ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE

ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE

Oleh:  MariaGG  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
33 Peringkat
106Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ayana, gadis Panti Asuhan begitu cantik namun dibenci oleh Kakaknya sendiri karena menyukai Pria yang juga disukai Kakaknya, Nina! Ayana harus menelan pil pahit saat mengetahui jika dihari pernikahannya bersama Bryan, Bryan lebih memilih menikahi Kakaknya dan meninggalkannya seperti lelucon didepan para tamu undangan. Namun beberapa tahun kemudian, Bryan menyesali perbuatannya yang memilih menikahi Nina dan bermaksud untuk kembali kepada, Ayana, dan meminta maaf atas apa yang telah dia perbuat. Namun Ayana, terlanjur sakit dan tidak ingin mendengar penyesalan Bryan. Ayana hanya ingin mencari keberadaan, Dimas, pria yang pada malam ulang tahunnya tidur dengannya yang menghilang tanpa jejak. Akankah Bryan, berhasil mendapatkan maaf Ayana yang sudah memiliki pria yang lain. Dan apa memang benar hilangnya Dimas, itu semua ulah dari Bryan yang tidak ingin jika Ayana, menjadi milik Dimas.

Lihat lebih banyak
ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Fii
kepo sama kelanjutan ceritanya, mantapp
2024-01-25 18:50:49
0
user avatar
Laras_7779
Kuat ya Ayana, jangan mudah tergoyahkan
2024-01-25 17:00:35
0
user avatar
Dinara Sofia
Semoga Ayana sama Dimas. Keren bukunya.
2024-01-25 15:42:28
0
user avatar
MAF_0808
kira-kira bryan berhasil nggak membujuk Ayana
2024-01-25 11:03:09
0
user avatar
Ida-Nz
baru baca sudah ketagihan mau baca lagi
2024-01-24 21:16:47
0
user avatar
Clau Sheera
hidup Ayana complicated banget, ya.
2024-01-24 20:10:43
0
user avatar
FitrianiYuriKwon
Keren banget ceritanya...... Ayo lanjutkan lagi kakak otor............
2024-01-24 19:37:39
0
user avatar
Ms Iced Coffee
novel sebagus ini gabisa dilewatkan gitu aja aku suka sama novel ini, fighting thor
2024-01-24 17:01:58
0
user avatar
Sigma Rain
ceritanya bagus
2024-01-24 15:58:09
0
user avatar
Ririichan13
jangan mau Ayana kembali sama masa lalu mah
2024-01-24 15:28:43
0
user avatar
Zuroidaa
Alurnya mantap banget nih
2024-01-24 13:35:57
0
user avatar
Vanilla_Nilla
Ayana jangan mau ditindas terus, jangan mau juga balikan lagi sama si Bryan.
2024-01-24 13:24:05
0
user avatar
Alya Feliz
jangan mau kembali sama masa lalu. udah ditinggal nikah malah mau balik lagi.
2024-01-24 13:20:33
0
user avatar
Zhang Mila
semoga Ayana bisa menemukan pria yang benar-benar mencintainya..
