Beranda / Romansa / I Know It's Not Easy / 4. Liburan yang Tak Sesuai Rencana

Share

4. Liburan yang Tak Sesuai Rencana

Penulis: MyLFmuniroh
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 22:09:22

Siang nanti sekitar jam sembilan biro perjalanan wisata akan menjemput Naveah. Jadwal kunjungan ke berbagai tempat sudah Naveah ia terima dari Anneth sejak ia sampai di Thailand. Naveah benar-benar memanfaatkan waktu liburannya untuk menyenangkan diri dan menghilangkan penat kerja.

“Ibu aku sudah sampai Thailand kemarin” tulis Naveah pada laman i*******mnya sambil menandai i*******m ibu mertuanya.

Kalau sesuai jadwal Naveah baru sampai hotel lagi sekitar jam delapan malam, ia mempersiapkan perbekalan berupa power bank karena takutnya baterai Hp nya habis saat ia gunakan untuk mengabadikan foto dan video liburannya. Selesai sarapan Naveah menuju loby hotel tempatnya menginap, mobil biro wisata sudah stand by untuk mengantarnya jalan-jalan ke berbagai tempat hari ini.Tempat pertama yang akan Naveah kunjungi adalah Wat saket. Wat Saket sendiri merupakan sebuah kuil Budha yang dikenal dengan sebutan gunung emas, dari tempat ini Naveah bisa melihat keindahan sekitar kota Bangkok.

Butuh perjuangan bagi Naveah untuk bisa berada di atas Wat Saket karena ia harus menaiki 344 anak tangga. Tour guide yang mengantarnya banyak menjelaskan perihal tempat ini dan membantu Naveah dalam mengabadikan liburannya. Saat tengah menikmati mati kota Bangkok dari atas Wat Saket tiba-tiba hp Naveah berdiring dari Anneth.

“Halo, ia Anneth” kata Naveah.

“Bu maaf menggangu waktu ibu saya lupa memberi tahukan dua hari lagi ada kunjungan tamu dari perusahaan W Company untuk menjalalin kerja sama dengan TF Group, apakah ibu akan datang ke kantor saat itu?" tanya Anneth.

"Tentu Anneth aku akan datang karena ini merupakan peluang bagus untuk perusahaan kalau kita bisa bekerja sama dengan W Company, minta tolong kamu urus keperluan dan dokumen apa saja untuk acara itu” perintah Naveah pada Anneth sebelum menutup telpon dari asistennya itu.

Naveah diberi tanggung jawab sebagai direktur di TF Group dan menggantikan kakek Lee Kwon selama satu tahun ini, itulah kenapa Naveah semakin sibuk setiap hari nya. Untungya dia memiliki tim yang kompak dan membantunya dalam memajukan perusahaan. Selesai membicarakan masalah pekerjaan dengan Anneth, Naveah mematikan panggilan dan mulai mengambil foto pemandangan sekitar kota Bangkok.

Sayang sekali padahal aku ingin ke Phuket tapi pekerjaan juga penting, tanggung jawab sebagai direktur tidak mudah tapi aku senang kakek memberikan kepercayaan pada ku untuk mengelola perusahaan. Jam menunjukkan jam dua sore aku meminta tour guide untuk menyudahi perjalanan liburan kali ini karena aku harus bersiap-siap untuk pulang ke Korea besok.

“Lelah sekali, aku tidak pernah menaiki banyak anak tangga dan ini baru pertama kalinya. Seharusnya ini adalah awal pemanasan untuk ke tempat-tepat yang lebih indah dan menarik di Thailand” Naveah merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Naveah mematikan HP nya untuk sementara karena ia ingin beristirahat. Jam enam sore Naveah bangun setelah hampir dua jam tertidur. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan muka dan mandi. Setelah mandi dan mengganti pakaian ia menelpon bagian hotel untuk memesan makanan. Naveah memutuskan untuk tidak kemana-mana dan makan di dalam kamar saja karena kakinya masih terasa sakit. Tidak lama makanan pesanan Naveah datang, ia memesan Tom Yum dan juga beberapa hidangan lain yang terkenal enak di Thailand. Naveah benar-benar kelaparan dan sangat menikmati makanan yang ia pesan. Selesai makan Naveah mulai bepikir tentang masa depannya dengan Lee Kwon.

“Bagaimana aku bisa menghadapi nya?, bagaimana dengan Ibu dan kakek pasti mereka akan sangat sedih kalau aku dan Lee Kwon bercerai tapi di sisi lain aku juga tidak mungkin hidup bersama dengan laki-laki yang tidak mencintai ku” gumam Naveah dalam hati.

Di tengah lamunan tentang masa depannya, Naveah dikagetkan dengan suara panggilan telp dari Hp nya.

“Halo Ibu” kata Naveah mengangkat telp dari Ibu mertuanya.

“Putri ku Ibu dengar besok pagi kamu pulang ke Korea ya?" tanya Ibu mertua dengan suara lembut.

