kalau kamu saat ini sudah mulai suka sama Darren! Kamu kan tahu sendiri Yas kalo-“ Belum selesai Aileen melanjutkan kata-katanya, terdengar suara ketukan dari pintu depan rumah Jasmine.

Tok tok tok

“Permisiiiiii!” teriak seseorang dari luar.

Jasmine berjalan ke arah pintu dan membuka pintu dengan hati-hati.

“Iya, cari siapa ya, mas?” ujar Jasmine kepada laki-laki asing yang berdiri di teras rumahnya itu.

“Dengan Nona Jasmine?” ujar laki-laki tersebut.

Laki-laki itu terlihat seperti petugas pengantar barang, dilihat dari jaket yang dikenakannya. Di jaket yang dikenakan laki-laki tersebut terdapat tulisan sebuah nama perusahaan ekspedisi.

“Iya, saya sendiri. Ada apa ya, mas?” ujar Jasmine mulai penasaran karena dalam waktu dekat ini dia tak merasa berbelanja online. Sedangkan yang ada di akun My Mart milik Jasmine masih dalam proses menunggu pengiriman.

“Nona Jasmine, saya diminta Tuan Darren untuk mengantarkan beberapa bingkisan ini untuk anda,” ujar kurir tersebut.

“Bingkisan dari Darren?” ujar Jasmine sembari memperhatikan apa yang dimaksudkan oleh kurir tadi.

Sebanyak lima buah tas belanja dengan berbagai macam ukuran dari salah satu merk fashion kelas atas berjajar rapi di teras rumahnya saat ini. Jasmine benar-benar hampir dibuat gila oleh apa yang sudah dilakukan Darren padanya. Jasmine tak habis pikir dengan kelakuan Darren.

“Eummm, ya sudah minta tolong dimasukkan ke dalam ya, mas!” ujar Jasmine mempersilahkan kurir tersebut untuk menaruh barang-barang pemberian Darren ke dalam rumahnya.

“Baik, Nona,” ujar kurir tersebut sembari membawa semua tas belanja tersebut dan memasukannya ke dalam ruang tamu rumah Jasmine serta menaruhnya secara rapi di meja ruang tamu Jasmine.

Tring Tring Tring

Tepat setelah kurir itu pergi, handphone Jasmine berbunyi tanda ada sebuah panggilan masuk. Tak lama Jasmine langsung menerima panggilan tersebut.

“Halo,” ujar Jasmine lirih.

“Sayang, sudah terima paketan dari aku? Besok dipakai ya! Besok pasti kamu akan terlihat begitu mempesona. Sampai ketemu besok, cantik,” ujar seseorang dari balik panggilan itu yang tidak lain adalah Darren.

Belum sempat Jasmine menjawabnya, Darren sudah menutup panggilan teleponnya.

Tring

Sekarang notifikasi dari pesan w******p yang masuk ke handphone Jasmine. Tanpa menunggu lama, Jasmine langsung membuka pesan tersebut.

[Besok aku jemput jam 10.00 ya

Dandan yang cantik

Aku sudah nggak sabar menunggu hari besok

See you, sweetheart]

Jasmine berdiri mematung sambil memandangi layar handphonenya dan sesekali melirik deretan tas belanja yang ada di depan matanya saat ini. Dia bahkan tidak harus bagaimana menjawab pesan w******p dari Darren itu.

Jasmine masih bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Bagaimana bisa dia tiba-tiba berpacaran dengan Darren, bagaimana bisa Darren melakukan ini semua padanya, dan masih banyak pertanyaan lain yang memenuhi pikirannya saat ini.

“Yas,” ujar Aileen sembari menepuk pundak Jasmine.

“Astaga,” Jasmine yang daritadi melamun sontak kaget dengan seseorang yang menepuk pundaknya.

“Yas, kamu belanja sebanyak ini? Buat apa coba? Kamu sebelumnya nggak pernah belanja sebanyak ini deh,” ujar Aileen sembari memperhatikan deretan tas belanja yang berjajar rapi di meja ruang tamu Jasmine.

“Aileen, kamu percaya kalau ini semua aku yang beli? Ini semua kiriman dari Darren,” ujar Jasmine dengan nada pasrah.

“DARREN?” lagi-lagi hampir saja suara Aileen menggemparkan seisi rumah Jasmine.

“Sssst, Leeen, kamu bisa nggak sih kalau nggak teriak-teriak?” ujar Jasmine sembari menutup mulut Aileen dengan kedua tangannya.

“Maaf, Yas. Aku cuma nggak habis pikir, kenapa Darren melakukan ini semua sama kamu ?” ujar Aileen.

