Share

bab 2

Penulis: MariaGG
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-12 08:16:02

"Kita akan ke mana Kak?" Ayana yang selesai memasang sabuk pengaman, menoleh ke arah Bryan, yang duduk mengemudikan mobilnya .

Bryan tersenyum ke arah Ayana. "Tebaklah, aku akan mengajakmu ke mana."

"Ayana tidak bisa menebaknya, Kak."

Bryan tersenyum tipis. "Bagaimana jika, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, dan pastinya akan kau sukai," mendengarnya membuat Ayana mengangguk menyetujui.

Bryan kemudian membelokkan mobilnya, menuju ke arah pantai, yang letaknya tidak terlalu jauh dari panti asuhan, agar Ayana tidak merasa khawatir berkendara terlalu lama, berdua dengannya.

Setelah beberapa saat berkendara, Ayana dan Bryan tiba di pantai, tempat yang ingin Bryan perlihatkan kepada Ayana.

"Ini masih pagi, jadi pengunjung di pantai ini belum banyak yang datang." Bryan berucap, kemudian menyusul, menemani Ayana.

"Ayo Kak, kita ke sana, Ayana ingin bermain air laut," Ayana terlihat bahagia. Seraya menarik tangan Bryan, untuk ikut bersamanya, menikmati air laut yang dingin.

Bryan lekas melepas sepatu yang dia kenakan, dan kemudian menginjakkan kakinya di pasir, berjalan menghampiri Ayana yang menikmati ombak laut kecil yang menyentuh kakinya.

Saat Ayana selesai menikmati air laut. Bryan kemudian mengajak Ayana untuk kembali pulang ke panti bersamanya.

"Ayana, kita pulang sekarang," ajak Bryan kepada Ayana, dengan mengambil sepatu yang dia lepas.

Ayana mengangguk, yang kemudian mengikut berjalan di belakang Bryan, menuju mobil Bryan yang terparkir.

Tetapi sebelumnya, Bryan mengajak Ayana untuk ke sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari pantai, tempat mereka berada.

"Kita makan dulu, Ayana, setelah itu aku akan mengantarmu kembali pulang," kemudian Bryan mulai menjalankan mobilnya menuju restoran.

Tiba di restoran, Ayana nampak terkejut, melihat banyaknya makanan yang tertata di depannya, membuat Ayana terdiam sembari menggigit bibirnya.

Tentu itu menarik perhatian Bryan, Bryan mengira, jika Ayana mungkin tidak menyukai menu yang baru saja dia pesan.

"Apa kau tidak menyukai, makanan Seafood yang di hidangkan restoran ini, Ayana?" tanya Bryan, saat melihat Ayana hanya diam, memandang pada menu yang telah disajikan dimeja.

"Aku menyukai semuanya Kak, tetapi aku pikir, jika menu yang kakak pesan, ini terlalu banyak," kemudian Ayana kembali berkata.

"Apa boleh, jika Aku membungkusnya separuh, untuk aku beri kepada anak-anak panti? Tidak mungkin kita bisa menghabiskan semuanya Kak." pinta Ayana kepada, Bryan.

Bryan tersenyum, mendengar apa yang baru saja, Ayana pinta darinya. Pikirnya, walau saat ini Ayana sedang berdua bersamanya, Ayana masih saja memikirkan anak-anak yang ada di panti.

"Aku bisa memesan lagi yang baru, jika kau ingin membungkusnya dan membawanya pulang?" tawar Bryan.

Ayana menggeleng cepat, menolak tawaran yang diberikan Bryan. "Tidak perlu Kak, lebih baik makanan ini saja yang kita sisihkan, tidak mungkin juga kita berdua dapat menghabiskannya."

Bryan mengangguk, kemudian berkata kepada Ayana. "Baiklah, jika itu yang kamu mau, lebih baik kita menyisihkan beberapa makanan, dan kita memakan beberapa hidangan lainnya saja," usul Bryan kepada Ayana, yang di balas anggukan oleh Ayana.

