“Kamu nggak mau membuka siapa dia?”
Diego menggelengkan kepalanya penuh keyakinan, tidak ingin membuka identitas wanita yang belum pasti didapatkannya. Setidaknya saat ini bisa bernapas lega, Vallerie membuka tentang kekasihnya dan itu artinya media nggak akan menjodohkan mereka lagi. “Media memang nggak jodohin kalian lagi, tapi fans kalian nggak terima.” Kiki mengingatkan Diego yang memilih menganggukkan kepalanya “Kamu dengerin nggak sih? Aku penasaran Vallerie itu memang pacaran atau agar nggak kelihatan berharap sama kamu?” “Bukan urusanku.” Diego mengatakan dengan santai. “Memang siapa sih ceweknya? Dia dari kalangan kita?” Kiki menatap penuh selidik. “Kepo banget sih.” Diego mencubit pipi Kiki pelan “Kegiatan setelah ini apa?” “Udah sih, memang mau kemana? Kamu belum makan kalau nggak salah.” “Ya udah kalau gitu aku pergi dulu.” Semalam berada di lokasi shooting membuat tubuhnya lelah, sebenarnya bisa saja istirahat didalam mobil atau kamar yang memang sudah disiapkan tapi Diego memilih diluar bersama dengan crew. Sekarang tujuannya adalah XCoffee dimana Ratna berada disana berdasarkan pesan yang dikirim Fahri, melihat dari jauh sudah membuat dirinya semangat apalagi seperti kemarin dimana mereka bisa dekat kembali dan merasakan bibirnya setelah sekian lama, rasanya tidak berubah dan tetap membuat ketagihan. Diego sangat tahu jika Ratna tidak pernah memberikan kemudahan bagi orang lain menyentuhnya, bisa dikatakan dirinya berarti bagi wanita yang pernah disakitinya. Membuka pintu cafe dengan menggunakan penyamaran, pegawai disini sudah tahu dengan kebiasannya setiap kali datang. Melangkah dengan matanya mencari keberadaan Ratna, wanita yang dirindukannya, tidak bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan ciuman yang masih membekas dalam ingatannya. “Dia minta ruang terpisah dan tertutup, mungkin ada yang harus dikerjakan.” Fahri menjawab tanpa menatap Diego “Jangan kesana...dikasih tahu malah ngilang.” Langkah kaki Diego berjalan kearah ruangan khusus, tempat yang hanya ditempati mereka atau pekerja membutuhkan sesuatu hal private, biasanya mereka akan memberikan tarif tambahan jika menggunakan tempat ini. Diego tidak akan melakukan itu pada Ratna, pastinya Fahri paham dengan keinginannya. Diego menatap pintu dihadapannya, melepaskan maskernya sebelum membuka pintu sambil mempersiapkan detak jantungnya yang semakin cepat. “Sorry...aku kira nggak ada orang.” Diego mengatakan tempat ketika pintu terbuka dan tatapan mereka bertemu “Kamu disini? Ngapain?” Diego membuka pintu dengan langkah kakinya masuk kedalam dan tidak lupa menutup pintunya. “Kamu ngapain disini? Memang nggak kerja?” “Aku tanya dulu, Ratna. Kamu kebiasaan orang tanya nggak dijawab malah kasih pertanyaan balik.” Diego memilih duduk dihadapan Ratna yang menggunakan pakaian santai “Aku baru selesai shooting, beberapa hari di lokasi udah capek aja.” “Habisnya milih sinetron coba kalau film pasti nggak akan capek.” Ratna menggelengkan kepalanya. “Film ini, belum selesai sih. Besok balik lagi dengan lokasi berbeda, sekarang waktunya istirahat.” “Peran utama?” tanya Ratna penasaran, setidaknya bisa kasih informasi pada Vita. “Kenapa? Mau nonton? Nontonnya sama aku pas pertama.” Ratna seketika menggelengkan kepalanya “Nggak, aku nanti di gosipin jadi perusak hubungan sama wanita-wanita itu. Aku nggak mau merasakan sakit lagi, sakit mendengar kenyataan.” Diego menelan saliva kasar mendengar perkataan Ratna, ciuman mereka tidak memberikan dampak apapun. Salah harusnya ketika berpikir jika ciuman bisa mengubah segalanya, permasalahan tetap harus diselesaikan. “Kenapa kamu di ruangan ini?” tanya Diego kembali pada pertanyaan awal. “Butuh tempat privacy buat kerja, mau ketemu klien juga setelah ini.” “Sama siapa?” tanya Diego penasaran. “Apanya? Kliennya nggak tahu cowok atau cewek, tapi aku kesana sendirian.” Ratna menyadari kesalahan setelah menjawab pertanyaan Diego “Bukannya kamu salah ruangan? Kenapa malah ada disini?” “Kebetulan ketemu, aku mikirin kamu terus dan akhirnya bisa bertemu juga sekarang.” Diego mengatakannya dengan menatap kedua mata Ratna dalam “Apa kita bisa kembali