Share

BAB 2. PETARUNG DADAKAN

Penulis: QIEV
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 09:03:44

Bruk!

Pintu pun menutup, selaras dengan melorotnya tubuh Farhana menyentuh lantai. Kata-kata Kayshan teramat dingin untuk seorang yang berpenampilan hangat sepertinya.

“Kenapa jadi begini,” gumam Farhana. Tanpa dia sadari, setetes air matanya jatuh menyentuh pipi.

Farhana terduduk lumayan lama di ruang tamu. Dia kira hatinya siap menerima risiko menikahi pria berkubang masa lalu. Tapi, ternyata dia tak mampu mengendalikan rasa sakit yang merejam dadanya.

Hela napas berat terhempas. Farhana bangun berdiri, memilih menghampar sajadah menyapa waktu duha di kamar. Petang nanti, dia akan coba mengajukan permohonan kuliah online pada Kayshan.

“Ya Robb, apa keputusanku salah dan ini adalah teguran sebab aku tidak menuruti ibu?” Farhana lirih berdoa seraya memejam.

Dia teringat pertengkaran dengan ibunya sesaat sebelum menikah. Sang bunda dengan tegas melarang sebab melihat Kayshan terpaksa melakukan pernikahan lantaran pesan Elea.

Beliau kuatir Farhana akan diabaikan. Yang lebih parah lagi, putrinya dijadikan pelampiasan kekecewaan Kayshan terhadap banyak hal. Namun, Farhana berhasil meyakinkan mereka bahwa itu hanya praduga.

Suara ibunya bergetar menahan haru ketika memberi restu. Beliau tahu Farhana sangat mencintai Kayshan, sehingga berusaha mengesampingkan kegelisahan.

Mengingat itu semua, dada Farhana tiba-tiba terasa sempit, hingga memaksa butir bening kembali luruh kala mengenang perdebatan dengan beliau beberapa hari lalu.

“Ampuni aku,” isaknya pilu.

Sepanjang hari, Farhana berada di kamar mengikuti berbagai kajian online dari ponselnya atau menggulir aplikasi Oren, membeli barang-barang kerajinan tangan untuk menghunus waktu.

Hingga jam 10 malam, Kayshan belum menampakkan batang hidungnya. Farhana dilanda cemas dan bingung harus mencari tahu ke mana karena hanya seorang diri di apartemen. Berkali-kali dia menghubungi ponsel Kay, tapi tak pernah terjawab.

Suara dari televisi lambat laun membuatnya mengantuk. Entah sudah berapa jam dia terlelap di sofa ruang keluarga. Kegaduhan tiba-tiba memaksa matanya terbuka lebar dalam waktu singkat.

Farhana duduk terpana melihat wanita seksi memapah Kayshan bersama pria sebaya suaminya.

Dia merasa risih dan gegas bangun guna menyingkirkan tangan gadis itu dari tubuh sang pujaan hati, meskipun kesadarannya belum utuh.

“Abang kenapa?” pekik Farhana, berjalan cepat mencegat mereka saat akan menaiki tangga. Dia memberanikan diri menyentuh wajah Kayshan yang lunglai. “Panas,” gumamnya bernada cemas.

“Biasa, Nona.” Suara pria di samping Kayshan yang menjawab. “Saya akan bawa beliau ke kamar,” imbuhnya dengan pandangan merunduk.

Farhana tak paham dengan arti kata ‘biasa’ yang pria tadi ucapkan. Sementara ini, dia hanya bisa mengangguk lalu memberi jalan bagi kedua pria untuk naik ke lantai dua.

Perhatian Farhana beralih pada sosok seksi tadi. Dia menarik lengan wanita itu dari pinggang Kayshan hingga terlepas. “Anda tunggu di sini!” ketusnya dengan mimik wajah datar.

Wanita itu mendelik, dan menepis kasar cekalan Farhana. “Siapa kamu?!” cibirnya, lantas berlari menyusul menaiki tangga.

“Eh, balik sini!” Farhana kesal dan ikut naik ke atas karena ini darurat. Hatinya panas, Kay dijamah oleh yang bukan mahram. Dia saja belum pernah menyentuh sang suami, pikirnya.

“Jangan masuk!” bentak Farhana. Sekuat tenaga dirinya menarik wanita itu ketika mencapai ambang pintu.