Jasmine yang saat ini tidak bersemangat untuk menjelaskan apapun pada siapapun termasuk sahabatnya, memilih untuk menunjukkan pesan w******p terakhir dari Darren kepada Aileen.

“Hah? Maksudnya Darren besok mengajakmu pergi dan ini semua dia belikan untuk kamu pakai besok saat pergi dengannya?”

“Gila, benar-benar gila. Dasar laki-laki,” ujar Aileen sembari mengintip isi dari semua tas belanja yang diberikan oleh Darren.

“Jasmine, ini mahal-mahal banget. Ya Tuhan,” ujar Aileen tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Entahlah, Len. Aku tak paham lagi dengan ulah manusia satu itu. Apakah memang hobinya buang-buang uang seperti ini?,” ujar Jasmine sembari membuka satu persatu tas belanja itu.

“Apa jangan-jangan ini Darren lakukan kepada setiap wanita yang didekatinya? Tahu sendiri kan laki-laki seperti Darren, memiliki paras yang tampan dan statusnya sebagai CEO My-Mart pasti banyak wanita yang mengejar-ngejar dia,” ujar Aileen.

“Tapi kenapa dia harus melakukan ini semua ke aku? Kamu tahu sendiri kan kalau sampai detik ini saja bahkan aku tak pernah mengejar-ngejarnya seperti kebanyakan wanita ganjen di tempat gym,” ujar Jasmine masih diselimuti rasa penasaran dengan apa yang dilakukan Darren padanya.

Meskipun Darren dan Jasmine sering bertemu di tempat gym, tapi keduanya sangat jarang berbincang berdua dalam waktu yang lama. Perbincangan mereka pun hanya sekedar basa-basi yang menurut Jasmine bukanlah sesuatu yang dianggapnya penting.

Lagi-lagi Jasmine merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tamu rumahnya sembari tenggelam dengan pikirannya yang carut marut saat ini.

“Andai saja malam itu aku nggak pingsan, apakah hal ini akan tetap terjadi padaku, Len?” ujar Jasmine.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXIII

    Darren masih tak berkedip mengamati wanita pujaannya itu. "Memang aku tak salah menambatkan hatiku padamu, Jasmine. Kamu benar-benar wanita yang sempurna," Darren pun tak berhenti memberikan pujian untuk kekasihnya itu."Ish, kamu ini, bisa nggak kalau nggak berlebihan kaya gitu," Jasmine memukul pelan pundak Darren. Tak bisa dipungkiri bahwa pujian dan tatapan Darren membuatnya salah tingkah. Wanita mana yang tidak meleleh mendangar pujian dan perlakuan seperti yang didapatkan Jasmine itu."Sayang, aku jujur. Kamu benar-benar wanita sempurna yang pernah aku temui. Aku bahkan rela melakukan hal apapun hanya untuk melihat senyum di wajah cantikmu itu, untuk melihatmu tetap ada disisiku," Darren menggenggam erat kedua tangan Jasmine, sembari menatap lekat-lekat ke wajah wanita pujaannya itu. "Jasmine, berjanjilah padaku, bahwa apapun dan bagaimanapun keadaan yang akan terjadi kedepannya, berjanjilah bahwa kau tak akan meninggalkanku! Berjanjilah bahwa kau akan selalu bersamaku dan berja

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXII

    Tak lama kemudian, helikopter yang ditumpangi Darren dan Jasmine telah mendarat. Setelah mengemasi barang pribadi milik mereka, keduanya menuruni helikopter tersebut dengan hati-hati. Raymond ternyata sudah turun terlebih dahulu dan mengantarkan koper keduanya ke resort yang berada tak jauh dari helipad yang ada di pulau pribadi milik keluarga besar Darren itu.Sebuah pulau pribadi dengan garis pantai yang cukup panjang, hamparan pasir putih yang sungguh cantik dan air lautnya yang jernih memancarkan warna turquoise, serta suasananya yang masih asri juga alami, membuat siapapun akan terpesona dengan keindahan pulau pirbadi milik keluarga Darren tersebut. Dari air lautnya yang jernih, dapat terlihat karang yang beraneka ragam bentuk serta warnanya. Selain itu, terdapat hutan yang subur nan hijau yang kaya dengan berbagai jenis burung, binatang dan juga tumbuhan liar menambah kesan asri dari pulau tersebut.Tak hanya itu, di pulau pribadi milik keluarga besar Darren ini terdapat dua bua

