Beranda / Romansa / ISTRI 48 JAM TUAN CEO / 9. PERTEMUAN TAK TERDUGA

Share

9. PERTEMUAN TAK TERDUGA

Penulis: Purple Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-08 12:11:49

Zivanna meronta, tapi cengkeraman orang itu terlalu kuat. Napasnya tercekat, punggungnya menghantam dinding dingin.

“Beraninya k-kau! Dasar licik!” suara Zivanna tersendat, napasnya hampir habis akibat tekanan telapak tangan lawannya.

Cahaya remang-remang dari ujung lorong hanya menyorot sebagian wajah si penguntit—cukup untuk melihat tatapan penuh dendam dan kegilaan yang tak asing.

“K-Kau,” kelopak mata Zivanna terbuka lebar.

“Rupanya pelacvr murahan yang sedang bermain-main denganku,” tubuhnya berubah dingin. Bukan karena ketakutan, tapi karena amarah yang menyala.

“Aku sudah memperingatkanmu,” gumam Jessica Mayer– perempuan yang berselingkuh dengan mantan suaminya.

Wajahnya begitu dekat hingga Zivanna bisa mencium bau parfum Aqua Kiss samar dari tubuhnya.

“Kamu pikir, kamu bisa pergi begitu saja? Kamu membuat seolah-olah aku ini terlihat seperti monster di mata semua orang? Sekarang lihat siapa yang jadi tontonan.” Ia tidak mengendurkan cengkramannya, malah semakin kuat dengan t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    20. PELARIAN YANG SIA-SIA

    Maureen membantu mengemas keperluan Zivanna. Meskipun tidak rela, tapi Zee sudah memutuskan untuk pergi bersama Ares untuk beberapa waktu ke depan. “Masih sakit kah? Sebentar lagi waktunya melahirkan Zee,” tanya Maureen setelah membereskan satu koper penuh dan sekarang duduk di samping Zivanna. Terdengar helaan napas halus dari arah Zee, “Aku akan menjaganya, masih 28 Minggu Ryn.” Tangannya mengusap perut yang kini mulai terlihat lebih berisi dari sebelumnya. “Kenapa harus, Ares?” tatapan Maureen menyiratkan sebuah kekecewaan mendalam. “Apa aku harus ikut sama, Kay?” Zee balik bertanya. Maureen tertunduk lesu, kemudian menghembuskan napas kasar. “Aku tidak akan tinggal diam, jika dia nyakitin kamu.” Zivanna tersenyum tipis, wajahnya masih terlihat sembab. “Pelarianku ke Archenland sia-sia, ya? Tuhan memang memulihkan posisiku sebagai seorang perempuan yang mandiri, punya kekuasaan dan uang. Tapi tidak dengan masalah percintaan; satu kata itu membuat kita terdampar di sini Ryn,

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    19. MINDBLOWING

    Ares langsung berlari ke arah Zivanna "Zee, apa yang terjadi?" Ares bertanya sambil memegang bahu Zivanna, ia panik.Zivanna menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa sakit. "Aku... aku nggak tahu, Ares. Seperti ada yang menusuk perutku," katanya dengan napas terengah-engah.Kayvandra bingung harus melakukan apa, segera ia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. "Aku akan memanggil dokter," katanya sambil berjalan menjauh dari Zivanna dan Ares.Ares membantu Zivanna duduk di sofa, lalu mengambilkan air minum untuknya. "Minum ini, Zee. Semoga kamu merasa lebih baik," katanya dengan suara lembut.Zivanna mengambil air minum itu dan meminumnya perlahan-lahan. "S-Sakit," desisnya dengan mata tertutup.“Iya, aku tahu. Tahan bentar, kamu pasti bisa.” Bisiknya yang seakan takut didengar oleh Kayvandra.Kayvandra kembali dengan wajah yang terlihat khawatir. "Dokter akan segera datang," katanya sambil memandang Zivanna dengan penuh perhatian, ia berdiri tak jauh dari sisi Zivanna yang terl

