Share

Hug Me Papa
Hug Me Papa
Penulis: Nanaa_

1

Penulis: Nanaa_
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-04 13:51:02

Langkah kakinya yang mungil itu terus menyusuri jalanan yang sepi, anak rambutnya bergoyang tertiup angin, Jovian atau yang kerap disapa Jovan-nie anak laki-laki baru menginjak usia 10 tahun itu bersenandung kecil.

Jemarinya menggenggam erat setangkai bunga matahari dan bibir mungil itu tak henti-hentinya tersenyum, Jovian akan memberikan bunga ini pada sang Mama dan Papanya. Namun langkah kakinya terhenti saat suara pecahan barang dan teriakan sang ibu terdengar.

"Kau menyembunyikan nya selama ini!! Kau tega pada Jovian!!"

"Sudah kubilang itu kesalahan!"

"Tapi wanita itu sudah memiliki anak hasil perbuatan mu William!"

"Maka izinkan aku untuk menikahinya Helena!!"

Perdebatan hingga makian dari bibir sang ayah pun semakin keras, Jovian tidak mengerti mengapa Mama dan Papanya bertengkar hebat, bukankah hari ini adalah hari pernikahan mereka? Seharusnya mereka bahagia dan merayakannya seperti biasa, bercanda dan tertawa bahagia.

"Lalu bagaimana dengan ku dan Jovian William??"

"Pilihan mu hanya dua, izinkan aku untuk menikahinya atau kau cerai tanpa mendapatkan sepeserpun harta dariku!"

Teriakan itu semakin membuat Jovian takut, Jovian kecil meringkuk di depan pintu kamar orang tuanya dengan telapak tangan yang menutupi telinganya, berharap pertengkaran hebat itu pun tak terdengar olehnya.

"Bagaimana dengan Jovian?? William jangan gila!!"

"Maka bawalah Jovian Helena!"

Tangisan pedih sang ibu terdengar menyakitkan ditelinga Jovian, suara langkah kaki dari dalam kamar pun membuat Jovian tersadar jika sang ibu akan menemukannya di sini dengan keadaan menyedihkan, Jovian pun langsung berlari menuju kamarnya dan masuk ke dalam selimut tebal dan menangis dalam diam.

Pintu kamar Jovian terbuka menampilkan sang ibu yang tersenyum sedih melihat sang anak menangis diam-diam, Jovian-nya pasti mendengar pertengkarannya dengan sang suami. Helena segera mengusap sudut matanya yang dibanjiri air mata dan berjalan mendekati Jovian.

Jovian-nya lah yang paling tersiksa disini, dia tidak mengerti apa-apa lalu di pisahkan dengan ayahnya yang brengsek. Helena tidak menyangka jika William memiliki anak hasil hubungan gelap dimasa lalu dan memiliki anak, bahkan tiga tahun lebih tua dari Jovian. Dan wanita itu ingin suaminya menikah dengannya, melupakan jika pria itu memiliki istri dan putra kecil. Helena tak masalah jika anak itu di asuh olehnya, tetapi William tetap bersikukuh untuk tetap menikahi wanita itu.

Mimpi buruk Helena ternyata menjadi sungguhan, dulu Helena berjanji jika dia memiliki buah hati maka Helena tidak akan membuat sang anak merasakan apa itu perceraian dan tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Ternyata itu hanya bertahan untuk beberapa tahun saja, Helena mengingkari janjinya atau William yang memberikan janji palsu?

"Jovian? Jovian-nie ikut Mama ya?" Ucap Helena sambil mengusap punggung bergetar dibalik selimut itu.

"Aku bukan anak nakal kan?" Tanya nya lagi

"Bukan ma." Jawab Jovian parau.

"Maka Jovian harus patuh pada Mama sayang, Jovian ikut dengan Mama ya?"

Tetap berusaha untuk tidak menangis di hadapan Jovian, terus membujuk Jovian hingga Jovian mengangguk ingin ikut dengannya membuat Helena lega bukan main.

"Mama sayang Jovian." Helena memeluk tubuh mungil itu dengan erat, mengecup pucuk kepala Jovian sayang dengan air mata berderai. Mendekap hangat tubuh putranya yang bergetar menangis dengan terus menggumankan kata maaf.

"Mama janji, Jovian akan bahagia."

Terkadang ada sebagian orang yang saat masa kanak-kanaknya itu tidak bahagia, menjadi korban keegoisan orang tua dan berakhir terluka dengan janji-janji yang menurutnya akan membuat dirinya bahagia, padahal itu hanyalah fana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hug Me Papa   17

    Lorong itu sangat gelap, pengap dan tidak ada cahaya matahari yang masuk selain ventilasi udara di atas sana. Jovian menghela nafasnya berat, dalam hatinya terus bergumam jika keputusannya ini tidak salah. Jovian rela menukar apapun asalkan ibunya sembuh, seperti saat ini. Jovian akan meminjam uang kepada Mafioso dari China untuk pengobatan sang ibu, tak peduli keselamatan nyawanya terancam sekalipun."Kau sudah menungguku anak muda?" Suara berat itu terdengar dari belakan tubuh Jovian.Ketukan sepatu pantofel terdengar menggema membuat bulu kuduk Jovian meremang, dengan gugup Jovian meremas tangannya yang berkeringat itu dengan kuat. Matanya terpejam agar tidak takut, dan perlahan bola mata coklat itu terbuka, melihat pria berbadan besar yang menatapnya dengan seringai bengis."Saya Jovian." Ucap Jovian, dia berusaha menutupi ketakutannya."Ya aku tahu, apa yang kau butuhkan? Aku salut dengan keberanian mu mendatan