“Lepas! Heh, lepasin!” serunya enggan pergi dari kamar Kayshan. Dia berhasil menampik cengkeraman Farhana, napasnya terengah ketika telunjuk itu menjulur ke depan. “Kay milikku! Siapa Kamu? Pembantu baru?”

Farhana membola, dia mulai tak sabar. “A-abang adalah mah—“ ucapnya terjeda, teringat titah Kayshan semalam.

“Far-haaaaa ... naaaaa!” Kayshan berseru dengan napas tersengal, mengingatkan untuk mematuhi semua pesan keramatnya.

Hening. Kedua wanita masih berdiri di ambang pintu, saling pandang penuh permusuhan.

“Hoek.” Suara Kayshan dari toilet, tengah memuntahkan apa yang dia telan di club sejak pulang kantor.

Farhana sangat khawatir hingga menghambur masuk ke dalam kamar. Dia cepat-cepat menyambar obat gosok dalam kotak P3K yang terbuka di atas nakas, lalu menuju walk in closet dan langsung membalurkan ke punggung Kayshan.

“Pergi!” sentak Kayshan, enggan menerima sentuhan Farhana. Dia mendorong istrinya itu sekuat tenaga, sampai nyaris terjungkal. “KELUAR!” teriaknya lantang dengan wajah merah padam.

“Enggak mau, Abang sakit. Izinkan aku merawat Abang kali ini saja,” sahut Farhana, bersikukuh dan kembali melangkah maju.

Prang!

Kayshan menampik beberapa botol skincare dari rak wastafel hingga jatuh berkeping, membuat isinya berceceran di lantai.

“CEPAT KELUAAAAR!!” bentaknya tanpa melihat sang gadis.

Farhana menutup mata seraya menarik napas berat dan panjang. Ujiannya benar-benar baru dimulai.

Dia pun menahan diri, mematung di samping Kayshan yang masih menopang tubuh di wastafel.

“Kay? Kamu nggak apa-apa?” kata si wanita yang dibawa Kayshan, mencoba memanggil sebab mendengar perdebatan tadi.

“KATRIN!” panggil Kayshan, mengabaikan Farhana.

Wanita seksi itu pun berjalan masuk melenggak-lenggok, tersenyum penuh kemenangan.

“Iya, Sayang,” jawabnya dengan suara mendayu.

Namun, langkah sang wanita seksi dihalangi Farhana.

“Jangan mendekat.” Dia merentangkan kedua lengan sambil memicing sengit. “Jika aku tidak bisa menyentuh Abang, maka Anda pun demikian.”

Farhana dengan cepat menarik pergelangan tangan wanita itu keluar dari sana.

Katrin memberontak. “Woy!”

“Tolong bantu Abang, Pak!” teriaknya pada pria yang membantu suaminya tadi, sambil terus berusaha menjauhkan wanita ulat bulu itu.

Si seksi yang mengenakan heel kesulitan untuk melawan tarikan Farhana. Dia sampai jatuh terduduk lalu terseret menyebabkan lututnya lecet. “Heeeeeh! Babu bar-bar!!!!” pekiknya sembari berusaha menarik hijab panjang Farhana.

Kepala Farhana mendongak karena kerudungnya ditarik paksa. Dia pun menendang wanita yang berpakaian kurang bahan tersebut. “Lepasin!”

Kedua wanita saling jambak dan pukul sampai menyebabkan mereka jatuh terguling dari tangga.

Perkelahian pun masih berlanjut tepat ketika telah menyentuh lantai bawah. Mereka seakan tidak merasakan sakit.

Agaknya Farhana menemukan samsak kekesalan atas sikap Kayshan. Dia terus menyerang Katrin hingga gadis itu meraung kesakitan ketika rambutnya ditarik Hana sampai rontok.

Tak sampai di situ saja, antingnya ikut terlepas menyebabkan cuping telinga wanita seksi itu lecet, juga bahu dan lengan mulus Katrin tergores akibat cakaran Farhana.

“STOPPP!”

Kedua wanita pun menoleh ke sumber utama. Farhana buru-buru bangun dari atas tubuh wanita bawaan Kayshan yang dia tindih, lalu merapikan penampilannya.

Wanita centil itu langsung mengadu, menangis di depan Kayshan yang berdiri di ujung tangga. “Aku luka-luka karena dia,” keluh Katrin sambil menunjukkan semua lebam di tubuh. “Pembantumu itu berani padaku. Kamu harus hukum dia!” seru sang gadis, mengacungkan jari pada Farhana.