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    18. RUBAH BETINA

    Kayvandra menghela napas panjang, seakan menimbang kata-kata yang akan keluar dari mulutnya. “Aku nggak bisa percaya siapa pun sekarang. Jessica sudah main di belakangku, dan aku yakin ada yang jauh lebih besar dari sekadar perselingkuhan.”Zivanna mengernyit, berusaha membaca ketulusan di mata pria itu. “Selingkuh? Jadi perempuan itu juga ….” lidahnya tercekat, ia menatap datar presensi Kayvandra yang telah lenyap rasa sombongnya.“Kamu datang ke rumahku hanya untuk mengadu? Seperti anak kecil yang kehilangan lolipopnya. Ck ….!” mulut Zivanna mencebik, persatuan rasa kesal dan benci kini terbentuk kembali.“Aku tahu aku salah,” potong Kayvandra cepat. “Aku datang ke sini bukan untuk minta maaf doang, Zee.” Kelopak matanya menyendu, meminta belas kasih yang selama ini sudah dikubur Zivanna dalam-dalam.Zivanna mendengarkan, “Paman sama keponakan sama-sama membuatku pusing. Apalagi sih yang kalian inginkan dariku?” ia memijat pelipisnya, kemudian menatap Kayvandra dengan kedua alis ter

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    17. LIMA MENIT

    “Ares, berdiri. Sekarang juga!” Nada Zivanna tegas, tapi suaranya terdengar bergetar. Ia tidak tahu getaran itu karena marah atau —gugup.Ares justru menatapnya dari posisi berjongkok, seolah enggan melepaskan momen itu. “Aku serius, Zee. Aku nggak peduli apa kata dunia, atau siapa yang mau protes. Anak ini ….” telunjuknya mengetuk perlahan perut Zivanna, “—punya aku juga.”“Jangan gila!” Zivanna langsung mundur satu langkah, menepis tangan Ares jauh-jauh. “Kamu tahu anak ini….” ia berhenti, bibir Zivanna seakan enggan menyelesaikan kalimat itu.“Mungkin secara darah dia nggak punya aku,” Ares menyahut cepat, matanya tajam, “Tapi kalau kamu pikir aku akan duduk diam dan membiarkan Kay membawamu kembali, kamu salah besar.”Zivanna memelototinya. “Kamu pikir ini cuma soal perebutan aku di antara kalian berdua? Hidupku bukan trophy, Ares!”Ares menghela napas berat, mencoba meredam nada suaranya. “Kalau bukan trophy .… berarti aku harus menganggap kamu medan perang gitu?”“Ares, ya ngga

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    16. PENGAKUAN ARES

    “Lepas!” Zivanna menyingkirkan tangan Ares dari bahunya.“Aku sudah nolong kamu dari dia, lho. Begini cara kamu berterima kasih?” tampak kekecewaan di raut wajah Ares yang kini menggaruk tengkuknya.“Makasih,” ia berbalik badan, kemudian menatap Ares dengan datar.Namun tetap saja Ares bergeming, pria berpostur jangkung dengan perawakan atletis itu tidak bergerak dari tempatnya.“Kok masih di sini? Pulang sana!” usir Zivanna gemas. Kenapa Ares masih saja bebal meskipun ia sudah menjelaskan ribuan kali.Telinganya seakan tidak mendengar, Ares malah mendekat dan merapatkan diri pada Zivanna.“Ares,” Zivanna terkejut.“Dia masih di sini. Diam dan turuti saja permainannya!” bisik Ares yang reflek menarik tengkuk Zivanna dan membungkamnya hingga terdiam.Benar saja. Ketika bunyi beep terdengar, suara napas berat dan tersengal memenuhi ruang tamu apartemen.“Arresss …. leppasss …. emphhh ….” usahanya sia-sia, Ares semakin memperdalam tautan laknat itu. Ares benar-benar menulikan dua rungu d

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    15. DILEMA

    Ares masih berlutut di depan Zivanna, napasnya memburu, wajahnya setengah terkejut setengah marah— marah pada dirinya sendiri atau pada keadaan, Zivanna tidak tahu.“Aku tidak perlu menjelaskan,” suara Zivanna rendah, dingin, tapi getarannya tidak bisa ia sembunyikan. Tangannya meraih kaosnya yang tersingkap. Zivanna menutup rapat bagian perutnya, seakan melindungi lebih dari sekedar dirinya.“Siapa ….?” Ares berhenti sejenak. Ia seolah menelan kata-katanya, lalu kembali menatap Zivanna. “Siapa ayahnya?” tangannya meraih pergelangan Zivanna, hingga perempuan itu meringis menahan sakit.Zivanna menegakkan tubuhnya perlahan, tatapannya tajam menusuk. Ia mencoba untuk melepaskan, “Itu urusanku. Sama seperti masa depan anak ini, yang jelas tidak akan melibatkanmu.” Kemudian Zivanna berhasil melepaskan tangan, Ares.Ares memukul papan gazebo dengan tinjunya, bunyinya memecah sunyi di antara suara ombak. “Zee, kamu pikir aku akan tinggal diam kalau tahu nyawamu dan anak itu jadi target?!”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status