2024-01-24 13:18:21
0
user avatar
Rika Jhon
Kasihan Ayana selalu dijahati Nina. Nanti Bryan gimana ya hubungannya sama Ayana
2024-01-24 11:17:19
0
  • 1
  • 2
  • 3
106 Bab
bab 1
"Ayana, apa kau sudah selesai menjemur pakaiannya? Kau ini, menjemur pakaian saja sangat lama sekali, dasar gadis ideot!" teriak Nina, Kakak dari Ayana.Ayana yang sedang fokus menjemur pakaian itu, seketika langsung menoleh ke arah Nina. Ayana sudah tidak terkejut lagi dengan perkataan kasar yang dilontarkan oleh Nina, karena sehari-harinya memang seperti itulah sikap Nina."Maaf, Kak, tinggal sedikit lagi," jawab Ayana.Nina berkacak pinggang sembari menghampiri Ayana. Secepat kilat tangan Nina menyambar rambut Ayana, ia menjambak rambut sang Adik. Ayana meringis menahan sakit."Kak, sakit, tolong lepaskan," mohon Ayana, dengan menahan sakit akibat tarikan kuat Nina.Tetapi Nina justru semakin menarik kuat rambut Ayana yang panjang itu. "Kau selalu menguji kesabaranku, gadis sialan!" umpat Nina yang masih ingin menyiksa Ayana."Ampun, Kak, aku akan menyelesaikannya dengan cepat," Ayana mengiba menatap Nina, yang terlihat memberinya tatapan benci."Cepat, kau selesaikan! Lalu kau uru
Baca selengkapnya
bab 2
"Kita akan ke mana Kak?" Ayana yang selesai memasang sabuk pengaman, menoleh ke arah Bryan, yang duduk mengemudikan mobilnya .Bryan tersenyum ke arah Ayana. "Tebaklah, aku akan mengajakmu ke mana." "Ayana tidak bisa menebaknya, Kak."Bryan tersenyum tipis. "Bagaimana jika, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, dan pastinya akan kau sukai," mendengarnya membuat Ayana mengangguk menyetujui.Bryan kemudian membelokkan mobilnya, menuju ke arah pantai, yang letaknya tidak terlalu jauh dari panti asuhan, agar Ayana tidak merasa khawatir berkendara terlalu lama, berdua dengannya.Setelah beberapa saat berkendara, Ayana dan Bryan tiba di pantai, tempat yang ingin Bryan perlihatkan kepada Ayana."Ini masih pagi, jadi pengunjung di pantai ini belum banyak yang datang." Bryan berucap, kemudian menyusul, menemani Ayana. "Ayo Kak, kita ke sana, Ayana ingin bermain air laut," Ayana terlihat bahagia. Seraya menarik tangan Bryan, untuk ikut bersamanya, menikmati air laut yang dingin.Bryan lekas m
Baca selengkapnya
bab 3
Ayana menggeleng, saat mendengar tuduhan yang Kakaknya tujukan ke padanya, Ayana menjelaskan agar Kakaknya tidak salah paham ke padanya."Aku tidak melakukan hal seperti apa yang Kak Nina tuduhkan, lagi pula, ini hanya makanan yang tidak kami makan saat di restoran tadi, dan juga Kak Bryan tidak merasa keberatan." Ayana membela dirinya. Nina yang mendengarnya, hanya menatapnya dengan acuh, kemudian mengambil paksa, bungkusan yang ada di tangan Ayana dan membukanya."Bukannya kau mengatakan, jika kau makan di restoran bersama Bryan! Kenapa hanya ini saja yang kau bawa pulang, Ayana! mana yang lainnya? Apa kau tahu, berapa banyak anak-anak yang ada di panti Ayana? Makanan ini tidak akan cukup untuk anak-anak bagi!" Cercanya dengan nada marah, seraya menunjukkan isi bungkusan makanan, hanya berupa tiga menu.Nina yang masih merasa cemburu, ke pada adiknya, karena berani jalan berdua bersama Bryan, membuatnya hanya ingin melampiaskan amarahnya."Ayana, apa kau tahu jika aku menyukai Brya
Baca selengkapnya
bab 4
