Share

Bab 2. Masalah

Penulis: Arutala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-27 14:17:21

“Fara!” Mikel yang mendatangi kantor polisi dengan wajah dingin. Hari pertama masuk kuliah, dia sudah mendapat kabar kalau Fara punya kasus kekerasan. 

“Daddy!” jawabnya pelan sambil melihat wajah Mikel dengan merasa bersalah.  

Mikel mendapat telefon dari kantor polisi yang mengatakan bahwa Fara berulah. Putrinya itu telah memukul teman satu kelasnya yang merupakan salah satu anak pejabat. 

Namun, yang membuat kemarahan Mikel karena melihat wajah Fara lebam dan sudut bibirnya berdarah. Kemudian ia melihat teman Fara yang lebih kacau dengan wajah yang lebih banyak luka membuatnya sedikit tenang.

“Silakan duduk, Pak Mikel!” petugas tersebut yang mengetahui siapa Mikel tentu sangat berhati-hati kepada lelaki lelaki.

Mikel tidak menjawab. Dia pun duduk sambil mencoba menenangkan iblis yang ingin mengamuk dalam dirinya.

“Pak, Putri anda telah memukuli anak kami. Lihatlah wajah anak kami babak belur begini?” ucap ibu dari ketiga anak cowok yang dipukul oleh Fara.

Mikel menatap Fara yang berada di sebelahnya, “Sayang, kenapa kamu memukulnya?” tanya Mikel lembut. Ia menatap Fara yang sedang menunduk sambil memegang ujung roknya.

Fara diam seribu bahasa ia tidak ingin membuat daddynya sedih jika mengetahui alasannya memukuli teman satu kelasnya.

“Fara! Lihat daddy, atau tidak kamu akan meminta maaf kepada mereka!” Sebuah pilihan yang harus terpaksa ia ambil demi nama baiknya dan anak angkatnya itu.

“Aku minta maaf karena telah melukai kalian. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi!” Fara meminta maaf tanpa menatap wajah temannya itu. Pilihan itu ia ambil demi menjaga nama baik daddynya.

“Baiklah, putriku sudah meminta maaf. Saya akan membayar biaya pengobatan mereka. Apakah kasus ini bisa sampai di sini saja?” ucap Mikel kepada petugas dengan nada dingin dan mengintimidasi. 

“Karena Fara sudah mengakui kesalahannya kami akan memaafkannya dan kami harap ini yang terakhir kalinya,” jawab salah satu ibu dari ke tiga cowok itu. 

Ketiga cowok itu melihat Fara dengan tatapan tajam. Tentu saja mereka tidak terima begitu saja. Namun, karena ibu mereka sudah menyetujui dia akhirnya terpaksa diam.

Di dalam mobil, Fara hanya diam. Mikel menatap Fara dengan kening yang diperban. “Lain kali tidak usah membahayakan diri Fara. Katakan kepada Daddy siapa yang berani mengganggumu. Daddy akan urus semuanya. Tugasmu hanya belajar, ingat itu!” ucap Mikel sambil menghela nafas kasar. Ia sudah cukup kenal dengan sikap Fara. Melihat Fara ia seolah bercermin kepada masa lalunya waktu di usia remaja, keras kepala, dan menomorsatukan harga diri.

Asisten Mikel menatap dari kaca spion kedua anak dan ayah itu saling membuang pandangan ke luar jendela. Seolah tumbuh-tumbuhan di luar sana lebih membuat mereka lebih tertarik.

Sesampai di rumah, Fara dan Mikel masih bungkam. Mikel membuang napas kasar lalu melihat punggung Fara yang terkulai lemas saat melewatinya.

“Ganti pakaianmu, daddy tunggu di ruang makan!” Mikel menghentikan langkah Fara yang berjalan menuju kamarnya.

Fara hanya mengangguk mendengar perkataan Mikel. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

“Ada apa dengan Fara?” Dia penasaran apa yang terjadi di sekolah.

“Hmmm, dia memukul temannya!” jawab Mikel malas.

