Share

BAB.6 BRAGA MANSION

Kembali menuju kediaman Braga Mansion, yang letaknya di sekitar Menteng, Jakarta Pusat, bangunan megah Braga Mansion ini memiliki luas tanah sekitar 5000 meter persegi, dengan bangunan empat lantai, di dalamnya menggunakan lift, dan ac central, sudah kebayang kan besar dan megahnya rumah keluarga Braga. Cat warna putih yang membuat Braga Mansion mudah dikenali , karena hanya Braga Mansion yang paling termegah bangunannya.

Braga saat ini sudah berada di dalam rumahnya, lalu dia memanggil Alfons , untuk mengantarkan sebuah paket untuk Gaby.

"Alfons...cepat datang ke sini ya.

"Hmm ya boss, ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong kamu antarkan paket ini ke rumahnya Gaby ya, dan ingat kalau dia menanyakan siapa yang mengirim, katakan dari Bram. Kalau dia bertanya dimana Bram saat ini, bilang saja, suatu saat kalau sudah tidak sibuk akan menemuinya, ingat ya Alfons jangan sampai salah bicara, jangan kamu buka identitasku sekarang ya.

"Hmm boss, sejujurnya terus terang saja sama nona Gabriela, kalau boss adalah Bram yang selama ini dia tunggu kedatangannya.

"Alfons, aku sebenarnya juga sudah sangat merindukannya, ingin memeluknya, namun kesibukan saat ini belum bisa untuk itu, kau tahu sekarang aku memegang gelar miliarder termuda, dan aku juga ingin menguji dulu seberapa besar kesetiaan Gabriela padaku, walaupun sebenarnya aku selalu tahu dia selalu mencintaiku dalam nama Bram.

"Jujur boss, saya ikut merasakan apa yang boss rasakan, boss sebenarnya ingin santai kan dan ingin punya banyak waktu untuk nona Gabriela, namun karena semua kesibukan dan kesuksesan boss saat ini, yang membuat boss menyembunyikan jati diri boss sama nona Gabriela.

"Hmm ya apalagi aku Alfons, saat kemarin aku satu mobil dengannya, dia bilang tidak akan pernah menggantikanku dengan orang lain, bahkan sikapnya dingin dengan pria lain, padahal aku ini Bram, aku sangat bahagia, 19 tahun kami berpisah, ternyata dia masih setia menungguku Alfons.

"Boos kalau tidak salah ibunya nona Gabriela kan kerjanya di Hotel milik boss juga kan?".

"Ya aku sudah tahu dari dulu, makannya aku mengangkatnya menjadi manajer di Hotel itu, kinerjanya bagus dan jujur, dari pada manajer sebelumnya.

"Lalu kapan boss akan berterus terang kepada nona Gabriela, kalau boss sebenarnya Bram yang selama ini dia nantikan kedatangan.

"Huhh nanti menunggu waktu yang tepat Alfons, aku ingin saat nanti dia menjadi milikku lagi, aku ingin quality time sama dia, teriris hati ini Alfons, saat dia bilang, "aku selalu menunggu kedatangan kak Bramku, yang berjanji kembali 19 tahun , namun tak datang juga, dan tidak pernah membalas chat dan mengangkat telefonnya". Itu yang dia katakan, saat mendengarnya , aku ingin sekali memeluknya erat, namun aku tahan karena aku masih banyak kesibukan bisnis.

"Ya saran saya sich boss, sekali-kali telfonlah, jangan biarkan dia sedih boss, setidaknya boss walau belum siap membuka indentitas boss, boss membahagiakan dia dengan membalas chat dan telefonnya.

"Hmm ya baiklah, nanti kalau kau sudah antarkan paketnya, kasih kode padaku ya, kirim chat kalau kau sudah tiba di rumahnya, dan itu sudah aku berikan nama Bram.

"Baik boss Braga, namun kalau dia ingin menemui boss di rumah boss yang lama bagaimana?"

"Hmm bilang saja aku sudah pindah, ke luar negeri.Ya sudah jalan sekarang.

"Baik boss.

"Alfons ...sebentar jangan lupa kamu pakai masker dulu, jangan sampai dia tahu wajahmu ya. Karena suatu saat aku akan membawanya ke sini, jadi dia tidak boleh tahu dulu, kalau kau bekerja padaku.

"Baik boss.

"Okay hati-hati ya bawa paketnya, pakai mobil lain ya, jangan mobil yang dia kenal. Gaby itu selalu mengingat apapun yang aku kenakan.

"Baik boss, saya pakai mobil Jepp BMW saja.

"Jangan...pakai mobil biasa saja, Camry saja kamu bawa ya.

"Baik boss.

Dua puluh menit kemudian, Gabriela sudah selesai membereskan rumah, tiba-tiba ada suara bell di rumahnya, lalu dia keluar dan menemui orang yang menekan bell itu.

"Hmm iya pak, maaf mau mencari siapa ya?"

"Nona ini ada titipan.

"Okay..dari siapa pak ya?"

