Share

Bab 22. Tersadar

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 22

Aku terbangun di suatu pagi yang dingin, dimana titik-titik gerimis tampak di balik kaca jendela. Suara dengung AC membuatku ingin sekali menarik selimut hingga ke kepala, seperti yang dulu sering kulakukan di rumah. Rumahku terletak di kaki gunung yang dingin, tiga jam perjalanan dari pusat kota Bandar Lampung, dimana sayur sayuran menjadi pusat kehidupan dan penghidupan bagi masyarakatnya. Di kampung halaman yang aku cintai itu, aku lahir dan dibesarkan. Lalu, aku merantau ke kota ini, terjerumus di lembah nista karena imanku tak cukup kuat melihat godaan barang mewah dan kehidupan bergelimang harta. Kemudian, keinginan agar adikku tak mengalami nasib sama, menjadi pembenaran semua kesalahan yang kulakukan.

"Tenanglah Bu, sebentar lagi dia akan bangun. Dia hanya pingsan karena lemas setelah donor."

"Bukankah sudah aku bilang, jangan memaksakan diri? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Livia? Apa yang harus kukatakan pada keluarganya?"

"Dia akan baik-baik sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status