Share

KALIAN AKAN MENYESAL

ARMILA

Aku memandangi cermin yang tengah menampilkan satu sosok wanita cantik, muda dan tubuhnya masih padat berisi Sayangnya fisik yang sempurna tidak mampu menjadikan sang suami tetap setia.

Seluruh syarat jadi istri yang baik telah kupenuhi. Pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak dan pelayanan kebutuhan biologis kulakukan sempurna. Tentang pergaulan pun aku selalu berusaha menyenangkannya.

Bersikap romantis, lembut dan manja senantiasa mengiringi rumah tangga kami. Hadiah kejutan kadang kuberikan untuk menciptakan dinamika kehidupan kami.

Aku merasa itu sempurna, nyatanya tidak. Semuanya tak pernah mampu menundukkan pandangan mas Andra pada pesona kerlingan wanita lain. Ia tergoda, terpedaya oleh bunga yang bersedia menggoyangkan putiknya.

Meski aku tengah berupaya membekukan hati, tetap saja nyeri jika mengingat sketsa hidup kali ini. Betapa kebahagian yang sedang ada di puncaknya, seakan dileburkan dengan satu hantaman.

Aku pernah berharap akan menua bersama. Menyelaraskan langkah dalam menapaki suka dan duka. Berbagi cerita di tiap malamnya hingga kami masuk ke peraduan untuk mengistirahatkan raga.

Tapi, semua itu mimpi semata. Hidupku dalam pertaruhan untuk bertahan atau dilepaskan.

Mas, aku pernah gila karena cintamu dulu. Sekarang aku hampir sekarat sebab kau khianati itu.

Mas, aku sakit, sakit sekali. Pengkhianatan yang kau rejamkan ini tak terperi hingga menusuk ke palung hati. Bahkan, aku pernah berpikir untuk mengakhiri hidup ini.

Kalaulah tak ada Affan, mungkin sudah kulakukan.

*

"Andra ke mana, Ar?" tanya mama mertua malam ini. Beliau rencananya akan menginap beberapa hari sebab rindu pada cucunya.

"Dinas, Mah. Besok baru pulang!" jawabku tanpa menoleh padanya. Takut kalau perubahan mimik wajah menjadi bahan kecurigaannya.

"Dinas, kok gak pulang? Sesibuk apa memang?"

"Sangat sibuk, Mah!"

Sibuk memadu kasih sama istri barunya, Mah. Inginku berkata begitu, tapi takut mama kena serangan jantung. Kasihan, biar saja beliau tak tahu soal ini.

Cukup aku yang mengatasi urusan dengan mas Andra. Tanpa perlu melibatkan keluarga, aku pasti bisa membuat mas Andra tersiksa, bisa gila juga.

Tenang saja, aku sudah membuat tahapan untuk menghadapi situasi ini. Semua sudah kuperhitungkan hingga endingnya ada dua pilihan, dia tetap bertahan dalam siksaan atau melepaskan.

Pernikahan mas Andra dan Resti tak diketahui keluargaku dan keluarganya. Ia melakukannya diam-diam. Kalau aku tak diberitahu teman, sampai sekarang mungkin akan menyangka semua baik-baik saja.

Aku takkan membocorkan rahasia ini kecuali terpaksa. Belum waktunya kartu ini dimainkan. Cukup yang ringan saja dulu biar hatinya sakit seinchi demi seinchi.

"Sudah kirim pesan belum kalau mama datang. Biar dia pulang cepat. Masa iya ada orang tua tetap gak bisa menunda pekerjaan."

Terpaksa aku membuka blokiran mas Andra. Kukirimlah pesan singkat yang isnya hanya dua kata 'Mama menginap'

Setelah itu pesannya diarsipkan agar tak terlihat balasannya. Betelah mata ini melihat chat-chat lebaynya nanti.

"Mama tidur saja, biar Affan aku yang jaga. Udah mau bobo juga bayi lucunya!"

