Share

bab 3

Author: MariaGG
last update Last Updated: 2023-10-12 08:16:25

Ayana menggeleng, saat mendengar tuduhan yang Kakaknya tujukan ke padanya, Ayana menjelaskan agar Kakaknya tidak salah paham ke padanya.

"Aku tidak melakukan hal seperti apa yang Kak Nina tuduhkan, lagi pula, ini hanya makanan yang tidak kami makan saat di restoran tadi, dan juga Kak Bryan tidak merasa keberatan." Ayana membela dirinya.

Nina yang mendengarnya, hanya menatapnya dengan acuh, kemudian mengambil paksa, bungkusan yang ada di tangan Ayana dan membukanya.

"Bukannya kau mengatakan, jika kau makan di restoran bersama Bryan! Kenapa hanya ini saja yang kau bawa pulang, Ayana! mana yang lainnya? Apa kau tahu, berapa banyak anak-anak yang ada di panti Ayana? Makanan ini tidak akan cukup untuk anak-anak bagi!" Cercanya dengan nada marah, seraya menunjukkan isi bungkusan makanan, hanya berupa tiga menu.

Nina yang masih merasa cemburu, ke pada adiknya, karena berani jalan berdua bersama Bryan, membuatnya hanya ingin melampiaskan amarahnya.

"Ayana, apa kau tahu jika aku menyukai Bryan?" Nina mengakui perasaanya untuk Bryan, kepada Ayana. Dengan melipat kedua tangannya di depan dada., membuat Ayana yang mendengarnya, mengangkat wajahnya terkejut, menatap Kakaknya.

"A... apa maksud Kakak?" Ayana terkejut saat mendengar penuturan Kakaknya. Tidak mungkin jika Kakaknya juga menyukai Bryan. Terutama saat ini Kakaknya telah memiliki kekasih.

"Apa kau tidak mendengar, apa yang baru saja Kakak katakan! Kakak menyukai Bryan, dan Kakak tidak ingin kau dekat dengan Bryan!" Nina berteriak marah, memperingati Ayana.

"Tetapi aku juga menyukai Kak Bryan, Kak. Dan sepertinya Kak Bryan juga menyukaiku, sehingga Kakak tidak memiliki hak, menghalangiku yang ingin dekat dengan Kak Bryan."

"Apa kamu pikir kamu pantas Ayana? lihat saja penampilanmu yang lusuh itu, tidak seperti diriku yang cantik dan lebih pantas bersanding dengan Bryan."

Ayana mengakui, tubuh Nina memang seperti seorang model, tetapi Ayana tidak peduli, selama Btryan jug memiliki perasaan yng sma seperti dirinya Ayana tidak peduli ancman Nina kepadanya

"Aku tidak peduli Kak, selama Kak Bryan menyukaiku, aku tidak perduli dengan yang lainnya."

"Tidak bisa! Kamu tidak boleh dekat dengan Bryan Ayana, jika kamu masih mencoba untuk mendekati Bryan, lihat saja apa yang akan aku lakukan kepada mu, Ayana.

"Aku tidak peduli Kak, pokoknya aku tidak akan pernah menjauhi Kak Bryan, selama bukan Kak Bryan yng memintanya." Ayana berucap tegas, membuat Nina menggeram marah melihat keras kepala Ayana.

"Kamu berani menentang perkataanku, Ayana!" Nina kemudian menarik kuat rambut Ayana, hingga membuat Ayana mendongak, mencoba untuk melepaskan tarikan Kakaknya dari rambutnya.

"Kak lepaskan, sakit Kak!"

"Bodo amat, ini akibat jika kau menentangku Ayana, lihat saja jika kau masih menentang perkataanku, maka kau harus bersiap jika anak panti yang akan aku siksa, menggantikanmu." kemudian Nina menghempaskan kepala Ayana, hingga tersungkur di lantai.

