Suasana makan malam hari ini sedikit berbeda. Biasanya mereka saat makan akan sambil berbincang obrolan-obrolan kecil. Namun malam ini, mereka lebih banyak diamnya.Lingling merasa risih karena sejak tadi teman-temannya sering menatap dirinya."Sebenarnya apa yang kalian lihat!?" Akhirnya Lingling kesal.Tapi tidak ada jawaban dari yang lainnya. Mereka kembali melanjutkan makan malam masing-masing.***Setelah selesai makan malam, seperti biasa mereka berkumpul di halaman depan kastil.Dan lagi-lagi mereka jadi lebih banyak diamnya."Apakah aku tidak diinginkan di sini?" tanya Lingling seraya menundukkan kepalanya."Bu-bukan begitu Lingling," jawab Aying."Kenapa kalian terlihat berbeda? Tidak seperti biasanya? Ketika aku datang, kalian jadi lebih banyak diamnya," ucap Aying."Justru kau lah yang terlihat berbeda, Lingling," jawab Limdong."Aku? Aku tidak berbeda kok. Apa ada yang aneh denganku? Katakanlah, Limdong...," ucap Lingling."Kau terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya, Li
Ketika tertidur, Lingling tengah bermimpi.Di dalam mimpi itu, Lingling seperti sedang berada di suatu tempat. Namun, tempat itu berantakan. Dan juga kalau diperhatikan lebih jelas lagi, tempat itu terlihat adanya bekas peperangan.Kobaran api di mana-mana, pohon-pohon besar banyak yang tumbang."Tempat apa ini?" ucap Lingling.Kemudian Lingling mencoba menelusuri tempat itu.Boom!Ada suara ledakan yang sangat keras. Lingling kemudian bergegas ke arah sumber suara.Lingling melihat ada beberapa orang yang sedang bertarung."Enyahlah kalian semua...!"Siuw..., Boom!Ketika Lingling memperhatikannya, Lingling melihat bahwa ada satu orang manusia yang sedang bertarung mati-matian melawan beberapa iblis.'Apakah itu iblis? Dan lagi..., siapa manusia itu?' gumam Lingling.Satu orang manusia melawan tiga iblis. Dan lagi, tiga iblis itu nampaknya sangatlah kuat.Namun, ketiga iblis itu tidaklah maju serempak. Hanya dua diantara mereka yang maju melawan manusia itu.Slash...!Boom!Pria itu m
"Ada apa? Apa kau hanya sebatas ini? Hem?" tanya pria itu. Ia sengaja menghentikan serangannya."Jangan remehkan aku!"Fujinma kembali meningkatkan kekuatannya. Kali ini, itu adalah perubahan terakhir pada tubuhnya. Dan bisa dikatakan ini adalah wujud dari kekuatan penuhnya. Tanduk dan ekornya memanjang, dan sayap hitamnya pun melebar. Aura hitam pekat yang sangat kuat menyelimuti tubuhnya seperti perisai."Ternyata masih bisa berubah lagi. Hem..., baiklah. Itu tetap saja tidak akan merubah keadaan. Kau akan tetap kalah." ujar pria itu.Mereka berdua maju bersamaan berniat akan beradu pukulan.Boom, boom, boom!Setiap pukulan mereka saling beradu, maka akan ada ledakan dahsyat di sekelilingnya.'Hebat sekali! Mereka sangat kuat! Baru kali ini aku melihat pertarungan sedahsyat ini.'gumam Lingling.Karena ini di dunia mimpi, kehadiran Lingling tidaklah terlihat oleh kedua orang yang sedang bertarung sengit itu.Bugh!Fujinma berhasil memukul pria itu. Pria itu sempat mundur beberapa lang
Lingling akhirnya memutuskan untuk mendekati kedua orang itu.Tapi, saat Lingling sudah berada di dekatnya, pria yang berhasil mengalahkan Fujinma melihat ke arah dirinya.Lingling yang terkejut tersentak kemudian kakinya tersandung oleh batu dan terjatuh."Argh...!"Gedebugh!Ternyata Lingling jatuh dari ranjang tempatnya tidur. Lingling pun akhirnya terbangun dari tidurnya.'Itu..., ternyata cuma mimpi. Hem..., tapi rasanya sangat nyata. Apa mimpiku tadi memiliki makna tertentu?' gumam Lingling.Lingling melihat ke arah jendela ternyata matahari sudah muncul.***Ketika mereka sarapan pagi, Lingling terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Ketiga temannya berpikir kalau Lingling sedang ada masalah."Lingling, ada apa? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu," tanya Limdong."Ah..., aku? Tidak, tidak ada apa-apa kok. Aku hanya masih kepikiran dengan mimpiku semalam," jawab Lingling."Apakah kau bermimpi tentang Limdong?" tanya Aying menggoda Lingling.Peletak!"Apa-apaan kau ini, ha