“Oh iya Ibu, kebetulan sekali tadi siang aku dikabari Anneth kalau akan ada pertemuan dengan W Company” jawab Naveah sambil melahap makanannya.

“Kalau kamu ingin menambah liburan mu di sana tidak apa nak, biar nanti diurus sama para karyawan” saran Ibu mertua.

“Tidak apa-apa Ibu, lagi pula pertemuan ini sudah sangat Naveah nantikan karena dengan  bekerjasama dengan W Company Naveah yakin TF Group akan bertambah maju dan jangkauan pasar akan semakin luas Ibu” Naveah mencoba menjelaskan ke Ibu mertuanya.

“Besok kalau sampai Korea Ibu jemput ya, Ibu rindu sekali pada mu sudah lama kita tidak ngobrol dan makan bareng” pinta Ibu mertua.

“Besok aku memang ada rencana ke rumah Ibu sesampainya di Korea, tapi Ibu tidak perlu repot-repot menjemput karena Naveah sudah minta sopir pribadi di kantor untuk menjemput besok” kata Naveah pada Ibu mertuanya.

“Baiklah putri Ibu yang cantik, Ibu tunggu kedatangan mu di sini, kalau begitu istirahatlah kamu pasti capek kan” kata Ibu mertua. 

“Baik Ibu, Ibu juga ya” ucap Naveah pada Ibu mertuanya. Percakapan keduanya pun berakhir setelah Naveah mengakhiri panggilan dari Ibu mertunya.

Di dalam apartemen milik Lee Kwon, Lee kwon asik menikmati kebersamaannya dengan Nari. Keduanya masak bareng, menonton tv bareng, Lee kwon sangat bahagia akhirnya masa-masa indah bersama Nari bisa terjadi lagi dalam kehidupannya. Saat di meja makan Nari mulai membuka pembicaraan mengenai masa depan mereka berdua, karena Nari tidak ingin kalau dirinya dianggap jelek oleh orang lain karena memiliki hubungan rahasia dengan Lee Kwon.

“Sayang, apakah nantinya kita akan seperti ini terus?, apakah nanti harus dengan cara seperti ini juga untuk bisa menemui mu?" tanya Nari pada Lee Kwon tiba-tiba.

“Aku sudah memikirkan ini sejak lama, jadi kamu tidak perlu khawatir mungkin dalam satu bulan ke depan aku akan mengurus perceraian ku dengan Naveah. Aku perlu memberi tahu Naveah secara langsung jadi bersabarlah sebentar, oke?" Lee Kwon meyakinkan Nari sambil mengusap lembut pipi Nari. Mendengar ucapan Lee kwon, Nari merasa bahagia dan tidak sabar masa-masa indah itu akan segera tiba. 

"Terima kasih sayang" Nari memeluk Lee Kwon.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • I Know It's Not Easy   27. Prediksi yang tidak salah

    "Naveah sudah lama kita tidak berbincang seperti ini" ucap Dongman yang tengah berada di ruang tamu di ruang kerja Naveah. "Benarkah?, mungkin karena Hyung terlalu banyak aktivitas di luar" ucap Naveah sembari meminum teh. "Aku ingat betul kita terakhir berbincang santai saat ulang tahun mu, berarti hampir satu bulan lebih kita tidak bertemu ya" Dongman mengingatkan Naveah. "Apakah ini benar-benar hyung yang aku kenal?, aku tidak menyangka hyung bisa mengingat dengan detail kapan terakhir kali kita bertemu" ucap Naveah heran. "Tidak ada hal yang aku lupakan kalau ada hubungannya dengan diri mu Naveah" ucapan Lee Kwon mengagetkan Naveah. "Sejak kapan orang di depan ku ini belajar menggombali aku seperti ini" gurau Naveah. "Aku tidak tahu, mungkin sejak kita sudah lama tidak bertemu" ucap Dongman santai sembari menatap Naveah yang duduk di depannya. "Haha, dasar!" Naveah tidak kuasa menahan tawa nya. "Habis aku liha

  • I Know It's Not Easy   26. Baru Permulaan dari Rencana Nari

    "Kau pikir aku akan diam saja, aku tidak membiarkan perempuan mana pun bisa menggantikan posisi ku di hati mu sayang" ucap Nari sembari menatap foto nya dengan Lee Kwon di layar hp nya. Sudah satu bulan setengah Nari meninggalkan Korea dan tinggal di Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu tidak hanya fokus menyelesaikan pekerjaannya tapi juga tengah menyusun rencana untuk bisa memiliki Lee Kwon. "Aku yakin kemunculan berita ini di Korea akan mengangkat nama mu sebagai wartawan" ucap Nari melalui telpon pada teman sekolahnya dulu yang kini berprofesi sebagai seorang wartawan di salah satu stasiun tv ternama di Korea. "Haha, aku tidak percaya dengan siapa aku bicara sekarang, benarkah kamu Nari teman smp ku dulu" ucap Nana disambungan telpon. Nari terlihat memainkan rambut panjangnya dengan senyuman licik mendengar perkataan dari Nana. Perempuan itu tak mempedulikan opini teman lama nya tentang dirinya yang sekarang.