 “Daddynya siapa dulu. Pasti tempramen Fara turun darimu.” ejek asistennya sambil berjalan ke meja makan.

“Jangan membelanya, dia itu memukul anak laki-laki!” ucap Mikel memijat pangkal hidungnya. Ia tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika Fara tak bisa menahan emosinya kelak.

“What?” ucapnya kaget. “Wah aku tidak menyangka dia sekeren itu,” ucapnya dengan bangga.

“Jangan katakan itu di depannya. Besok dia akan melakukan hal yang sama lagi karena merasa mendapat pembelaan.” Mikel mendelik tajam ke arah asistennya.

Fara yang sudah selesai mengganti pakaiannya langsung menuju ruang makan dengan wajah bersalah. Ia duduk di tempat biasanya.

“Ayo makan, jangan ada keributan saat makan!” perintah Mikel dengan tegas.

Fara dan asistennya hanya mengangguk lalu mereka mulai mengisi piring mereka dengan tenang. Sesekali asisten Mikel menatap Fara dengan curiga.

***

Malam ini Mikel masih penasaran, apa yang membuat Fara  berulah. Ia memutuskan untuk menanyakan putrinya itu lagi.

Tok!

Tok!

Tok!

Ia mengetuk pintu kamar Fara.

“Masuk Dad!”

Mikel membuka pintu kamar Fara yang belum terkunci. Itu tanda putrinya itu masih terjaga. Dia melihat Fara sedang duduk di kursi belajar dan menoleh ke arahnya dengan dahi mengernyit.

“Fara, apa daddy bisa bicara sebentar?” Mikel langsung duduk di pinggir ranjang Fara. Ia mencoba menenangkan fikirannya dan fokus pada masalah Fara.

Fara yang duduk di meja belajar langsung memutar kursi lalu menatap Mikel. Ia tidak menjawab, ia hanya mengangguk.

“Bisa kah Fara menjawab daddy dengan bersuara? daddy ingin dengar ceritanya,” pinta Mikel dengan lembut. Ia menarik kursi belajar Fara dan sekarang mereka berhadap-hadapan dengan dekat.

 “Dia terus membuat Fara tertekan, Dad.” Ia menunduk pelan.

“Tertekan seperti apa?” selidik Mikel. Ia belum menemukan apa yang membuat Fara menghajar ketiga cowok itu.

“Dia mengatakan, anak pungut dan dijadikan wanita simpanan!” lanjut Fara dengan air mata yang menetes.

Deg!

Jantung Mikel terasa berdegup. Wajahnya mulai merah, ia menahan amarah. “Terus, apa itu saja?” walau Mikel sudah yakin itu alasan sesungguhnya Fara menghajar anak lelaki itu.

Fara menggeleng, kemudian ia mengusap air matanya.

“Baiklah, ini peringatan pertamanya. Jika ada lagi kata-kata busuk yang keluar dari mulutnya, lakukan sesukamu. Daddy akan mengurusnya!” Mikel mengelus kepala Fara dengan lembut.

Setelah itu ia keluar dari kamar Fara sebelum otak kotornya semakin parah. Ia kemudian menyambar kunci mobilnya dan bergegas keluar dari rumah. Dia harus menuntaskan sesuatu yang bergejolak dari dalam dirinya yang akhir-akhir ini minta pelepasan.

Ya, ia berakhir di club sekarang. Sang asisten yang sedang bermain dengan para gadisnya langsung menghampiri Mikel yang memilih duduk di depan bartender.

“Oh, Tuan Mikel kamu datang?” ejek asistennya itu.

“Hmm, di mana dia?” Mike menanyakan seorang wanita yang selalu ia cari di club itu jika ia sedang kalut.

“Ah, dia pasti akan senang kalau kau datang Mike. Seperti biasa dia tidak akan kemana-mana selain kamu yang memanggilnya. ” Ia tersenyum nakal.

Mikel tidak menggubris ocehan sahabat sekaligus asistennya itu. Ia berjalan melewati lorong sempit dan membuka sebuah pintu yang ia ketahui tempat Lidya menunggu pelanggannya.

