Share

04. CEO Jaringan Ritel Sunmart

Suasana dalam ruangan menjadi sedikit sunyi.

"Nggak mungkin!" Vivian memecah keheningan.

Dia murka, semakin tidak percaya melihat Elitta dan Vito berpandangan lama. Mana boleh Elitta mendapatkan pria seperti ini? Ini tidak mungkin!

Pak Derry menatapnya. "Ada ada, Vivian? Kamu kenal Vito?"

"Nggak ... nggak kenal."

"Vito, ini istri Om, Vivian. Vivian ... ini pria yang dari tadi kita bicarakan, Vito, suaminya Elitta."

"Salam kenal, Mama Mertua." Vito enggan menjabat tangan dengan Vivian. Pandangannya masih merendahkan seakan tidak sudi menyentuh tangan orang asing. Aura di sekitar pria ini begitu angkuh, tak tersentuh, benar-benar dominan.

Vivian dilanda gundah mendalam. Dia tak bisa melepaskan pandangan kepada mantan pacarnya ini. Tidak mungkin ini kebetulan.

Apa mungkin Vito sekarang sudah kaya raya dan ingin membuatnya cemburu dengan menikahi Elitta?

Iya, pasti begitu— itulah yang dia pikirkan.

Vito menyeringai tipis padanya.

Antara takut, tapi juga tergoda. Jantung Vivian berdebar-debar. Mantannya terlalu tampan sekarang, ia tak sanggup berpaling. Ia yakin senyuman pria itu adalah tantangan.

Apa artinya masih mencintainya? Pria itu menikahi Elitta agar bisa dekat dengannya lagi?

Pak Derry berjalan pergi sambil berkata, "Ya udahlah, kita nggak usah banyak mengobrol. Elitta, ayo ikut papa— tanda tangan berkas pengalihan aset. Setelah itu kamu boleh pulang sama suami kamu."

Elitta enggan bergerak dari tempatnya berdiri. Dia menolak, "nggak, Pa! Elitta belum bilang setuju! Itu aset mama buat Elitta, Elitta nggak mau ngasih ke Papa! Papa pasti akan menjualnya, Elitta nggak mau!"

"Mama kamu itu nggak punya apapun, itu milik papa!"

"Pokoknya nggak mau! Palingan papa begini karena suruhan istri muda papa ini!"

"Tolong jangan mulai berdebat lagi."

Vito menengahi mereka, "Om, bagaimana kalau kita selesaikan dengan uang saja? biar saya beli aset itu, jadi tolong kasihan surat-suratnya ke Elitta."

"Beli? Yakin?" Pak Derry menatap pria itu. Dia meremehkannya, "Kamu sok mau beli tanah satu hektar seperti sedang ingin membeli camilan aja. Kamu ngerti nggak harganya berapa?"

"Tinggal bilang nominalnya."

Pak Derry tahu kalau menantunya itu seorang pengusaha di bidang ritel, tapi tak menyelidiki lebih lanjut usahanya dimana atau bagaimana. Tadinya, dia mengira pria itu memiliki usaha beberapa toko sembako di kampung. Apa iya punya uang sebanyak itu untuk membeli tanahnya?

Dia berkata, "kamu tunggu di sini, Om akan siapkan dokumen. Elitta, bantu papa."

Elitta mengikuti sang ayah. Dia mengesampingkan sakit hatinya dahulu. Semua demi mendapatkan hak penuh atas kepemilikan tanah milik mendiang sang ibu. Itu adalah satu-satunya kenangannya, jadi harus dia dapatkan.

Begitu ditinggal, Vito mengambil ponsel dari saku celananya, kemudian sibuk berkirim pesan dengan orang lain. Seluruh benda yang melekat di tubuh pria itu sudah sangat berkelas, ponsel yang dia pakai saja keluaran terbaru nan mewah.

Ini membuat Vivian makin tidak percaya. Mana mungkin baru setahun, mantan pacarnya itu sudah berubah drastis?

Risih dipandangi terus, Vito melirik wanita itu. Ia menegur, "kenapa kamu melihatku terus?"

"Kamu jangan sok lupa sama aku. Kita ini pernah pacaran."

"Jangan bicara omong kosong, aku nggak kenal kamu."

"Ini nggak mungkin, kenapa kamu bisa jadi gini?"

"Maksudnya?"

"Kamu itu cuma pekerja serabutan di supermarket, bisa-bisanya berpenampilan begini? ini cuma akting kan? kamu pasti disuruh Elitta buat berpenampilan kayak bos gini."

Vito mengeluarkan dompetnya, lalu menngeluarkan satu kartu nama eksklusif miliknya. Lalu, ditunjukkan kepada wanita itu.

"Ini kartu namaku. Terserah kamu mau percaya atau enggak, aku nggak punya urusan sama kamu," katanya.

Mata Vivian melotot tatkala mengetahui ada beberapa kartu kredit terselip di dompet itu. Dia meneguk ludah. Bahkan, suaminya saja tidak punya kartu kredit jenis itu.

Dadanya juga sesak napas usai membaca kalau Vito adalah CEO dari perusahaan jaringan ritel paling terkenal di negara ini, Supermarket Sunmart.

"Ini ..." Dia gemetar memegang kartu nama itu. Perkataannya jadi terbata-bata. "Ja ... jadi, siapa kamu ini sebenarnya?"

"Vito Vincent Ravello, CEO jaringan ritel Sunmart."

Raut wajah Vivian langsung dipenuhi penyesalan.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status