Share

ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE
ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE
Author: MariaGG

bab 1

Author: MariaGG
last update Last Updated: 2023-10-12 08:15:55

"Ayana, apa kau sudah selesai menjemur pakaiannya? Kau ini, menjemur pakaian saja sangat lama sekali, dasar gadis ideot!" teriak Nina, Kakak dari Ayana.

Ayana yang sedang fokus menjemur pakaian itu, seketika langsung menoleh ke arah Nina. Ayana sudah tidak terkejut lagi dengan perkataan kasar yang dilontarkan oleh Nina, karena sehari-harinya memang seperti itulah sikap Nina.

"Maaf, Kak, tinggal sedikit lagi," jawab Ayana.

Nina berkacak pinggang sembari menghampiri Ayana. Secepat kilat tangan Nina menyambar rambut Ayana, ia menjambak rambut sang Adik. Ayana meringis menahan sakit.

"Kak, sakit, tolong lepaskan," mohon Ayana, dengan menahan sakit akibat tarikan kuat Nina.

Tetapi Nina justru semakin menarik kuat rambut Ayana yang panjang itu. "Kau selalu menguji kesabaranku, gadis sialan!" umpat Nina yang masih ingin menyiksa Ayana.

"Ampun, Kak, aku akan menyelesaikannya dengan cepat," Ayana mengiba menatap Nina, yang terlihat memberinya tatapan benci.

"Cepat, kau selesaikan! Lalu kau urus anak-anak panti sialan itu, yang setiap pagi selalu saja berisik, mengganggu pagiku."

Nina kemudian menghempaskan tubuh Ayana hingga jatuh terduduk, membuat Ayana meringis kesakitan. Ayana menatap takut kearah Nina, yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Cepat bangun dan selesaikan! Jangan membuat aku kembali memberimu pelajaran." Nina kemudian mendorong bahu Ayana dengan kakinya, membuat Ayana kembali merasakan sakit.

Ayana tidak mengerti, menapa Kakaknya itu begitu membencinya, yang merupakan Adiknya sendiri.

"Baik Kak," jawab Ayana.

Ayana tidak ingin membuat Nina semakin kesal. Ayana pun segera bangun dengan menahan nyeri di tubuhnya. Kemudian ia segera menyelesaikan pekerjaanya. Dengan tertatih-tatih, Ayana berusaha menyelesaikan pekerjaannya tersebut.

"Cepat bodoh! Kerja begitu saja kau butuh waktu begitu lama, Dasar lelet. Cepat kau selesaikan, Ayana, anak-anak akan segera berangkat ke sekolah," ucap Nina.

Setelah itu, Nina berbalik melangkah masuk ke dalam panti. Sementara Ayana bergegas menemui anak-anak panti. Melihat hari sudah semakin siang, mereka semua pasti sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah pagi ini.

Di seberang panti tersebut, terdapat rumah berlantai 2 yang setiap hari Ayana pandangi, hanya untuk dapat melihat seseorang yang dia sukai secara diam-diam, menjadi obat saat Ayana merasakan kesedihan.

Saat Ayana mengantar anak-anak panti yang akan berangkat ke sekolah, Ayana kebetulan bertemu dengan pria pujaan hatinya, yang juga keluar dan menyapanya.

Bryan, nama pria tersebut. Ia tersenyum saat melihat kehadiran Ayana yang keluar untuk mengantar anak-anak panti asuhan ke sekolah pagi ini. Bryan dan Ayana, tidak luput dari pandangan seseorang, yang saat ini menatap benci ke arah Ayana.

"Ayana, apa anak-anak akan berangkat ke sekolah?" Bryan menatap Ayana, yang mengantar anak-anak panti untuk ke sekolah.

"Iya Kak, mereka baru saja akan berangkat ke sekolah," jawab Ayana.

Kemudian Ayana melambaikan tangannya kepada anak-anak panti, yang berjalan menuju sekolah mereka. Ayana terus menatap kepergian anak-anak panti tersebut dengan wajah yang berbinar, dan semua itu tak luput dari pandangan Bryan.