Nina kemudian berjalan menuju dapur, untuk membuka bungkusan makanan yang Ayana bawa. Kemudian menarik kursi meja makan, bermaksud untuk menikmati makanan yang dibawa pulang Ayana sendirian, tanpa ingin membaginya kepada anak-anak panti.

Ayana kemudian menoleh ke arah anak-anak panti, yang berjalan masuk menemuinya, membuat Ayana segera menghapus air mata yang ada di pipinya, dan tersenyum cerah berjalan ke arah mereka.

"Kak Ayana, apa Kakak baik-baik saja?" tanya salah seorang anak panti, yang melihat jejak Air mata di wajah Ayana.

Ayana tersenyum, menatap anak tersebut, Seraya mencubit pipinya pelan, seakan Ayana menunjukkan jika dia baik-baik saja.

"Kakak baik-baik saja, Kenapa kalian bertanya seperti itu kepada Kakak?"

"Kak Ayana, dari mana? Kenapa Kakak tidak ada saat kami pulang dari sekolah? Aku susah untuk membuka baju sekolahku Kak, Kakak Nina tidak ingin membantuku," anak-anak melaporkan apa yang terjadi, saat Ayana tidak ada untuk membantu mereka.

Ayana melirik ke arah Kakaknya Nina, yang saat ini sedang duduk menikmati makanan yang dia bawa. Ayana kemudian berkata, menenangkan kepada anak panti yang berdiri didepannya.

"Maaf ya, tadi Kakak keluar sebentar, dan lupa untuk memberitahu kalian. Kalian pasti sudah lapar? Bagaimana jika kalian menunggu Kakak untuk membuatkan kalian makan siang," Ayana membujuk anak-anak panti, untuk membuat makan siang, sebagai permintaan maafnya.

"Oke Kak, kami akan menunggu Kak Ayana untuk selesai membuatkan kami makan siang," jawab anak-anak panti semangat dengan senyum cerah diwajah mereka.

Mengabaikan Nina, yang saat ini tengah menikmati makanannya seorang diri di meja makan, Ayana melanjutkan langkahnya, untuk mengambil beberapa bahan makanan dilemari es, untuk segera membuatkan makan siang anak-anak panti, yang saat ini sudah kelaparan.

Siang ini, ibu panti sepertinya kembali pergi menemui beberapa donatur, yang satu persatu, para donatur mulai berhenti memberikan sumbangannya kepada panti asuhan, tempat Ayana tinggal.

Ayana tidak membuat banyak masakan untuk menghemat waktu, hanya berupa sayuran dan juga ayam goreng yang telah dia bumbui, untuk dia sajikan kepada anak-anak panti yang sudah kelaparan menunggunya.

"Baiklah ini makanannya, sudah Kakak buat untuk kalian," Ayana menunjukkan masakan, yang baru saja selesai Ayana buat.

"Yeah, kak Ayana sudah selesai masak!" suara riuh anak-anak panti, yang menyambut masakan yang baru saja selesai Ayana buat, membuat Ayana tersenyum menggeleng melihatnya.

"Kalian mengambilnya satu-satu ya! Jangan berebut," pi

inta Ayana kepada anak-anak panti, yang sudah berlari menghampirinya, berlomba ingin menikmati masakan yang telah dibuat Ayana.

Ayana segera membantu anak-anak panti, dengan mengambil satu persatu piring, dan mengisinya dengan lauk yang sudah dia masak, agar mereka tidak saling berebut, sehingga dapat membuat kekacauan.

Nina yang sedang menikmati makannya, melihat kebisingan di dapur yang dibuat oleh teriakan anak-anak panti, yang saat ini sedang berebut masakan Ayana, membuatnya sedikit merasa jengah hingga meninggalkan meja makan, tanpa membersihkan sisa bekas makanannya, yang berserakan diatas meja makan.

