Início / Romansa / I'm Yours My Husband / 6. Daddy Tidak Akan Menceraikan Mommy

Compartilhar

6. Daddy Tidak Akan Menceraikan Mommy

Autor: CacaCici
last update Última atualização: 2025-08-08 23:53:25

"A-aku di bawah umur," gugup Gaia, cepat-cepat memalingkan wajah saat wajah Kaysan semakin mendekat ke arah wajahnya.

Gaia sangat grogi, pria ini menggendongnya lalu membaringkannya di atas ranjang. Kaysan sudah tidak mengenakan baju–topless, dan dia semakin takut diapa-apain oleh pria ini.

"Cih." Kaysan berdecih geli, membelai lembut pipi Gaia kemudian menghapit dagu istrinya–menarik lembut agar Gaia menatapnya. "Kau sudah legal untuk kumiliki, Ailov," ucap Kaysan dengan nada berat dan serak.

Gaia meneguk saliva secara gugup, menatap suaminya dengan raut muka kaku dan tegang. "Pokoknya aku tidak mau. Ja-jangan sentuh aku sebelum aku kembali me-mengingatmu," ucap Gaia cepat, berharap setelah mengatakan hal itu Kaysan mengurungkan niat untuk menyentuhnya.

Namun, sayangnya harapannya tersebut tidak terkabul. Meskipun sudah mengatakan hal itu, pria ini tetap menciumnya. Bibir Kaysan mendarat di atas bibirnya, membuat Gaia benar-benar syok, tegang, dan panik secara bersamaan.

Gaia memang sudah tahu kalau pria ini adalah suaminya dan dia seorang perempuan berusia 25 tahun–sudah menikah. Hal seperti ini seharusnya wajar ia dan suaminya lakukan. Namun, Gaia merasa kalau dia masih gadis remaja berusia 16 tahun, dan hal-hal seperti ini baginya sangat terlarang.

Tetapi mengingat dia dicium pria ini dan dia merasa sangat risih, Gaia menjadi bertanya-tanya bagaimana dulu caranya hamil jika disentuh suaminya saja dia merinding disko dan ingin pindah alam begini?

Tubuh Gaia semakin mematung saat Kaysan yang masih menciumnya mencoba melepas pakaian yang Gaia kenakan. Otak Gaia menyuruhnya berteriak karena merasa bahwa apa yang Kaysan lakukan padanya adalah salah. Namun, hatinya terus meyakinkan kalau pria ini adalah suaminya dan sah-sah saja Kaysan menyentuhnya.

Derrrrrt'

Suara handphone tiba-tiba terdengar, membuat Kaysan menghentikan aktivitasnya. Kaysan mengusap pucuk kepala Gaia, senyum tipis pada istrinya lalu meraih handphone di atas nakas.

Gaia buru-buru duduk, merapikan pakaiannya lalu menatap Kaysan yang sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon.

'Haaaah … hampir saja tadi aku ….' batin Gaia, masih mengamati suaminya yang sedang mengangkat telepon.

Gaia tiba-tiba mengerutkan kening, merasa aneh dan cukup takut melihat ekspresi suaminya. Wajah Kaysan terlihat marah, tatapannya tajam dan sorot matanya gelap. Ada aura mengerikan juga yang ia rasakan dari sosok ini.

Gaia meneguk saliva secara kasar, merasa kalau pria ini sangat berbeda. Ketakutan dan kegugupannya semakin menjadi-jadi saat Kaysan tiba-tiba menoleh padanya. Gaia tersentak dan panik saat mata tajam itu memandangnya.

Namun, aneh! Tiba-tiba saja wajah dingin dan sorot mata gelap itu langsung hilang. Wajah suaminya kembali ramah, bahkan ada senyuman kecil yang manis–terukir padanya.

Kaysan yang masih bertelponan, mendekatinya. Pria itu berdiri tepat di depannya.

"Tak ada yang bisa mengaturku. Termasuk kau," ucap Kaysan pada seseorang yang menghubunginya, nadanya marah akan tetapi tatapannya lembut pada istrinya. Dia mengusap pucuk kepala Gaia, lalu tangannya yang ada di pucuk kepala Gaia turun ke dagu. Dia menghapit dagu perempuan itu lalu membungkuk, mencium bibir istrinya secara lembut dan ringan. Hanya sekilas.

"Humm." Kaysan berdehem pada seseorang yang menghubunginya, setelah itu dia mematikan sambungan telepon. Kaysan meletakkan handphone di atas meja nakas, menoleh ke atas Gaia kemudian kembali mencium singkat bibir istrinya.

"Aku akan pergi ke rumah Robert. Kau tidak apa-apa kutinggal sebentar, Ailov?" tanya Kaysan dengan nada yang benar-benar lembut, sangat sopan di pendengaran dan menenangkan di hati.

