“Tentu saja, aku sangat mencintainya. Kau bisa melihat dengan jelas bukan?" jawab sarkas Anthony.
Pria yang sedang menatap benci kepada Alicia itu, tiba-tiba saja pipinya menjadi merona karena mencium aroma Vanila yang dia suka dari tubuh wanita yang akan segera menjadi istrinya itu. Dadanya tiba-tiba terasa sesak.
Kepala Anthony sedikit pusing sedikit memijit-mijit pelipisnya lalu berkata, “Pulang! Jangan sampai aku menyeretmu!”
Alicia memegangi perutnya, lalu mau tak mau dia pun ikut pulang bersama Anthony. Dua mobil berhenti di depan parkir lobi, Asisten Lee keluar langsung berkata, “Silakan Nona!” ujarnya menunjuk ke arah mobil yang dia kendarai.
Alicia pun pulang ke Mansion Smith, diantar oleh asisten Lee. Hari ini Anthony datang ke Mall karena ingin membeli sebuah hadiah, karena untuk orang yang begitu spesial dia pun memutuskan untuk pegi sendiri mencari hadiah itu.
Aroma tubuh Alicia yang tadi menghampiri indera penciumannya masih terjejak di ujung hidung Anthony, dia pun menyandarkan diri mencoba mengingat-ingat di mana dia pernah mencium harum wangi itu.
Seberapa kerasnya dia mencoba mengingatnya tapi tidak dapat mengingatnya. Dan, itu malah membuatnya menjadi sedikit pusing. Dia pun mengeluarkan obat yang tersedia di mobilnya lalu langsung menelannya tanpa air.
Keesokan paginya hari pernikahan pun tiba. Alicia bercermin dan memulas bibirnya yang lembut penuh dengan lipstik,itu terlihat sungguh cantik. Kulitnya yang seputih salju terlihat mulus dan matanya begitu mempesona yang bisa menarik perhatian orang pada pandangan pertama. Bibirnya begitu indah sehingga seorang pria pasti akan senang untuk menciumnya.
Alicia melihat penampilannya yang sempurna di cermin sambil memaksakan diri untuk tersenyum seraya meremas tangannya sendiri, menekan pergulatan batinnya. Selangkah demi selangkah dia berjalan keluar dari kamarnya dan menuju mobil.
Hari ini dia akan bertemu dengan Anthony di kantor catatan sipil untuk pernikahan rahasianya ini. sesampainya di sana, calon suaminya itu belum tiba. Dia hanya bisa menunggu sendiri di ruangan terpisah, yang hanya ada dirinya saja sendirian.
Dalam hati, Alicia mengulang-ulang nasihat untuk dirinya sendiri, “Harus menjaga jarak dengannya, agar tidak ada sakit hati.”
Alicia bangkit berdiri dari sofa, lalu berjalan ke arah jendela, berdiri di sana dengan gaun putih selutut, Cahaya matahari mempertegas kesan kecantikannyadi pagi ini. Pada saat ini Anthony masuk, langkahnya tiba-tiba saja terhenti.
Sesaat tadi Anthony merasa sepertinya merasa Familir dengan situasi yang baru saja dia lihat. Namun, dalam seketika juga dia menepis perasaan itu. Dia pun berjalan masuk ke dalam ruangan tertutup itu. Pria itu datang terlambat karena menghibur Anna lebih dulu, membujuknya agar tidak bersedih dan menangis.
Alicia tersenyum sarkas, dalam hati dia megetahui alasan Anthony datang terlambat meski pria itu tidak memberitahunya. Dia pun langsung berkata, “Di mana aku harus tanda tangan?”
Pada saat ini petugas catatan sipil dan Juga asisten Lee masuk ke ruuangan khusus itu, dengan cepat pernikahan mereka bedua pun telah tercatat. Alicia memegang buku nikah dia dengan Anthony Smith.
Menarik napas dalam-dalam,dia pun berdiri dan berkata kepada Anthony yang baru beberapa menit yang lalu sudah sah menjadi suaminya, “Baiklah, silakan bersibuk dengan pekerjaanmu. Dan, aku akan sibuk dengan pekerjaannku juga!”
Alicia mengedipkan matanya, lalu berjalan keluar dari kantor catatan sipil. Urusan pernikahan telah selesai. Tapi urusan dia dengan keluarga Huang masih belum selesai. Karena itu setelah pernikahan tidak ada bulan madu.
Bagi Alicia setelah menikah adalah saatnya bekerja membenahi keluarga Huang yang hancur berantakan. Alici pergi ke rumah Paman keduanya. Ini ketiga kalinya dia mencoba meminta bantuan kepada Paman keduanya itu.