seperti sebelumnya? Mencoba hubungan seperti dulu?” Ratna memilih tidak menjawab pertanyaan Diego, pertanyaan yang memang tidak perlu dijawab. Kejadian kemarin adalah sebuah kesalahan, sebelumnya adalah kebodohan, jika dirinya memulai hubungan seperti sebelumnya adalah kebodohan besar. Permasalahan mereka bukan masalah yang sederhana, kalaupun sekarang bersikap biasa saja lebih pada Ratna tidak ingin berkutat di masa lalu. “Kesalahan aku besar ternyata, kamu nggak memaafkan kejadian masa lalu.” Diego mengatakan dengan helaan napas kasarnya “Apa yang kita lakukan....” “Bukannya kamu sudah terbiasa ciuman dengan lawan jenis? Aku sedikit tahu tentang dunia kamu, pergaulan bebas tidak bisa dihindari sama sekali, belum lagi gosip dengan lawan jenis yang pastinya fans meminta kalian bersikap romantis.” “Apa aku boleh percaya diri mengatakan jika itu adalah cemburu?” Diego menatap senang mendengar kalimat yang Ratna katakan “Kamu nggak mau tahu tentang masalah kita dulu? Masalah....taruhan.” Ratna menatap Diego dengan mengangkat alisnya mendengar pembicaraan yang berkaitan dengan masa lalu, sejujurnya penasaran tapi pada saat itu emosi lebih mendominasi dibandingkan mendengar semua kenyataan. “Apa memang pembelaan kamu? Aku harap bukan salah satu cara melakukan pendekatan.” Diego menelan saliva kasar, tidak menyangka jika Ratna paham atas apa yang ada dalam pikirannya. Membuka masa lalu sebagai bahan pembicaraan mereka, menjelaskan semua tanpa ada yang ditutupi kembali. Diego pernah ingin mengatakan langsung pada Ratna tapi melihat kedekatan dengan pria lain, salah satu ego dalam dirinya tidak menerima itu semua. “Memang benar, salah satu cara agar kita bisa dekat lagi. Aku ingin memulai hubungan kembali sama kamu.” Diego mengatakan dengan menatap kedua mata Ratna. “Nggak salah dengar?” Ratna tertawa sambil menggelengkan kepalanya “Apa kamu tahu kalau aku bukan mencari kekasih melainkan pasangan hidup, usiaku sudah bukan untuk begituan. Kalaupun ada pria yang mendekati tujuannya kearah sana bukan hanya main-main, tapi kalau sama kamu....aku nggak yakin.” Diego mengangkat alisnya mendengar perkataan Ratna “Apa yang membuat nggak yakin? Masa lalu kita?” Ratna mengangkat bahunya “Bisa iya tapi bisa juga nggak. Masa lalu merupakan guru berharga, kan?” “Kita nggak pernah tahu siapa jodoh kita, bukan? Bisa saja kita berjodoh, jadi apa salahnya kita mencoba kembali seperti dulu?” “Apa yang kamu janjikan kalau kita kembali?” Ratna menatap Diego dalam dengan tatapan menantang. “Apa yang kamu inginkan?” tanya Diego seakan membalas tantangan Ratna “Kamu ingin identitas nggak diketahui? Aku akan melakukannya, apalagi?” “Mungkin itu salah satunya, kamu tahu kalau aku nggak suka berhadapan dengan kamera dan banyak orang. Sayangnya bukan hanya itu yang aku ingin kamu lakukan.” Ratna masih menatap Diego yang tampak tidak sabar mendengar kalimatnya selanjutnya. “Apa ini ada hubungan dengan masa lalu? Taruhan? Apa yang mau kamu tahu tentang taruhan itu?” Diego harus mengatur strategi agar bisa mendapatkan Ratna kembali. “Aku ingin hadiah waktu kamu menang, bukankah aku ikut didalamnya? Aku mau hadiah itu.” Ratna mengatakan tanpa beban. “Aku mundur dari taruhan pada saat kamu tahu kenyataannya, jadi aku nggak mengambil hadiahnya.”“Kamu disini, sayang?” Ratna mengangkat kepalanya mendapati Diego berada dihadapannya, mereka berdua bertemu di XCoffee secara tidak sengaja. Ratna yang membutuhkan caffeine memutuskan mendatangi tempat ini untuk menghidu aromanya dan juga mendapatkan ide, memilih duduk paling pojok agar tidak ada yang mengganggu, pertemuan dengan Diego benar-benar tidak bisa ditebak sama sekali. Diego tadi mengatakan jika dirinya ada shooting untuk film, tapi tidak mengatakan sampai jam berapa. Ratna sendiri tidak pernah bertanya jadwal Diego pada asisten atau orang-orang yang kerja dengannya, bagi Ratna dimana Diego pastinya bekerja untuk mereka berdua. “Kamu bukannya ada shooting film? Sudah selesai?” tanya Ratna tanpa menjawab pertanyaan Diego sama sekali. “Belum, mau ketemu sama orang. Kamu kerjain apa itu?” “Proyek baru dari Mas Angga.” “Angga percaya banget sama kamu ya?