"Dari tuan muda Bram, baik saya pamit dulu ya nona.

"Ehh tetapi ...yah sudah pergi lagi, baru saja mau aku tanya dimana Bram.

Baru saja Gaby ingin membuka kado itu, tak lama dia duduk ponselnya berbunyi, dan saat melihat ponselnya dia bercucura air mata, "Bram calling".

"Halo....My princess, bagaimana suka tidak hadiahnya?"

"Hikkssss....hiksssss, kak Bram kemana saja , kenapa bukan kakak yang mengantar kadonya.

"Heiii ssshhh. Kenapa kamu sedih, nggak suka ya sama kadonya.

"Aku kangen sama orangnya, bukan kadonya, kak Bram kenapa sekarang tidak peka sich, aku mau kak Bram datang.

"Hehehehee cuupss, my princess maafkan aku ya , akhir-akhir ini bisnisku full, aku sibuk sekali, jangan pernah berpikir yang tidak-tidak ya, aku tetap memprioritaskanmu, selalu di hati ini, bukannya aku tidak mau datang, ini saja aku masih sibuk, makannya aku kirimkan kado sebagai permintaan maafku, karena selama 19 tahun sudah tidak menghiraukanmu, kau tahu keadaanku sekarang sulit, mau santai saja aku tidak bisa.

"Hikkssss.....hikssss, aku merindukanmu kak Bram, aku lagi bete banget sama Braga Ueda.

"Hahhaa Braga Ueda siapa itu, aku baru dengar, siapa dia my princess.

"Entahlah pria sok kegantengan, sok kaya.

"Hahaha kamu ini, yang penting aku kan yang masih jauh lebih ganteng.

"Ya lah 1000 persen.

"Hehehee, ya sudah jangan bete lagi dong ya, kan aku sudah sempatkan waktu menelfonmu, sebenarnya aku sangat kenal dengan Braga Ueda, dia itu relasiku saat ini, dia baik koq orangnya.

"Ahh bodo amat, aku nggak mau bahas dia , sekarang bagaimana, kak Bram apa sudah datang ya, ada di rumah yang dulu kan?"

"Hmm rumah yang dulu kan rumah dinas My princess, rumahku di luar kota dan di luar negeri. Aku janji kalau semua urusanku sudah selesai, dan aku bisa santai, aku akan menemuimu ya, nanti kita keliling dunia, aku janji.

"Jangan berjanji dulu, kalau nanti kak Bram tidak bisa menepatinya.

"Kalau sampai aku tidak bisa menepati, biarlah aku celaka dan tidak selamat.

"Apaan sich bicara begitu , aku tidak mau sampai kak Bram kenapa-kenapa, kak video call lah, aku kangen.

"Hmm maafkan aku, saat ini aku sedang dalam bisnis, aku harus profesional, aku harap kamu mengerti ya.

"Ya sudah, maaf aku hanya kangen kak Bram.

"Hmm ia kah, kangen mau apa sich, mau peluk ya.

"Iya pake banget...

"Hehehee, ya nanti kalau semua urusan bisnisku sudah senggang, aku janji akan menjemputmu, dan memelukmu. Sudah ya jangan nangis lagi my princess, besok mau dibelikan apa sayang.

"Hmm belikan apa ya, tidak usah. Yang terpenting kak Bramku sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan, itu kado terindah untukku.

"Ssshh sudah my princess jangan nangis ya, aku tidak akan kemana-mana, suatu saat akan indah untuk kita ya. Ya sudah aku mau lanjut ada meeting dulu ya, kamu kalau ada apa-apa berkabar saja ya.

"Ya sudah hati-hati ya kak Bram.

"Okay my princess, jangan sedih lagi ya, kalau kamu sedih, nanti aku kerja tidak tenang.

"Ya aku janji.

"Nah gitu dong, baru my princessku. Kirimkan photomu yang sekarang ya, buat obat kangen.

"Ya kak Bram juga kirimkan ya.

"Hahaha aku tidak ada photo, nanti saja kalau ketemu ya. Ya sudah kirimkan photomu ya sekarang.

"Ya kak.

"Okay see you my princess.

"See you too my Hero.

"Heehehe, ya sudah jangan nakal ya, jaga selalu hatimu untukku.

"Ya kakak Bram juga ya.

"Aku selalu mencintaimu dari dulu hingga selamanya.

"Amin.

Akhirnya mereka berdua saling menutup telfon, dan Braga meneteskan air matanya, karena dia saat ini sudah membohongi Gabriela, kalau Braga dan Bram adalah orang yang sama.

"Hikkssss...maafkan aku Gaby my princess, aku belum bisa memberitahukanmu kalau Bram adalah Braga Ueda, aku sayang banget sama kamu, sabar dan tenanglah, suatu saat aku akan berterus terang kalau Braga Ueda sebenarnya adalah Bram yang selama ini kau nantikan, terima kasih ternyata kau selalu mencintaiku, kau memang untukku, setelah aku percaya, karena kau yang paling mengerti perasaanku."Gumam Braga

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status