Gaia menganggukkan kepala patuh, tersihir oleh suara suaminya yang terlalu nyaman di telinga dan kalbu. Saat pria itu mengenakan kemeja kembali, Gaia menyentuh bibirnya. Dia melakukannya karena dia tidak menyangka kalau tadi dia dan pria ini habis berciuman panas. Rasanya sangat mendebarkan dan membuat jantung tidak tenang.

Tiba-tiba saja Kaysan menoleh padanya, membuat Gaia reflek menjauhkan tangan dari bibir–spontan menoleh ke sana kemari, bagai orang kebingungan dan tersesat.

Melihat tingkah istrinya, Kaysan berdecih geli. Menggemaskan! Sama persis dengan Gaia saat baru-baru ia nikahi!

***

Sekitar jam sembilan malam, Gaia memutuskan keluar kamar karena dia lapar. Kaysan sudah pergi sekitar sejam lebih, dan pria itu belum pulang.

Gaia mencari-cari letak dapur, dan akhirnya dia menemukannya. Dia cukup terkejut karena melihat dua anak kecil sedang ada di depan lemari pendingin.

Gaia memasuki dapur, membuat Nezha dan Naia menoleh panik padanya. "Ha-hai, adik-adik," sapa Gaia dengan kikuk. Dia tahu keduanya adalah putra-putrinya, akan tetapi dia sangat canggung bila memanggil keduanya 'anak.

Naia mengerjapkan mata karena bingung. Adik? Dia menoleh ke arah kembarannya, di mana Nezha bersedekap di dada sambil menatap datar ke arah Gaia.

"Kami anak-anakmu, bukan adikmu," dingin anak kecil itu, berusaha mengintimidasi perempuan cantik di depannya.

Sejujurnya dia takut dimarahi oleh mommynya karena mereka ketahuan belum tidur dan ada di dapur.

"O-ouh." Gaia ber 'oh ria, "kalian berdua lapar juga kah makanya ke sini?" tanya Gaia kemudian. Naia menganggukkan kepala dengan pelan. Sedangkan Nezha menutup lemari pendingin dengan cepat, dia berniat pergi dari sana akan tetapi terhalang saat mendengar ucapan mommynya.

"Aku juga lapar," ujar Gaia dengan nada pelan, "apa di rumah kalian--"

"Rumah kita, Mom," tegur Nezha sambil menatap datar ke arah mommynya.

"Iya, rumah kita," ucap Gaia dengan wajah muram. 'Persis seperti Mas Kaysan. Dikit-dikit koreksi kalimat aku.'

"Di rumah ini tak ada pelayan kah?" tanya Gaia kembali.

"Ada, Mommy. Tapi jam segini mereka sudah tidur," jawab Naia dengan nada pelan, masih takut berbicara pada mommynya.

"Cepat sekali! Dan … tidak ada makan malam juga kah?" tanya Gaia lagi, menoleh ke arah ruang makan yang dibatasi dengan mini bar.

"Umm … kalau pelayan tahu Daddy pergi, mereka tidak akan menyiapkan makan malam, Mommy," jawab Naia ragu-ragu.

"Loh, tapi kalian belum makan. Seharusnya mereka menyiapkan makan malam untuk kalian kan?" Gaia mengerutkan kening, merasa aneh dengan pelayan di rumah ini.

Kedua anak itu hanya diam, tak mengatakan apa-apa dan hanya menatap Gaia dengan ekspresi murung.

Gaia menggaruk pipi karena tak tega melihat ekspresi kedua anak ini. Pada akhirnya tanpa peduli lagi pada maid rumah yang sudah tidur, Gaia memutuskan untuk memasak. Dia memasak untuknya dan kedua anak-anaknya. Dia juga menyiapkan makanan untuk suaminya. Siapa tahu pria itu pulang dan belum makan.

Setelah memasak, dia dan kedua anak kembarnya makan bersama. Kedua anaknya makan begitu lahap, dan Gaia sangat senang melihatnya.

"Oh iya, Robert itu siapa?" tanya Gaia tiba-tiba, mengingat kalau suaminya pergi untuk menemui seseorang bernama Robert.

"Kakek buyut," jawab Nezha dengan nada datar.

Uhuk uhuk uhuk'

Gaia yang saat itu tengah minum, reflek terbatuk-batuk. Hei, Robert itu kakek buyut anak-anaknya? Berarti Robert adalah kakek suaminya bukan?

"Ini, Mommy," ucap Naia, dengan cepat menyerahkan segelas air putih pada mommynya.

Gaia meraih cepat lalu memimun habis air putih tersebut. Setelahnya, dia menatap kedua anak kembarnya dengan raut muka serius. "Berarti Robert itu kakek Mas-- Kakek Daddy yah? Tapi kok Daddy hanya panggil nama ke kakeknya? Daddy kalian bertengkar yah dengan Kakek Robert?"