"Lihat, anak-anak sudah berangkat ke sekolah Ayana," ucap Bryan.

Bryan sengaja berkata seperti itu kepada Ayana, untuk mencoba menarik perhatiannya, karena Ayana yang masih saja terus menatap ke arah kepergian anak-anak panti.

"Ada apa, Kak?" tanya Ayana.

Ayana pun menoleh ke arah Bryan, yang saat ini berdiri di depannya. Dari raut wajahnya, terlihat jika Bryan ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

"Ayana, apa kau sibuk pagi ini? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat!" Bryan berharap Ayana tidak menolak ajakannya.

Ayana menatap ke arah Bryan sejenak seraya berpikir, kemudian tersenyum mengangguk mengiyakan.

"Aku mau, Kak," ucap Ayana.

*****

Mendengar ajakan Bryan kepada Ayana, membuat Nina yang berdiri tidak jauh dari tempat tersebut, melangkah mendekat, ia juga ingin ikut bersama mereka.

"Kak, aku juga ingin ikut."

Nina tiba-tiba berjalan menghampiri Bryan, yang membuat Ayana dan Bryan menoleh ke arah Nina.

"Tunggu sebentar ya, Kak, aku akan segera mengganti pakaianku," inbuh Nina.

"Tunggu, Nina! Tetapi aku hanya ingin mengajak Ayana," Bryan tidak ingin jika kehadiran Nina, akan membuat kesempatannya untuk dekat dengan Ayana, lewat begitu saja.

"Menapa, Kak? Apa Ayana yang melarangmu mengajakku?" Nina melirik ke arah Ayana dengan marah.

Tidak mempedulikan ucapan Nina, Bryan kembali menatap Ayana, yang juga menatap ke arah Bryan dengan diam.

"Tunggu di sini, Ayana, aku akan mengambil mobilku, hanya sebentar." Bryan kemudian berlari meninggalkan Ayana, dan mengambil mobilnya yang terparkir di halaman depan rumahnya.

Ayana takut untuk mengatakan yang sejujurnya, tentang perasaan yang dia miliki kepada Bryan, yang mungkin akan ditolak Bryan jika mengetahuinya, mengingat perbedaan status antara dirinya dan juga Bryan yang sangat berbeda jauh.

Nina ingin perhatian Bryan hanya untuknya, dan bukan untuk Adiknya, Ayana.

Nina kemudian mendekat, dan mencubit lengan Ayana, sembari memberinya ancaman, saat melihat tidak ada yang memperhatikan apa yang dia lakukan kepada Ayana.

"Aww! Kak Nina, mengapa kau mencubitku Kak." Ayana mengusap lengannya yang baru saja dicubit oleh Nina, yang menatap acuh ke arahnya.

Tidak hanya sampai di situ, Nina kemudian mencengkram kuat lengan Ayana. "Dengar bodoh! Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus bilang kepada Bryan, jika kau tidak ingin pergi dengannya, mengerti!" Ayana hanya dapat meringis kesakitan.

"Tapi, Kak Nina, Kak Bryan mengajakku dan bukan kamu. Dan aku juga tidak ingin menolak ajakan, Kak Bryan," ucap Ayana.

Mendengar ucapan Ayana tersebut, membuat Nina semakin menggeram marah.

"Dasar bodoh!" umpat Nina.

Dengan marah Nina kemudian mendorong tubuh Ayana, hingga terjatuh ke jalanan.

"Kak Nina, mengapa Kakak memperlakukanku seperti ini, apa salahku Kak?" ucap Ayana.

"Kamu mau tahu salahmu di mana? Salahmu itu adalah kau tidak pantas bersama dengan Bryan, jadi sekali lagi aku peringatkan, batalkan niatmu yang ingin jalan dengan Bryan!" Nina menginjak telapak tangan Ayana, membuat Ayana meringis kesakitan.

"Aww, Kak, sakit, hentikan!"

"Itu peringatan untukmu, Ayana! Awas saja jika kau berani menerima ajakan Bryan, yang seharusnya hanya aku yang pantas pergi bersama, Bryan!"

