Início / Romansa / I'm Yours My Husband / 7. Suka Sentuhan Suami

Compartilhar

7. Suka Sentuhan Suami

Autor: CacaCici
last update Última atualização: 2025-08-11 10:33:32

'Tenang saja, Mommy. Daddy sangat mencintai Mommy dan Daddy tidak akan menceraikan Mommy.'

Gaia kembali mengingat ucapan putrinya saat mereka makan–tadi. Sekarang, Gaia ada di dalam kamar, berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar.

Anak-anaknya mengatakan kalau kakek suaminya membencinya, dan ingin Kaysan menceraikan Gaia. Dia tak tahu keburukan apa yang dia lakukan sebelum dia kehilangan ingatannya, akan tetapi apakah seburuk itu sampai-sampai banyak orang yang menginginkan Gaia diceraikan oleh Kaysan?

Lalu jika dia sangat buruk, kenapa Kaysan tak melepasnya?

"Hais!" Gaia menyeru kesal, memukul pelan kepalanya, "bagaimana yah caranya agar aku mendapatkan ingatanku kembali? Masa aku harus menjalani kehidupan dengan tak mengenali suami dan anak-anakku sendiri? Dan … ini rasanya tidak nyaman," gumamnya.

Mata Gaia mendadak melebar saat ingat kalau sebelum Kaysan pergi, pria itu ingin menyentuhnya. Panik dan takut kejadian itu terulang kemudian berlanjut lebih jauh, Gaia buru-buru bangkit dari ranjang.

Gaia keluar dari kamar lalu berjalan menuju kamar Naia. Tadi, sehabis makan malam, Gaia juga mengantar anak-anaknya kembali kamar. Jadi dia sudah tahu di mana kamar Naia maupun Nezha.

Gaia masuk begitu saja ke dalam kamar putrinya, di mana putrinya tersebut sudah tidur. Gaia langsung berbaring di sana. "Aku numpang-- eh, maksudnya Mama- Mo-Mommy numpang tidur di sini yah, Yaya cantik," ucapnya pelan, meminta izin pada putrinya yang sudah tidur. Terpenting dia izin! Setelah itu, Gaia menutup mata.

Di sisi lain, Naia yang sebenarnya hanya pura-pura tidur, reflek membuka mata. Awalnya dia takut mommy-nya datang ke kamarnya, oleh sebab itu dia buru-buru menutup mata. Dulu mommynya sangat galak dan suka marah jika mereka kedapatan belum tidur. Apapun alasannya, mommynya tak peduli dan mereka akan dimarahi habis-habisan.

Namun, ternyata mommynya datang bukan untuk marah, akan tetapi ingin tidur di sini dengannya.

Naia senyum manis, menghadap mommynya yang sedang tidur. Dia menatap penuh binar pada perempuan cantik kesayangannya tersebut. "Yaya sangat suka Mommy yang sekarang. Semoga ingatan Mommy tidak kembali supaya Yaya bisa dekat terus dengan Mommy," gumam anak kecil itu dengan nada pelan, mendekat ke arah mommynya lalu memeluknya. "Dari dulu sampai sekarang, Yaya sayang Mommy. Tapi– Yaya suka Mommy yang sekarang," ucapnya lagi, merapatkan tubuhnya pada tubuh mommynya yang sudah lebih dulu tidur.

****

"Kau salah satu penyebab istriku berubah dan membenciku!" ucap Kaysan dingin, menatap seorang pria tua dengan sangat tajam. Ada perasaan marah, kesal, dan benci yang memenuhi dirinya.

"Kakek tak pernah mempengaruhi istrimu. Kakek bahkan malas bertemu dengannya. Jadi, perubahan sikapnya bukan ulah Kakek, tetapi itu murni dipengaruhi oleh pola pikirnya sendiri," ucap Robert Smith, kakek Kaysan. Dulu, dia memang suka pada Gaia. Namun, lama kelamaan dia muak dengan sikap Gaia yang kekanak-kanakan dan murah.

Yah, murah karena perempuan itu berselingkuh. Bahkan sering kasar pada anak-anaknya.

