Share

Ken William

Ken baru saja memarkirnya mobil merci-nya di garasi mansion Ray. Dengan senyuman mengembang di bibirnya ia memasuki mansion Ray.

"Rumah ini masih sama seperti terakhir kali aku melihatnya. Bahkan bonsai yang aku beli dengan harga tiga belas juta rupiah itu masih ada di tempatnya. Masih ada di teras dekat dengan kolam ikan koi milik Ray. Ray iblis itu menyukai ikan koi? Ayolah, meski dia mewarisi sifat iblis sekalipun, tapi karena cukup lama berbaur dengan manusia, ia menjadi sedikit terkontaminasi. Jiih, dia akan mengirimku ke Afrika jika dia mendengar kata-kataku ini." Ken bergidik ngeri jika harusmembayangkan bagaimana cara Ray menatapnya jika sedang marah.

Mansion yang sudah lama tidak ia datangi karena tugas bisnis di luar negeri. Ia merindukan mansion Ray. Mansion yang banyak menyimpan kenangan dirinya, Ray, dan keluarganya.

Meski mansion itu milik Ray, tapi Ray memintanya untuk menganggap sebagai rumah sendiri. Hal itu karena orang tua Ken sudah seperti orang tua sendiri bagi Ray.

Ken bersyukur karena Ray bisa menganggapnya sebagai seoarang saudara padahal ia sangat sadar jika posisinya dan keluarganya hanyalah sebagai pelayan Ray.

“Ah kamarku sama sekali tidak berubah. Nyaman dan bersih.” Kata Ken yang menikmati ranjang empuknya.

Kasurnya masih tetap sama. Bahkan spreinya juga. Meski sama tapi kamarnya terawat bersih.

“Ray keterlaluan! Enak saja dia sembarangan memukul kepalaku. Dia pikir kepalaku ini tidak sakit apa? Jika tidak mau diajak pulang, ya sudah. Kenapa kepalaku menjadi sasarannya? Cih."

Ken mengamati lampu kamar tidurnya. Warnanya sedikit lebih terang. Sepertinya ada yang menggantinya. Yang jelas itu tidak mungkin Ray yang melakukannya.

"Ada apa dengan bocah itu? Tidak seperti biasanya. Aneh.” Lanjutnya.

Haruskah ia mencari tahu? Sejujurnya ia cukup penasaran dengan hal ini. Tentu saja sifat Ray yang menyebalkan itu sudah ada sejak dulu. Namun, hanya saja kali ini sedikit berbeda. Ia merasa ada sesuatu yang sedang terjadi.

Sesuatu yang sedang terjadi?

Masalah?

Ken hanya bisa tepuk jidat. Ia melupakan hal yang paling dasar dari sosok seorang Ray. Ia ingin menertawakan betapa naifnya pikirannya saat ini.

Hei, Tuan Muda Ray pewaris darah iblis itu seumur hidupnya selalu dipenuhi masalah!

Tiap hari pasti ada masalah! Sudah tak terhitung banyaknya karyawan yang Ray pecat hanya karena tidak memenuhi ekspektasinya. Belum lagi seringnya gonta-ganti sekretaris yang selalu ia berhentikan dengan cara menyedihkan.

"Bocah iblis itu selalu membuat masalah. Selalu seperti itu. Meski sudah tahu seperti itu, tapi tetap saja masih ada yang mengganjal. Sepertinya masalah yang terjadi tidak seperti masallah yang sudah-sudah. Masalah itu pasti lebih rumit dari sekedar mengambil alih sebuah perusahaan. Apakah itu? Sial, aku jadi penasaran. Haruskah aku bertanya pada ibu? Apa ibu tahu sesuatu?"

.

.

.

Ray dan Ken memiliki usia yang sama, meski Ken sedikit lebih tua beberapa bulan dari Ray. Mereka berdua besar dengan senyum dan duka bersama yang membuat mereka sangat dekat layaknya saudara kandung. Mereka juga bersahabat dengan baik. Sama-sama memiliki karisma dan rupawan. Yang berbeda di anatara mereka berdua hanyalah karakter.