Beberapa saat kemudian, Bryan kembali dengan mengendarai mobilnya, dan berhenti tepat di depan Ayana, yang saat ini terlihat hanya diam berdiri tidak jauh dari Nina.

"Ayana, ayo masuk!" Bryan membuka pintu mobilnya dari dalam, meminta Ayana untuk masuk kedalam mobilnya.

"Tapi Kak —!" Ayana merasa ragu sesaat, mengingat ancaman Nina.

Melihat itu Nina segera menimpali,

"Kak Bryan, Ayana tidak ingin ikut, Kak, Ayana sudah ada janji dengan seseorang," kilah Nina, membuat Bryan terkejut mendengarnya.

"Apa maksudmu, Nina?" Bryan menatap Nina, meminta penjelasan.

"Ayana, dia sudah —"

"Tidak, Kak, aku tidak memiliki janji dengan siapapun. Kalau begitu, kita jalan sekarang Kak," Ayana hanya ingin segera mengakhiri perdebatan dengan kakaknya, yang semakin memojokkannya.

"Tidak, tunggu Kak Bryan. Ayana, kakak juga ingin ikut." Nina menatap Ayana, dengan penuh peringatan.

"Maaf, Kak," ucap Ayana.

Ayana segera masuk ke dalam mobil Bryan, dan meninggalkan Nina, yang berdiri menghentakkan kakinya dengan marah, menatap benci kepergian Ayana.

"Awas saja kau Ayana, aku akan membalasmu, lebih!" Nina tersenyum jahat, yang berencana akan membuat Ayana semakin menderita.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 106

    "Angkat tangan, Jangan bergerak. Jika tidak, kami akan menembakmuj ucap pengawal Bryan, yang berdiri dihadapan mereka dengan memberi todongam senjata, keadaan yang mengejutkan Jesslin maupun Brams, yang berdiri membulatkan matanya menatap ke arah beberapa bawahan Bryan yang berdiri di hadapan mereka."Hehehe, Brain benar-benar licik dia ternyata mempermainkanku," mata Brams memerah, saat mengingat keadaannya saat ini.Brams tidak menyangka, jika pernyataan Bryan yang Sebelumnya dia dengar, jika menyetujui untuk menyerahkan seluruh hartanya hanyalah sebuah tipu muslihat untuk melemahkannya.'Benar-benar sial harus berurusan denganmu, Bryan!'Seolah tidak peduli dengan keberadaan bawahan Bryan, yang berdiri menodongkan senjata di deannya, Brams menoleh ke arah belakang memastikan jika mereka tidak melihat keberadaan Ayana. Namun, sepertinya sudah terlambat, beberapa bawahan Bryan berhasil memasuki gudang dan menemukan keberadaan Ayana.Jeselin melihat situasi mereka yang tidak memungkin

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 105

    Saat Bryan akhirnya menemukan lokasi Ayana. Bryan meminta semua pengawal yang dia miliki untuk mengampuni memastikan jika brams tidak memiliki tempat untuk dapat melarikan diri."Aku tidak peduli cara apa yang akan kalian lakukan, yang aku inginkan, kalian segera mencegah hingga mereka tidak memiliki tempat untuk melarikan diri," titah Bryan kepada para bawahannya yang berdiri berbaris di hadapannya."Baik Tuan, kami akan melakukan perintah anda." Para bawahan Bryan kemudian membubarkan diri mengikuti perintah sang atasan yang meminta mereka untuk segera mengepung tempat persembunyian Brams, sebelum Brams mengetahuinya dan kembali bertindak.Bryan memandangi bawahannya, kemudian melirik ke arah Stefano yang berjalan menghampirinya."Bryan, apa kamu akan menemui, Ayana sekarang? Jika Iya, biarkan aku ikut denganmu. Aku ingin memastikan jika Ayana baik-baik saja, sampai saat ini keadaan Ayana masih dipikirkan oleh istriku.""Hm, baiklah."Bryan tidak bisa menolak bantuan Stefano, lagi

