Home / Fantasi / Iblis Suci / 08. Perpustakaan

Share

08. Perpustakaan

Author: Rendi OP
last update Last Updated: 2022-12-01 20:18:08

Mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya, Lee malah menjadi semakin penasaran.

'Lantas Limdong itu apa? Guru bilang Limdong bukanlah iblis? Hem,' Lee bergumam dalam hati.

***

Satu minggu kemudian, Limdong masih belum juga sadarkan diri. Kali ini Lee sudah tidak terlalu khawatir dengan keadaan Lingling. Sebab Lingling sudah mulai bersemangat.

"Lingling, apakah kamu berniat latihan hari ini?" tanya Lee.

"Yah..., mungkin mulai hari ini aku sudah bisa kembali latihan. Tubuhku sudah terasa jauh lebih baik dari sebelumnya," jawab Lingling.

"Baiklah kalau begitu. Apakah kau mau berlatih bersamaku?" Lee sengaja mengajak berlatih bersama agar Lingling tidak merasa kesepian.

"Aku rasa aku akan latihan sendiri dulu hari ini. Aku berniat melatih konsentrasiku agar aku bisa naik tingkatan." Tapi sepertinya Lingling justru ingin menyendiri.

"Oh..., ternyata begitu. Baiklah, aku juga akan berlatih hari ini." Namun Lee juga tidak mau terlalu memaksa Lingling.

Mereka berdua akhirnya berpisah menuju tempat latihan masing-masing..

Dan Lingling berniat untuk latihan di tepi sungai di mana itu terdapat air terjun.

"Nampaknya ini tempat yang pas untuk aku melatih ketenanganku." Kemudian Lingling segera duduk di atas batu dan memejamkan matanya.

Sedangkan Lee, ia lebih memilih pergi ke aula bela diri. Ia berencana akan melatih kekuatan otot dan stamina fisiknya.

"Aku memiliki kesulitan dalam daya tahan stamina. Kalau begitu baiklah, aku akan melatih staminaku terlebih dahulu." Lee segera bersiap untuk berlari memutari lapangan besar yang ada di dekat aula.

Di aula ternyata sudah banyak murid lain yang sedang berlatih seperti biasanya.

***

Sedangkan Shifuyi, hari ini ia berniat pergi ke perpustakaan untuk mencari sebuah buku. Buku yang dicari oleh Shifuyi adalah buku tentang iblis kuno.

Ketika Shifuyi berada di dalam perpustakaan, ternyata ia bertemu dengan salah satu murid yang terkenal akan kecerdasannya. Murid itu adalah Cuming.

"Wah, ternyata benar apa yang dikatakan banyak murid lainnya. Wajar saja kau memiliki pengetahuan yang luas." Shifuyi menghampiri Cuming kemudian duduk di sampingnya.

"Guru!" Cuming melihat bahwa itu adalah gurunya,maka langsung saja ia berdiri dan segera memberikan salam.

"Duduklah, aku tidak bermaksud mengganggumu. Tapi, ada tugas untukmu," ujar Shifuyi.

"Tugas? Tugas apa itu Guru?" Cuming pun merasa heran.

"Aku minta tolong padamu untuk membantuku mencarikan buku-buku yang berkaitan dengan iblis kuno. Apakah kau pernah membacanya?" tanya Shifuyi.

"Iblis kuno? Hem..., oh iya Guru, Aku pernah membaca beberapa buku yang membahas tentang iblis kuno." Cuming benar-benar luar biasa.

"Wah bagus sekali. Apakah kau ingat di mana letak buku-buku itu?" semangat Shifuyi langsung meningkat setelah mendengar apa yang dikatakan oleh muridnya ini.

"Tentu saja aku ingat Guru." Dengan senang hati Cuming bersiap akan menghantarkan Gurunya.

"Kalau begitu ayo antarkan aku."

"Baik Guru. Kebetulan aku juga masih ingin membaca lebih lanjut tentang iblis kuno."

Mereka pun pergi menuju rak buku yang dicari.

"Guru, ini dia rak bukunya."

"Terima kasih. Kalau begitu aku mau membaca beberapa buku dulu." Shifuyi langsung bergegas mencari. buku yang ia cari.

"Aku juga Guru."

Mereka berdua langsung hanyut dalam pikiran masing-masing.