“Hai,” Mike melihat wnaita yang sedang rebahan sambil menatap layar ponselnya.

Wanita itu menatap Mike dengan kagum, “Waaaa, akhirnya kamu datang?” ucapnya dengan suara mendesah dan manja. Ia menggandeng tangan Mikel dengan erat seolah ia tak ingin melepasnya. “Sudah lama kamu tak ke sini, apa kamu menemukan mainan baru?” Wajahnya terlihat khawatir Tangannya mengelus lembut wajah Mikel yang sudah sangat berhasrat itu.

“Akhir-akhir ini aku sibuk, dan aku membutuhkan pelampiasan malam ini.” ucapnya berat dan serak.

“Dengan senang hati,” wanita itu langsung mendekatkan wajahnya lebih dekat. Sampai mereka dapat mendengar degup jantung masing-masing. Beberapa detik kemudian bibir mereka sudah bertemu dan saling berpagutan.

Mikel membalas perlakuan wanita itu. Detik berikutnya tangan Mikel sudah masuk ke dalam dres wanitanya. Setiap inci dari tubuh itu sudah ia hapal, buah yang ranum itu sangat pas di tangannya, dan membuat wanita itu melenguh atas perlakuannya.

“Aku tidak bisa melakukannya di sini, ayo!” Mikel menghentikan kegiatannya. Ia menarik lengan wanita itu keluar dari kamar sempit itu.

Wajah wanita itu sedikit kecewa, birahinya sudah di ubun-ubun Mikel malah menghentikan kegiatan mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 35. Menolak Sentuhan

    Farra duduk di atas karpet tebal, membiarkan rambutnya yang panjang terurai dan jari-jarinya membolak-balik buku sketsa yang sejak semalam belum selesai ia isi.Namun pikirannya tidak fokus.Di layar TV besar di ruang tengah, suara pembawa berita menggema pelan.“...hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari MRA Holdings terkait pembangunan proyek yang disebut-sebut melanggar zona hijau di kawasan Selatan kota...”Farra mematung. “Proyek MRA? Itu perusahaan Mikel,” gumamnya pelan.Ia meletakkan buku sketsanya perlahan, berjalan mendekat ke TV dan menaikkan volumenya.“...seorang pengirim anonim melampirkan beberapa dokumen internal perusahaan yang tampaknya valid. Meski belum dikonfirmasi, publik mulai mempertanyakan integritas sang CEO muda...”Farra menelan ludah. Kenapa Mikel tidak mengatakan apapun? Bukankah dia selalu bicara soal keterbukaan? Tentang kepercayaan?Ia k

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 34. Rencana Busuk

    Lampu-lampu jalan menyala satu per satu, menciptakan bayangan panjang di sepanjang kafe kecil tempat Sarah duduk dengan anggun di pojokan, mengenakan kacamata hitam.Ia sedang menunggu seseorang.Dan saat lelaki itu masuk deberpakaian rapi, senyum ramah, aura tenang, Sarah segera tahu bahwa mangsanya telah datang dengan suka rela.“Steven,” panggil Sarah lembut, menyeringai saat pemuda itu duduk di hadapannya.Steven menatapnya waspada. “Kenapa kamu memintaku datang?”“Langsung ke inti, ya?” Sarah menatap cangkir kopinya sebelum menatap Steven lagi dengan mata penuh muslihat. “Aku ingin bicara tentang Farra dan Mikel.”Wajah Steven yang awalnya tenang berubah sedikit kaku.Sarah tersenyum puas. “Kamu tahu, bukan? Mereka akan menikah. Mikel menyembunyikannya dari semua orang. Tapi aku punya mata dan telinga di mana-mana.”Steven menggenggam tangannya di bawah meja. Ia t

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 33. Diakui Menjadi Calon Menantu