Farhana membela diri ketika Kay melihatnya. “A-aku cuma—“ Namun, kata-kata itu menggantung di udara karena tatapan menusuk Kayshan.

Pandangan Kayshan berubah melembut kala beralih pada wanita di sampingnya.

“Istirahatlah, dan terima kasih.” Dia langsung balik badan, berniat masuk ke kamar karena kepalanya sangat sakit.

“Dia siapa?” desak wanita itu, menyerongkan dagunya pada Farhana. “Aku nggak mau liat babu ini lagi!”

“Heh! Aku bukan babu!” solot Farhana, mendelik ke arah si wanita kurang ajar sambil menunjuk wajahnya.

“K-KKAYYY!” Lagi, si wanita centil itu mengadu.

Kayshan berhenti, menoleh ke arah bawah tangga di mana kedua wanita masih berdiri di sana. “Dia ....”

.

.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
QIEV
Embeerrrrr xixixi
goodnovel comment avatar
Chaira Fajira
si ulat keket datang lagi dan berusaha untuk kembali pada kay......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 115.

    Farhan langsung mendekat dan mengusap tengkuk Mehru. Dia lalu menuntun istrinya kembali duduk di sebelah Dewiq yang juga terlihat cemas."Tolong ambilkan itu," kata Dewiq pada Farhan, menunjuk ke box putih berisi peralatannya di bawah meja sofa.Lelaki itu gegas meraih benda yang dimaksud dan langsung menyodorkan pada sang mama. Dewiq lantas memeriksa menantunya seksama. Setelah beberapa menit, dia melihat pada Farhan, bergantian dengan Mehru. "Beli testpack, deh. Coba kalian hitung sendiri," katanya sembari bangun meninggalkan mereka.Farhan melihat ke arah istrinya lalu menoleh memanggil sang mama. "Lah, Nyak?" "Masa dokter dan suster nggak peka, hadeuh!" kekeh Dewiq sembari melambaikan tangan."Mas?""Kayaknya sih iya, Yang." Farhan meraih ponselnya dari saku celana. Dia lalu duduk disamping istrinya sambil mengingat dan menghitung masa subur Mehru. "Palingan baru sepekan lebih deh. Pas private party di spa itu 'kan aku haid hari pertama," ujar Mehru mengingat acara satu bulan

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 114.

    Setelah semua dokumen selesai dirapikan, Farhan di ajak Kemal masuk ke dalam untuk menemui Mehru. Debaran jantungnya mulai tak normal ketika nyaris mencapai ambang pintu. Meski dilakukan serba mendadak, tapi dirinya yakin bahwa Dewiq pasti memberikan segala yang terbaik.Langkah kaki Farhan terhenti ketika melihat wanita cantik dalam balutan kebaya serba putih, berdiri dan menunduk malu-malu. Tidak ada singer seperti Hana. Hanya Tiara mungil sebagai penghias sekaligus penahan agar hijab panjangnya tak mudah bergeser."Neng Eru, suaminya datang," bisik Khuzaemah, mengusap lembut punggung Mehru agar mendongakkan kepalanya.Lengan Farhan ditarik Dewiq agar dia melangkah masuk. Tapi lelaki itu malah menahan tangan ibunya."Nyak, bentaran ngapah. Kagak paham amat ni bunyi jantung dah kek bedug lebaran," sungutnya sambil mengusap dada."Tandanya idup brati. Ayo, waktunya mepet ... kamu 'kan harus kuliah nanti malam," balas sang mama tersenyum lebar.Farhan menepuk wajahnya. "Etdah ... kek

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 113.

    Kemal tak henti menciumi pipi Farhana dan merangkulnya mesra sejak keluar dari ruangan dokter obgyn. Dia masih setengah tak percaya jika saat ini Hana mengandung buah hati mereka. "Baru tiga pekan." Hana melingkarkan lengannya pada pinggang sang suami. "Alhamdulillah. Kita sementara pindah ke rumah ibu atau mama aja gimana, Za. Biar aku tenang kalau ke toko," ujar Kemal sembari menarik tuas pintu mobil di basement."Nggak mau. Aku pengen di Parung. Kuliah sudah online lagi ... ada mbak yang bantu ngasuh Arsha, bibi pun pasti sering ke rumah liat aku," pinta Hana ketika suaminya sudah duduk di belakang kemudi."Tapi, Sayang ...."Farhana menggenggam jemari kiri Kemal lalu mengecupnya. "Aku tenang dan betah karena di sana ada bau Kakak. Please, nggak mau pindah," tuturnya lembut sambil memandangi wajah teduh sang suami.Putra Khadijah terdiam sesaat, lalu tersenyum mengangguk. "Kalah dah kalau ibun sudah begini," balasnya seraya mengusap pipi Hana yang mulai chubby.Perjalanan mereka

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 112.