Satu buku, dua buku, dan selanjutnya. Shifuyi membaca satu persatu buku tentang iblis kuno demi menjawab rasa penasarannya tentang Limdong.

Namun sampai puluhan buku telah ia baca belum juga ada yang menjawab rasa penasarannya. Tapi ia tidak patah semangat.

Dan nampak kalau Cuming juga sangat serius saat membaca buku-buku itu.

'Apa yang ditulis buku-buku yang telah aku baca ini nampaknya hanya menjelaskan iblis seperti Beiji. Semua buku tentang iblis sangatlah banyak. Apakah aku harus membaca semuanya?' gumam Shifuyi.

Ini akan menghabiskan banyak waktu jika harus membaca semua buku yang disusun dalam satu rak itu.

Shifuyi dan Cuming masih sangat serius membaca buku-buku itu. Sejatinya Cuming memanglah seorang kutu buku. Jadi, bagi Cuming ini memang sudah biasa. Berjam-jam membaca buku itu sudah makanan sehari-hari bagi Cuming.

Namun, tidak bagi Shifuyi.

***

Sedangkan di tepi sungai, Lingling yang sedang duduk di atas batu saat ini mulai merasakan getaran-getaran di setiap nadi dalam tubuhnya. Hal seperti ini biasa terjadi saat seorang seniman bela diri akan mengalami fase naik tingkatan dalam kultivasi.

Namun sayangnya, berulang kali saat terasa akan naik tingkatan Lingling merasakan ada suatu hal yang kurang dalam dirinya. Hal itu menyebabkan ia gagal meningkatkan tahap kultivasinya. Ini juga yang membuat Lingling bingung bercampur kesal.

Kalau mendengar apa yang diceritakan oleh Lee, saat Lee naik tahapan setelah tubuh merasakan getaran di setiap nadi, maka selanjutnya bagian seluruh tubuh akan diselimuti seberkas cahaya. Dan energi alam di sekitar akan masuk ke dalam tubuh. Itu pertanda kalau alam telah mengakui kekuatan kita.

Namun, yang Lingling alami hanya sebatas getaran-getaran di nadinya saja. Tidak ada kelanjutannya.

Akhirnya Lingling memutuskan untuk membuka kedua matanya. Kali ini ia merasa kesal. Karena ini adalah kali ketiganya berusaha untuk menerobos naik tahapan.

"Sebenarnya ada apa dengan diriku ini? Kenapa rasanya aku sangat sulit untuk naik ke tahap selanjutnya? Apakah aku selamanya akan menjadi yang terlemah?" Lingling menatap kedua tangannya. Ada rasa kecewa pula dalam hati.

Karena di antara mereka bertiga, Lingling lah yang bisa dikatakan memiliki tahapan kultivasi paling rendah.

"Tapi aku tidak boleh menyerah! Ya, betul sekali! Aku harus menjadi lebih kuat. Setidaknya aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku tidak mau merepotkan kedua sahabatku lagi!"

Setelah itu, Lingling kembali menutup kedua matanya. Kali ini ia akan lebih berkonsentrasi lagi agar bisa menerobos naik ke tahap selanjutnya.

***

Lee akhirnya menghentikan kegiatan latihannya sejenak. Karena memang sedari tadi konsentrasinya sedikit terganggu. Lee terus memikirkan apa yang dilakukan oleh Lingling. Dan Lee juga masih kepikiran tentang Limdong. Lee berharap kalau di kemudian hari Limdong tidak akan lepas kendali lagi seperti yang terjadi kemarin-kemarin.

Saat sedang duduk sambil meneguk sebotol air, Lee tersentak. Ia tersentak karena ada sebuah pisau melesat ke arah dirinya. Tentu saja Lee segera menghindar.

"Sial! Apa-apaan ini?! Siapa yang menyerangku?!" Lee berteriak.

"Maafkan aku! Aku tidak sengaja melakukannya," jawab seorang gadis, wajahnya terlihat ketakutan.

"Huh..., ternyata kamu," ujar Lee.

Gadis itu bernama Wanwan. Wanwan satu angkatan dengan Lee, Lingling, dan juga Limdong.

Wanwan memang dikenal oleh murid lainnya akan kecerobohannya saat berlatih. Ia kerap kali tidak bisa mengendalikan ke mana arah serangannya.

"Aku benar-benar tidak sengaja. Sungguh, aku minta maaf padamu." Wanwan menunduk dan meminta maaf pada Lee.