Sesampainya di rumah Paman Kedua, yang ada hanyalah Bibi Huang dan putrinya, Rose. Melihat Alicia datang, wajah keduanya langsung berubah menjadi masam. Pelayan membukakan pintu, dia pun segera masuk ke rumah Paman keduanya itu.
“Bibi, Apa Paman sudah kembali?” tanya Alicia.
“Mau apa lagi mencarinya? Jika hanya meminta uang, maka aku yang mewakilinya untuk menjawab. Paman kedua sedang kesulitan uang. Bisnis sedang sulit, jadi jangan memberi beban lagi kepadanya.”
“Bibi, aku tahu Paman Kedua sudah membantu banyak untuk pengobatan Ibu-ku waktu itu. A-aku … pasti akan menggantinya!” janji Alicia.
Tiba-tiba Rose tersenyum sarkas, sembari berkata, “Bu, kita ini kan bersaudara, jadi jika memang bisa, kenapa tidak kita bantu saja.”
Rose memberikan sedikit kode dalam bentu kedipan mata kepada ibunya itu. Bibi Huang pun menuruti perkataan putrinya itu. Rose pun tersenyum lalu berkata lagi , “Aku janji akan membujuk Ayah-ku agar mau membantumu. Tapi …”
“Tapi apa?” tanya Alicia.
“Begini, pada saat ini kami kekurangan pelayan. Jadi jika kau bersedia menggantikan pekerjaan rumah pelayan kami yang sedang cuti itu. Aku janji akan membujuk Ayahku agar mau bertemu denganmu!” janji Rose.
Alicia menggigit bibir bagian bawahnya, berpikir sejenak pada akhirnya dia pun menyetujui permintaan Rose. Maka dengan cepat Rose langsung saja mendorong Alicia ke dapur dan menunjukan bagian mana yang harus dibersihkan.
“Oh ya jangan lupa, cabut dan bersihkan juga rumput di taman belakang itu ya!” perintah Rose.
“Kami akan pergi, akan pulang mungkin di malam hari. Jadi selesaikan pekerjaan sebelum kami pulang!” ujar Bibi Huang.
Alicia pun langsung bekerja, tidak ingin membuang waktu lagi. Dia harus bisa bertemu dengan Paman keduanya. Dalam keluarga Huang, hanya Paman keduanya itu yang masih mau meperhatikannnya. Hanya saja semenjak kematian ibunya, jadi sulit untuk ditemui.
Pekerjaan Alicia selesai ketika jam makan malam tiba. Alicia memutuskan untuk menunggu mereka, dan kebetulan di luar sedang hujan. Jadi sambil menunggu hujan reda, dia memutuskan untuk menunggu keduanya.
Alicia merasa lapar, hari ini dia hanya sarapan pagi saja, itu pun hanya sekedarnya saja. Jadi melewatkan makan siang dan makan malam, lalu bekerja berat seperti tadi, benar-benar membuatnya lapar maha dasyhat.
Jam sebelas malam, barulah Bibi Huang dan Rose tiba di rumah mereka. Mereka hari ini baru saja berbelanja dan bersenang-senang, ketika melihat jika Alicia masih ada di sana, maka senyuman di wajah kedua orang itu pun meredup.
“Kau masih di sini?” tanya Bibi Huang dengan sedikit marah.
Alicia pun berdiri dan berkata, “Bibi, bisakah menghubungi Paman kedua!” pinta Alicia.
Bibi Huang meletakan kantong belanjaannya dengan kasar ke lantai seraya berkata, “Kau ini memang benar-benar duri dalam daging, selalu saja menyusahkan kami!”
“Kami tidak ingin melihatmu lagi, mulai saat ini kau bukan lagi bagian dari keluarga Huang. Jadi jangan cari kami lagi!” ujar Bibi Huang.
“T-tapi mana bisa begitu!” ujar Alicia sedikit histeris.