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXI

    Lima menit berjalan, Jasmine dan Darren terlihat masih sangat menkmati percumbuan itu. Darren merasakan degup jantungnya berdetak sangat cepat, debaran-debaran cinta yang sudah lama tak ia rasakan, kini kembali dirasakannya. "Gila, wanita ini memang berbeda. Aku tak pernah merasakan senyaman ini berada di pelukan seorang wanita. Jasmine, aku benar-benar mencintaimu, kau tak boleh meninggalkanku," ujar Darren dalam hatinya.Darren yang sudah mulai merasakan puncak gairahnya, segera membopong tubuh Jasmine untuk duduk di pangkuannya. Sama halnya dengan Darren, Jasmine yang sudah merasakan berada di puncak gairahnya, tak dapat menolak perintah Darren, Saat ini tubuh Jasmine berada di pangkuan Darren dan wajah cantiknya saat ini tepat berada di depan wajah tampan Darren Cameron Barraq."Jasmine, aku sungguh mencintaimu, sangat mencintaimu. Tolong, jangan ada pikiran untuk meninggalkanku, aku tak akan tahu bagaimana hidupku setelah ini jika tak ada kamu disisiku," tak menunggu Jasmine menj

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XX

    Sebuah helikopter berwarna hitam mengkilap dengan simbol sebuah perusahaan yang ternyata adalah simbol perusahaan milik Darren sudah menunggu Darren dan Jasmine di landasan helikopter yang berada di lantai paling atas gedung rumah sakit tersebut. "Silahkan Pak Darren dan Bu Jasmine, helikopternya sudah siap," ujar Sari mempersilahkan Darren dan Jasmine untuk masuk ke dalam helikopter yang sudah dari dua jam yang lalu tersedia di landasan helikopter tersebut. "Terimakasih banyak atas bantuannya Mbak Sari dan Mas Gusti, saya sudah menitipkan sesuatu untuk kalian lewat Pak Bagas. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih untuk pelayanan kalian yang luar biasa," Darren menjabat tangan Sari dan Gusti secara bergantian. "Wah, saya merasa tersanjung dengan apa yang bapak katakan. Terimakasih sekali bapak, hati-hati dalam perjalanan dan selamat berlibur," ujar Gusti saat Darren menjabat tangannya. Lagi-lagi Jasmine dibuat berdiri seperti patung ketika melihat kenyataan yang ada didepannya saat

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XIX

    Jasmine bergegas memasuki mobil sedan berwarna hitam yang telah terparkir di depan rumahnya. Darren sudah menunggu disitu lebih dari dua puluh menit. Sebelumnya Darren sudah berjanji akan menjemput Jasmine tepat pukul sembilan, dan seperti yang telah dijanjikan Darren, pukul sembilan tepat Darren sudah berada di depan rumah Jasmine. Sedangkan Jasmine masih ternyata belum siap, dia masih bersiap dan mengemasi barang apa saja yang akan dibawanya liburan bersama kekasihnya itu. Jasmine hari ini kesiangan, dia baru bangun pukul setengah sembilan dan langsung mandi, bersiap-siap dan berkemas."Ya Tuhan, terimakasih karena Kau sudah mengirimkan bidadari untukku," Darren mengamati setiap inci tubuh Jasmine sembari menyalakan mesin mobilnya."Kamu ini bukannya marah karena lama nunggu akunya," ujar Jasmine. Terlihat rona merah muncul di kedua pipinya."Sayang, aku mana bisa marah-marah sama bidadari. Lagipula, aku memang orangnya paling nggak bisa marah-marah, apalagi sama orang yang aku saya

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVIII

    "Jasmine sudah pulang, nak?" ujar Ana ketika melihat sosok Jasmine yang berjalan masuk dari pintu ruang tamu. Saat itu memang lampu ruang tamu dalam keadaan remang-remang. Membuat pandangan mata tak begitu jelas."Lho, mama kok disini? Mama kenapa jam segini belum tidur?" Jasmine sedikit terkejut melihat Ana yang saat ini sedang duduk santai di sofa ruang tamu sembari menyilangkan kedua kakinya dan memainkan alat komunikasi selularnya."Iya sayang, mama belum bisa tidur. Daritadi sudah coba untuk tidur tapi belum bisa tidur juga. Mama bosen di kamar, jadi mama memutuskan duduk-duduk di sini sambil cari suasana lain, ya sudah sekalian nungguin Jasmine sama Mas Dani," Ana meletakkan alat komunikasi selularnya itu ke atas meja kaca yang berada disampingnya."Mama kenapa? Ada yang sedang mama pikirkan? Atau mama sakit? Tidak enak badan?" Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa dimana Ana duduk kemudian memeluk tubuh wanita paruh baya yang ada disampingnya itu. Jasmine terlihat sangat mengkha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status