Lee memperhatikan Wanwan. Ternyata saat menunduk, ada beberapa tetesan air mata yang terjatuh dari kedua mata Wanwan.

"Apa kau menangis? Hey, sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Aku tidak marah padamu," ucap Lee.

"Maafkan aku!"

Gadis itu terus mengucapkan kata maaf.

"Nampaknya kamu kelelahan. Ini, ambilah." Lee menyodorkan air minum pada Wanwan.

"Ini...," mata Wanwan berbinar.

"Ambil dan kemarilah. Kalau memang merasa lelah, jangan memaksakan diri. Lihatlah dirimu! Tubuhmu sudah basah kuyup dengan keringat seperti itu. Duduklah, Siapa tau aku bisa membantu kesulitanmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Iblis Suci   152. Bagian Akhir

    Ketika membuka kedua matanya, Lingling kembali teringat suatu hal.Waktu itu, Lingling memang sempat merasakan nyeri di bagian kelaminnya. Tapi Lingling tidak tahu kalau hal itu disebabkan karena hubungan seksual yang ia lakukan bersama Limdong.Buk!Lingling menangis bahagia dan memeluk tubuh Chang Lim."Ibu..., tolong restui hubungan kami. Aku sangat mencintai Limdong, Ibu...," ucap Lingling."Tenang saja, justru aku lah yang memilihmu untuk menjadi pendamping hidup Limdong. Kami berdua selalu memantau kehidupan kalian dari Surga. Tanpa kau minta pun, kami sudah merestui hubungan kalian terlebih dahulu. Jadi, jagalah Anak ini dengan baik," ucap Chang Lim."Tapi Ibu, tolong rahasiakan ini dari Limdong. Aku mau memberikannya kejutan," ucap Lingling."Dasar Anak muda, hahahaha...!" jawab Chang Lim.Kemudian mereka semua berkumpul. Setelah itu Go Xyu membawa mereka kembali ke dalam inti Hutan Terlarang.Tring!Dalam sekejap mereka semua langsung berpindah tempat."Guru...," ucap Limdong

  • Iblis Suci   151. Kabar baik

    Limdong dan Lingling baru sadar kalau di sana banyak orang."Limdong..., tidakkah kau mau memperkenalkan calon Menantu Ibumu ini? Hem?" tanya Chang Lim. Chang Lim sengaja menggoda Limdong."E..., anu..., ma-mafkan aku Ibu. Aku terlalu terbawa suasana. Oh iya, Ayah, Ibu..., perkenalkan dia adalah Lingling. Lingling, mereka berdua adalah Ayah dan Ibu kandungku," ucap Limdong."A-apa...?! E..., ma-maafkan aku. Aku..., a-aku...," ucap Lingling. Lingling benar-benar merasa malu karena tadi ia telah mencium bibir Limdong tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya.Chang Lim hanya terkekeh melihat sikap kedua anak itu.Kemudian Chang Lim memberitahu pada Lingling Tentang dirinya dan juga Xindong.Betapa terkejutnya Lingling ketika ia mengetahui identitas Limdong dan keluarganya.Kemudian, Chang Lim memegang tangan Lingling."Nak..., apakah kau sudah tahu?" tanya Chang Lim."Eh? Tahu apa, Bibi?" tanya Lingling."Jangan Panggil aku Bibi. Panggil saja aku Ibu. Karena aku adalah calon Nenek dari

  • Iblis Suci   150. Aku mencintaimu

    Chang Lim melepaskan pelukannya dari Limdong. Kemudian Chang Lim menganggukkan kepalanya ketika Xindong menatap ke arahnya."Baiklah Limdong, tunggu sebentar. Ada yang harus Ibu lakukan terlebih dahulu," ucap Chang Lim.Limdong mengamati apa yang akan dilakukan oleh Chang Lim.Ternyata Chang Lim mengangkat sebelah tangannya. Setelah itu langit kembali terlihat terguncang. Beberapa saat kemudian, ada butiran-butiran cahaya berwarna keemasan yang berjatuhan dari langit dan menyebar ke seluruh muka Bumi.Ternyata Chang Lim menghidupkan kembali orang-orang yang mati akibat serangan Guntur milik Fujinma. Butiran-butiran cahaya itu ternyata adalah roh-roh manusia yang telah mati. Namun, yang hidup kembali hanyalah orang-orang yang mati dalam kekacauan ini saja.Kemudian setelah ribuan butiran cahaya keemasan itu menghilang, ada lagi butiran-butiran cahaya berwana hijau yang turun dari langit dan menyebar lagi ke seluruh muka Bumi.Butiran-butiran cahaya berwarna hijau itu langsung masuk ke