“Bisa, aku baru saja mengatakannya kepadamu!” hardik marah Bibi Huang yang langsung saja mendorong Alicia agar segera keluar dari rumahnya.Tidak hanya mendorong, bahkan Bibi Huang menyiram Alicia dengan tempat sampah yang sudah dipenuhi oleh air hujan, “Pergi kau dari sini!” ujarnya sambil melempar tempat sampah itu, lalu masuk dan menutup pintu dengan keras karena kemarahan yang memuncak.Alicia berdiri di bawah hujan deras, memandang kosong ke pintu yang baru saja tertutup. Berpikir jika ibu dan anak itu memang sengaja menjauhkan dia dari Paman Keduanya, "Hah! keluarga ... apa ini yang disebut keluarga," pikir Alicia. Dia berharap Pamannya itu setidaknya bisa memberikan bantuan untuk mendapatkan kembali perusahaan Huang, yang sekarang ada di tangan Ayahnya dan juga Selirnya yang baru saja naik status menjadi istri sah ayahnya itu.Sudah beberapa tahun belakangan ini semenjak wanita itu masuk ke perusahaan Huang. Malah makin memperparah sakit perusahaan. Berpikir kekacauan yang se
Alicia perlahan berjalan untuk mendekati Nyonya itu, kedatangannya langsung saja diberi tatapan tajam, “Apa kau pemilik perusahaan ini?” tanyanya.“Nyonya, ayo turun. Kita bicara baik-baik,” bujuk Alicia.“Pembohong! Kalian semua pembohong!” Hardik marahnya.“Jika begini aku tidak akan paham situasinya,” ujar Alicia lagi dengan nada melemas.Nyonya itu mulai menangis, “Kalian bilang setelah aku tanda tangan, maka uang santunan akan keluar. Dasar penipu, mengapa malah mengatakan jika aku meminta kalian menyumbangkan semua uang santunan ke Yayasan kalian!”“Sumbangan ke Yayasan,” gumam pelan Alicia dengan nada terheran.Nyonya itu pun melangkah menjauhi Alicia, melihat ini Edna semakin panik. Karena yang dia tahu Langkah nyonya itu semakin menjauhi posisi kasur udara berukuran besar yang disediakan dibawah, untuk keselamatan Nyonya yang mencoba bunuh diri.Edna segera saja berlari ke bawah, dengan cepat dia menuruni tangga, bahkan sampai melangkahi beberapa anak tangga agar lebih cepat.
"Tidak apa, aku sudah lebih baik sekarang," imbuh Alicia seraya meyakinkan kawan baiknya itu. Edna pun hanya bisa pasrah sambil memapah Alicia keluar dari kamarnya, "Kau duduk di sini saja, aku akan membereskan administrasi rumah sakitnya!" Alicia mengangguk lalu bersandar di kursi tunggu sambil memejamkan matanya, selain masih sedikit pusing dia juga enggan jika saja terihat sedang menangis, Pada saat ini dia merasakan sedang ada yang mengelus dengan lembut bagian atas telapak tangannya. Alicia membuka kedua matanya, lalu melihat itu adalah bocah kecil yang beberapa waktu belakangan ini sering bertemu. "Ei ... Lionel sedang apa di sini? " tanya Alicia sembari membetulkan posisi duduknya. "Apa tante baru saja menangis?" tanya Lionel. "T-tidak ... hanya saja tadi ada sedikit debu masuk ke mata," jawab asal Alicia. "Jelek ... jelek sekali!" ujar Lionel. "Hah! apa?" ujar Alicia dengan sedikit bingung. "Jika menangis wajah menjadi jelek!" jawab Lionel. Alicia pun tersenyum dan de
Langkah pertama yang harus dia lakukan lebih dulu adalah menyelesaikan permasalahan nyonya yang ingin melakukan percobaan bunuh diri dari melompat dari atap Gedung perusahaan Huang. Mereka pun tiba di Mansion Smith.Alicia turun dari mobil Edna dan berkata, “Aku baik-baik saja, kau bisa beristirahat sekarang.”“Apa yakin tidak ingin aku temani?” tanya Edna.“Ya, aku akan baik-baik saja, aku juga akan beristirahat,” ujar Alicia.Edna pun melajukan mobilnya pergi meninggalkan Mansion Smith. Alicia merasa masih belum sehat dia pun kembali ke kamarnya, merebahkan diri di ranjang dan mulai memejamkan matanya, Berharap ketika bangun nanti dia sudah kembali dengan sehat.Keesokan paginya dia malah terbangun karena mencium bau disenfektan lagi, “Eum, apa ini di rumah sakit.”Alicia mencubit-cubit tangannya sambil berkata, “Tidak mimpi kan!”Merasa sakit maka dia pun yakin saat ini sudah berada di rumah sakit lagi. Di hari kemarin ketika pelayan memanggil-manggil Alicia, tidak ada jawaban lalu
