Siang nanti sekitar jam sembilan biro perjalanan wisata akan menjemput Naveah. Jadwal kunjungan ke berbagai tempat sudah Naveah ia terima dari Anneth sejak ia sampai di Thailand. Naveah benar-benar memanfaatkan waktu liburannya untuk menyenangkan diri dan menghilangkan penat kerja.
“Ibu aku sudah sampai Thailand kemarin” tulis Naveah pada laman i*******mnya sambil menandai i*******m ibu mertuanya.
Kalau sesuai jadwal Naveah baru sampai hotel lagi sekitar jam delapan malam, ia mempersiapkan perbekalan berupa power bank karena takutnya baterai Hp nya habis saat ia gunakan untuk mengabadikan foto dan video liburannya. Selesai sarapan Naveah menuju loby hotel tempatnya menginap, mobil biro wisata sudah stand by untuk mengantarnya jalan-jalan ke berbagai tempat hari ini.Tempat pertama yang akan Naveah kunjungi adalah Wat saket. Wat Saket sendiri merupakan sebuah kuil Budha yang dikenal dengan sebutan gunung emas, dari tempat ini Naveah bisa melihat keindahan sekitar kota Bangkok.
Butuh perjuangan bagi Naveah untuk bisa berada di atas Wat Saket karena ia harus menaiki 344 anak tangga. Tour guide yang mengantarnya banyak menjelaskan perihal tempat ini dan membantu Naveah dalam mengabadikan liburannya. Saat tengah menikmati mati kota Bangkok dari atas Wat Saket tiba-tiba hp Naveah berdiring dari Anneth.
“Halo, ia Anneth” kata Naveah.
“Bu maaf menggangu waktu ibu saya lupa memberi tahukan dua hari lagi ada kunjungan tamu dari perusahaan W Company untuk menjalalin kerja sama dengan TF Group, apakah ibu akan datang ke kantor saat itu?" tanya Anneth.
"Tentu Anneth aku akan datang karena ini merupakan peluang bagus untuk perusahaan kalau kita bisa bekerja sama dengan W Company, minta tolong kamu urus keperluan dan dokumen apa saja untuk acara itu” perintah Naveah pada Anneth sebelum menutup telpon dari asistennya itu.
Naveah diberi tanggung jawab sebagai direktur di TF Group dan menggantikan kakek Lee Kwon selama satu tahun ini, itulah kenapa Naveah semakin sibuk setiap hari nya. Untungya dia memiliki tim yang kompak dan membantunya dalam memajukan perusahaan. Selesai membicarakan masalah pekerjaan dengan Anneth, Naveah mematikan panggilan dan mulai mengambil foto pemandangan sekitar kota Bangkok.
Sayang sekali padahal aku ingin ke Phuket tapi pekerjaan juga penting, tanggung jawab sebagai direktur tidak mudah tapi aku senang kakek memberikan kepercayaan pada ku untuk mengelola perusahaan. Jam menunjukkan jam dua sore aku meminta tour guide untuk menyudahi perjalanan liburan kali ini karena aku harus bersiap-siap untuk pulang ke Korea besok.
“Lelah sekali, aku tidak pernah menaiki banyak anak tangga dan ini baru pertama kalinya. Seharusnya ini adalah awal pemanasan untuk ke tempat-tepat yang lebih indah dan menarik di Thailand” Naveah merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Naveah mematikan HP nya untuk sementara karena ia ingin beristirahat. Jam enam sore Naveah bangun setelah hampir dua jam tertidur. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan muka dan mandi. Setelah mandi dan mengganti pakaian ia menelpon bagian hotel untuk memesan makanan. Naveah memutuskan untuk tidak kemana-mana dan makan di dalam kamar saja karena kakinya masih terasa sakit. Tidak lama makanan pesanan Naveah datang, ia memesan Tom Yum dan juga beberapa hidangan lain yang terkenal enak di Thailand. Naveah benar-benar kelaparan dan sangat menikmati makanan yang ia pesan. Selesai makan Naveah mulai bepikir tentang masa depannya dengan Lee Kwon.