"Aying, Aying...! Tunggu aku."Lee ternyata sedari tadi masih mengejar Aying yang merajuk karena kepalanya dijitak oleh Limdong."Kenapa kau mengikuti aku? Pergi sana! Semua pria pasti sama saja!" ucap Aying."Hey, maafkan Limdong. Dia memang begitu. Dia pasti hanya bercanda. Bukankah kau harusnya paham dengan sikapnya? Berhentilah merajuk seperti ini," ucap Lee."Siapa juga yang merajuk? Hahaha...! Aku hanya sengaja mengerjaimu, hahaha...!" Ternyata Aying malah tertawa terbahak-bahak."Ah...? Syukurlah kalau kau tidak merajuk.""Tapi Lee, kenapa kau harus meminta maaf untuk Limdong? Yah..., walaupun aku tidak marah padanya, tapi kalau memang dia yang bersalah bukankah dia sendiri yang harus meminta maaf?" tanya Aying."Entahlah. Yang aku rasakan hanya perasaan khawatir padamu saja," jawab Lee."Apa yang kau khawatirkan padaku? Aku baik-baik saja.""Em..., anu..., itu..., entahlah." jawab Lee bingung."Apa kau menyukaiku, Lee?" tanya Aying. Aying mendekatkan wajahnya pada wajah Lee.De
Lingling dan Limdong kembali mencoba metode berlatih berpasangan setelah beristirahat sejenak."Ayo Lim, kita coba lagi. Kali ini, kita harus lebih fokus," ucap Lingling."Baik. Aku akan mencoba sekuat tenaga."Mereka duduk dan kembali menempelkan telapak tangan lalu saling menggenggam.Awalnya belum terjadi apa-apa. Namun, selang waktu lima menit kemudian tubuh mereka kembali terpental.Mereka berdua tidak banyak bicara. Terpental, berdiri lagi, terpental lagi, berdiri lagi. Semangat mereka tidak kendur walaupun sudah puluhan kali gagal.Karena ada suara dentuman beberapa kali, akibatnya suara itu terdengar oleh Lee dan juga Aying."Suara apa itu? Ayo kita lihat," ujar Lee."Iya, sedari tadi nampaknya berisik sekali. Apa itu ulah Limdong?" balas Aying."Entahlah, kita segera lihat saja."***Ketika sampai di sumber suara ledakan kecil itu, Lee dan Aying terperangah!Kebetulan yang mereka lihat ketika Limdong dan Lingling sedang duduk bersila dan bergenggaman tangan."Ini..., apakah me
Keesokan harinya Limdong dan Lingling kembali berlatih dengan metode pasangan."Kali ini harus berhasil!" ucap Limdong."Harus!" jawab Lingling.***Sedangkan Lee dan Aying, mereka pergi menemui Samchong. Mereka ternyata berniat ingin melakukan latihan metode pasangan."Sebenarnya aku juga sudah lama Lee, memikirkan metode ini untukmu. Namun aku belum menemukan pasangan yang cocok untukmu. Tapi sekarang, aku rasa kau sudah menemukan pasanganmu," ucap Samchong.Entah kenapa, wajah Lee dan Aying malah memerah mendengar kata pasangan dari Gurunya ini."Kalau begitu, kalian ambil ini. Pelajari kitab ini. Kalian juga harus mencoba dari dasarnya. Sama seperti Limdong dan Lingling." Samchong ternyata masih memiliki dua kitab lagi."Baik, Guru!" jawab keduanya serempak."Kalau begitu, kalian boleh kembali bertanya padaku bila ada yang tidak kalian mengerti."Samchong kembali ke dalam kamarnya."Ayo, Aying. Kita juga berusaha!""Baik, ayo!"***Di luar hutan terlarang, ternyata berita hancurnya
"Argh..., sial!" Fengsi menggerutu."Ayo, serang semuanya!" teriak Yuzong.Siuw...!Siuw..., boom!Yuzong dan murid lainnya berhasil menahan Fengsi. Namun mereka nampaknya terlalu percaya diri.Siuw!Bugh...!Bugh...!Bugh...!Fengsi melesat dengan cepatnya dan memukul jatuh semua murid yang melawannya. Termasuk Yuzong."Cih, lemah sekali! Bisa-bisanya kalian menganggap aku remeh! Mati saja!" ucap Fengsi.Kemudian Fengsi membuka mulutnya bersiap menembakkan bola api hitamnya kembali.Brush..., brush, brush!Boom!Duar!Fengsi menembakkan beberapa kali bola-bola api hitam dan berhasil mengenai murid lainnya. Namun, ketika bola api yang di arahkan pada Yuzong sudah akan mengenai Yuzong, ada yang menghalaunya.Prak!Itu adalah Shifuer. Dialah yang menahan bola api hitam itu agar tidak mengenai Yuzong."Yuzong, sebaiknya kau mundur saja. Mereka bukan lawanmu. Serahkan saja padaku," ucap Shifuer."Tidak Guru! A-aku, aku..., aku akan membalaskan kematian teman-temanku!" jawab Yuzong. Yuzong