Setelahnya, Bryan mulai mengambil udang yang ada di depannya, untuk Bryan kupas, sebelum Bryan berikan kepada Ayana. Ayana tersenyum malu menerima perlakuan dari Bryan.

"Cobalah," Bryan mengulurkan tangannya, memberikan udang yang telah dia kupas kepada Ayana.

"Terima kasih Kak," Ayana lekas mencicipi, udang pemberian Bryan, yang terasa begitu manis, saat dirinya mulai memakannya.

"Apa kau menyukainya?"

"Ini enak Kak, Ayana suka," Ayana mengangguk tersenyum, kepada Bryan.

Bryan yang melihat jika Ayana menyukai udang pemberiannya, tersenyum senang, kemudian ikut menikmati, makan bersama Ayana, yang sesekali Bryan melirik ke wajah cantik Ayana.

Menikmati makanan pesanan mereka berdua, Ayana dan Bryan hanyut dalam suasana yang mereka ciptakan, tanpa Ayana sadari jika hari semakin siang, yang membuatnya harus segera mengakhiri kebersamaannya bersama dengan Bryan.

"Kak, hari sudah siang, Kita pulang yuk!" ajak Ayana kepada Bryan, yang terlihat masih ingin menghabiskan waktu berdua dengannya.

Bryan kemudian melirik ke arah jam, yang ada di tangannya, melihat jika Ayana memang sudah cukup lama keluar bersamanya.

"Tunggu sebentar Ayana, pelayannya masih harus membungkus makanan yang tidak kita makan," Bryan kemudian meminta pelayan, untuk membungkus makanan yang tidak mereka makan.

"Apa kau yakin tidak ingin menambahnya Ayana? aku pikir jika kau menambah beberapa menu, itu cukup untuk kau bagikan kepada anak-anak?" tawar Bryan kembali.

"Tidak perlu Kak, makanan itu sudah cukup untuk Ayana bagi. Lagi pula Ayana juga merasa sungkan kepada Kakak," jelas Ayana, kepada Bryan.

"Kau tidak perlu merasa sungkan, Ayana, lagi pula aku juga merasa senang, jika anak-anak panti menyukainya."

Bryan Sebenarnya masih ingin mengajak Ayana ke pusat perbelanjaan, yang mungkin akan membuat Ayana semakin bahagia, berjalan bersamanya hari ini. Akan tetapi, melihat jika Ayana ingin segera kembali pulang, Bryan tidak bisa menolaknya.

"Ayo Kak, kita pulang!" Ayana berdiri dari duduknya menatap Bryan, setelah menerima bungkusan makanan, yang baru saja diserahkan oleh pelayan kepadanya.

Di depan panti, Ayana lekas membuka pintu mobil Bryan, dan menurunkan kakinya , dengan menenteng bungkusan makanan yang ada di tangannya.

"Kalau begitu Ayana pamit ya Kak, terima kasih atas makanannya, dan juga Kak Bryan sudah mau membawa Ayana jalan hari ini" Ayana lekas turun dari mobil Bryan.

"Masuklah Ayana, aku juga akan segera kembali pulang ke rumahku," kemudian kembali menyalakan mesin mobilnya, dan melaju memasuki halaman rumahnya.

Di lantai dua, Nina yang berdiri melihat dari jendela kamarnya, kepulangan Ayana bersama dengan Bryan, membuat amarahnya kembali membuncah.

Nina segera nenuruni anak tangga, tidak sabar ingin menemui Ayana, untuk menegur adiknya. "Kau dari mana saja, Ayana! Apa kau tahu ini sudah jam berapa? Dan kau belum menyiapkan makanan, untuk anak-anak panti!" Nina meluapkan ke kesalannya, mengingat Ayana yang pergi meninggalkannya bersama Bryan.

Ayana sedikit tekejut melihat amarah Kakanya saat ini. "Kak maaf, Ayana sedikit terlambat pulang. Lain kali Ayana tidak akan seperti ini lagi!"

Nina menulikan pendengarannya, dan mengabaikan permintaan maaf Ayana.

Plak!