“Bagaimana aku bisa menghadapi nya?, bagaimana dengan Ibu dan kakek pasti mereka akan sangat sedih kalau aku dan Lee Kwon bercerai tapi di sisi lain aku juga tidak mungkin hidup bersama dengan laki-laki yang tidak mencintai ku” gumam Naveah dalam hati.
Di tengah lamunan tentang masa depannya, Naveah dikagetkan dengan suara panggilan telp dari Hp nya.
“Halo Ibu” kata Naveah mengangkat telp dari Ibu mertuanya.
“Putri ku Ibu dengar besok pagi kamu pulang ke Korea ya?" tanya Ibu mertua dengan suara lembut.
“Oh iya Ibu, kebetulan sekali tadi siang aku dikabari Anneth kalau akan ada pertemuan dengan W Company” jawab Naveah sambil melahap makanannya.
“Kalau kamu ingin menambah liburan mu di sana tidak apa nak, biar nanti diurus sama para karyawan” saran Ibu mertua.
“Tidak apa-apa Ibu, lagi pula pertemuan ini sudah sangat Naveah nantikan karena dengan bekerjasama dengan W Company Naveah yakin TF Group akan bertambah maju dan jangkauan pasar akan semakin luas Ibu” Naveah mencoba menjelaskan ke Ibu mertuanya.
“Besok kalau sampai Korea Ibu jemput ya, Ibu rindu sekali pada mu sudah lama kita tidak ngobrol dan makan bareng” pinta Ibu mertua.
“Besok aku memang ada rencana ke rumah Ibu sesampainya di Korea, tapi Ibu tidak perlu repot-repot menjemput karena Naveah sudah minta sopir pribadi di kantor untuk menjemput besok” kata Naveah pada Ibu mertuanya.
“Baiklah putri Ibu yang cantik, Ibu tunggu kedatangan mu di sini, kalau begitu istirahatlah kamu pasti capek kan” kata Ibu mertua.
“Baik Ibu, Ibu juga ya” ucap Naveah pada Ibu mertuanya. Percakapan keduanya pun berakhir setelah Naveah mengakhiri panggilan dari Ibu mertunya.
Di dalam apartemen milik Lee Kwon, Lee kwon asik menikmati kebersamaannya dengan Nari. Keduanya masak bareng, menonton tv bareng, Lee kwon sangat bahagia akhirnya masa-masa indah bersama Nari bisa terjadi lagi dalam kehidupannya. Saat di meja makan Nari mulai membuka pembicaraan mengenai masa depan mereka berdua, karena Nari tidak ingin kalau dirinya dianggap jelek oleh orang lain karena memiliki hubungan rahasia dengan Lee Kwon.
“Sayang, apakah nantinya kita akan seperti ini terus?, apakah nanti harus dengan cara seperti ini juga untuk bisa menemui mu?" tanya Nari pada Lee Kwon tiba-tiba.
“Aku sudah memikirkan ini sejak lama, jadi kamu tidak perlu khawatir mungkin dalam satu bulan ke depan aku akan mengurus perceraian ku dengan Naveah. Aku perlu memberi tahu Naveah secara langsung jadi bersabarlah sebentar, oke?" Lee Kwon meyakinkan Nari sambil mengusap lembut pipi Nari. Mendengar ucapan Lee kwon, Nari merasa bahagia dan tidak sabar masa-masa indah itu akan segera tiba.
"Terima kasih sayang" Nari memeluk Lee Kwon.