  • I Know It's Not Easy   25. Kecurigaan Nari

    Nari duduk termenung di kursi nya, perempuan itu mulai meneteskan air mata. Memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya di atas meja kerjanya. Dia menatap layar laptop yang ada di depannya, sebuah foto dari pria yang dicintainya."Kau bilang sibuk, lalu apa ini semua!" teriak Nari di ruang kerjanya. Perempuan itu mendapat laporan dari informannya kalau Lee Kwon menemani Naveah di pulau Jeju. Informannya mengirim foto-foto kebersamaan Naveah dan Lee Kwon."Aku tidak percaya kenapa semua laki-laki sama, tidak hanya mantan suami ku tapi kamu juga seperti itu Lee Kwon" Nari terisak menahan rasa sakit di hati nya. Perempuan itu merasa dipermainkan oleh pria yang ia sangka akan mencintainya dengan sepenuh hati.Suara teriakan dan isak tangis Nari tersengar oleh asisten pribadinya. Asisten pribadi nya yang bernama Young Ae terlihat khawatir dan mondar-mandir di depan ruang kerja Nari.Tok-tok, Young Ae memberanikan diri mengetok pintu ruang kerja Nari. Tidak a

  • I Know It's Not Easy   24. Kau tidak Marah?

    "Lee Kwon, kita ke tempat Ibu dan Kakek kapan?" tanya Naveah yang duduk bersender di tempat tidur sembari memainkan ponselnya."Terserah kamu saja" ucap Lee Kwon dengan suara mengantuk."Kalau begitu sekarang saja" ujar Naveah tiba-tiba.Lee Kwon tidak mengiyakan ide Naveah, pria itu malah mengganti posisi tidurnya membelakangi Naveah."Lee Kwon" panggil Naveah yang masih fokus melihat sesuatu di ponselnya.Pria itu tetap tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya, "sia-sia aku mengajak orang ini pergi ke sini kalau hanya dihabiskan untuk tidur saja" ujar Naveah menggelengkan kepalanya melihat Lee Kwon masih tertidur.Naveah yang tidak tahu mau melakukan apa di dalam kamar akhirnya malah mengantuk dan kembali tidur di samping Lee Kwon."Perempuan ini, bisa-bisa nya dia tidur tanpa dosa seperti ini" Lee Kwon menatap Naveah yang tertidur dengan pulas di sampingnya.Pria itu membelai kepala Naveah, menyentuh pipi Naveah dan kemudian

  • I Know It's Not Easy   23. Tidur di Kamar yang Sama

    "Apa yang kamu katakan sepertinya ada benar nya, kadang aku juga berpikiran seperti itu untuk menenangkan pikiran ku tapi lagi, pikiran itu akan kembali hinggap di kepala ku di saat-saat tidak terduga, contohnya saat ini. Kenapa aku jadi emosional begini? maaf aku malah curhat dan membuat mu tidak bisa tidur" Naveah mengusap air matanya.Lee Kwon ikut menitihkan air mata mendengar cerita Naveah, pria itu tidak menyangka dibalik ketangguhan yang selalu diperlihatkan oleh Naveah di depan nya, ternyata ada bagian di mana istrinya begitu rapuh dan terluka. Hati Lee Kwon ikut sakit mendengar kehidupan masa lalu Naveah. Pria itu mengusap air mata di pelupuk mata nya tanpa Naveah tahu. Lee Kwon beruntung lampu di kamar sudah dimatikan kalau tidak dia akan malu."Ngomong-ngomong aku baru kali ini melihat mu menangis seperti ini, dan pertama kali juga mendengar kisah hidup mu yang tidak mudah. Lain kali ungkap kan dan ceritakan apa yang kamu alami pada ku. Aku akan setia

  • I Know It's Not Easy   22. Curahan Hati Naveah pada Lee Kwon

    "Dia yang selama ini kamu cari?" tanya pak Park pada Hyungshik sembari menyentuh pundak anak laki-laki nya itu. "Iya ayah" jawab Hyungshik sembari melihat Naveah yang ke luar dari ruangan. "Dia sudah menikah, ayah harap perasaan mu pada nya hanya sekedar rasa terima kasih dan tidak lebih dari itu" nasehat pak Park pada anak nya. "Iya aku tahu" ucap Hyungshik dengan nada tidak bersemangat. "Tenanglah, ayah akan mencarikan perempuan yang tidak kalah menarik dari dia untuk mu" pak Park menyemangati Hyungshik. "Tapi ayah, apakah hubungan dia dengan suaminya baik-baik saja" tanya Hyungshik penasaran. "Ayah tidak tahu pasti, dari informasi yang ayah dapatkan suaminya masih menjalin hubungan dengan mantan pacar nya" ucap pak Park. "Sayang sekali" Hyungshik menggelengkan kepala nya. "Dia anak muda yang luar biasa, ayah sangat suka dengan cara berpikir Naveah itulah kenapa ayah mau bekerjasama dengan TF Group" puji pak Park.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status