"Tamparan Itu, karena kau sudah berani mengabaikan perintah ku!"

"Hiks hiks hiks! Ampun Kak, Ayana minta maaf Kak, Nina!" lirih Ayana, dengan air mata yang menetes, menatap kearah, Nina.

Plak!

"Dan tamparan ini, juga karena kau berani membuatku marah!"

Setelah puas, Nina dengan acuh melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian melirik kepada bungkusan yang ada di tangan Ayana.

"Apa yang ada di tanganmu Ayana? Jangan bilang kau meminta kepada Bryan seperti seorang pengemis!" tunjuknya kepada bungkusan, yang ada di tangan Ayana. Nina pikir, Ayana dan Bryan mungkin baru saja kembali dari mengajak Ayana berbelanja.

"Jawab, Ayana!"

"Berhenti berteriak, Kak! Ayana tidak tuli!" Ayana yang tanpa sadar berkata seperti itu, menatap kakaknya dengan meminta maaf.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 106

    "Angkat tangan, Jangan bergerak. Jika tidak, kami akan menembakmuj ucap pengawal Bryan, yang berdiri dihadapan mereka dengan memberi todongam senjata, keadaan yang mengejutkan Jesslin maupun Brams, yang berdiri membulatkan matanya menatap ke arah beberapa bawahan Bryan yang berdiri di hadapan mereka."Hehehe, Brain benar-benar licik dia ternyata mempermainkanku," mata Brams memerah, saat mengingat keadaannya saat ini.Brams tidak menyangka, jika pernyataan Bryan yang Sebelumnya dia dengar, jika menyetujui untuk menyerahkan seluruh hartanya hanyalah sebuah tipu muslihat untuk melemahkannya.'Benar-benar sial harus berurusan denganmu, Bryan!'Seolah tidak peduli dengan keberadaan bawahan Bryan, yang berdiri menodongkan senjata di deannya, Brams menoleh ke arah belakang memastikan jika mereka tidak melihat keberadaan Ayana. Namun, sepertinya sudah terlambat, beberapa bawahan Bryan berhasil memasuki gudang dan menemukan keberadaan Ayana.Jeselin melihat situasi mereka yang tidak memungkin

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 105

    Saat Bryan akhirnya menemukan lokasi Ayana. Bryan meminta semua pengawal yang dia miliki untuk mengampuni memastikan jika brams tidak memiliki tempat untuk dapat melarikan diri."Aku tidak peduli cara apa yang akan kalian lakukan, yang aku inginkan, kalian segera mencegah hingga mereka tidak memiliki tempat untuk melarikan diri," titah Bryan kepada para bawahannya yang berdiri berbaris di hadapannya."Baik Tuan, kami akan melakukan perintah anda." Para bawahan Bryan kemudian membubarkan diri mengikuti perintah sang atasan yang meminta mereka untuk segera mengepung tempat persembunyian Brams, sebelum Brams mengetahuinya dan kembali bertindak.Bryan memandangi bawahannya, kemudian melirik ke arah Stefano yang berjalan menghampirinya."Bryan, apa kamu akan menemui, Ayana sekarang? Jika Iya, biarkan aku ikut denganmu. Aku ingin memastikan jika Ayana baik-baik saja, sampai saat ini keadaan Ayana masih dipikirkan oleh istriku.""Hm, baiklah."Bryan tidak bisa menolak bantuan Stefano, lagi

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 104

    Saat jarum suntik hendak disuntik ke dalam cairan infus yang menggantung di lengan asisten Davin, dari luar Stefano yang memasuki ruangan asisten Davin, melirik ke arah Dokter yang nampak mencurigakan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Stefano, yang membuat Dokter gadungan menghentikan aksinya dan kembali memasukkan jarum suntik yang semula dia keluarkan sebelum keluar dari ruangan menghindari Stefano.Namun, sayangnya Stefano seolah sudah mengetahui niatnya, segera Sterano menghentikan langkah Dokter gadungan yang hendak melarikan diri, dengan menendang perutnya hingga membuat Dokter gadungan yang mencoba melarikan diri terpental dan terjatuh menabrak dinding kamar.Bugh!! Arghht!! "Katakan, siapa yang menyuruhmu untuk melakukan ini?" tanya Stefano, menuntut jawab dari Dokter gadungan yang merintih kesakitan di depannya.Dari luar beberapa pengawal yang mendengar keributan di dalam kamar segera berjalan membuka pintu kamar asisten Davin, dan melihat pada sosok Dokter yang terduduk lem