Ray cenderung sedikit berbicara, jutek, ketus, dan suka berbuat kasar. Jauh berbeda dengan Ken yang sangat ramah, memiliki pribadi yang baik dan tidak tergesah-gesah, Ken juga selalu memikirkan semua tindakannya.

Berbeda dengan Ray yang tidak suka berfikir jernih dalam menghadapi masalah. Emosi Ray juga tidak stabil sehingga membuat Ray gampang kesal dan marah-marah tidak jelas.

Oleh sebab itulah, justru membuat mereka berdua menjadi sahabat yang saling melengkapi. Jika Ray mulai tidak berjalan di jalan yang seharusnya, maka Ken akan membawa Ray ke jalan yang semestinya. Ken akan menjadi malaikat penolong untuk Ray.

Sebaliknya, Ray akan membalas semua kebaikan Ken dengan caranya sendiri. Cara yang menurut Ken itu sulit dinalar. Intinya, Ray itu berbeda.

.

.

.

Ray sangat mempercayai orang tua Ken, paman dan bibi Willy. Tak hanya karena paman dan bibi Willy yang merawatnya dengan penuh kasih, tapi karena hanya paman dan bibi Willy yang benar-benar tulus mengabdi pada keluarganya.

Ayah Ray pernah menolong paman Willy yang tengah benar-benar kesulitan dana saat bibi Willy akan melahirkan Ken.

Paman Willy membutuhkan biaya besar untuk operasi sesar kelahiran Ken. Ayah Ray yang terkenal sangat baik hati dengan senang hati membiayai semua biaya yang harus paman Willy tanggung. Padahal saat itu antara ayah Ray dan paman Willy tidak memiliki ikatan apapun. Mereka hanya bertemu saat ayah Ray mengantarkan ibunya Ray ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya yang saat itu tenang mengandung Ray.

Tidak hanya operasi sesar saja, setelah bibi Willy melahirkanpun bayi Ken benar-benar dalam keadaan yang tidak baik. Ken lahir dengan kelainan jantung. Sekali lagi, ayah Ray menawarkan diri untuk membiayai semua perawatan yang bayi Ken butuhkan.

Berkat bantuan dari ayah Ray, bayi Ken dapat tumbuh dengan baik. Nama Ken adalah nama yang ayah Ray berikan karena ayah Ray berharap jika anak paman dan bibi Willy akan menjadi anak yang beruntung setelah masa-masa sulit yang harus dialaminya.

Dan sejak saat itu pula, paman dan bibi Willy bersumpah akan memberikan hidup mereka untuk keluarga Ray. Sejujurnya ayah Ray tidak mengharapkan imbalan seperti itu, tapi mau bagaimana lagi ia hanya bisa menerimanya.

Paman dan bibi Willy menjadi orang kepercayaan ayah Ray. Ayah Ray mempercayakan paman Willy untuk membantunya mengurus rumahnya dan menjadi sopir pribadinya.

Janji paman dan bibi Willy pada keluarga Ray mereka buktikan saat ayah, ibu, dan kakaknya Ray tewas dalam kecelakaan mengenaskan lima belas tahun yang lalu. Sejak kejadian memilukan itu, paman dan bibi Willy dengan ikhlas membesarkan Ray dengan penuh kasih sayang layaknya mereka membesarkan Ken dan anak kedua mereka, Yuna.

Mereka tidak membeda-bedakan mana anak kandung dan bukan. Bagi mereka, Ray itu sudah seperti anak mereka. Sejak Ray lahir, mereka berdua sudah membantu merawat Ray. Maka dari itu, mereka berdua adalah orang yang sangat memahami Ray. Tahu bagaimana karakter Ray.

Mereka berdua adalah orang tua kedua bagi Ray dan keluarga Willy adalah keluarga baru yang Tuhan berikan untuk Ray.

"Rumah ini adalah rumah yang penuh dengan sejarah. Keluargaku mendapatkan anggota baru, dan Ray mendaptkan keluarga keduanya. Meski keluargaku berstatus pelayan Ray, tapi Ray tidak memberikan gap status di antara kami. Ray memperlakukan kami dengan segala ketulusannya. Meski dingin dan berjiwa iblis, tapi Ray yang kami kenal di tumah ini adalah sosok Ray yang melindungi semuanya. Untuk itu aku sangat bersyukur."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status