Share

Chapter 12 B

Menit kemudian Zivanka bisa menguasai diri untuk tampil kalem.

“Pengantin baru, ya?” tanya seorang ibu yang mungkin baper melihat keromantisan mereka.

“Tahu saja si Ibu,” sahut Zivanka.

“Saya dan suami juga dulu seperti kalian. Kami keliling supermarket tanpa kenal lelah. Apapun yang saya mau, pasti dia belikan.” Si ibu berujar sambil mengenang.

“Oh, iya,” tanggap Zivanka lagi.

“Tapi ….” Si ibu tiba-tiba terisak, “itu dulu, dulu sekali. Sebelum pelakor syalan itu datang!” sambungnya sambil meremas kuat jeruk sampai muncrat.

Astaga! Kenapa si ibu jadi curhat, batin Zivanka.

Dia melirik Azkio, memberi kode untuk menggeser diri ke konter sayuran. Suaminya langsung tertuju kepada tauge. Sayuran tunas kecil dari kacang hijau pun hampir diborong.

“Buat apa banyak banget?” Zivanka heran.

“Buat meningkatkan kualitas--.” Azkio melanjutkan ucapannya dengan berbisik.

Wajah Zivanka langsung memerah mengalahkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status