"Apa yang kau pertahankan dari perempuan tukang selingkuh itu, Humm? Cantik? Masih banyak wanita yang jauh lebih cantik dari perempuan itu. Balas budimu pada Kakek Bayu? Kurasa jika Bayu masih hidup, dia akan malu melihat kelakuan cucunya. Dan dia juga pasti setuju jika kau menceraikan Gaia," tambah Robert dengan nada tenang, menatap sendu ke arah Kaysan, "ceraikan dia dan lebih baik nikahi Miliana. Meskipun dia sepupumu, tetapi itu tidak menyalahi apapun. Apalagi Miliana harus membesarkan anaknya sendiri, dia pasti sangat membutuhkan sosok suami. Anaknya juga butuh sosok ayah."

Kaysan mengepalkan tangan, rahangnya mengepal kuat karena marah mendengar ucapan terakhir kakeknya. Namun, dia memilih menghela napas–menahan diri dari emosi yang sempat menyelimuti diri.

"Jangan membuatku berharap kau cepat mati, Robert!" dingin Kaysan, nadanya halus dan lembut. Akan tetapi berhasil menusuk hati Robert yang mendengar. Kaysan berdiri kemudian menatap dingin ke arah kakeknya, "kau bukan apa-apa dibandingkan Kakek Bayu. Jangan mengungkit balas budiku padanya, kau tidak layak," ucapnya kemudian setelah itu segera beranjak dari sana, meninggalkan kakeknya yang terdiam dengan wajah marah.

Namun, laki-laki paruh baya itu sama sekali tak berani berteriak atupun marah. Cucunya bukan lagi pria 25 tahun yang bisa ia atur. Kaysan sudah punya power sendiri!

***

Kaysan sampai di rumahnya, mendapati kamar kosong–istrinya tak ada di dalam.

"Ck." Kaysan berdecak kesal, menatap ranjang yang kosong.

Ranjang kosong? Ini sering terjadi saat sebelum Gaia kehilangan ingatannya. Perempuan itu tidak sudi tidur satu ranjang dengannya dan memilih tidur di kamar tamu. Sentuhannya adalah hal yang paling Gaia benci!

Kaysan kira hal ini tak akan terulang lagi setelah Gaia kehilangan ingatannya. Namun, ternyata ranjang yang kosong terulang lagi.

"Hah." Kaysan menghela napas berat, memilih keluar dari kamar dan menuju kamar tamu. Mungkin saja Gaia tidur di kamar tamu karena belum nyaman di kamar ini ataupun takut disentuh olehnya.

Sampainya di kamar tamu, Kaysan tak menemukan siapapun di sana. Kaysan  memeriksa kamar lainnya dan lagi-lagi tak menemukan Gaia. Hingga akhirnya dia memeriksa ke kamar putra dan putrinya. Di kamar Nezha, Gaia tak ada.

Kaysan lanjut memeriksa ke kamar Naia, di mana ternyata istrinya ada di sana. Istrinya tidur sambil berpelukan dengan putrinya. Melihat itu, Kaysan senyum tipis. Dia mendekat dan mengamati lebih intens.

Setelah puas mengamati moment manis ini, Kaysan mencium pipi putrinya kemudian beralih mencium pipi istrinya.

"Maaf, Princess," ucap Kaysan tiba-tiba pada putrinya yang tidur, setelah itu meraih tubuh Gaia lalu menggendongnya–membawa Gaia ke kamar mereka.

Sedangkan Gaia, dia terbangun karena merasa tubuhnya berada diawang-awang. Dalam mimpinya, dia menjadi bidadari yang sedang duduk di awan miliknya. Ternyata ketika dia bangun, dia sedang berada digendongan seseorang.

Ceklek'

Gaia yang belum sadar sepenuhnya, nyawanya berasa masih belum terkumpul semua, menoleh ke depan. Dia menatap ranjang luas milik Kaysan. Melihat itu, Gaia mehgerjap berulang kali. Bukannya dia di kamar Naia?

Tunggu! Naia? Kamar Kaysan?!

Menyadari sesuai, Gaia buru-buru mendongak. Oh God! Dia sedang digendong oleh Kaysan! Demi Tuhan, sebelumnya dia mengira dia sedang di rumahnya dan digendong oleh ayahnya.

Yah, dia sering ketiduran di ruang tamu dan biasanya ayahnya yang akan memindahkannya ke kamarnya.

Ternyata ini bukan rumah orang tuanya. Ini rumah suaminya! Dan suaminya lah yang sedang menggendongnya.