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 103

    Malam hari, Bryan masih belum berhasil menemukan lokasi Ayana, walaupun dia didukung oleh tim polisi dan Stefano yang membantu secara aktif."Bagaimana, apa kalian telah menemukan persembunyian Brams bersama dengan Jesselin, mereka berdua mungkin tidak pergi terlalu jauh melihat mereka tidak memiliki banyak dana dan juga tempat yang bisa mereka tempati persembunyi."Bryan meminta laporan daripada para bawahan yang dia tugaskan untuk mencari keberadaan Ayana. Namun, mereka sama sekali belum mendapatkan hasil yang diharapkan oleh Bryan.Hendrik, bawahan yang ditugaskan oleh Bryan menunduk kepalanya di depan Bryan."Maaf Tuan, sepertinya kedua orang itu telah mempersiapkan dengan matang persembunyian mereka, melihat hingga sekarang mereka berdua belum dapat untuk bawahan saya menemukannya, Tuan." Bryan tdiam mendengarkan, tangannya ter kepala marah sampai sekarang memikirkan keberadaan Ayana yang masih belum dapat ditemukanBrian memejamkan matanya sembari memijat pelan keningnya. "Ayana

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 102

    Brams tidak menyangka jika Ayana akan menunjukkan kemarahan seperti ini di hapannya. Tetapi Brams mengerti, ini semua adalah kesalahannya sendiri yang memilih menyakiti Ayana, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Brams tidak perduli dengan penolakan Ayana. "Ayana, biarkan aku melihat wajahmu. Aku hanya ingin memeriksanya," Brams mendekat dengan mengulurkan tangannya. Namun segera ditepis oleh Ayana, yang menghindari uluran tangan Brams dengan membuang muka. Dengan mata yang mau merah marah, Ayana menunjukkan kebenciannya kepada Brams. Ayana tersenyim mencibir "Brams, jangan pernah berpikir untuk menyentuhku, aku jijik dengan orang sepertimu yang bekerja sama dengan wanita busuk untuk mencelakai orang yang selama ini memberinya tumpangan!" Hina Ayana yang membuat Jesslin berdiri dengan melipat kedua tangannya didean dada, merasa kesal mendengar ucapan yang dilontarkan Ayana yang terdengar menghinanya.Brams menoleh melirik ke arah Jesselin, yang terlihat menggertakkan buku-buku j

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 101

    Bryan menerima pesan dari Stefano yang memberi kabar tentang Ayana, yang kemungkinan diculik dari orang yang Nina curigai. Segera Bryan membalas dengan melakukan panggilan ke ponsel, Stefano."Apa kamu yakin, Stefano? Jika benar kedua orang tersebut yang dicurigai oleh, Nina?" tanya Bryan, memastikan saat melakukan panggilan dengan Stefano, setelab Stefano mengabarkan kepadanya, beberapa orang yang telah dicurigai oleh, Nina. Stefano segera membalas Bryan. "Untuk sekarang itu yang dipikirkan oleh istriku, Bryan. Karena sebelumnya kedua orang itu pernah mengatakan sesuatu kepada Istriku, yang mengatakan jika kedua orang itu ternyata berencana untuk membalasmu dengan menggunakan, Ayana!" jelas Stefano memberitahukan.Bryan mendengar 'kan dengan diam dari balik panggilan, yang tidak Stefano ketahui saat ini Bryan tengah mengepalkan kedua telapak tangannya dengan marah, jika benar kedua orang tersebut ternyata benar membawa pergi istrinya maka Brayan tidak akan diam dan akan membalas de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status