Share

Bab 18 Keselamatan

Seperti yang aku janjikan semalam, aku mengirim pesan pada Dipta. [Jam berapa pestanya? Dress code?]

Aku menaruh ponsel di meja, kemudian membantu Dewa memasukkan lima kaus, tiga celana pendek, dua celana panjang, dan satu kemeja ke dalam tas ransel. Dewa akan ikut Bude Yani ke Solo selama seminggu. Menjenguk anak pertamanya yang melahirkan.

Ini pertama kalinya aku sendirian tanpa adik-adikku. Randu yang bertugas di Surabaya, Rahma yang memilih ikut tinggal bersama Ibu, dan Dewa--walaupun hanya seminggu--rasanya akan terasa lama. Kalau kata tetangga, Dewa itu sudah seperti anak bungsunya Bude Yani.

"Sudah siap?" Bude Yani yang sudah berpakaian rapi masuk ke rumah.

"Sudah, Bude Ibu," sahut Dewa.

"Kamu nggak bakalan merindukan kami, kan?" goda Bude Yani.

"Nggak. Jangan lupa oleh-olehnya." Aku menutup ritsleting tas ransel.

"Tumben kamu nggak protes Dewa aku ajak pergi?" Bude Yani meraih tas ransel yang aku ulurkan.

"Percuma protes. Bakalan kalah," ucapku, bersungut-sungut. "Dewa ingat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status