Share

IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO
IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO
Penulis: UmiLovi

Dua Ratus Juta, Segera!

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 11:19:01

"Dua ratus juta, Dokter?" Harsha mendelik tak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.

"Benar. Kami baru akan melakukan operasi jika anda sudah menyiapkan uang itu."

Harsha mendapati seluruh tubuhnya semakin meremang. Dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu untuk biaya operasi ibunya? Pun jika tak segera dioperasi, nyawa ibunya pasti tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

"Baik, Dokter. Saya akan segera mencari uang untuk biaya ibu saya secepatnya." Harsha berjanji meskipun ia merasa ragu, dari mana ia akan mendapat uang sebanyak itu.

Harsha Luvena, gadis berusia 22 tahun yang saat ini sedang berjuang untuk kesembuhan ibunya itu, juga sedang bekerja keras menyelesaikan tesisnya agar bisa lulus tepat waktu. Selain kuliah, Harsha juga bekerja di Mansion keluarga Birnandi, menggantikan ibunya yang harus berhenti bekerja karena sakit keras dan harus segera dioperasi.

Karena masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum nanti sore mulai bekerja, akhirnya Harsha berpamitan pada ibunya yang kondisinya semakin lemah.

Dengan mengendarai motor bututnya, Harsha hanya memiliki satu tempat yang ingin ia tuju. Papan nama besar bertuliskan Bank Zurish di atas sebuah gedung dua lantai, akhirnya membuat motor Harsha berhenti. Ia memarkir kendaraan kesayangannya tersebut dan bergegas masuk ke dalam gedung itu.

"Mohon maaf, kami tidak bisa meminjamkan uang dalam jumlah banyak tanpa adanya agunan."

Penjelasan dari Customer Service yang melayani Harsha, pada akhirnya membuat gadis itu menghela napas panjang karena kecewa.

"Jadi saya nggak bisa mengajukan pinjaman tanpa ada jaminan?" ulang Harsha masih belum yakin pada apa yang sudah dijelaskan.

Dan ketika CS tersebut mengangguk sembari tersenyum ramah, akhirnya Harsha hanya bisa pasrah. Ia bangkit dengan lunglai dan berjalan menuju tempat parkir dengan gontai. Harsha tak sadar, dikejauhan sepasang mata sedang memperhatikan dia dengan  penasaran, sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil mewah miliknya. 

Karena hari mulai sore, akhirnya Harsha melaju menuju Mansion Birnandi yang terletak di kawasan privat di pinggiran kota. Sepanjang jalan, otak Harsha berpikir keras, bagaimana dan di mana dia bisa mendapatkan uang dua ratus juta untuk biaya operasi ibunya? Karena meminjam ke bank ternyata harus memiliki agunan.

Tiba di Mansion Birnandi yang megah bak istana, Harsha lekas mengganti pakaiannya dengan seragam biru selayaknya pelayan lainnya. Sehari-hari, ia bertugas merawat bunga-bunga yang ditanam oleh sang majikan, Harsha menyiram dan menyiangi rumput liar yang tumbuh di sana. Nahas, karena pikirannya tengah kalut, alih-alih fokus pada pekerjaannya, Harsha malah teledor dan mencabut tanaman bunga kesayangan sang majikan.

"Apa kamu sudah gila!? Itu bunga langka!"

Teriakan yang kencang dari arah belakang membuat Harsha berjengit kaget dan sontak berbalik badan. Bela Zurishmo --nyonya besar di Mansion Birnandi, tengah melotot sambil berjalan cepat ke tempat Harsha mematung.

"M-maafkan saya, Nyonya! Saya tidak sengaja," sesal Harsha panik karena perbuatan bodohnya tertangkap basah oleh sang majikan.

Dengan wajah penuh amarah, Bela merampas tangkai bunga yang telah tercabut itu dan menatap Harsha dengan bengis.

"Kamu harus menggantinya! Ini bunga mahal!"

"T-tapi Nyonya..."

"Kamu sengaja ingin dipecat, huh?Memangnya apa yang kamu pikirkan? Beberapa hari ini kamu juga sering membolos bekerja! Apa kamu sudah tidak betah bekerja di sini?" bentak Bela dengan kesal.

"Tidak, nyonya! Jangan pecat saya. Saya janji ini yang terakhir. Saya akan lebih fokus mulai detik ini. Jangan pecat saya, saya masih harus memenuhi biaya operasi ibu saya!" pinta Harsha memohon sembari meluruhkan tubuhnya di tanah dan bersimpuh di hadapan Bela dan mulai terisak. "Saya mohon jangan pecat saya, Nyonya Bela."