Saat sudah dekat dengan ranjang, Gaia buru-buru memejamkan mata. Dia kembali berpura-pura tidur supaya tidak harus menyapa ataupun menghadapi Kaysan.

Sedangkan Kaysan, dia menarik seulas senyum tipis. Dia tahu perempuan ini sudah bangun, akan tetapi dia kembali tidur. Mungkin ingin menghindari sesuatu!

Kaysan mengambil gerakan seperti akan melempar Gaia secara kuat ke ranjang.

"Huaaa …-" Gaia yang merasa akan dibanting, reflek menjerit. Jantungnya berdebar sangat kencang dan punggungnya sudah terasa panas, efek desiran darah yang sangat cepat.

Namun, ketika dia membuka mata, ternyata dia masih di gendongan suaminya.

"Cih." Kaysan berdecih geli, menurunkan istrinya ke atas ranjang.

Gaia menggaruk pelipis sambil menatap muram ke arah Kaysan. Sialan! Pria ini mengerjainya.

"Kenapa kau sangat suka berpura-pura tidur, Humm?" tanya Kaysan, membuka kancing kemeja sambil menatap istrinya secara lekat, "kau takut kusentuh?"

"Aku tadi memang tidur. Tapi aku mimpi jatuh, jadi kebangun," alibi Gaia, menoleh ke sana kemari karena canggung menatap ke arah Kaysan yang sedang membuka baju.

"Humm." Kaysan berdehem singkat, mendekati Gaia setelah kemejanya ia lepas. "Jadi, bisa kita lanjut permainan kita yang sebelumya, Wife?"

Gaia melirik sekilas pada Kaysan. Lagi-lagi dia canggung dan malu, sekarang juga gugup karena melihat Kaysan yang sudah topless. Terlebih jarak pria itu dengannya sangat dekat.

"Kau istriku yang sangat baik dan sangat mencintaiku. Jadi tidak mungkin kau menolak sentuhan suamimu bukan?" ucap Kaysan lagi, mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Gaia; membelainya dengan lembut.

'Iya kah? Aku istri baik dan cinta Mas Kaysan? Tapi kenapa aku dibilang berselingkuh dan … kakeknya bahkan ingin kami bercerai.' batin Gaia, mendongak ke arah Kaysan.

"Dulu, kau juga sangat suka sentuhanku, Wife." Kini usapan jemari Kaysan turun ke arah leher istrinya.

Gaia meneguk saliva dan langsung menghentikan tangan Kaysan. 'I-ini bohong-bohonnya pasti. Ya-yakali aku suka begituan.' batin Gaia, menolak mempercayai ucapan suaminya.

Belum sempat Gaia mengatakan sesuatu, Kaysan lebih dulu mencium bibirnya. Pria itu kembali melakukan hal seperti tadi, dan lagi-lagi hanya perasaan tak nyaman yang Gaia rasakan.

Dengan lembut Kaysan membaringkan tubuhnya, lalu perlahan tangannya menelusup dalam piyama yang Gaia kenakan. Sentuhan Kaysan semakin liar, di mana saat ini dia mencumbu leher jenjang istrinya. Sedangkan Gaia sendiri dibalut oleh rasa ketakutan bercampur rasa tak enak.

Sungguh! Dia tidak nyaman diperlakukan seperti ini oleh Kaysan. Namun, dia juga tak enak hati untuk menghentikan aksi suaminya.

'Dia suami kamu, Gaia. Dia suami kamu!' batin Gaia, menggigit bibir saking grogi dan risihnya dia pada sentuhan suaminya.

"Rileks, Wife," ucap Kaysan lembut, sejenak berhenti untuk memperhatikan ekspresi istrinya yang sangat gugup.

Gaia menganggukkan kepala, reflek menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Gaia mengulanginya berapa kali. Melihat itu, Kaysan terkekeh pelan–lucu dengan tingkah istrinya.

Kaysan kembali menyentuh Gaia, kali ini ia lakukan lebih pelan dan lembut supaya Gaia tak terlalu gugup. Sedangkan Gaia, entah apa yang merasuki tubuhnya, akan tetapi perlahan dia merasa lebih baik. Ada keanehan yang dia rasakan, tubuhnya bergejolak aneh–seperti ada sengatan listrik kecil. Tanpa sadar, dia mulai menerima dan menikmati sentuhan Kaysan.