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 104

    Saat jarum suntik hendak disuntik ke dalam cairan infus yang menggantung di lengan asisten Davin, dari luar Stefano yang memasuki ruangan asisten Davin, melirik ke arah Dokter yang nampak mencurigakan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Stefano, yang membuat Dokter gadungan menghentikan aksinya dan kembali memasukkan jarum suntik yang semula dia keluarkan sebelum keluar dari ruangan menghindari Stefano.Namun, sayangnya Stefano seolah sudah mengetahui niatnya, segera Sterano menghentikan langkah Dokter gadungan yang hendak melarikan diri, dengan menendang perutnya hingga membuat Dokter gadungan yang mencoba melarikan diri terpental dan terjatuh menabrak dinding kamar.Bugh!! Arghht!! "Katakan, siapa yang menyuruhmu untuk melakukan ini?" tanya Stefano, menuntut jawab dari Dokter gadungan yang merintih kesakitan di depannya.Dari luar beberapa pengawal yang mendengar keributan di dalam kamar segera berjalan membuka pintu kamar asisten Davin, dan melihat pada sosok Dokter yang terduduk lem

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 103

    Malam hari, Bryan masih belum berhasil menemukan lokasi Ayana, walaupun dia didukung oleh tim polisi dan Stefano yang membantu secara aktif."Bagaimana, apa kalian telah menemukan persembunyian Brams bersama dengan Jesselin, mereka berdua mungkin tidak pergi terlalu jauh melihat mereka tidak memiliki banyak dana dan juga tempat yang bisa mereka tempati persembunyi."Bryan meminta laporan daripada para bawahan yang dia tugaskan untuk mencari keberadaan Ayana. Namun, mereka sama sekali belum mendapatkan hasil yang diharapkan oleh Bryan.Hendrik, bawahan yang ditugaskan oleh Bryan menunduk kepalanya di depan Bryan."Maaf Tuan, sepertinya kedua orang itu telah mempersiapkan dengan matang persembunyian mereka, melihat hingga sekarang mereka berdua belum dapat untuk bawahan saya menemukannya, Tuan." Bryan tdiam mendengarkan, tangannya ter kepala marah sampai sekarang memikirkan keberadaan Ayana yang masih belum dapat ditemukanBrian memejamkan matanya sembari memijat pelan keningnya. "Ayana

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 102

    Brams tidak menyangka jika Ayana akan menunjukkan kemarahan seperti ini di hapannya. Tetapi Brams mengerti, ini semua adalah kesalahannya sendiri yang memilih menyakiti Ayana, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Brams tidak perduli dengan penolakan Ayana. "Ayana, biarkan aku melihat wajahmu. Aku hanya ingin memeriksanya," Brams mendekat dengan mengulurkan tangannya. Namun segera ditepis oleh Ayana, yang menghindari uluran tangan Brams dengan membuang muka. Dengan mata yang mau merah marah, Ayana menunjukkan kebenciannya kepada Brams. Ayana tersenyim mencibir "Brams, jangan pernah berpikir untuk menyentuhku, aku jijik dengan orang sepertimu yang bekerja sama dengan wanita busuk untuk mencelakai orang yang selama ini memberinya tumpangan!" Hina Ayana yang membuat Jesslin berdiri dengan melipat kedua tangannya didean dada, merasa kesal mendengar ucapan yang dilontarkan Ayana yang terdengar menghinanya.Brams menoleh melirik ke arah Jesselin, yang terlihat menggertakkan buku-buku j

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 101

    Bryan menerima pesan dari Stefano yang memberi kabar tentang Ayana, yang kemungkinan diculik dari orang yang Nina curigai. Segera Bryan membalas dengan melakukan panggilan ke ponsel, Stefano."Apa kamu yakin, Stefano? Jika benar kedua orang tersebut yang dicurigai oleh, Nina?" tanya Bryan, memastikan saat melakukan panggilan dengan Stefano, setelab Stefano mengabarkan kepadanya, beberapa orang yang telah dicurigai oleh, Nina. Stefano segera membalas Bryan. "Untuk sekarang itu yang dipikirkan oleh istriku, Bryan. Karena sebelumnya kedua orang itu pernah mengatakan sesuatu kepada Istriku, yang mengatakan jika kedua orang itu ternyata berencana untuk membalasmu dengan menggunakan, Ayana!" jelas Stefano memberitahukan.Bryan mendengar 'kan dengan diam dari balik panggilan, yang tidak Stefano ketahui saat ini Bryan tengah mengepalkan kedua telapak tangannya dengan marah, jika benar kedua orang tersebut ternyata benar membawa pergi istrinya maka Brayan tidak akan diam dan akan membalas de