    Farhan gegas ke tangga belakang. Dia menggantikan Hana memapah Kemal naik ke atas."Kenapa, Bang?" "Entah, tiba-tiba pusing banget sampai muter-muter gini," tuturnya lirih sambil menahan kepala.Mehru yang sedang menggendong Farshad, buru-buru merapikan bale di teras belakang. Tapi Hana langsung berlari masuk dan membuka kamar mereka. Dia meminta Farhan memapah suaminya masuk, dan memeriksanya.Kembaran Hana itu gegas turun ke bawah mengambil tas kerja darurat yang ada di bagasi mobilnya.Farhan memeriksa iparnya ini, kemudian meminta Mehru mengambil cairan infus di mobilnya."Pusingnya range berapa, Bang? 1-10," tanya Farhan."7, bukan pusing sakit kepala tapi semua berputar-putar cepat." Kemal masih memejam, sambil memijat tengkuknya."Kalau nyeri parah di bagian tertentu, bilang ya, Bang. Nanti kuresepkan pereda nyeri sebelum cek lab.""Kayaknya Kakak kecapean deh. Pergi pulang antar aku ngampus, ke kantor, ke toko parfum ... ikut ngasuh Arsha, kadang kebangun malam beberapa kali

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 111.

    Segimanapun lelahnya, Kemal takkan tidur sebelum Hana kembali rileks. Seperti saat ini, dia mengusap lembut pundak mulus istrinya sembari membicarakan tentang rencana Hana.Deep talk mulai jadwal kuliah, kegiatan Kemal, sikon Arsha juga hal lain yang saling berkaitan.Hana serasa menemukan teman sebaya, yang membuatnya bebas mengeluarkan pendapat. Sekaligus figur seperti sang ayah, penyabar juga memiliki visi ke depan.Dengan Kemal dia merasa menjadi dirinya sendiri. Farhana mulai manja, kekanakan meskipun sikap anggunnya sebagai keturunan Tazkiya tetap melekat. Ibun menduselkan kepalanya di dada sang suami. Mendengar detak jantung Kemal sebelum tidur kini bagai candu, selalu membuatnya mudah masuk ke alam mimpi.Rengekan Farshad terdengar oleh Kemal satu jam ke depan. Dia juga lelah tapi tak tega membangunkan Hana.Kemal perlahan melepaskan dekapannya lalu turun dari ranjang mendekati box Arsha. "Hai boy, sama abi, ya. Jangan ganggu ibun, oke?" ucapnya lirih seraya menggendong kepo

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 110.

    Kemal menjawab Kamala hanya dengan gelengan kepala, dia mengejar Hana yang masuk ke kamar mandi belakang.Tok. Tok."Zaa, buka bentar," pinta Kemal mengetuk pintu, saat mendengar suara mual muntah dari dalam kamar mandi. "Sayang ...."Beberapa detik kemudian, panel itu terbuka. Hana menyembulkan kepalanya di celah pintu.Kemal mendorong pelan, kuatir istrinya kenapa-napa di dalam. "Buka, Sayang."Hana menggeleng sembari menahan pintu. "Kak, bawa daleman aku nggak di mobil?"Dia ingat, pernah melihat satu kontainer di bagasi Innova Zenix milik suaminya. Ketika Hana tanya apa isinya, sang suami menjawab itu adalah pakaian mereka.Untuk berjaga-jaga jika mendadak menginap di suatu tempat. Semua perlengkapan pribadi sudah tertata rapi dalam satu box."Bawa, kenapa?" tanyanya sembari merapikan rambut Hana yang menyembul dari ujung pashmina.Hana menarik lengan sang suami agar mendekat. "Ada pembalut juga?" bisiknya.Kemal mengernyit, sedang mengingat apakah dirinya sudah membeli barang sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status