CacaCici

Selamat membaca dan semoga suka dengan novel baru kita, MyRe. Love sekebun buat MyRe kesayangan CaCi. Sehat selalu buat kalian semua, semangat dalam menjalani hari-hari! Dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah dan komentar manis. Papai ... IG:@deasta18 (follow agar tahu info terbaru seputar novel kita, MyRe)

| 32
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Comentários (8)
goodnovel comment avatar
bisriharnumwidari12
Up lagi caci. Cepet!!
goodnovel comment avatar
Mita Wulandari
caci up lgi dong
goodnovel comment avatar
Mita Wulandari
yah gak up lagi
VER TODOS OS COMENTÁRIOS

Último capítulo

  • I'm Yours My Husband   106. (NK) Menyusulmu

    Gaia yang sedang berbicara dengan putrinya, seketika teralihkan saat handphone-nya berdering. Dia langsung meraih HP, melihat siapa yang menelponnya. "Daddymu menelpon, Mommy angkat telepon dulu yah, Sayang. Bentar," ucap Gaia, mendapat anggukan dari Naia. Setelah mommynya menjauh, Naia menghela napas. Dia menatap sang mommy dengan ekspresi yang murung, benar-benar sedih dan bimbang secara bersamaan. "Daddy saja kalau ada apa-apa langsung menghubungi Mommy. Sedangkan Kak Kaze, sepertinya dia kesenangan nomornya ku blokir," gumam Naia, lagi-lagi menghela napas lalu meraih HP-nya. Naia kemudian membuat sebuah story di sosial media-nya. Namun, sebelumnya dia sudah memastikan kalau keluarganya dan keluarga Kaze tak akan melihat story tersebut. [Buat para suhu, info dong cara kabur dari pernikahan. Soalnya doi sukanya ke orang lain, tapi maksa nikah dengan diriku yang imut ini.] Story sosial media yang Naia buat, di mana Story tersebut sudah ia khususkan untuk teman-temannya saja. Dia

  • I'm Yours My Husband   105. (NK) Keraguan yang Mendalam

    Apa Kaze ingin menemui Nabila? Kaze ingin menolong Nabila yang terluka? Naia membuka pintu mobil lalu buru-buru keluar dari dalam. Sepertinya Kaze lupa mengunci pintu karena tergesa-gesa, dan syukurlah karena dengan begitu Naia bisa keluar. Naia buru-buru tergesa-gesa masuk ke dalam restoran. Dia ingin melihat apa yang ingin Kaze lakukan. Apakah pria itu benar-benar ingin membantu Nabila? Atau ada sesuatu yang Kaze sembunyikan darinya. Saat masuk ke restoran, dada Naia bergemuruh hebat. Dia penasaran tetapi dia khawatir sesuatu yang ia takutkan terjadi. Setelah di tempat tadi, Naia mengerutkan kening karena tiba-tiba saja di sana sudah ramai. Para penjaga atau satpam telah berkumpul, begitupun para pelayan restoran yang terlihat panik. Naia bisa melihat Nabila yang terlihat panik. Sedangkan Kaze, pria itu …- Bug' Naia meringis melihat itu, langsung memejamkan mata kala melihat Kaze memukul seorang pria. Dari kemeja yang pria itu kenakan, kalau Naia tak salah ingat, dia ada

  • I'm Yours My Husband   104. (NK) Kencan

    Setelah mengambil foto bersama Kaze, pria itu izin membawanya untuk menghabiskan waktu berdua pada orang tua Naia. Orang tua Naia tentu mengizinkan. Sedangkan Naia, dia bersikeras ikut dengan orang tuanya karena ingin cepat-cepat pulang ke kotanya. Namun, tetap saja pada akhirnya dia pergi dengan Kaze. "Sepertinya kau marah padaku," ucap Kaze, di mana mereka masih dalam mobil. Entah kemana pria ini akan membawanya! "Tidak." Naia menjawab cepat, menoleh singkat pada Kaze supaya tak terkesan sedang bad mood, lalu kembali fokus pada ponselnya–bertukar pesan dengan sahabatnya, Kika. Ah, sayang sekali karena dia dan Kika tidak sempat bertemu setelah turun dari aura. Itu karena mereka sama-sama fokus pada keluarga masing-masing. "Lalu kenapa kau tidak banyak bicara? Tidak seperti biasanya," ujar Kaze, menoleh sejenak pada Naia lalu memilih fokus pada jalanan. "Aku sukanya ngobrol sama sesama manusia, bukan sama tembok," jawab Naia, masih memilih fokus pada handphone. Jika tadi di