"Kak Nina, apa Kak Nina tidak ingin mencoba masakan Kak Ayana?" salah satu anak panti yang melihat kehadiran Nina, lekas menghentikan langkah Nina, yang akan meninggalkan dapur, untuk menarwarkan masakan yang baru saja dibuat oleh Ayana.

"Tidak. Kakak sudah kenyang. Lebih baik kau cepat menyelesaikan makanmu, dan segera kembali membersihkan kamarmu sebelum kau akan mendapat hukuman," kemudian Nina melanjutkan jalannya meninggalkan dapur, dan berjalanan ke luar ke halaman panti.

Ayana yang sibuk, membagikan makan siang untuk anak-anak, tidak lagi melihat keberadaan Kakaknya, di kursi meja makan. Ayana kemudian kembali memastikan tidak ada anak yang tidak mendapatkan bagian.

Nina Berjalan ke depan halaman panti, untuk melihat keberadaan Bryan, menunggu beberapa saat hingga senyum di wajah Nina merekah, saat melihat kehadiran Bryan yang baru saja keluar dari rumahnya, dan berjalan ke arah mobilnya.

Lekas Nina berlari menghampiri Bryan yang akan masuk ke dalam mobilnya.

"Bryan!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 106

    "Angkat tangan, Jangan bergerak. Jika tidak, kami akan menembakmuj ucap pengawal Bryan, yang berdiri dihadapan mereka dengan memberi todongam senjata, keadaan yang mengejutkan Jesslin maupun Brams, yang berdiri membulatkan matanya menatap ke arah beberapa bawahan Bryan yang berdiri di hadapan mereka."Hehehe, Brain benar-benar licik dia ternyata mempermainkanku," mata Brams memerah, saat mengingat keadaannya saat ini.Brams tidak menyangka, jika pernyataan Bryan yang Sebelumnya dia dengar, jika menyetujui untuk menyerahkan seluruh hartanya hanyalah sebuah tipu muslihat untuk melemahkannya.'Benar-benar sial harus berurusan denganmu, Bryan!'Seolah tidak peduli dengan keberadaan bawahan Bryan, yang berdiri menodongkan senjata di deannya, Brams menoleh ke arah belakang memastikan jika mereka tidak melihat keberadaan Ayana. Namun, sepertinya sudah terlambat, beberapa bawahan Bryan berhasil memasuki gudang dan menemukan keberadaan Ayana.Jeselin melihat situasi mereka yang tidak memungkin

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 105

    Saat Bryan akhirnya menemukan lokasi Ayana. Bryan meminta semua pengawal yang dia miliki untuk mengampuni memastikan jika brams tidak memiliki tempat untuk dapat melarikan diri."Aku tidak peduli cara apa yang akan kalian lakukan, yang aku inginkan, kalian segera mencegah hingga mereka tidak memiliki tempat untuk melarikan diri," titah Bryan kepada para bawahannya yang berdiri berbaris di hadapannya."Baik Tuan, kami akan melakukan perintah anda." Para bawahan Bryan kemudian membubarkan diri mengikuti perintah sang atasan yang meminta mereka untuk segera mengepung tempat persembunyian Brams, sebelum Brams mengetahuinya dan kembali bertindak.Bryan memandangi bawahannya, kemudian melirik ke arah Stefano yang berjalan menghampirinya."Bryan, apa kamu akan menemui, Ayana sekarang? Jika Iya, biarkan aku ikut denganmu. Aku ingin memastikan jika Ayana baik-baik saja, sampai saat ini keadaan Ayana masih dipikirkan oleh istriku.""Hm, baiklah."Bryan tidak bisa menolak bantuan Stefano, lagi

