ISTRI 100 KILOGRAMPart 40Aku pulang dengan perasaan kacau, sepeti hatiku yang sedang berkecamuk. Ayah menyuruhku menikah dengan wanita pilihannya, tentu saja aku tolak mentah-mentah. Aku sudah memiliki Ayu, wanita yang paling istimewa setelah Ibu."Ayah nggak mau tahu, kamu tetap harus menikah dengan Jenni. Dia itu anak teman bisnis Ayah," perintah Ayah tadi saat aku masih berada dirumahnya."Nggak bisa, Ayah. Aku sudah tunangan, dan nggak mungkin aku menikah dengan perempuan lain lagi," tolakku cepat.Dengan wajah merah padam, Ayah bangkit dan menyalakan rokoknya. Aku tahu dia sangat marah, Ayah tidak suka penolakan."Siapa perempuan itu?" tanya Ayah datar."Namanya Ayu, dia baik dan lembut. Dia juga dari keluarga terhormat, Ayah tenang saja," terangku setenang mungkin, Ayah tidak boleh tau jika aku sedang gugup."Baik, beri Ayah waktu untuk berpikir. Karena sebelum kamu menikahi wanita itu, Ayah harus tau siapa orang tuanya terlebih dahulu," seru Ayah.Aku sedikit tenang setelah A
Istri 100 KilogramPart 1"Mas, aku udah siap nih." Terdengar suara Ayu–istriku yang menyapa ketika aku baru saja keluar dari kamar mandi."Kamu, mau kemana? Kok udah rapi?" tanyaku dengan nada bingung. Karena setahuku Ayu hanya pakai daster jika dirumah begini."Aku mau ikut kamu ke pesta lah, mau kemana lagi," jawabnya enteng lalu dengan cepat dia kembali melihat pantulan dirinya di cermin. Dia juga mulai mengolesi wajahnya dengan make up. Kuakui dia memang cantik, seperti namanya. Tapi, aku risih dengan berat badannya yang mencapai 100 kilogram. Lihatlah lemak ditubuhnya, di bagian perut, paha, juga tangan, belum lagi dagunya yang seperti ada dua. Aku bergidik ngeri membayangkan jika dia tiba-tiba jatuh di atas tubuhku."Maksud kamu apa sih? Aku nggak ngerti," tanyaku penasaran. Memang aku sedang akan bersiap-siap untuk datang kee resepsi teman kantor. Tapi aku sama sekali tidak mengajak Ayu untuk ikut denganku, aku tidak bisa membayangkan betapa malunya aku jika menggandeng wanita
Istri 100 KilogramPart 2Jantungku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, kaki dan tanganku terasa panas dingin saat Pak Bagas berbicara lama dengan Papa mertua. Aku takut jika Pak Bagas memberitahu kejadian tadi pada Papa."Gimana sih, tadi katanya Papa dan Mama kamu nggak bisa datang!" decakku marah pada Ayu yang masih berdiri menggandeng tanganku. Tapi kami tetap berbicara dengan suara yang sangat pelan, jangan sampai orang lain mendengar pertengkaran kami. Untung saja ada alunan musik yang mengiringi jalannya pesta ini. Jadi suara kami tidak akan jelas terdengar oleh tamu-tamu yang lain."Nanti aku jelaskan dirumah," jawabnya santai dan terus tersenyum kearah beberapa rekan kerja yang melihat kearah kami. Mungkin mereka kasihan melihatku di gandeng oleh gajah bengkak, seharusnya Claudia yang berdiri disampingku sekarang."Dasar gajah bengkak, kamu nggak sadar ya kalau nggak pernah dianggap," maki Claudia dengan suara rendah pada Ayu. Tapi Ayu hanya diam tidak menanggapi ucapk
Istri 100 KilogramPart 3"Kalau kamu punya uang itu cuma untuk memanjakan perut, tapi Claudia akan memanjakan tubuhnya yang indah. Dia akan menghabiskan semua uang yang aku berikan untuk ke salon dan membeli baju-baju mahal, agar dia menjadi lebih cantik, bukan seperti gajah," sindirku dengan tersenyum jumawa.Kulihat Ayu menghentikan aktivitasnya mengatur semua bahan makanan di kulkas. Dia juga terlihat meremas kedua tangannya yang putih tapi bulat-bulat. Dia cantik, tapi sayangnya dia tidak menyayangi dirinya sendiri."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Ayu yang kini sudah berdiri di depanku."Ternyata selain jelek, kamu juga bodoh ya. Kamu tau kenapa sampai detik ini aku tidak menyentuhmu? Itu karena aku tidak berselera melihat tubuh yang di dominasi oleh lemak."Ayu mulai terlihat meremas baju yang dipakai, matanya berembun seperti mau menangis. Tapi itu sama sekali tidak membuatku kasihan padanya, yang ada aku bertambah bosan melihatnya yang cengeng."Sini, biar aku perjelas," aku men
