Home / Fantasi / ISTRI KECIL SANG KAISAR / Penutup kepala istimewa

Share

Penutup kepala istimewa

Author: Rizkymutha14
last update Last Updated: 2023-10-14 12:34:26

Pandangan Kaisar Bai Li Yuan sesekali melihat ke arah Shen Jin. Dia memperhatikan penampilan Shen Jin yang sudah sedikit berantakan. 

"Nona Yi Xiuying, bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Kaisar Yuan?" ucap Kaisar Yuan, Shen Jin memang tidak tahu seperti apa wajah pasangan yang akan menjadi suami itu.

"Aku tidak peduli!" Shen Jin memegangi kepalanya yang masih berdenyut. "Tidak ada yang bisa mengatur kehidupan, meskipun itu seorang kaisar."

"Nona Shen Jin, seharusnya kau sadar akan perbuatanmu, kau tidak akan bisa keluar setelah kau berbuat ulah," jawabnya dengan nada mengejek dan meremehkan.

"Sekalipun begitu, aku tidak rela jika nasibku berada di tangan orang lain dan menunggu untuk mati." Shen Jin menatap kaisar Yuan dengan menatap nyalang.

Begitu kata yang dilontarkan seperti itu, kaisar Bai Li Yuan tersenyum semakin dalam. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita meskipun dia sudah memiliki lima selir di istananya namun tidak pernah membuat hatinya tergerak untuk menjadi tambatan hati. Dimatanya, Shen Jin terlihat istimewa dan ingin memiliki dia seutuhnya juga ingin mengenalnya lebih mendalam lagi.

Wanita yang ada di hadapannya sekarang, meski sudah menggunakan riasan, namun tetap tidak bisa menutupi wajahnya yang pucat. Badannya yang sangat kurus membuat baju pengantin yang dikenakannya terkesan terlihat sangat berat. Kaisar Bai Li Yuan yang berdiri di hadapannya, menelisik wajah Shen Jin yang dicetak dan terdapat noda darah yang samar di sudut bibir. 

Shen Jin yang masih berdiri di tengah-tengah mayat prajurit yang dia bantai, merasakan kembali tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas dan tidak beternaga. Namun, Shen Jin berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tidak limbung. 

“Sepertinya, racun dalam tubuh pemilik ini kembali bereaksi.” Shen Jin menggeleng-gelengkan kepala agar kesadarannya tetap tidak hilang. Penglihatannya mulai terasa Kabur dan beberapa detik kemudian, dia tidak bisa menahan lagi tubuhnya yang sudah sangat lemas dan akhirnya limbung.

Sebelum tubuh Shen Jin jatuh menyentuh lantai, Kaisar Bai Li Yuan bergerak begitu cepat dan menangkap tubuh Shen Jin. Sejenak, dia memperhatikan wajah kaisar Bai Li Yuan dan setelah itu dia pun langsung kehilangan kesadarannya.

Kaisar Bai Li Yuan membopong tubuh Shen Jin yang begitu ringan, dia kaku pada tubuh. Saat hendak melangkah, kaisar Bai Li Yuan melirik ke arah raja Ruyi yang masih bersujud.

"Jika suasana hatiku sedang tidak baik, aku pastikan kerajaan ini sudah aku ratakan dengan tanah. Sebelum aku datang kembali, aku tidak ingin kejadian hari ini terulang kembali atau nyawa kalianlah yang akan jadi taruhannya," ancam kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin mencium sebuah aroma yang begitu menguar masuk ke hidungnya. Dia pun mendengar ancaman samar yang dilontarkan oleh kaisar Bai Li Yuan. Kemudian, dia pun melangkah meninggalkan aula pernikahan yang sudah sangat kacau balau, membawa Shen Jin Masuk ke dalam kereta kuda yang sudah menunggunya di luar kerajaan Ruyi.

Setelah kedatangan rombongan pengantin dari pihak kaisar Bai Li Yuan, semuanya bisa bernapas lega. Raja Ruyi tidak menyangka akan kedatangan kaisar Bai Li Yuan dan behdapan langsung bersamanya. 