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 104

    Saat jarum suntik hendak disuntik ke dalam cairan infus yang menggantung di lengan asisten Davin, dari luar Stefano yang memasuki ruangan asisten Davin, melirik ke arah Dokter yang nampak mencurigakan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Stefano, yang membuat Dokter gadungan menghentikan aksinya dan kembali memasukkan jarum suntik yang semula dia keluarkan sebelum keluar dari ruangan menghindari Stefano.Namun, sayangnya Stefano seolah sudah mengetahui niatnya, segera Sterano menghentikan langkah Dokter gadungan yang hendak melarikan diri, dengan menendang perutnya hingga membuat Dokter gadungan yang mencoba melarikan diri terpental dan terjatuh menabrak dinding kamar.Bugh!! Arghht!! "Katakan, siapa yang menyuruhmu untuk melakukan ini?" tanya Stefano, menuntut jawab dari Dokter gadungan yang merintih kesakitan di depannya.Dari luar beberapa pengawal yang mendengar keributan di dalam kamar segera berjalan membuka pintu kamar asisten Davin, dan melihat pada sosok Dokter yang terduduk lem

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 103

    Malam hari, Bryan masih belum berhasil menemukan lokasi Ayana, walaupun dia didukung oleh tim polisi dan Stefano yang membantu secara aktif."Bagaimana, apa kalian telah menemukan persembunyian Brams bersama dengan Jesselin, mereka berdua mungkin tidak pergi terlalu jauh melihat mereka tidak memiliki banyak dana dan juga tempat yang bisa mereka tempati persembunyi."Bryan meminta laporan daripada para bawahan yang dia tugaskan untuk mencari keberadaan Ayana. Namun, mereka sama sekali belum mendapatkan hasil yang diharapkan oleh Bryan.Hendrik, bawahan yang ditugaskan oleh Bryan menunduk kepalanya di depan Bryan."Maaf Tuan, sepertinya kedua orang itu telah mempersiapkan dengan matang persembunyian mereka, melihat hingga sekarang mereka berdua belum dapat untuk bawahan saya menemukannya, Tuan." Bryan tdiam mendengarkan, tangannya ter kepala marah sampai sekarang memikirkan keberadaan Ayana yang masih belum dapat ditemukanBrian memejamkan matanya sembari memijat pelan keningnya. "Ayana

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 102

    Brams tidak menyangka jika Ayana akan menunjukkan kemarahan seperti ini di hapannya. Tetapi Brams mengerti, ini semua adalah kesalahannya sendiri yang memilih menyakiti Ayana, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Brams tidak perduli dengan penolakan Ayana. "Ayana, biarkan aku melihat wajahmu. Aku hanya ingin memeriksanya," Brams mendekat dengan mengulurkan tangannya. Namun segera ditepis oleh Ayana, yang menghindari uluran tangan Brams dengan membuang muka. Dengan mata yang mau merah marah, Ayana menunjukkan kebenciannya kepada Brams. Ayana tersenyim mencibir "Brams, jangan pernah berpikir untuk menyentuhku, aku jijik dengan orang sepertimu yang bekerja sama dengan wanita busuk untuk mencelakai orang yang selama ini memberinya tumpangan!" Hina Ayana yang membuat Jesslin berdiri dengan melipat kedua tangannya didean dada, merasa kesal mendengar ucapan yang dilontarkan Ayana yang terdengar menghinanya.Brams menoleh melirik ke arah Jesselin, yang terlihat menggertakkan buku-buku j

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 101

    Bryan menerima pesan dari Stefano yang memberi kabar tentang Ayana, yang kemungkinan diculik dari orang yang Nina curigai. Segera Bryan membalas dengan melakukan panggilan ke ponsel, Stefano."Apa kamu yakin, Stefano? Jika benar kedua orang tersebut yang dicurigai oleh, Nina?" tanya Bryan, memastikan saat melakukan panggilan dengan Stefano, setelab Stefano mengabarkan kepadanya, beberapa orang yang telah dicurigai oleh, Nina. Stefano segera membalas Bryan. "Untuk sekarang itu yang dipikirkan oleh istriku, Bryan. Karena sebelumnya kedua orang itu pernah mengatakan sesuatu kepada Istriku, yang mengatakan jika kedua orang itu ternyata berencana untuk membalasmu dengan menggunakan, Ayana!" jelas Stefano memberitahukan.Bryan mendengar 'kan dengan diam dari balik panggilan, yang tidak Stefano ketahui saat ini Bryan tengah mengepalkan kedua telapak tangannya dengan marah, jika benar kedua orang tersebut ternyata benar membawa pergi istrinya maka Brayan tidak akan diam dan akan membalas de