“Tumben udah pulang?” “Kebetulan cepat selesai,” jawab Diego sambil membaca naskah tanpa menatap Ratna. Melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menghilangkan dahaga, seharian berada diluar berbicara dengan klien baru tentang konsep acara yang akan diadakan untuk ulang tahun perusahaan. Mengalihkan tatapan dimana Diego masih fokus dengan kertas yang dipegangnya, dirinya memang sudah tidak membuka media social atas saran dari Vita, setidaknya pikirannya tidak negatif ketika menatap Diego. “Sudah makan?” tanya Ratna membuat Diego mengalihkan pandangan dengan menatap kearahnya. “Kamu belum?” tanya Diego tanpa menjawab pertanyaan Ratna. Ratna mendengus mendengar pertanyaan Diego “Aku tanya malah ditanya balik, aku memang belum makan. Kalau kamu belum makan aku masak sekalian, bukan apa-apa.” Diego tertawa mendengar omelan Ratna “Beli aja gimana?” “
Istri Diego nggak jauh lebih baik daripada Vallerie Lebih ikhlas kalau Diego sama Vallerie, pasti nanti anak-anaknya bakal cantik dan tampan Apa hebatnya istri Diego? Apa yang dilihat Diego dari istrinya? Infonya istri Diego itu teman masa sekolah, cinta belum kelar? Astaga...Diego menunggu lama untuk dihalalin? Ibarat kata menunggu cinta lama yang berakhir bahagia dan Diego termasuk pria setia Valerrie, apa kamu baik-baik saja? Semoga pernikahannya nggak bertahan lama, aromanya cewek itu cuman mau uangnya Diego Istrinya ini datang ketika Diego sudah sukses, kemarin-kemarin kemana aja? Ada uang pasti akan datang Semoga Diego sadar kalau istrinya tidak sebaik itu Vallerie dan Diego harga mati “Ngapain baca begituan? Cari penyakit namanya.” Vita menatap Ratna yang meletakkan ponselnya dengan sedikit kasar “M
“Saya memang tidak mempublikasi istri saya karena memang dia bukan bagian dari public figure. Kami kenal sudah cukup lama, bisa dikatakan dia adalah cinta pertama saya. Kesalahan di masa lalu membuat hubungan kami tidak baik-baik saja dengan akhir yang tidak baik tentunya, tapi berkat itu saya mempunyai tujuan dan motivasi untuk masa depan. Istri saya, orang pertama yang mendukumg saya masuk ke dunia entertainment. Saya bisa sampai sekarang karena keinginan bertemu dengan istri saya dalam keadaan jauh lebih baik, membuktikan semua hasil kerja keras dari impian kami dulu.” Ratna menatap layar televisi dimana Diego berhadapan dengan banyak wartawan, keputusan mereka adalah pernikahan tertutup dari media, walaupun banyak teman Diego yang membuat video tentang pernikahan mereka. Ratna yang belum siap berhadapan dengan wartawan memilih diam didalam kamar, Diego yang akhirnya memutuskan untuk berhadapan dengan mereka dalam menjawab pertanyaan. “Aku
“Kamu yakin intimate? Biasanya wanita punya pernikahan impian besar.” Diego meyakinkan Ratna kembali. “Aku yang mau begini, lagian aku nggak mau undang orang yang nggak dikenal. Berdiri depan itu melelahkan, tapi kalau kamu nggak mau kita bisa buat besar.” Ratna menatap tidak enak pada Diego “Kamu punya teman dan rekan kerja yang banyak.” Diego seketika menggelengkan kepalanya “Aku mau buat kamu nyaman aja.” Ratna seketika menggelengkan kepalanya “Jangan hanya aku, tapi kamu juga.” “Kalau buat besar, otomatis orang tua kita akan undang banyak temannya.” Diego mengingatkan Ratna yang seketika mengerucutkan bibirnya “Jadi?” “Nggak tahu,” jawab Ratna sambil menyandarkan kepalanya di sofa “Merencanakan pernikahan sendiri lebih pusing dibandingkan orang lain.” “Mereka udah punya konsep, kamu tinggal menyempurnakan. Saksi dari pihak aku udah ada ya.” Diego memberikan
“Kamu capek?” Ratna menggelengkan kepalanya dengan tangannya membenarkan rambut Diego yang sedikit berantakan “Udah, fokus sama pekerjaan kamu. Aku mau lihat kamu acting.” “Kamu bisa lihat darisini, tapi jangan berisik.” Diego membelai pipi Ratna yang menganggukkan kepalanya. Keputusan ikut datang ke lokasi shooting Diego adalah keputusan yang sulit, menguatkan mental atas apa yang akan terjadi nantinya, tidak hanya mental tapi juga menulikan telinga jika mendengar pembicaraan mereka yang negatif tentang hubungan Diego dengan dirinya. “Aku nggak nyangka kalau Diego bawa kamu.” Kiki membuka suaranya saat Diego sudah mulai fokus memainkan perannya “Kamu mengubah dia banget.” Ratna memilih diam, tidak tahu harus menanggapi apa atas semua yang dikatakan Kiki. Hubungan mereka terjalin baik karena Diego, pria itu meminta mereka berdua menghentikan semua permasalahan yang memang tidak per