Tapi, ya namanya nenek. Saking kangen tetap saja cucu yang udah nguap diajak main.

*

"Kamu ini gimana, Andra. Kerja sampai gak pulang. Ngapain aja emang. Jangan semaniak itulah. Kasihan anak istri ditinggal-tinggal!"

Baru juga pulang kerja, mas Andra sudah diomeli mama. Dan tahu sendiri kalau wanita paruh baya itu sudah bicara. Susah diremnya.

"Iya, Mah!"

"Mas Andranya biar mandi dulu, Mah. Ngomelnya dipending dulu aja!"

Di depan mertua aku harus pandai bersandiwara. Kami akan tetap terlihat romantis dan baik-baik saja.

"Makasih, Sayang!"

Mas Andra rupanya memanfaatkan kesempatan dengan terus mepet padaku. Ingin menepis, tapi takut ketahuan.

"Kamu ini udah cantik, baik banget, Armila. Beruntung banget Andra punya istri kayak kamu. Kalau sampai menyia-nyiakan atau selingkuh itu namanya kebodohan hakiki!"

"Semoga, Mah mas Andra gak pernah selingkuh, ya!"

"Awas aja kalau Andra berani selingkuh, mama yang akan turun tangan!"

Aku menajamkan pandangan pada mas Andra, lalu mengangkat satu sudut bibir padanya. Tentu saja tak bisa diketahui mama sebab sekarang aku membelakanginya.

Pria itu mengusap wajahnya perlahan, lalu cepat-cepat masuk kamar. Gentarlah pasti dengan ancaman ibunya.

Tenang, Mas. Ini baru pemanasan. Kita lihat kalau apinya sudah kukobarkan. Bersiaplah bersimpuh sambil menangis darah di hadapanku.

Inilah tujuanku tak melepas mas Andra sekarang. Keenakan kalau hanya sekedar bercerai. Aku ingin ia dan Resti menikmati rasanya disakiti sangat dalam. Permainan ini akan berlangsung hingga keduanya hidup segan, mati tak mau.

*

Kemarin mama mertua pulang. Aku kembali sendiri sebab mas Andra pun pulang ke rumah Resti.

Untunglah banyak urusan rumah tangga, jadi tak perlu terlalu larut dalam kesedihan yang masih suka datang. Kalau sudah beres, kuhabiskan waktu bermain dengan bayi lucu, Affan.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Mumpung Affan tidur, aku pun ingin rebahan sebentar. Eh, tapi tak jadi sebab bel berbunyi.

Sambil bertanya dalam hati siapa gerangn yang datang, aku bergegas menuju ruang depan. Saat pintu terbuka, mata ini jadi membulat sempurna.

Di depanku sekarang berdiri Resti, perempuan yang menghancurkan segala harapanku. Oke, kita lihat apa tujuannya datang ke sini.

"Hmm, rumah ini sangat besar, beda banget dengan rumah yang kutinggali. Mas Andra harusnya adil memberiku rumah yang besar juga sebab aku ini istrinya juga 'kan Mba?"

Resti menekan kata istrinya dengan kuat. Ia pasti ingin membangkitkan emosiku.

Hmmm! Baiklah, aku akan ladeni serangannya! Kamu kira, aku istri di sinetron lebay yang hanya bisa mewek? Tentu saja tidak, aku Armila, perempuan yang akan membuatmu menyesal pernah hidup di dunia ini.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
semangat yu Mila
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
wasalam Resti siap lo MODAR duluan jangan kelewatan RAKUS nya kelihatan nggak Mampu dalam segi harta jadi PERAMPOK suami orang buat merasakan harta lebih MALU dong ngangkang dulu baru ada harta
goodnovel comment avatar
siti yulianti
sepertinya s Resti salah pilih madu yg notabene diam tapi menusuk sampai kerelung hati aku suka armila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status