Pukul enam sore pesawat yang ditumpangi Navaeah mendarat di Korea, dia langsung ke rumah mertuanya sesampainya di bandara dengan diantar oleh sopir pribadinya. Dua jam di rumah Ibu mertuanya Naveah pamit pulang karena Naveah perlu melakukan banyak persiapan untuk acara pertemuan besok dengan W Company."Ibu Naveah pulang dulu ya" Naveah pamit sambil memeluk Ibu mertuanya yang mengantar perempuan itu sampai depan pintu."Hati-hati sayang, sering-seringlah main ke sini" pesan Ibu mertua pada Naveah.Naveah masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan pada Ibu mertuanya. Mobil mulai melaju meninggalkan rumah Ibu Lee Kwon. Jam sepuluh malam Naveah sampai di gedung apartemennya, dia turun dari mobil dan bersiap memasuki loby apartemen. Naveah tidak menyangka dia akan bertemu dengan Dongman, cinta pertamanya saat SMA.Dongman adalah kakak kelas Naveah yang terkenal cerdas, tampan dan punya perilaku yang baik sehingga banyak diidolakan oleh siswi-siswi di SMA nya du
"Baik kakek, kami akan segera ke sana" Lee Kwon mengakhiri telpon dari kakeknya.Setelah menerima telp Lee Kwon tidak masuk ke dalam apartemennya melainkan turun ke lantai 10 untuk bertemu dengan Naveah. Ting-tong, ting-tong suara bel berbunyi di apartemen Naveah, Naveah bergegas melihat siapa tamu yang berkunjung ke apartemennya melalui layar monitor di dekat pintu.“Kenapa lagi sih ini” Naveah menggerutu dalam hati. Naveah pun membukakan pintu untuk Lee Kwon.“Ada apa?, Kenapa tiba-tiba datang kes sini?" tanya Naveah pada Lee kwon dengan sewot.“Aku tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, ayo ikut aku” ajak Lee Kwon sambil menggandeng tangan Naveah.“Sebentar, jangan seperti ini jelaskan dulu kita mau kemana, kamu tidak lihat aku hanya memakai kaos dan celana ¾ seperti ini?"Naveah menghentikan langkah Lee Kwon.“Ah, maaf aku benar-benar buru-buru, kalau begitu kamu bisa berganti pakai
Jam menunjukan pukul sembilan pagi, Naveah masih tertidur pulas di kamarnya. Tirai jendela masih tertutup rapat sehingga cahaya yang biasanya masuk melewati kaca-kaca jendela tidak bisa masuk karena terhalang oleh tirai cendela. Sabtu pagi biasanya Naveah sudah produktif menjalankan aktivitas dengan olahraga seperti jogging di taman dekat apartemen ataupun belajar memasak tapi karena kesibukan rapat sampai malam membuat Naveah memilih untuk tidur.Kamar Naveah berada di lantai dua apartemen, di dalam kamarnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang membaca, kamar mandi, dan juga ruang ganti. Ruang baca adalah tempat favorit Naveah setelah balkon. Naveah sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku kisah orang-orang sukses, buku investasi, buku mengelola keuangan ataupun novel ringan yang tidak terlalu berat untuk dibaca saat libur. Paling tidak dalam satu tahun Naveah bisa membaca 12-15 judul buku.Terlahir dengan keterbatasan finansial membuat Na
Selesai sarapan Naveah meminta izin Ibunya untuk mandi sebelum mereka pergi belanja. Naveah beranjak naik ke lantai dua menuju kamar nya. Saat mengecek Hp yang sedang di cash dia melihat ada panggilan masuk dari Dongman. Naveah pun menelpon Dongman balik, tut tut menunggu panggilan Naveah dijawab oleh Dongman. Tidak lama kemudian Dongman mengangkat telpon Naveh."Naveah, apa kamu masih tidur?" tanya Dongman."Tidak Hyung, aku barusan dari lantai bawah jadi tidak dengar kalau hp ku berbunyi" kata Naveah. Dongman sebenarnya ingin mengajak Naveah ke luar untuk makan dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya nanti malam, Dongman sedikit ragu perempuan menerima ajakannya untuk pergi atau tidak."Ada yang bisa aku bantu hyung" kata Naveah memecah keheningan."Sebenarnya aku mau mengajak mu untuk pergi bersama nanti malam kalau tidak keberatan" ucap Dongman."Pergi kemana Hyung, berdua atau banyak orang?" tanya Naveah balik."Ki