  • Hug Me Papa   16

    "Surat lagi? Wanita itu benar-benar tidak tahu malu!" Sepucuk surat yang sedikit lecek itu terlempar le pojok ruang kerja milik William, pria itu mendesis marah saat melihat nama yang membuatnya sesak itu tertulis di surat itu. Jangankan untuk membacanya membuka surat itu saja saranya William tidak sudi! Helena, wanita yang meninggalkan luka dihatinya itu sudah dua kali mengirimkan surat ke alamat rumahnya. William menyeringai sinis, ternyata mantan istrinya itu memang mempunyai nyali yang besar untuk membuang harga dirinya seperti ini. "Kau pikir aku bodoh? Semua wanita sama saja! Uang dan uang bahkan istriku juga." ucap William sambil memukul meja kerjanya. Mendengus saat memikirkan mengapa mantan istrinya mengirimkan surat setelah bertahun-tahun berpisah, apa laki-laki barunya jatuh miskin? Atau Helena dicampakkan sampai jatuh miskin? Memikirkan itu membuat William khawatir dengan putranya Jovian pasti dia sangat menderita.

  • Hug Me Papa   15

    Jovian menguap dan meregangkan persendiannya, menatap jam dinding yang menunjukan pukul 12 malam.Menatap sepucuk surat yang sudah ditulis oleh ibunya yang sudah rapi dan tinggal dikirim ke kantor pos nanti, sejujurnya Jovian sangat ingin membaca surat itu namun melihat gelagat Helena seperti merahasiakan sesuatu darinya membuat Jovian urung. Jovian hanya berfikir positif jika apa yang ibunya tulis bukanlah sesuatu yang akan membuatnya sedih.Apa papa akan membalas nya? gumam Jovian meremat kertas itu.Jovian sudah sering memberikan harapan palsu pada ibunya dan Jovian tak suka itu, membuat Helena kecewa itu sangat buruk bagi Jovian. Mengapa Mama ingin bertemu Papa? Dan mengapa suratnya tak dibalas oleh William saat itu? Banyak pertanyaan yang berkumpul di otaknya namun tak sanggup menanyakan hal itu pada ibunya, Jovian tak ingin membuat Helena merasa tak nyaman.Aku harap Papa membalasnya. ucap Jovian dan memasukan surat itu pada ransel yang selalu ia bawa.

  • Hug Me Papa   14

    Jovian berlari sekuat mungkin untuk segera sampai di rumah sakit, kata bibi Marry pemilik tempat Jovian bekerja ibunya sedang kritis. Jovian tidak memiliki ponsel bahkan sekalipun yang murah karena Jovian tidak punya uang lebih, jadi bibi Marry berbaik hati untuk menjadi perantara antara Jovian dan Dokter yang mengurus Helena."Mama..." Jovian melirih, air matanya sudah menggenang di pelupuk hingga membuat pandangan Jovian memburam."Aku mohon jangan...""Jangan ambil Mama."Meracau tak jelas dengan air mata mengalir membuat Jovian menjadi tontonan orang yang sedang berlalu lalang namun Jovian tidak peduli, apapun itu asalkan dia tepat waktu untuk menemui ibunya.Nafasnya tersengal dan dadanya bergemuruh saat netranya melihat gedung rumah sakit tempat Helena dirawat, Jovian segera berlari menuju ruangan ibunya dan bertemu dengan salah satu dokter yang baru saja keluar dari kamar rawat Helena."Dokter!""Bagaimana dengan Mama?" Ta

  • Hug Me Papa   13

    "Terimakasih." Jovian melambaikan tangannya pada pembeli susu, hembusan nafasnya tersengal namun tak melunturkan senyuman manis nya, Jovian bersyukur karena pembeli susu bertambah.Jovian mendongakkan wajahnya ke langit, hari yang cerah. Jovian menyukai birunya langit cerah namun tidak dengan panasnya. Sudah satu bulan semenjak Jovian mengirim surat pada ayahnya namun tak kunjung dibalas, Jovian tersenyum miris memikirkan itu, entah karena ayahnya tidak mau membantunya atau tidak membaca surat darinya dan berakhir Jovian yang meminjam uang pada seseorang dan Jovian bersyukur karena masih ada yang mau membantunya."Papa pasti sedang repot." Gumam Jovian mencoba berfikir positif dan melanjutkan langkahnya untuk menjual susu yang masih tersisa.Jovian mengamati sekitarnya berharap ada seseorang yang membuang baju atau pakaian yang masih layak, Jovian bahkan tidak sempat memperhatikan penampilannya karena terdesak oleh ekonomi dan pengobatan ibunya yang tak sedik

  • Hug Me Papa   12

    Hari demi hari berlalu dan Helena semakin memburuk, masalah ekonomi yang melanda mereka membuat Jovian berhenti sekolah dan mau tidak mau harus bekerja sebagai pengantar roti dan susu hingga menjadi office boy di sebuah toko. Jovian tidak mengeluh sedikitpun, dia rela asalkan Helena sembuh seperti semula walaupun hanya ada setitik cahaya harapan tapi Jovian tidak ingin memadamkan nya.Jovian tidak lagi bekerja di ladang milik Kris karena pasar dan kebun mereka pindah ke Shanghai hingga Jovian terpaksa harus mencari pekerjaan lain. Tidak ada paman Sam, Lily dan yang lain."Mama cepat sembuh."Jovian mengecup kening ibunya dan meletakkan sebuket bunga yang dia beli di pasar, Jovian ingin sekali membelikan bunga bagus namun tabungannya menipis sedangkan untuk biaya perawatan ibunya itu tidaklah kecil."Jovian?" Suara lirih itu membuat Jovian tersadar dari lamunannya, menoleh dan menemukan sang ibu tersenyum lemah di brankar rumah sakit membuat hati Jovian

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status