"Humm." Nezha hanya berdehem sebagai jawaban. Dia sangat senang karena mommynya memasak untuknya dan banyak bicara padanya dan Naia. Hanya saja, dia gugup!

"Gara-gara apa?" tanya Gaia kembali.

"Sebab Kakek buyut ingin Daddy menceraikan Mommy," jawab Nezha lagi.

Gluk'

Gaia langsung meneguk saliva secara kasar. Ais, ternyata alasannya karena dia. Gaia seketika itu juga langsung diam, memilih makan dengan ekspresi muram. Hah, pantas saja yang menjemputnya ke rumah orang tuanya hanya suami dan anak-anaknya saja. Ternyata keluarga suaminya tidak suka padanya.

Apa penyebabnya karena sebelum dia lupa ingatan, dia berselingkuh dan sangat jahat seperti yang dikatakan tantenya?

Tiba-tiba saja tangan kecil dan mungil menyentuh punggung tangan Gaia, membuat Gaia menoleh ke arah pemilik tangan mungil tersebut.

"Tenang saja, Mommy. Daddy sangat mencintai Mommy dan Daddy tidak akan menceraikan Mommy."

CacaCici

Selamat membaca dan semoga suka, MyRe kesayangan CaCi. Jangan lupa untuk dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah, dan ulasan manis. Sehat selalu buat kalian semua, dan semangat dalam menjalani hari-hari yah ... IG:@deasta18

| 35
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Comentários (4)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hihihi ... Nanti Kakak dan MyRe lainnya juga akan tahu, tapi setelah kita sampai di bab itu yah, Kakku. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Ada, Kakku. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
Juliana Kasmin
gak ada kelanjutan nya caci
VER TODOS OS COMENTÁRIOS

Último capítulo

  • I'm Yours My Husband   106. (NK) Menyusulmu

    Gaia yang sedang berbicara dengan putrinya, seketika teralihkan saat handphone-nya berdering. Dia langsung meraih HP, melihat siapa yang menelponnya. "Daddymu menelpon, Mommy angkat telepon dulu yah, Sayang. Bentar," ucap Gaia, mendapat anggukan dari Naia. Setelah mommynya menjauh, Naia menghela napas. Dia menatap sang mommy dengan ekspresi yang murung, benar-benar sedih dan bimbang secara bersamaan. "Daddy saja kalau ada apa-apa langsung menghubungi Mommy. Sedangkan Kak Kaze, sepertinya dia kesenangan nomornya ku blokir," gumam Naia, lagi-lagi menghela napas lalu meraih HP-nya. Naia kemudian membuat sebuah story di sosial media-nya. Namun, sebelumnya dia sudah memastikan kalau keluarganya dan keluarga Kaze tak akan melihat story tersebut. [Buat para suhu, info dong cara kabur dari pernikahan. Soalnya doi sukanya ke orang lain, tapi maksa nikah dengan diriku yang imut ini.] Story sosial media yang Naia buat, di mana Story tersebut sudah ia khususkan untuk teman-temannya saja. Dia

  • I'm Yours My Husband   105. (NK) Keraguan yang Mendalam

    Apa Kaze ingin menemui Nabila? Kaze ingin menolong Nabila yang terluka? Naia membuka pintu mobil lalu buru-buru keluar dari dalam. Sepertinya Kaze lupa mengunci pintu karena tergesa-gesa, dan syukurlah karena dengan begitu Naia bisa keluar. Naia buru-buru tergesa-gesa masuk ke dalam restoran. Dia ingin melihat apa yang ingin Kaze lakukan. Apakah pria itu benar-benar ingin membantu Nabila? Atau ada sesuatu yang Kaze sembunyikan darinya. Saat masuk ke restoran, dada Naia bergemuruh hebat. Dia penasaran tetapi dia khawatir sesuatu yang ia takutkan terjadi. Setelah di tempat tadi, Naia mengerutkan kening karena tiba-tiba saja di sana sudah ramai. Para penjaga atau satpam telah berkumpul, begitupun para pelayan restoran yang terlihat panik. Naia bisa melihat Nabila yang terlihat panik. Sedangkan Kaze, pria itu …- Bug' Naia meringis melihat itu, langsung memejamkan mata kala melihat Kaze memukul seorang pria. Dari kemeja yang pria itu kenakan, kalau Naia tak salah ingat, dia ada