Istri 100 KilogramPart 3"Kalau kamu punya uang itu cuma untuk memanjakan perut, tapi Claudia akan memanjakan tubuhnya yang indah. Dia akan menghabiskan semua uang yang aku berikan untuk ke salon dan membeli baju-baju mahal, agar dia menjadi lebih cantik, bukan seperti gajah," sindirku dengan tersenyum jumawa.Kulihat Ayu menghentikan aktivitasnya mengatur semua bahan makanan di kulkas. Dia juga terlihat meremas kedua tangannya yang putih tapi bulat-bulat. Dia cantik, tapi sayangnya dia tidak menyayangi dirinya sendiri."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Ayu yang kini sudah berdiri di depanku."Ternyata selain jelek, kamu juga bodoh ya. Kamu tau kenapa sampai detik ini aku tidak menyentuhmu? Itu karena aku tidak berselera melihat tubuh yang di dominasi oleh lemak."Ayu mulai terlihat meremas baju yang dipakai, matanya berembun seperti mau menangis. Tapi itu sama sekali tidak membuatku kasihan padanya, yang ada aku bertambah bosan melihatnya yang cengeng."Sini, biar aku perjelas," aku men
ISTRI 100 KILOGRAMPart 5Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan, akhirnya aku bisa istirahat didalam ruangan kantor. Dari tadi pagi sibuk melayani klien dan juga ada beberapa meeting diluar. Kulirik jam di pergelangan tangan, ternyata sudah pukul empat sore. Kembali aku merogoh ponsel di saku celana, aku berencana akan menghubungi Claudia. Dari tadi pagi dia menelponku, tapi aku tidak bisa mengangkat telpon darinya. Karena yang kujumpai hari ini semuanya adalah klien penting.Berkali-kali aku menghubungi nomornya, tapi tidak ada jawaban. Mungkin dia marah lagi karena aku tidak menghiraukannya tadi. Sudahlah, lebih baik aku pulang sekarang untuk bersiap-siap pergi nanti malam. Akan kubuat makan malam kami nanti menjadi makan malam terindah dan tidak bisa dilupakan oleh Claudia. Aku juga sudah memesan tempat khusus untuk makan malam kami nanti.Didalam perjalanan pulang, aku singgah ketempat orang yang menjual bunga di tepi jalan. Aku membeli sebuket bunga Lily sega
ISTRI 100 KILOGRAMPART 6Aku menguap berkali-kali setelah mencoba membuka mata yang masih terasa berat. Perutku terasa perih karena lapar, apalagi aku mencium aroma nasi goreng seafood yang sepertinya sedang dimasak oleh Ayu. Aku segera bangun dan segera melihat jam pada dinding kamar, waktu menunjukkan pukul setengah tujuh. Segera aku bangun, tanpa mencuci muka aku menggunakan pakaian santai untuk keluar makan malam bersama Claudia.Setelah rapi, aku mengambil ponsel dan kunci mobil dan segera bergegas keluar. Aroma nasi goreng menguar ke seluruh ruangan, cacing di perutku seakan meronta-ronta meminta untuk diberi makan. Aku segera menuju kedapur untuk memgecek apa yang sedang dimasak oleh Ayu."Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Ayu ketika melihatku datang."Iya, kamu masak apa?" tanyaku penasaran."Nasi goreng seafood, kari kambing dan juga gulai ayam. Aku mau kerumah Mama kamu," jawab Ayu tanpa menoleh ke arahku. Dia sibuk berkutat dengan dapur, aku melihat kearah makanan yang sudah
ISTRI 100 KILOGRAMPart 7Pov AyuMalam ini datang juga saat yang aku tunggu-tunggu, perasaan senang bercampur aduk dengan rasa penasaran. Aku akan segera bertemu dengan Dokter Danis– Dokter Spesialis Gizi. Sebenarnya aku ingin diet sendiri tanpa harus berkonsultasi dengan dokter. Tapi sudah beberapa minggu tidak ada hasil sama sekali, berat badanku tidak turun bahkan satu ons pun. Padahal aku sudah menguranginya jatah makan malam, juga mengurangi yang namanya ngemil. Tapi tetap saja tidak ada perubahan yang berarti.Tidak aku pedulikan lagi teriakan Mas Adam yang dari tadi memanggil namaku, dia mungkin marah karena aku mengambil mobil kesayangannya yang dihadiahkan oleh Papa. Mungkin selama ini aku mengalah karena ingin mempertahankan rumah tangga kami yang baru seumur jagung, tapi sekarang aku tidak mau pura-pura bodoh dan terus diam saja ketika fasilitas dipakai oleh Claudia.Untung saja aku mempunyai sahabat sebaik Talita, dia yang memperkenalkan aku dengan Dokter Danis. Sebenarny