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 100

    Bryan merasa khawatir setelh melihat CCTV yang di tunjuk 'kan padanya, sesaat Bryan memutar perhatian kepada mantan istrinya, Nina. Bryan ingin mengelak dan mengatakan jika Nina tidak mungkin terlibat dalam masalah ini, tetapi pemikirannya yang mengingat kembali dimana Nina sangat tidak menyukai Ayana, sehingga membuat Bryan mau tidak mau memiliki pemikirkan, jika mungkin saja Nina terlibat dalam kejadian ini.Bryan masih tetap berada di rumah sakit, memastikan keadaan asisten Davin baik-baik saja sebelum, Bryan kembali meninggalkan ruangannya. Sesaat kemudian beberapa Dokter yang melakukan operasi kepada asisten Davin, mengabarkan kepada Bryan jika kondisi asisten Davin mulai membaik. Bryan mengerti, dan memutuskan meninggalkan Rumah Sakit. Tetapi sebelum itu, Bryan menugaskan kepada beberapa bawahannya untuk tetwp menjaga asisten Davin yang saat ini tengah dirawat. Bryan tidak ingim jika orang yang sebelumnya melakukan penembakan kepada mobil asisten Davin, akan kembali datang da

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 99

    Setelah tiba di kota A, Bryan turun dari pesawat pribadinya dengan menggandeng tangan Ayana."Ayana, hari ini aku tidak menemanimu untuk pulang bersama, ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan, apa tidak masalah jika aku meninggalkan mu?" ujar Bryan saat berjalan sembari menggandeng tangan Ayana, menuju mobil yang terparkir.Ayana diam mendengar ucapan Bryan, pandangan matanya hanya tertuju ke arah mobil di mana Bryan akan meminta asisten Davin untuk mengantarnya pulang.Di depan sana asisten Davin tengah berdiri di dekat mobil, menunggu kedatangan Bryan yang baru saja kembali dari kota B."Bryan, kenapa kamu tidak kembali pulang dulu bersamaku? Lagi pula kita baru saja tiba bukankah seharusnya kamu kembali beristirahat," ayahnya merasa tidak rela untuk melepaskan Bryan dan kembali bekerja. Entah mengapa, perasaan Ayana mengatakan jika sesuatu hal buruk bisa saja terjadi kepada Bryan, yang membuatnya merasa ketakutan jika harus berpisah daru Bryan.Bryan menghentikan langkah kakinya d

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 98

    Di tempat berbeda, Nina dan Stefano baru saja terbangun dari tidur lelap mereka yang samar Nina dapat melihat wajah Stefano yang begitu dekat denganya. Nina merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, mengedipkan matanya beberapa kali memandang wajah Stefano yang begitu tampan di hadapannya.Bulu mata Stefano perlahan bergetar yang tak lama matanya terbuka memandang ke arah Nina. Sontak Nina segera membuang muka merasa malu saat Stefano menangkap basah dirinya niat buruknya."Kamu sudah bangun?" tanya Stefano memandang wajah Nina, yang menghindari tatapannya.Nina tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk mengiyakan. Namun, Stefano kemudian kembali berucap yang menyadarkan Nina dengan apa yang terjadi dengan mereka. "Sepertinya kamu sangat suka tidur dengan memelukku.""Apa?" Nilai tertentu mendengar ucapan Stefano kepadanya. Namun, sesaat kemudian Nina sadar dengan apa yang baru saja dikatakan Stefano.Sesungguhnya, Nina merasa malu melihat ia dan Stefano tidur dengan saling

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status