  • I'm Yours My Husband   103. (NK) Rasa Kesal yang Tak Terkendalikan

    Setelah itu, Naia buru-buru masuk ke dalam kontrakan. Kaze menghela napas, turun dari mobil kemudian segera menghampiri kontrakan. Dia mengetuk pintu beberapa kali, akan tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Dia juga mencoba menghubungi Naia, namun alih-alih telponnya diangkat, Naia malah memblokir nomornya. "Tuan, sepertinya Nona Naia marah pada anda," ucap Arsen pelan. "Kurasa," jawab Kaze singkat sambil membuka pesan yang sempat Naia kirim padanya. --Wifey-- [Kak, aku ingin pulang. Soalnya besok aku ada gladi wisuda jam 8 pagi. Tapi sebelum itu, aku harus mengambil undangan, toga, dan mengurus kepentingan lainnya sebelum wisuda.] [Kak Kaze. Tolong baca! Aku nggak bohong. Besok aku ada gladi.] [Kak!] "Ck." Kaze berdecak pelan setelah membaca pesan dari Naia tersebut. "Arsen, bukankah kau bilang acara gladi untuk wisuda Naia, masih lusa?" "Ya, benar, Tuan." Arsen mengantikan kepala secara singkat. "Ada masalah, Tuan?" Kaze menghela napas panjang lalu diam dengan ek

  • I'm Yours My Husband   102. (NK) Pulang Lebih Dulu

    Naia semakin tidak nyaman di tempat ini karena beberapa kali dia melihat perempuan itu mencuri pandang pada Kaze. Calon suaminya sendiri, memang tidak lagi pernah memandang perempuan itu. Kaze lebih fokus pada sebuah tablet canggih di tangannya, diberikan oleh Arsen yang juga disini–Kaze memeriksa pekerjaan. Namun, tetap saja Naia sangat tidak nyaman dan terganggu. Meskipun Kaze tak lagi menatap perempuan itu, tetapi pria ini tadi sempat bersitatap dan durasinya cukup lama. Naia mengeluarkan HP lalu mengetik pesan, mengirimnya pada Kaze. Dia meminta supaya Kaze mengantarnya pulang. Dia sebenarnya ingin mengatakannya secara langsung, akan tetapi dia takut dan cukup malu. Ada banyak orang dewasa di sini, dia takut dicap manja serta rewel oleh mereka. Ting' Mendengar notifikasi pesan, Kaze memeriksa HP. Akan tetapi belum sempat dia membuka ponsel dan membaca pesan dari perempuan di sebelahnya, tiba-tiba saja suara pecahan gelas terdegar. Prank' Kaze meletakkan kembali ponsel, me

  • I'm Yours My Husband   101. (NK) Saling Bersitatap

    "Ki-kita mau kemana?" gugup Naia, dia sedikit cemas karena ini sudah jam sepuluh malam dan dia masih di luar bersama dengan seorang pria. Meskipun Kaze adalah calon suaminya, akan tetapi Naia merasa tetap harus mewaspadainya. "Ke hotel," jawab Kaze santai, membuat Naia melebarkan mata dan semakin panik. "Hotel?" gumam Naia dengan pelan, menatap syok dan waspada pada Kaze. "Kak, aku putrinya seorang Kaysan Dante Smith yah. Kakak jangan macam-macam padaku." "Siapa yang ingin macam-macam padamu," datar Kaze, melirik datar ke arah Naia. Setelah itu dia menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan jalan otak perempuan ini. "Sebelum aku menjemputmu, aku sedang ada urusan di hotel DeRoyal. Tapi karena aku harus menjemputmu, aku meninggalkan beberapa dokumen penting di sana," jelas Kaze dengan nada datar dan tanpa menoleh ke arah Naia, menatap lurus ke arah jalan, "kau tidak perlu repot-repot mengotori kepalamu dengan berpikir negatif padaku. Aku tidak tertarik padamu." Awalnya

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status