Terlebih lagi, orang-orang yang hadir di istana kerajaan Ruyi, untuk pertama kalinya bisa melihat wajah kaisar yang terkenal sangat kejam itu. Seperti yang dirumorkan, Kaisar Bai Li Yuan tidak mudah di dekati atau di ajak kerjasama. Namun, kedatangannya hari ini membuat beberapa raja yang hadir di pernikahan keluarga kerajaan Ruyi, membuatnya merasa takjub bisa memenangkan hati kaisar tersebut.

Meskipun harus terjadi kekacauan yang dibuat oleh Shen Jin, namun tidak membuat pernikahan itu dibatalkan. Dalam benak para raja yang lainnya, merasa terkejut melihat tampilan sikap kaisar seperti itu.

"A-apa penglihatanku tidak salah? Kaisar membopong Nona Yi Xuiying?" ucap salah satu raja dari kerajaan Zhili.

Bukan hanya para menteri, kerabat kerajaan yang tercengang melainkan raja Ruyi pun ikut tercengang, matanya melotot tidak percaya saat melihat Kaisar Bai Li Yuan rela membopong Shen Jin dengan tangannya sendiri. 

Sementara itu, Pangeran Liu Jun yang menunggu di gerbang istana terkejut ketika melihat sang Kaisar membopong pengantin wanita yang akan di nikahinya itu. Tanpa mengatakan apa-apa dan dengan gerakan cepat, membuka tirai kereta kuda, Kaisar pun langsung memasuki kereta kuda tanpa melepaskan Shen Jin dari gendongannya, bahkan sampai di dalam kereta pun Shen Jin masih dalam pangkuannya. Dsn perlahan kereta kuda pun melaju dengan kecepatan sedang.

"Bolehkah kau membantuku untuk menotok bagian titik akupuntur di tubuhku? Sisa racun itu dalam tubuhku kembali menyebar," ucap Shen Jin tiba-tiba dengan nada lemah.

Kaisar Bai Li Yuan memerintahkan Shen Jin di sana begitu hati-hati. Shen Jin sedikit menggerakkan tubuh membelakangi Kaisar Yuan. Lalu, dengan gerakan cepat Kaisar Yuan memblokir beberapa bagian titik akupuntur untuk mencegah penyebaran racun tersebut.

Shen Jin bernapas lega. "Terima kasih," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya ke belakang.

"Mengapa kamu melakukan itu?" Shen Jin tahu apa maksud dari pertanyaan itu.

"Kenapa? Apa Yang Mulia lebih suka aku mati di tangan mereka? Aku hanya membela diri, apa aku salah dalam melakukan hal itu?" cecarnya. Kaisar Bai Li Yuan hanya tersenyum tipis mendengar celotehan Shen Jin yang keluar dari mulut.

"Yang Mulia, biasakah kita kembali ke kerajaan Ruyi? Ada satu hal yang aku lupakan?" Kaisar Bai Li Yuan yang duduk di belakang Shen Jin, mencondongkan kepala mensejajarkan dengan kepala Shen Jin dari samping.

"Apa mungkin Nona Yi ingin melarikan diri dari pernikahan ini?" bisiknya. Membuat bulu kuduk Shen Jin meremang dan tubuhnya merinding.

"Siapa yang ingin melarikan diri? Shen Jin memutar tubuhnya menghadap kaisar Bai Li Yuan. "Ibuku masih ada di istana dingin, dia tidak memiliki siapa pun selain diriku yang menemaninya," sambungnya. Shen Jin memimpin kepala. Tiba-tiba dia merasa sedih saat mengingat ibunya yang ditinggal sendirian berada jauh di dekatnya.

"Nona tidak perlu mengkhawatrikan Nyonya Yi, aku sudah mengatur semuanya." Shen Jin mendongak-ngedipkan mata tidak percaya dengan ucapan pria yang ada di hadapannya. Bagaiman dia bisa tahu apa yang dipikirkan olehnya.

"Apa Yang Mulia tidak malu, menikahi putri murba seperti ku? Bukankah itu akan mempengaruhi reputasi sebagai Kaisar?"

"Selama ini reputasiku memang tidak baik, lagi pula tidak masalah jika menambah satu lagi." Shen Jin membuka sejenak.