Kotak itu diletakan di atas meja, berikut sebuah surat beramplop putih masih tersegel. Anthony mengambil surat itu berpikir, “Apakah selama ini Alicia tidak pernah membaca isi surat ini.”Anthony meletakan surat itu lalu melihat sebuah sertifikat rumah yang ada di dalam kotak itu, melihat beberapa saat lalu berkata kepada Asisten Lee, “Cek lokasinya, lalu segera atur pembayarannya!”Asisten Lee tidak banyak bertanya mengapa Tuannya malah bersedia membeli rumah wanita yang sangat dia benci itu. Dia pun segera melakukan apa yang Tuannya perintahkan. Keesokan paginya Alicia menerima kabar jika tanahnya telah menemukan pembeli yang berminat dan langsung membayar tunai , dan semua uang akan di transfer ke rekening Alicia.Melihat deretan nominal angka yang melibihi dari harga yang dia pinta, tentu saja membuatnya merasa senang, “Wuah aku akan mentraktir asisten Lee nanti, ternyata dia memang marketing yang handal!”Alicia pun langsung saja mengundang Nyonya yang waktu itu, pembicaraan pun
"kondisi yang dialami pasien bisa saja karena pengaruh dari obat bius yang digunakan selama proses pembedahan," ujar dokter itu. "Tapi mengapa begitu lama?" tambah kata Edna lagi dengan sedikit memprotes. "Umumnya pembedahan tulang belakang membutuhkan bius secara total di mana pasien akan diberikan obat yang dapat menumpulkan rasa nyeri maupun kesadaran," jelas dokter. "Setelah operasi selesai dilakukan obat bius total tadi masih akan memberikan efek sehingga pasien masih akan tetap tertidur dan tidak sadarkan diri, " jelas dokter itu panjang lebar lagi. "Tapi mengapa Nona Anna Hwang sudah pulih dan diperbolehkan pulang!" tanya Edna lagi karena tidak puas dengan jawaban dokter itu."Nona, sebaiknya kita tidak perlu ribut-ribut seperti ini. Percayalah kami selalu mengedepankan kesehatan pasien!" ujar dokter itu lagi seraya menepuk-nepuk bahu Edna lalu melangkah pergi. Tidak Puas dengan jawaban dokter tadi, maka Edna pun segera melangkah lari mengejar Anthony yang baru saja membaw
Beberapa jam setelah, Lionel pergi, Alicia pun sadar. “Edna …” panggilnya.“Kau sudah bangun?” ujar senang Edna sambil menciumi wajah Alicia.“Aku pikir kau akan mati,” imbuh kawan baiknya itu setengah menangis.“Aku tidak akan mati semudah itu,” jawab Alicia setengah bercanda.Pada saat ini perawat masuk untuk memeriksa keadaan Alicia. “Kita cek tekanan darahnya dulu ya!”Perawat itu melakukan beberapa tes Kesehatan, lalu berkata, “Jika sudah semakin baik, maka esok sudah bisa pulang!”Edna mengangguk seraya merasa aneh, Semenjak kedatangan Lionel kemarin. Tiba-tiba saja semuanya berubah. Suara Alicia membuyarkan lamunannya, “Tidak perlu esok, hari ini juga aku sudah merasa lebih baik!”Alicia sangat membeci wangi disenfektan yang terasa selalu dicium olehnya. Ini mengingatkan di saat-saat dia ketika menjaga ibunya yang selalu keluar masuk Rumah sakit. Berada terlalu lama di rumah sakit hanya membangkitkan kenangan yang tidak menyakitkan.“Apa kau yakin?” tanya Edna.“Ya, aku yakin.
“Nah, aku sudah mencicipi semuanya,” ujar Alicia sambil menyodorkan mangkuk terakhirnya.Para pelayan pun mulai membersihkan perangkat makanan tadi. Pada saat ini, ponselnya menerima panggilan telpon. Itu adalah dari Paman keduanya, “Alicia apa bisa bertemu hari ini!”“Iya … iya Paman bisa,” jawab Alicia.“Jika begitu aku menunggu kau di Grup Huang!” ujar Paman kedua.Meski masih sedikit terhuyung. Namun, Alicia langsung saja membuka lemarinya, menimang-nimang sebentar akan memakai baju yang mana. Dia menghela napas karena bajunya kebanyakan keluaran model lama. Dia pun tidak ingat terkhir kali kapan dia membeli baju baru.Pada akhirnya Alicia memilih salah satu setelan baju kerja yang paling baik menurutnya, Dia pun segera menggantinya. Baru saja beberapa langkah pergi meninggalkan kamarnya sudah ada suara seseorang yang menegurnya. “Mau ke mana?”Alicia menoleh, itu adalah Anthony. “Aku ingin bertemu dengan Pamanku!” jawab Alicia.“Aku sudah terlalu lama sakit, ada Perusahaan yang