    Meriam duduk di beranda samping mansion, secangkir teh di tangannya, mata tajamnya menatap taman yang masih basah oleh embun pagi. Tapi bukan taman itu yang memenuhi pikirannya.Melainkan nama itu. Farra. Dan lebih dari itu ‘pernikahan.’Ia baru mendengar kabar itu pagi ini. Dari Samuel, yang terlalu terbiasa melihat kemarahan Mikel hingga tidak lagi bisa berbohong di hadapan wanita yang melahirkan pria itu.“Pernikahan?” bisik Meriam tadi pagi, tatapannya menusuk. “Tanpa restuku?”Samuel hanya menunduk, tahu batasannya.Dan kini, saat aroma teh menguar di udara, Meriam masih mencoba memahami, bagaimana mungkin putranya yang selama ini tak tersentuh, menjadi sebegitu terikat pada gadis itu."Menjijikkan," suara lain menyela.Meriam menoleh pelan. Sarah berdiri di ujung beranda, mengenakan dress merah muda pastel yang terlalu manis untuk niat yang begitu pahit.“Sarah,” ucap Meriam

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 32. Membalas Sentuhannya

    Langkah Farra terhenti di ambang pintu kamar.Pintunya tinggi, ukiran gelap khas Eropa, dan begitu terbuka, wangi maskulin langsung menyeruak menyambut indra penciumannya, paduan kayu cendana, kulit, dan aroma sabun Mikel yang mulai ia kenali.Kamar itu luas. Terlalu luas untuk satu orang. Dengan jendela kaca besar menghadap taman belakang, langit-langit tinggi, rak buku dari kayu mahoni, dan pencahayaan lampu gantung yang temaram. Tempat tidur king size di tengah ruangan itu tampak seperti panggung megah untuk drama yang belum dituliskan.Farra memeluk dirinya sendiri. Ia merasa kecil.“Kenapa diam?” Suara berat Mikel terdengar dari belakang, sebelum lengan pria itu melingkar lembut di pinggangnya. “Tidak suka kamarku?”“Bukan begitu,” Farra menoleh, menatap mata pria itu. “Aku hanya tidak pernah membayangkan akan berdiri di sini. Di kamar ini. Denganmu.”Mikel menyentuh pipinya. “Aku ti

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 31. Kau Milikku

    Farra menggeliat pelan. Selimut masih membungkus tubuhnya sampai dada, tapi kulitnya merinding begitu angin pagi menyusup lewat celah jendela yang belum tertutup sempurna. Ia menoleh ke samping, dan napasnya langsung tercekat.Mikel masih terlelap. Wajahnya damai. Ada sisa lelah di sana, tapi juga ada sesuatu yang membuat dada Farra terasa sesak, keintiman yang tak bisa dibatalkan.“Sudah bangun?” suara berat itu menyapa, membuat Farra panik dan buru-buru menarik selimutnya lebih erat.“Kamu pura-pura tidur?” tanya Farra, menunduk, malu setengah mati.Mikel berbalik menatapnya, wajahnya serius namun tenang. “Nggak tega buka mata duluan. Aku takut kamu bakal lari.”“Aku masih tidak menyangka telh melakukan hal bodoh ini,” jawabnya dengan pelan hampir seprti berbisik.“Tapi kamu nggak bisa lari dariku, Farra.” Suaranya berat.Farra menahan napas. Matanya menatap langit-langit k

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 30. Canggung

    Mikel duduk di sofa, menarik napas lega dan sekarang ia merasa ada angin segar yang menyelimuti rumahnya. Tanpa kehadiran sang ibu, semuanya menjadi lebih ringan.Mikel melirik ke arah Farra yang duduk di sampingnya. “Akhirnya, kita bebas…” kata Mikel dengan suara rendah, namun penuh dengan arti, saat ia berjalan mendekat.Tangannya menyentuh pelan pundak Farra, membuat gadis itu sedikit terkejut dan menoleh cepat.“Kita tidak bisa melakukan ini, dad,” ucapnya pelan dan takut.“Aku bukan lagi dadymu Fara, panggila Mike, kalau tidak kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal,” ancamnya di telinga Farra membuat gadis itu merona.“Baiklah, aku akan belajar menyebutkannya. Tapi untuk sekarang rasanya sangat aneh,” aku Farra.“Aneh? Tapi kenapa kau menerima sentuhanku waktu itu, Farra?” lanjut Mike menggoda Farra.Farra tiba-tiba berdiri dan melepaskan rangkulan Mike. &ldqu