'Benar juga! Sesuai yang di rumorkan dia sangat keras kepala," gumamnya dalam hati. 

**

**

**

Tidak berselang lama, Shen Jin mendengar suara riuh. Suara petasan menggema di udara menyambut rombongan pengantin pengantin Kaisar mereka. 

Shen Jin penasaran mendengar suara riuh penuh kegembiraan itu, dia menengok ke samping jendela kereka, di saat dia akan menyingkap tirai yang terbuat dari kain itu, tangannya langsung digenggam oleh kaisar.

"Di kerajaan ku, semua rakyat dilarang melihat wajah istri kaisar." Shen Jin mengernyitkan alisnya bingung. 

“Peraturan yang aneh.” Shen Jin mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk menuruti kata-katanya. 

"Anak baik!" Shen Jin hanya bisa marah. Tanpa sadar, Shen Jin memperhatika wajah yang akan menjadi suami itu. Namun, itu tertangkap oleh kaisar sehingga membuat Shen Jin menjadi salah tingkah.

"Apa kau sudah puas memuaskanku?" ucapnya tanpa menoleh.

"Kenapa wajahnya sangat familiar sekali, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana?" gumamnya pelan namun terdengar jelas di telinga kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin berpikir keras tapi tidak menemukan jawaban apapun membuatnya kesal sendiri.Tiba-tiba saja kereta kuda berhenti dan terdengar suara seruan dari luar. 

"Yang Mulia! kita sudah sampai!" ucap seseorang di luar kereta.

Tanpa berkata apa-apa, Kaisar merogoh bajunya dan mengeluarkan lipatan kain berwarna merah. Dia pun melebarkan kson merah tersebut yang berukuran sebesar saputangan yang sedikit besar. 

“Pakilah penutup kepala ini, aku tidak mau wajahmu yang jelek itu mengejutkan kedua orang tuaku,” ucapnya sambil tertawa. 

"Kalau wajahku jelek, kenapa kau mau menikah dan membawaku ke istanamu? Dasar aneh." Kaisar Bai Li Yuan entah sejak kapan suka menggoda Shen Jin. Setelah menutup kepala Shen Jin dengan kain merah, tanpa diduga Kaisar Bai Li Yuan membopongnya kembali.

"A-apa yang kamu lakukan?" Kaisar Bai Li Yuan tidak mengajukan pertanyaan Shen Jin. Saat tirai kerata dibuka oleh kusir yang membawa kereta kuda, semua mata langsung memandang ke arah kereta pengantin itu. 

Kaisar memeluk tubuh Shen Jin keluar dari dalam kereta tersebut. ini adalah pemandangan yang sangat langka. Semua orang bahkan para selir-selirnya serta kedua orang tua kaisar ikut tercengang ketika melihat anak membopong seorang wanita. Dan itu membuat para selir yang lainnya menjadi iri hati. 

“Apakah ini benar Yang Mulia?” 

"Aku juga ingin berada di dalam pelukan Yang Mulia."

"Sepertinya Matahari terbit dari barat." Kaisar mengabaikan penuh tanya mereka. Dia terus berjalan menuju aula pernikahan yang dimana sudah ada kedua orang tuanya yang tengah duduk menunggu dirinya. 

Kaisar Bai Li Yuan terus berjalan dan menaiki anak tangga, Shen Jin merasa tidak nyaman terus berada di dalam dekapan pria itu. 

"menawarkanmu menurunkan aku?" tanyanya dengan nada pelan. 

Aku tidak mau istriku kelelahan, lebih baik biarkan aku menggendongmu," jawabnya santai. Shen Jin hanya bisa memancarkan pasrah dan tidak lagi melayangkan protes.

Kaisar Bai Li Yuan pun sampai ke pijakan terakhir, anak tangga itu cukup panjang. Dia langsung memberi hormat kepada dua orang orang tuanya. 

"Salam ayah! Salam ibu. Maaf, kondisi istriku saat ini sedang kurang baik jadi aku akan langsung membawa ke Istana Kuning." 