  • Iblis Suci   149. Orang tua

    Limdong baru sadar ketika ia mendongakkan kepalanya ke atas langit. Ternyata ada sosok seseorang yang tubuhnya memancarkan sinar yang sangat menyilaukan.Limdong menutupi mata dengan lengannya guna melihat lebih jelas. Namun tetap saja, pancaran cahaya itu sangatlah menyilaukan dan menusuk mata.Ketika tubuh orang itu semakin dekat, Limdong merasakan kekuatan yang sangat dahsyat!Awalnya Limdong mengira kalau orang itu adalah musuh. Namun, Limdong tidak merasakan adanya aura pembunuh atau kebencian sama sekali pada sosok orang itu. Malahan, tubuh Limdong terasa sangat nyaman ketika tubuhnya semakin dekat dengan orang itu."Siapa orang ini?" gumam Limdong. Ia bertanya-tanya dalam hatinya karena penasaran.Beberapa saat kemudian sosok itu akhirnya berada di hadapan Limdong. Tubuh orang itu mengambang rendah di udara.Perlahan, cahaya yang menyilaukan itu menghilang. Sosok orang itu mulai nampak semakin jelas."Hormat kami, kepada Raja Iblis Suci!" ucap Jindong, Jialing, dan juga Yingar

  • Iblis Suci   148. Eksekusi Fujinma

    Bam!Jleb!Jleb!Jleb!Ada puluhan panah es yang jatuh dari langit dan menusuk tubuh Fujinma. Tubuh Fujinma akhirnya berlumuran darah. Panah-panah es itu menancap dengan kokoh di bagian lengan, kaki, bahu dan badan Fujinma.Limdong mencengkram leher Fujinma.Brak!Limdong membanting tubuh Fujinma ke tanah.Bam!Tubuh Fujinma tidak mampu bergerak sedikitpun. Sendi-sendinya terasa sakit semua. Yang bisa Fujinma lakukan hanyalah mengedipkan matanya saja. Bahkan bernafas pun menjadi sulit.Bugh!Limdong menendang perut Fujinma. Kedua mata Fujinma langsung terbelalak. Rasa sakit itu bukan hanya dirasakan di bagian perutnya saja. Namun di sekujur tubuhnya.Fujinma akhirnya meneteskan air mata darah dari kedua matanya. Rasa sakit dari tiap serangan yang Limdong berikan benar-benar membuat Fujinma tersiksa."Dunia ini tidak membutuhkan Iblis jahat sepertimu!" ucap Limdong.Brak!Limdong menendang lagi bagian dada Fujinma.Boom!Tubuh Fujinma terpental puluhan meter. Tulang dadanya langsung pa

  • Iblis Suci   147. Mode Awakening Iblis Suci

    Nging...!Boom!Fujinma membelalakkan kedua matanya!Crash..., boom!Ternyata Limdong kembali berhasil menembakkan sinar lasernya.Namun, sinar laser itu ukurannya lebih besar. Diameternya sebesar sebatang pohon kelapa. Sedangkan tadi, sinar laser yang Limdong tembakkan ukuran diameternya hanyalah sebesar ukuran sebatang bambu.Dan lagi, warna sinar laser yang kali ini jauh berbeda. Warna sinar laser itu memiliki tujuh warna seperti pelangi!"Tidak mungkin!" teriak Fujinma.Tubuh Limdong melayang ke udara. Ketika tubuh Limdong melayang, langit perlahan berubah menjadi cerah kembali. Warna hitam gelap yang menyelimuti perlahan mulai menghilang.Sekujur tubuh Limdong memiliki warna seperti pelangi. Bahkan sesaat tubuh Limdong berkedip dan nampak transparan.Akhirnya Limdong berhasil mengaktifkan Mode Awakening Iblis Suci!Wow, Keren!"Atas kuasa para Dewa Agung dan Raja Iblis Kuno, aku akan menghukummu dengan hukuman mati!" ucap Limdong. Suara Limdong terdengar berbeda. Seakan-akan suar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status