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 100

    Bryan merasa khawatir setelh melihat CCTV yang di tunjuk 'kan padanya, sesaat Bryan memutar perhatian kepada mantan istrinya, Nina. Bryan ingin mengelak dan mengatakan jika Nina tidak mungkin terlibat dalam masalah ini, tetapi pemikirannya yang mengingat kembali dimana Nina sangat tidak menyukai Ayana, sehingga membuat Bryan mau tidak mau memiliki pemikirkan, jika mungkin saja Nina terlibat dalam kejadian ini.Bryan masih tetap berada di rumah sakit, memastikan keadaan asisten Davin baik-baik saja sebelum, Bryan kembali meninggalkan ruangannya. Sesaat kemudian beberapa Dokter yang melakukan operasi kepada asisten Davin, mengabarkan kepada Bryan jika kondisi asisten Davin mulai membaik. Bryan mengerti, dan memutuskan meninggalkan Rumah Sakit. Tetapi sebelum itu, Bryan menugaskan kepada beberapa bawahannya untuk tetwp menjaga asisten Davin yang saat ini tengah dirawat. Bryan tidak ingim jika orang yang sebelumnya melakukan penembakan kepada mobil asisten Davin, akan kembali datang da

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 99

    Setelah tiba di kota A, Bryan turun dari pesawat pribadinya dengan menggandeng tangan Ayana."Ayana, hari ini aku tidak menemanimu untuk pulang bersama, ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan, apa tidak masalah jika aku meninggalkan mu?" ujar Bryan saat berjalan sembari menggandeng tangan Ayana, menuju mobil yang terparkir.Ayana diam mendengar ucapan Bryan, pandangan matanya hanya tertuju ke arah mobil di mana Bryan akan meminta asisten Davin untuk mengantarnya pulang.Di depan sana asisten Davin tengah berdiri di dekat mobil, menunggu kedatangan Bryan yang baru saja kembali dari kota B."Bryan, kenapa kamu tidak kembali pulang dulu bersamaku? Lagi pula kita baru saja tiba bukankah seharusnya kamu kembali beristirahat," ayahnya merasa tidak rela untuk melepaskan Bryan dan kembali bekerja. Entah mengapa, perasaan Ayana mengatakan jika sesuatu hal buruk bisa saja terjadi kepada Bryan, yang membuatnya merasa ketakutan jika harus berpisah daru Bryan.Bryan menghentikan langkah kakinya d

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 98

    Di tempat berbeda, Nina dan Stefano baru saja terbangun dari tidur lelap mereka yang samar Nina dapat melihat wajah Stefano yang begitu dekat denganya. Nina merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, mengedipkan matanya beberapa kali memandang wajah Stefano yang begitu tampan di hadapannya.Bulu mata Stefano perlahan bergetar yang tak lama matanya terbuka memandang ke arah Nina. Sontak Nina segera membuang muka merasa malu saat Stefano menangkap basah dirinya niat buruknya."Kamu sudah bangun?" tanya Stefano memandang wajah Nina, yang menghindari tatapannya.Nina tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk mengiyakan. Namun, Stefano kemudian kembali berucap yang menyadarkan Nina dengan apa yang terjadi dengan mereka. "Sepertinya kamu sangat suka tidur dengan memelukku.""Apa?" Nilai tertentu mendengar ucapan Stefano kepadanya. Namun, sesaat kemudian Nina sadar dengan apa yang baru saja dikatakan Stefano.Sesungguhnya, Nina merasa malu melihat ia dan Stefano tidur dengan saling

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status