Semuanya orang di sana begitu terkejut mendengar pernyataan sang Kaisar yang ingin membawa istri yang baru dinikahinya itu sudah di tempatkan di istana khusus Permaisuri. 

"Apa kau yakin putraku? Apakah kali ini kau ingin mengangkat seorang permaisuri?" Tahu watak anak yang tidak suka di cecar dengan sebuah pertanyaan, ibu kaisar pun langsung menganggukan kepala sebagai jawaban. 

"Jika aku sudah mengambil keputusan, jangan ada yang meprotes." Perkataan tersebut di lontarkan pada selir-selirnya yang berdiri berjejer di samping ibu mertua mereka. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 135 part 2

    Suasana kuil yang semula tenang mendadak pecah oleh suara lantang seorang pria.Xiu Jie, yang tengah berbincang dengan Kaisar Jinyulong dan seorang tabib wanita, spontan menoleh. Matanya langsung menangkap sosok Jenderal Tian Ming yang berdiri tak jauh darinya, wajahnya tegang.“Xiu Jie, apa yang kau lakukan di kuil!” seru Tian Ming, suaranya menggema di antara tiang-tiang batu.Xiu Jie buru-buru meletakkan telunjuk di bibir, memberi isyarat agar Tian Ming diam. Tapi amarah sudah lebih dulu menguasai sang jenderal.“Apa kau sungguh ingin cepat bercerai dengan diriku, sampai-sampai kau memohon pada Dewa?” katanya sambil melangkah mendekat, nada suaranya tetap tinggi.Tian Ming tak menyadari, di samping Xiu Jie berdiri Kaisar Jinyulong yang sejak tadi memperhatikan dengan wajah dingin.Xiu Jie, yang memang tak punya banyak kesabaran, akhirnya membalas dengan suara lebih lantang.“IYA! KENAPA? APA KAU KEBERATAN KALAU AKU BERDOA AGAR CEPAT-CERAI DENGANMU?” bentaknya, matanya menatap tajam

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 134 Part 2

    Kotak itu tergeletak di atas lantai batu, tampak biasa saja. Dengan gerakan cepat, ia meraih benda kotak itu tanpa sempat bertanya atau berpikir. Tanpa ragu, ia membuka tutupnya dan langsung menyentuh isi di dalamnya. Seketika terdengar suara mencicit tajam. "Aww! Sakit sekali! Apa itu?" seru Xiu Jie, mengangkat telapak tangannya yang kini memerah dan berdarah. Tabib wanita langsung melangkah maju, wajahnya pucat. "Celaka... racun inang sudah berpindah," gumamnya, nyaris tak terdengar. Kaisar yang berdiri di sisi lain ruangan, menatap Xiu Jie dengan mata membelalak. Tatapannya berubah tajam, penuh amarah. "Xiu Jie..." desisnya pelan, tapi dingin seperti es. "Kau benar-benar ingin menghilang dari dunia ini. Aku akan membunuhmu." Ruangan mendadak sunyi. Hanya suara napas Xiu Jie yang terdengar, cepat dan panik. Kaisar Jinyulong kembali mencengkram leher Xiu Jie, namun sang tabib segera menghentikan tindakan kaisar Jinyulong. Kaisar Jinyulong mencengkeram leher Xiu Ji

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 133 part 2

    Di balik kabut sore yang lembut, Kuil Ling Yin Si berdiri anggun, dikelilingi pepohonan hijau dan suara air terjun yang menenangkan seperti playlist meditasi versi alam. Para biksu baru saja selesai berdoa, mengirim harapan agar dunia jadi lebih damai dan bebas dari stres... seperti hidup tanpa utang.Namun, di sudut altar yang sepi, seorang gadis cantik duduk bersimpuh. Matanya menatap patung Buddha dengan ekspresi antara pasrah dan sedikit kesal.“Ya Dewa... tolonglah,” bisiknya. “Aku tidak meminta jadi kaya raya, cuma satu permintaan kecil... bercerai dari pria brengsek itu.”Ia menghela napas panjang, lalu bergumam sambil mencubit bunga teratai di depannya: “Kalau bisa, jangan tunggu reinkarnasi berikutnya, ya. Aku udah cukup sabar jadi istri... sekarang ingin berubah jadi mantan dan menemukan para pria tampan." Angin sore berhembus pelan, membawa aroma dupa dan... harapan.Lie Mei yang berdiri di samping sang nona, terhenyak saat mendengar permintaan konyolnya tersebut."Nona