"Bryan, kau akan ke mana?" Nina sedikit berlari menghampiri Bryan, Seraya tersenyum, saat menatap wajah tampan Bryan. Nina kemudian merapikan rambutnya yang tertiup oleh angin didepan Bryan. Bryan yang melihat kehadiran saudari kembar Ayana, yang datang menghampirinya, mengerutkan keningnya tidak suka. Ayana yang baru saja menyelesaikan memberi makanan, kepada anak-anak panti, keluar bermaksud ingin mencari Kakaknya, tetapi tanpa sengaja Ayana melihat Kakaknya, sedang berbicara sembari tersenyum menatap ke arah Bryan.Entah apa yang sedang mereka berdua bicarakan, yang membuat Bryan nampak begitu dekat dengan Nina. Tiba-tiba saja, perasaan aneh dirasakan Ayana saat ini didadanya. Ayana merasa cemburu melihat keakraban Kakaknya bersama Bryan, akan tetapi Ayana sadar, dirinya bukanlah kekasih dari Bryan, yang tidak dapat melarang Bryan yang ingin dekat dengan siapa saja.Ayana melihat Nina, Melambaikan tangan ke arah Bryan, yang akan masuk ke dalam mobilnya. Segera Ayana melangkah me
Baca selengkapnya
bab 5
Ayana, cepat kau rapikan tempat tidurku, dasar lelet!" perintah Nina, menatap acuh adiknya. Setelah seminggu, pesta ulang tahun yang ditunggu oleh Nina telah juga tiba. Nina sudah tidak sabar untuk merayakan ulang tahunnya kali ini, bersama dengan Bryan. Setelah Nina memastikan jika penampilannya cukup cantik untuk bersanding bersama dengan, Bryan, Nina kemudian menoleh ke arah Ayana, yang masih berpakaian biasa, sedang sibuk merapikan tempat tidurnya. "Ayana, mengapa kau belum bersiap-siap? Lihat pakaian yang kau kenakan itu, terlihat sangat buruk. Tidak lama lagi, Dimas akan datang untuk mengajakmu keluar, tidak mungkin kau keluar untuk merayakan ulang tahunmu, bersama Dimas dengan berpakaian seperti itu!"Ayana yang mendengar perkataan Kakaknya, segera menelisik pada pakaian yang dikenakannya, menurutnya pakaian yang dia kenakan cukup pantas. Lagi pula, dia tidak berniat untuk menerima ajakan Dimas, jika bukan karena paksaan Kakaknya, yang tidak bisa dia tolak."Tidak perlu Kak,
Baca selengkapnya
Bab 6
Ayana, yang semalam merayakan ulang tahunnya bersama dengan Dimas, membuka matanya dan melihat ke arah sekitar jika dirinya saat ini berada disebuah kamar asing, yang membuat Ayana segera bangun dan terduduk diatas sebuah kasur berwarna putih, dengan jantung yang berdetak kencang. Ayana melihat ke arah sekitar, dengan keringat yang mulai muncul di dahinya, tempat tidur dan lantai terlihat serta pakaian yang dia kenakan semalam, nampak berserakan dilantai kamar. Ayana mencoba untuk mengingat apa yang terjadi semalam, saat dirinya bersama dengan, Dimas, merayakan ulang tahunnya. Ayana tidak tahu, apalagi yang terjadi setelah Dimas meninggalkannya di restoran. Yang Ayana tahu, dirinya sudah terbangun di sebuah kamar hotel, yang Ayana tidak tahu, tepatnya di mana, dan siapa yang membawanya. Ayana menahan sakit dikepalanya, mencoba beranjak dari tempat tidur, dengan menahan sakit disekujur tubuhnya, Ayana berjalan untuk mengambil pakaian, yang telah dia lepaskan entah sejak kapan, yang
Baca selengkapnya
Bab 7
Tetapi, Ayana tidak mengatakan apapun kepada, Nina. Ayana hanya balas tersenyum sembari menggeleng pelan menatap, Nina. "Tidak ada Kak, Kak Dimas tidak memberikan apapun kepada, Ayana." Penjelasan yang baru saja diungkapkan, Ayana kepada, Nina, Jelas saja membuat Nina tidak percaya. Bagaimana mungkin Dimas yang sudah merencanakan pesta ulang tahun yang akan dia rayakan berdua bersama, Ayana tidak memberi Ayana hadiah apapun. "Jangan bohong, Ayana! aku tahu pasti Dimas memberimu hadiah, Dimas sudah merencanakan begitu lama, untuk merayakan ulang tahunmu berdua dengannya, tidak mungkin, Dimas tidak memberikanmu hadiah apapun semalam." Ayana melihat, jika Nina sepertinya tidak percaya dengan ucapannya. Jika memang Dimas, tidak memberikan hadiah apapun kepada, Ayana, selain luka yang mungkin tidak akan pernah bisa Ayana lupakan. Jika mengingat malam menyedihkan yang menimpa dirinya, Ayana hanya dapat menahan sesak yang dia rasakan didadanya. Ayana menatap Nina, berusaha untuk tidak