"Aku baru tahu ternyata perempuan itu adalah seorang penulis" gumam Naveah dalam hati.Solmi terlihat tidak senang melihat acara yang tengah berlangsung di lantai dua, apalagi kalau berjumpa dengan Nari.Biarpun mereka pernah dekat dulu tapi saat perempuan itu meninggalkan anaknya untuk menikah dengan pria lain ia begitu membencinya. Tapi dia bersyukur karena dia bisa memperoleh menantu sebaik Naveah sekarang."Sayang kita langsung saja ke toko buku yang ingin kamu kunjungi" Solmi mengajak Naveah agar tidak fokus pada pameran yang tengah berlangsung di tengah-tengah lantai dua.Solmi yakin kalau Naveah tahu hubungan antara Lee Kown dan putranya meskipun menantunya itu tidak pernah bertanya langsung pada nya."Baik Ibu" Naveah menggengam tangan Ibu nya ke toko buku yang ia maksud.Naveah tengah memilih buku yang berada di rak-rak buku di toko tersebut. Sedangkan Solmi menunggu putrinya itu sambil duduk membaca buku di tempat yang telah di
"Kamu menginap di sini saja hari ini, lagian besok kan hari minggu" pinta Solmi."Ibu, lain kali ya" ucap Naveah dengan berat hati menolak permintaan mertuanya.Setelah mengantar mertuanya pulang ke rumah, Naveah pergi menemui temannya yang bernama Seohyun. Seohyun tinggal di sebuah apartemen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya. Perjalanan dari rumah Solmi ke apartemen Seohyun membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit saja.Tok Tok, Naveah mengetuk pintu apartemen Seohyun. Perempuan itu mencoba menghubungi temannya karena pintunya tidak dibuka-buka."Aku sudah di depan" ucap Naveah pada Seohyun melalui telpon."Oke, aku baru selesai mandi tadi, sorry ya" jelas Seohyun.Lima menit kemudian Seohyun pergi membukakan pintu untuk Naveah."Lama sekali" perempuan itu memeluk Seohyun yang mengenakan baju tidur berwarna navy."Ya, kamu ini kenapa coba?" Seohyun kaget dengan kelakuan Naveah yang tidak b
"Naveah cepat bangun, kamu tidak dengar hp mu terus berbunyi dari tadi. Suami mu menelpon terus kamu tidak berniat untuk segera mengangkatnya telinga ku sudah tidak kuat mendengar nada dering di ponsel mu yang berbunyi terus dari tadi" ucap Seohyun.Naveah masih belum membuka matanya, perempuan itu terlihat kelelahan. "Jam berapa sekarang" tanya Naveah dengan mata masih terpejam."Jam sebelas" ucap Seohyun.Naveah pun seketika terbangun mendengar perkataan dari sahabatnya itu. "Beraninya kamu berbohong" Naveah marah setelah melihat jam dinding di depannya yang masih menunjukkan pukul sepuluh siang."Makanya cepat bangun dan angkat telpon dari suami mu itu"ucap Seohyun."Ada apa" Naveah mengangkat telpon dari Lee Kwon."Kamu baru bangun?, ada dimana sekarang, biar aku jemput" ucap Lee Kwon."Telingaku sepertinya salah dengar karena nyawaku belum seratus persen kembali" ucap Naveah."Halo, kamu dengar suara ku kan?" tanya L
"Mari kita akhiri ini baik-baik" Naveah memberi senyum termanis dihadapan suaminya yang tengah duduk di sofa yang menghadap ke televisi.Pria itu tiba-tiba berdiri, menjabat tangan istrinya dan kemudian memeluk erat Naveah. Perempuan itu kaget dan bingung karena tiba-tiba Lee Kwon memeluk dirinya, padahal selama menikah Lee Kwon tidak pernah berani memeluk Naveah."Kamu gila, berani nya kamu" Naveah mencoba mengeluarkan dirinya dari pelukan Lee Kwon. Semakin berontak, semakin erat Lee Kwon memeluk Naveah."Selamat ulang tahun istri ku" bisik Lee Kwon di telinga Naveah. Perempuan itu terdiam tidak bisa berkata-kata, dia mengira hari ini adalah hari dimana dia bisa bebas dari penikahannya tanpa dia duga Lee Kwon memberi kejutan untuk dirinya.Naveah dan Lee Kwon berpelukan cukup lama, namun Naveah tidak membalas memeluk Lee Kwon, perempuan itu diam terpaku dan tiba-tiba jantungnya berdebar begitu cepat. Lee Kwon perlahan-lahan melepas pelukannya pada Naveah