Beranda / Romansa / ISTRI TERCINTA BOS BESAR / 04. CEO Jaringan Ritel Sunmart

Share

04. CEO Jaringan Ritel Sunmart

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-24 12:56:44

Suasana dalam ruangan menjadi sedikit sunyi.

"Nggak mungkin!" Vivian memecah keheningan.

Dia murka, semakin tidak percaya melihat Elitta dan Vito berpandangan lama. Mana boleh Elitta mendapatkan pria seperti ini? Ini tidak mungkin!

Pak Derry menatapnya. "Ada ada, Vivian? Kamu kenal Vito?"

"Nggak ... nggak kenal."

"Vito, ini istri Om, Vivian. Vivian ... ini pria yang dari tadi kita bicarakan, Vito, suaminya Elitta."

"Salam kenal, Mama Mertua." Vito enggan menjabat tangan dengan Vivian. Pandangannya masih merendahkan seakan tidak sudi menyentuh tangan orang asing. Aura di sekitar pria ini begitu angkuh, tak tersentuh, benar-benar dominan.

Vivian dilanda gundah mendalam. Dia tak bisa melepaskan pandangan kepada mantan pacarnya ini. Tidak mungkin ini kebetulan.

Apa mungkin Vito sekarang sudah kaya raya dan ingin membuatnya cemburu dengan menikahi Elitta?

Iya, pasti begitu— itulah yang dia pikirkan.

Vito menyeringai tipis padanya.

Antara takut, tapi juga tergoda. Jantung Vivian berdebar-debar. Mantannya terlalu tampan sekarang, ia tak sanggup berpaling. Ia yakin senyuman pria itu adalah tantangan.

Apa artinya masih mencintainya? Pria itu menikahi Elitta agar bisa dekat dengannya lagi?

Pak Derry berjalan pergi sambil berkata, "Ya udahlah, kita nggak usah banyak mengobrol. Elitta, ayo ikut papa— tanda tangan berkas pengalihan aset. Setelah itu kamu boleh pulang sama suami kamu."

Elitta enggan bergerak dari tempatnya berdiri. Dia menolak, "nggak, Pa! Elitta belum bilang setuju! Itu aset mama buat Elitta, Elitta nggak mau ngasih ke Papa! Papa pasti akan menjualnya, Elitta nggak mau!"

"Mama kamu itu nggak punya apapun, itu milik papa!"

"Pokoknya nggak mau! Palingan papa begini karena suruhan istri muda papa ini!"

"Tolong jangan mulai berdebat lagi."

Vito menengahi mereka, "Om, bagaimana kalau kita selesaikan dengan uang saja? biar saya beli aset itu, jadi tolong kasihan surat-suratnya ke Elitta."

"Beli? Yakin?" Pak Derry menatap pria itu. Dia meremehkannya, "Kamu sok mau beli tanah satu hektar seperti sedang ingin membeli camilan aja. Kamu ngerti nggak harganya berapa?"

"Tinggal bilang nominalnya."

Pak Derry tahu kalau menantunya itu seorang pengusaha di bidang ritel, tapi tak menyelidiki lebih lanjut usahanya dimana atau bagaimana. Tadinya, dia mengira pria itu memiliki usaha beberapa toko sembako di kampung. Apa iya punya uang sebanyak itu untuk membeli tanahnya?

Dia berkata, "kamu tunggu di sini, Om akan siapkan dokumen. Elitta, bantu papa."

Elitta mengikuti sang ayah. Dia mengesampingkan sakit hatinya dahulu. Semua demi mendapatkan hak penuh atas kepemilikan tanah milik mendiang sang ibu. Itu adalah satu-satunya kenangannya, jadi harus dia dapatkan.

Begitu ditinggal, Vito mengambil ponsel dari saku celananya, kemudian sibuk berkirim pesan dengan orang lain. Seluruh benda yang melekat di tubuh pria itu sudah sangat berkelas, ponsel yang dia pakai saja keluaran terbaru nan mewah.

Ini membuat Vivian makin tidak percaya. Mana mungkin baru setahun, mantan pacarnya itu sudah berubah drastis?

Risih dipandangi terus, Vito melirik wanita itu. Ia menegur, "kenapa kamu melihatku terus?"

"Kamu jangan sok lupa sama aku. Kita ini pernah pacaran."

"Jangan bicara omong kosong, aku nggak kenal kamu."

"Ini nggak mungkin, kenapa kamu bisa jadi gini?"

"Maksudnya?"