Baca selengkapnya
Bab 8
Kepanikan terlihat jelas di wajah Bryan, yang kemudian segera menggendong Ayana dan akan membawanya untuk ke rumah sakit. "Ayana, bersabarlah, aku akan membawamu ke rumah sakit!" Bryan, kemudian memeluk Ayana dalam gendongannya, yang kemudian berbalik untuk meninggalkan kamar Ayana, untuk menuju mobilnya. Nina yang melihat tindakan Bryan, yang saat ini terlihat jelas kepanikn diwajah Bryan ingin menghentikan tindakan Bryan, yang tengah menggendong Ayana didalam pelukannya. Berdiri di depan pintu kamar, Nina menghalau menghentikan langkah kaki Bryan yang tengah menggendong Ayana. "Bryan, apa yang ingin kau lakukan!" Nina benar tidak suka melihat tindakan Bryan, yang menggendong Ayana dalam pelukannya. Bryan berdiri dengan menatap tidak suka, melihat apa yang dilakukan Nina dihadapannya. "Nina, apa yang kau lakukan, cepat menyingkir, aku ingin membawa Ayana ke rumah sakit!"Dengan Ayana berada di dalam gendongan Bryan, Bryan tanpa peduli kembali melangkah ke depan setelah meminta Nin
Baca selengkapnya
Bab 9
Bryan yang matanya masih tertuju kepada wajah Ayana, yang nampak begitu pucat, dengan langkah pelan Bryan menghampiri Ayana. "Ada apa? Apa kau menginginkan sesuatu?" Bryan, mengulurkan tangannya untuk menepis sehelai rambut, yang menutupi di wajah Ayana, yang masih terbaring lemah di diatas kasur. Ayana menggeleng pelan, mendengar pertanyaan dari Bryan, matanya menatap Bryan penuh cinta yang saat ini terlihat mengkhawatirkannya. "Apa Kak Bryan yang membawaku ke rumah sakit?" Ayana ingin mendengar, jika memang Bryan yang membawanya ke rumah sakit, seperti apa yang perawat baru saja katakan kepadanya. Bryan mengangguk dengan pelan mengiyakan, "Untung saja aku dapat segera menemukanmu, jika tidak, kau mungkin saja masih tersiksa dengan suhu tubuhmu yang begitu tinggi." Ayana hanya tersenyum tipis, mendengar apa yang barusan dikatakan Bryan, yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran membuat Ayana erlahan merasa jauh lebih baik. Ayana tahu, apa yang menyebabkan dirinya bisa dalam kead
Baca selengkapnya
Bab 10
Dua tahun kemudian... Bruk! "Miss Nina, Tolong jangan--" "Ternyata kau ada di sini, Sayang! aku menunggumu beberapa hari ini untuk menemuiku, tetapi kamu tetap tidak datang, Bryan," Nina berjalan dengan anggun, dengan gaun ketat menutupi tubuh seksinya, berjalan memasuki ruang meeting, dimana Bryan sedang duduk mendengarkan klien yang memaparkan rencana kerja sama dengannya. Tanpa mempedulikan tatapan semua orang, yang ada di ruangan itu, Nina, dengan pakaian yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, mendudukkan dirinya di atas pangkuan Bryan. Sembari mengelus pelan dada bidang Bryan yang saat ini sudah mengepalkan tangannya marah. Bryan memberi tatapan tajam ke arah asistennya Davin, yang membiarkan Nina masuk dan membuat kekacauan saat dirinya sedang mengadakan pertemuan. "Maaf tuan!" Asisten Davin, hanya menunduk saat melihat Tatapan yang diberikan oleh sang majikan. Dirinya merasa bersalah karena tidak berhasil untuk menghalangi Nina, agar tidak mengganggu rapat yang dilakukan,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status