"Operasi?" Bela tersenyum smirk sembari melipat kedua tangannya di dada dan memandang Harsha dengan tatapan meremehkan. "Jadi kamu datang ke Bank Zurish untuk membiayai operasi ibumu!?"

Dengan lemah, Harsha menganggukkan kepala tanpa berani menatap sang nyonya besar.

"Benar Nyonya, ibu saya sedang kritis," akunya sedih.

Jadi, gadis yang tadi ia lihat di Bank milik keluarganya itu benar Harsha. Sambil tersenyum kecut, Bela lantas melangkah anggun memutari tubuh Harsha sambil berkata, "apa kamu sangat membutuhkan uang itu?"

Sambil terisak di tanah, Harsha mengangguk berulang kali untuk menegaskan keseriusannya.

"Aku bisa membantumu kalo kamu mau."

Kalimat singkat yang baru saja diucapkan Bela dengan lantang, berhasil membuat tangis Harsha mereda. Ia memberanikan diri mendongah dan menatap sang majikan.

"Benarkah? Nyonya bersedia membantu saya?" ulang Harsha tak yakin pada pendengarannya.

Bisa saja ia salah dengar karena terlalu heboh menangis, atau bisa saja dia berhalusinasi, bukan?

Ketika akhirnya Bela Zurishmo menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangan pada sang pelayan, secara reflek Harsha meraih tangan lembut itu dengan gesit dan berdiri. Ia menatap Bela dengan sorot berbinar ceria dan senyuman yang mulai merekah.

"Aku akan membantumu dengan satu syarat, Harsha!" lontar Bela dengan tegas seraya tersenyum licik. "Jadilah ibu pengganti untukku, dan aku akan membiayai operasi ibumu!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Liburan

    "Berlibur?" Ron mengernyit heran setelah mendengar permintaan Harsha yang tak biasa sore ini. Ia baru saja menyerahkan sebotol stok Asi untuk bayinya ke ruang NICU, dan Harsha mendadak mengajaknya liburan seakan mereka tak direpotkan oleh seorang bayi yang sedang berjuang untuk tetap hidup. "Iya. Liburan. Kapan terakhir kamu liburan?" Harsha bangkit dan menggandeng lengan suaminya yang masih mematung di samping pintu. Ron menerawang sejenak, alisnya terangkat untuk mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia pergi berlibur. Sepertinya sudah sangat lama, hingga Ron lupa kapan persisnya. "Entahlah, aku lupa.""Kalo begitu ayo kita pergi liburan!" putus Harsha riang tanpa beban. "Lalu Brisya? Kamu akan meninggalkannya di sini?" Ron memandang istrinya dengan heran. "Bagaimana bisa kita bersenang-senang sementara anak kita sedang berjuang di dalam sana, Harsha?" "Kita hanya pergi dua hari, bukan pergi selamanya! Jangan berlebihan." Harsha meninggikan suaranya karena tersinggung d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jenuh

    Ron akhirnya menyerah pada keangkuhannya. Ia setuju pada ide nama yang diberikan oleh Harsha untuk putri mereka. Ron menekan egonya demi kebaikan. Ia ingin menjadi ayah dan suami yang sempurna untuk keluarga kecilnya yang baru. Ron berharap bisa mengimbangi kebaikan dan ketulusan Harsha pelan-pelan. "Brisya Nora Birnandi." Ron tersenyum ketika membaca nama bayi kecilnya yang kini terpampang di papan kecil --yang ditempel di inkubator. Sejak seminggu yang lalu, papan nama itu sudah tertempel di situ. Kini, hanya tinggal dua bayi yang masih dirawat di ruangan steril dengan berbagai macam alat bantu kesehatan itu. "Selamat pagi, Pak." Lamunan Ron seketika itu buyar setelah mendengar suara sapaan khas yang selalu menyapanya di jam sembilan pagi. Ron menarik napasnya singkat sebelum akhirnya berbalik badan. "Selamat pagi, Vick. Apa ada berita terbaru hari ini?" tanya Ron seraya berlalu dari jendela NICU dan beringsut duduk di kursi besi di dekat sana. Vick membuntutinya di