"Kamu itu cuma pekerja serabutan di supermarket, bisa-bisanya berpenampilan begini? ini cuma akting kan? kamu pasti disuruh Elitta buat berpenampilan kayak bos gini."

Vito mengeluarkan dompetnya, lalu menngeluarkan satu kartu nama eksklusif miliknya. Lalu, ditunjukkan kepada wanita itu.

"Ini kartu namaku. Terserah kamu mau percaya atau enggak, aku nggak punya urusan sama kamu," katanya.

Mata Vivian melotot tatkala mengetahui ada beberapa kartu kredit terselip di dompet itu. Dia meneguk ludah. Bahkan, suaminya saja tidak punya kartu kredit jenis itu.

Dadanya juga sesak napas usai membaca kalau Vito adalah CEO dari perusahaan jaringan ritel paling terkenal di negara ini, Supermarket Sunmart.

"Ini ..." Dia gemetar memegang kartu nama itu. Perkataannya jadi terbata-bata. "Ja ... jadi, siapa kamu ini sebenarnya?"

"Vito Vincent Ravello, CEO jaringan ritel Sunmart."

Raut wajah Vivian langsung dipenuhi penyesalan.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   103. Keluarga [TAMAT]

    Keesokan harinya ... Elitta dan Vito berangkat pagi sekali untuk menuju ke rumah Tuan Zero. Di sana mereka direncanakan untuk bertemu dengan Pak Derry. Sudah sangat lama sejak terakhir bertemu dengan ayahnya, Elitta sudah tidak sabar. Di sepanjang perjalanan, dia menyempatkan diri untuk membeli buah melon kesukaan sang ayah. Setelah sampai di rumah megah ayah kandung Elitta itu, mereka disambut oleh oleh Dino. Elitta sesekali melihat ke sekitar, tapi tak menemukan yang dicari. Iya, selain Pak Derry, dia juga penasaran kemana sang ayah kandung? Dino bisa menebak jalan pikirannya, dan menjawab, "santai aja nanti juga ketemu papa." Karena malu, Elitta berdusta, "nggak, aku nggak nyariin dia, kok, aku cuma nyari Papa Derry.'" Dino hanya menahan tawa saat membawa mereka menuju ke lantai dua, dan kemudian memasuki salah satu ruangan. Begitu pintu dibuka, terlihatlah pemandangan meriah dengan spanduk yang bertuliskan "SELAMAT UNTUK KEHAMILANMU, ELITTA!" Banyak sekali pita warna-warni

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   102. Rekaman Pengakuan

    Elitta dan Vito menenangkan diri dengan mampir ke kafe dekat rumah sakit. Emosi mereka sudah sama-sama reda. Elitta juga tidak mungkin marah terus apalagi Vito sudah mengatakan segalanya untuk minta maaf. Vito sengaja memesankan es krim coklat untuk makin menenangkan hati istrinya. Selama hampir lima menit, dia hanya memperhatikan wanita itu menikmati es krim. Karena es krim dalam mangkuknya sudah hampir habis, dia menawarkan, "mau nambah lagi nggak?" Elitta mengangguk. Vito tersenyum. Dia lega melihat Elitta sudah tidak memandangnya dengan kekecewaan lagi. Dia meminta waiter untuk membuatkan satu es krim coklat lagi. Sambil menunggu, Elitta hanya diam memandangi suaminya. Dia tidak tahu harus berkata apa sekarang. Vito bertanya, "Sayang, tadi kamu bilang kalau ada orang yang tahu lebih dahulu tentang kehamilan kamu daripada aku 'kan? Siapa itu? Jangan-jangan dia yang ngedit suratnya?" Elitta menjawab, "Lana." "Apa ..." Vito terkejut. "Dia?" "Dia yang tahu lebih dahulu, aku s

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   101. Editan?

    Elitta meminta sopir untuk mengantarkannya pergi ke rumah sakit. Dengan atau tanpa Vito, dia akan membukikan kalau dirinya tidak berbohong.Perkataan manja Lana sebelumnya masih terngiang di kepalanya. Kenapa wanita itu berani sekali bersikap seperti itu? Apa dia tidak melihat dia ada di sana? Dia adalah istri Vito!Elitta selama ini menyadari kalau perubahan dari Lana seperti mengikuti dirinya. Bahkan, aroma wewangiannya, tapi sebelumnya dia hanya menganggap itu hal biasa.Akan tetapi, dia jadi teringat oleh Vivian, yang teman sendiri menggoda mantan pacarnya dahulu, kemudian tunangannya, sekaligus ayahnya. Semua pria yang ada di dalam hidupnya seolah direnggut. Dia tidak menerima perselingkuhan lagi.Apa vito sungguh berselingkuh darinya? Apa pria itu mulai dekat dengan Lana di belakangnya? Apa itu alasan wanita itu diberikan pekerjaan di kantor? Elitta merasa dadanya sangat sakit. Dia tidak mau membayangkan hal buruk, tapi yang muncul di kepalanya hanya hal-hal yang jelek. Sudah b