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 29. Cinta yang Terlarang

    Farra terbangun perlahan, merasakan kehangatan yang aneh menyelimuti tubuhnya. Suara detak jantungnya sendiri masih terdengar jelas di telinganya, tapi ada satu suara lain yang lebih dominan, suara napas Mike yang berat di lehernya. Perlahan, ia membuka mata, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang menyelinap melalui celah tirai kamar.“Astaga, apa yang sudah aku lakukan?” pekiknya dalam hati walau ia menemukan kehangatan pagi ini.Mike masih memeluknya dengan erat, begitu erat seolah tak ada ruang di antara mereka. Farra merasa dadanya sesak, bukan karena ketidaknyamanan fisik, melainkan karena perasaan yang mulai bercampur aduk.Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, pelan-pelan, agar tidak membangunkan Mike. Tetapi saat tubuhnya bergerak sedikit, pelukan Mike justru semakin erat."Jangan pergi," suara Mike terdengar pelan, hampir seperti bisikan, dengan sedikit getaran yang membuat Farra terdiam.Farra menahan napas. Jantungnya

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 28. Malam Tak Terlupakan

    Fara kelagapan dan mendorong dada Mikel yang terus memainkan bibirnya dengan lahap. Tangannya terus mendorong dada Mikel karena sudah tidak bisa bernafas.Mikel melepaskan pagutannya dan menatap Fara dengan lekat. “Fara, mulai saat ini aku memutuskan hubungan kita sebagai ayah dan anak angkat!” ucapnya dengan penuh percaya diri.Fara menatap Mikel dengan sendu, matanya memanas. Ia tidak tahu apakah dia senang atau sedih. Tapi ia sungguh tidak bisa mengerti apa yang dia rasakan saat ini.Mikel mengangguk pelan. “Memang ini pasti membuatmu bingung. Tapi aku sudah tidak bisa lagi Fara!” ucapnya meyakinkan Fara.“Bagaimana ini? Kenapa seperti ini?” Fara bergumam sambil menepis air matanya yang terus mengalir. Belum hilang rasa ketakutannya akibat penculikan itu, kini ia dihantui rasa bingung.Mikel menangkup wajah Fara dan menghapus air mata gadis itu dengan jarinya.“Maaf ya sudah membuatmu bingung. Sek

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 27. Meradang

    Seperti yang diharapkan Sarah, Mikel mengatur pernikahan mereka. Ia tidak ingin Fara berlama-lama di sekap oleh Sarah.Di ruangan pengantin, Sarah terlihat sangat bahagia. Ia menatap wajahnya yang cantik itu di pantulan cermin.“Wah, nona Sarah sungguh memukau,” puji para perias dan staf acara.“Terimakasih,” jawabnya dengan tulus.Krek!Pintu kamar ganti terbuka dan terlihat Mikel masih berlum rapi.“Ah, sayang. Kamu kenapa belum mengenakan dasinya?” Sarah tiba-tiba menghentikan tangan perias yang merapikan rambutnya dan ia berjalan menghampiri Mikel.“Bisa tinggalkan kami berdua?” Mikel menatap perias dan petugas di ruangan itu.Mereka mengangguk dengan senyum penuh makna.“Kenapa? Kamu sudah tidak sabar ingin bersamaku, hmm?” Sarah mengelus dada bidang Mikel dengan lembut.Mikel menepis tangan Sarah dan menatap wanita itu dengan tajam. “Dimana Fara?”Sarah yang awalnya manis berubah menjadi datar. “Akh, kenapa selalu ada gadis sialan itu sih! Ini ari bahagia kita,” ucapnya dengan k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status