  • I'm Yours My Husband   104. (NK) Kencan

    Setelah mengambil foto bersama Kaze, pria itu izin membawanya untuk menghabiskan waktu berdua pada orang tua Naia. Orang tua Naia tentu mengizinkan. Sedangkan Naia, dia bersikeras ikut dengan orang tuanya karena ingin cepat-cepat pulang ke kotanya. Namun, tetap saja pada akhirnya dia pergi dengan Kaze. "Sepertinya kau marah padaku," ucap Kaze, di mana mereka masih dalam mobil. Entah kemana pria ini akan membawanya! "Tidak." Naia menjawab cepat, menoleh singkat pada Kaze supaya tak terkesan sedang bad mood, lalu kembali fokus pada ponselnya–bertukar pesan dengan sahabatnya, Kika. Ah, sayang sekali karena dia dan Kika tidak sempat bertemu setelah turun dari aura. Itu karena mereka sama-sama fokus pada keluarga masing-masing. "Lalu kenapa kau tidak banyak bicara? Tidak seperti biasanya," ujar Kaze, menoleh sejenak pada Naia lalu memilih fokus pada jalanan. "Aku sukanya ngobrol sama sesama manusia, bukan sama tembok," jawab Naia, masih memilih fokus pada handphone. Jika tadi di

  • I'm Yours My Husband   103. (NK) Rasa Kesal yang Tak Terkendalikan

    Setelah itu, Naia buru-buru masuk ke dalam kontrakan. Kaze menghela napas, turun dari mobil kemudian segera menghampiri kontrakan. Dia mengetuk pintu beberapa kali, akan tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Dia juga mencoba menghubungi Naia, namun alih-alih telponnya diangkat, Naia malah memblokir nomornya. "Tuan, sepertinya Nona Naia marah pada anda," ucap Arsen pelan. "Kurasa," jawab Kaze singkat sambil membuka pesan yang sempat Naia kirim padanya. --Wifey-- [Kak, aku ingin pulang. Soalnya besok aku ada gladi wisuda jam 8 pagi. Tapi sebelum itu, aku harus mengambil undangan, toga, dan mengurus kepentingan lainnya sebelum wisuda.] [Kak Kaze. Tolong baca! Aku nggak bohong. Besok aku ada gladi.] [Kak!] "Ck." Kaze berdecak pelan setelah membaca pesan dari Naia tersebut. "Arsen, bukankah kau bilang acara gladi untuk wisuda Naia, masih lusa?" "Ya, benar, Tuan." Arsen mengantikan kepala secara singkat. "Ada masalah, Tuan?" Kaze menghela napas panjang lalu diam dengan ek

  • I'm Yours My Husband   102. (NK) Pulang Lebih Dulu

    Naia semakin tidak nyaman di tempat ini karena beberapa kali dia melihat perempuan itu mencuri pandang pada Kaze. Calon suaminya sendiri, memang tidak lagi pernah memandang perempuan itu. Kaze lebih fokus pada sebuah tablet canggih di tangannya, diberikan oleh Arsen yang juga disini–Kaze memeriksa pekerjaan. Namun, tetap saja Naia sangat tidak nyaman dan terganggu. Meskipun Kaze tak lagi menatap perempuan itu, tetapi pria ini tadi sempat bersitatap dan durasinya cukup lama. Naia mengeluarkan HP lalu mengetik pesan, mengirimnya pada Kaze. Dia meminta supaya Kaze mengantarnya pulang. Dia sebenarnya ingin mengatakannya secara langsung, akan tetapi dia takut dan cukup malu. Ada banyak orang dewasa di sini, dia takut dicap manja serta rewel oleh mereka. Ting' Mendengar notifikasi pesan, Kaze memeriksa HP. Akan tetapi belum sempat dia membuka ponsel dan membaca pesan dari perempuan di sebelahnya, tiba-tiba saja suara pecahan gelas terdegar. Prank' Kaze meletakkan kembali ponsel, me

  • I'm Yours My Husband   101. (NK) Saling Bersitatap

    "Ki-kita mau kemana?" gugup Naia, dia sedikit cemas karena ini sudah jam sepuluh malam dan dia masih di luar bersama dengan seorang pria. Meskipun Kaze adalah calon suaminya, akan tetapi Naia merasa tetap harus mewaspadainya. "Ke hotel," jawab Kaze santai, membuat Naia melebarkan mata dan semakin panik. "Hotel?" gumam Naia dengan pelan, menatap syok dan waspada pada Kaze. "Kak, aku putrinya seorang Kaysan Dante Smith yah. Kakak jangan macam-macam padaku." "Siapa yang ingin macam-macam padamu," datar Kaze, melirik datar ke arah Naia. Setelah itu dia menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan jalan otak perempuan ini. "Sebelum aku menjemputmu, aku sedang ada urusan di hotel DeRoyal. Tapi karena aku harus menjemputmu, aku meninggalkan beberapa dokumen penting di sana," jelas Kaze dengan nada datar dan tanpa menoleh ke arah Naia, menatap lurus ke arah jalan, "kau tidak perlu repot-repot mengotori kepalamu dengan berpikir negatif padaku. Aku tidak tertarik padamu." Awalnya

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status