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Istri Luar Biasa

    Bela sangat pencemburu. Dia tidak suka melihat Ron terlalu akrab dengan lawan jenis. Jangankan ketahuan mengobrol dengan perempuan, ketahuan melirik atau memperhatikan perempuan lain saja pasti jadi masalah besar bagi Bela. Itulah mengapa sejak menikah dengan Bela, Ron benar-benar memutuskan komunikasi dengan Kalina. Ia pun mengganti beberapa manajer perempuan di kantornya untuk meminimalisir pertemuan dengan mereka di saat meeting. Sejak menikah, Ron benar-benar menjaga hati dan dirinya hanya untuk Bela seorang. "Aku bertemu tante Brigitta kemarin di mall. Beliau sebenarnya sudah lupa denganku, katanya wajahku sudah banyak berubah. Benarkah begitu, Ron? Apakah aku tampak lebih muda dari usiaku?" Kalina terkekeh sembari menyentuh pipinya yang memerah. Harsha dan Ron hanya saling melirik dengan keki ketika melihat gelagat Kalina yang tersipu setelah memuji dirinya sendiri. "Jadi kamu bertemu mami?" "Nah, iya! Beliau cerita kalo istrimu baru melahirkan. Makanya akhirnya aku datan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Samakan Aku dengan Dia

    Sudah hampir satu jam berlalu sejak Ron kembali ke kamar VVIP yang ditempati Harsha, tetapi pria itu tak sekalipun membuka mulut atau sekedar memperhatikan sang istri yang sedang memompa ASI. Biasanya, Ron akan duduk dengan wajah berbinar dan menemani Harsha, setiap kali melihat wanita muda melakukan rutinitas pumping untuk bayi mereka. Setiap tetes air susu untuk putri mereka yang sedang berjuang di ruang NICU itu, selalu membuat Ron takjub. Walaupun sesekali, Ron akan menggoda Brisya dengan sesekali memberikan belaian lembut di gundukan menggiurkan itu.Namun, sudah satu jam berlalu dan Ron masih betah memandangi layar laptopnya tanpa sekalipun terdistraksi oleh gerak-gerik Harsha. Entah mengapa moodnya memburuk pasca bertemu Victor. "Kamu marah sama aku?" Suara lembut itu membuat jemari Ron membeku diatas keyboard laptopnya. Ia melirik sekilas ke arah Harsha yang sedang duduk di sebelah jendela, memompa asi sambil menikmati pemandangan adalah kegiatan favoritnya. "Tidak." Ron m

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia Menghilang

    "Jadi dia belum ditangkap?" Ron menggretakan giginya dengan keras. "Lalu apa kerjaan polisi-polisi itu semingguan ini, huh!?" "Maaf, Pak. Tapi keberadaan nyonya Bela benar-benar tidak bisa di lacak. Nomornya tidak aktif sejak kejadian itu dan posisi terakhirnya tak memberikan petunjuk apapun," terang Vick dengan serius. "Di mana posisi terakhirnya?" "Di supermarket, Pak. Saya sudah mengecek CCTV di sana tapi sayangnya koneksi internet pada hari itu jelek, sehingga kualitas gambarnya buruk dan menyusahkan tim kepolisian mencermati setiap pengunjung di sana," jelas Vick sembari mengangsurkan ponselnya, yang sedang memutar video copy CCTV di supermarket itu. "Sialan!" maki Ron sembari mengepalkan tangan. "Selama dia belum ditemukan, keselamatan bayiku dan Harsha sedang terancam." Ron terkesiap setelah ia mengucapkan kalimatnya barusan. Ia baru ingat, tadi dia meninggalkan Harsha bersama Victor yang notebene adalah kekasih Bela. "Vick, apa kamu sudah mengecek kediaman Mr. Simon?" Ro

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Bros Keramat

    Sudah seminggu sejak Harsha melahirkan, hanya dua kali ia diijinkan melihat dan menggendong bayinya di ruang NICU. Bukan tanpa alasan, semua demi menjaga kestabilan emosi Harsha yang selalu goyah tiap kali usai menjenguk putri kecilnya. Melihat selang kecil di mulut mungilnya, juga selang ventilator yang tak pernah lepas membantu pernafasannya, selalu membuat tangis Harsha pecah detik itu juga. Akhirnya, dokter hanya mengijinkan Harsha melihat dari jauh tanpa boleh mendekat agar kondisi psikisnya terjaga. Meskipun berat, tapi perlahan-lahan Harsha mulai menerima keadaan bayinya yang bermasalah dengan kesehatannya. Ia mulai sanggup mengelola emosinya, menata hatinya, menguatkan batinnya. Bersama Ron, suaminya, Harsha belajar untuk ikhlas pada takdir mereka. Sebenarnya, Harsha sudah diperbolehkan pulang tiga hari pasca cesar, hanya saja ia tak ingin jauh-jauh dari bayinya, alhasil Ron akhirnya menyewa dan menganggap rumah sakit itu selayaknya hotel. Mereka berdua selalu mengunjungi b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status