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   100. Cemburu

    Elitta dan Dino masih berdiam diri di halte selama setengah jam. Keduanya membahas beberapa hal, termasuk tentang kesehatan Pak Derry.Elitta lega bisa mendengar dari mulut Dino langsung kalau sang ayah baik-baik saja. Dia benar-benar sudah membuka hati untuk pria itu sekaligus ayah kandungnya.Dia berkata, "maaf ya, selama ini aku agak sinis sama kamu terus sama ..."Wanita itu masih bingung harus memanggil ayah kandungnya dengan sebutan papa atau sekedar Tuan Zero seperti julukannya?Dino paham dengan apa yang dipikirkan Elitta. Dia tersenyum, lalu mengatakan, "nggak usah minta maaf, aku yang harusnya minta maaf. Jujur aja, niatku jelek loh sama kamu sebelumnya.""Jelek?""Iya pokoknya gitu lah, tapi Papa buat aku sadar kalau kita ini sekarang keluarga."Elitta hampir tidak mengira kalau orang seperti Dino akan berkata seperti itu. Tetapi, dia tidak mengatakan apapun, takut menyinggung.Halte tersebut ada di dekat kantor.yang secara otomatis berseberangan jalan dengan restoran. Deng

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   99. Tidak Mungkin Selingkuh

    Elitta sedih sampai ketiduran. Ketika dia bangun keesokan harinya, tidak ada Vito di atas ranjang. Dia semakin khawatir dengan pria itu. Dia segera pergi keluar, mencari-carinya dan ternyata memang tidak ada tanda-tanda Vito pulang sejak kemarin. Khawatir, dia menelpon ponselnya, tapi malah tidak aktif. Perasaannya jadi campur aduk. Apa pria itu sehancur itu hanya karena tulisan di kertas kemarin? Kenapa bisa langsung percaya Dia menghampiri Ibu Mugi yang ada di dapur, lalu bertanya, "Bu, mana Vito? Apa dia enggak pulang semalaman?“ "Nggak, Nyonya. Tapi, tadi telpon di telepon rumah, katanya suruh bilang ke Nyonya, Tuan lagi kerja, mungkin pulang nanti malam.” “Dia nggak pulang terus langsung kerja?“ Elitta kaget. Yang lebih mengejutkan, kenapa malah menghubungi telepon rumah? Kenapa tidak langsung menelpon ke ponselnya? Bukankah dia itu istrinya? "Iya, Nyonya.” Ibu Mugi merasa kalau ada sesuatu semalam. Hanya saja, dia tidak tahu apa yang terjadi karena saat Vito pergi dia sibuk

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   98. Salah Paham

    Lana sempat mampir ke rumah Vito. Tentu saja, dia diam-diam menuju ke dekat pintu garasi, dan membuang amplop putih di sekitar mobil yang biasa dipakai Elitta.Setelah itu, dia masuk ke dalam— lalu menyapa sang ibu, dan akhirnya ikut makan siang bersama. Tidak ada kecuriagaan sama sekali. Baik Elitta dan Vito terlihat mesra seperti biasa. Malahan lebih mesra, mereka juga saling suap, bahkan di hadapan Lana.Ibu Mugi mulai sadar kalau anaknya menyukai Vito. Tetapi, dia lega karena yakin majikannya tidak akan pernah menanggapi perasaan Lana.Situasi ini cukup rumit.Lana berpamitan pulang lebih awal. Dia terlalu mual melihat kebersamaan mereka.Sore harinya, Elitta mengalami mual-mual, jadi beristirahat di dalam kamar. Selama itu pula, Vito dengan setia memijat kakinya— memanjakannya sebisa mungkin."Kamu mau sesuatu, Sayang? Minuman hangat mungkin? Teh kesukaan kamu?“ Vito menawarkan. Dia tahu kebiasaan Elitta yang sering minum teh tiap sore.Elitta menggelengkan kepala. Dia masih mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status