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 132

    "Ibunda, apakah aku boleh bertemu dengan keluarga Xiu Jie?" mohonnya penuh harap seraya menggenggam kedua tangan Shen Jin. Shen Jin mengalihkan pandangan ke arah kaisar Yuan yang berdiri di sampingnya. "Untuk apa kau ingin bertemu dengan perdana menteri Xiu?" bukan Shen Jin yang menjawab melainkan kaisar Yuan. "Aku... Hanya ingin memastikan saja," balasnya lirih. Kaisar Yuan terdiam sejenak, mempertimbangkan permintaan sang anak. Tiba-tiba, Shen Jin menyikut perut samping Kaisar Yuan , membuatnya sedikit terhenyak."Baiklah. Tapi, jangan sampai kau mempengaruhi pekerjaan mu," balasnya tegas. Jinyulong pun segera membungkuk hormat."Terima kasih , Ayahanda!" Kaisar Yuan dan Shen Jin pun meninggalkan Jinyulong seorang diri di aula istana.****Langit sore merona, menyapu pelataran rumah Jenderal Tian Ming yang dipenuhi aroma kayu cendana hangat. Di ruang tamu yang luas, Xiu Jie merebahkan diri di atas dipan berhias ukiran naga. Angin semilir menyentuh wajahnya, membawa aroma teh mela

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 131 part 2

    Aroma dupa kayu manis dari aula istana masih melekat di udara ketika Xiu Jie melangkah keluar. Langkahnya berat dan sedikit terhentak, seolah ingin meluapkan kekesalan yang ia tahan sejak pertemuan itu. Baru saja ia menginjak batu marmer di teras luar, tangan hangat menarik lengannya—erat, tergesa."Xiu Jie, apa yang kalian bicarakan di dalam? Apakah Yang Mulia menyetujui permintaanmu?" tanya Jenderal Tian Ming, napasnya belum stabil, matanya menatap lekat dengan rasa penasaran yang sulit disembunyikan.Xiu Jie mengangkat alis, menatapnya dari ujung mata. Nada suaranya datar, dingin. "Kenapa? Apa kau begitu penasaran dengan jawaban dari Kaisar?"Tian Ming mengerutkan kening. Nada suaranya mengeras, namun tetap tertahan. "Xiu Jie, jangan menguji kesabaranku."Xiu Jie mendecak pelan, suaranya seperti embusan angin yang membekukan hati. "Cih! Kalau kau penasaran, kenapa tidak langsung bertanya saja pada Kaisar?"Ia melepaskan diri dan berbalik, mantel tipis yang dikenakannya melamb

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 130 Part 2

    Semua orang telah meninggalkan aula istana. Yang tersisa hanyalah Xiu Jie dan Kaisar Jinyulong. Suasana berubah sunyi, menekan. Xiu Jie menunduk, tak berani mengangkat wajahnya. Matanya terpaku pada lantai marmer yang dingin."Kenapa aku masih di sini?" pikirnya gelisah. Ia bahkan tak sadar saat Kaisar Jinyulong berdiri dari singgasananya.Xiu Jie gumam panik, dalam hati, "Apakah aku membuat kesalahan? Kenapa tiba-tiba disuruh tetap di sini? Haduh... apakah aku akan dihukum?"Langkah tenang terdengar. Xiu Jie menahan napas ketika sepasang kaki berhenti tepat di depannya. Ia ragu, lalu perlahan mendongak.Tatapan mereka bertemu dan waktu seolah membeku."Wah... sungguh keberuntungan bisa melihat wajah tampan sang Kaisar dari dekat."Xiu Jie gumam kagum dengan nada lirih. Kaisar Jinyulong menyunggingkan senyum tipis, entah mengejek atau hanya ingin bermain-main.Kaisar Jinyulong datar, setengah menggoda."Apa kau sudah puas menatap wajahku?" Xiu Jie tersentak, buru-buru menunduk lagi."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status