Share

Bab 23 Pulang

"Halo, Dipta?"

"Aku akan menjemputmu. Kita ada janji dengan WO. Kamu nggak--"

"Aku sedang nggak enak badan. Lain hari saja."

"Kamu sakit?"

"Iya. Aku tutup dulu, ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Dipta, aku mematikan panggilan ponsel. Menghirup udara banyak-banyak. Nyatanya tetap sesak.

Saat berjalan melewati halaman belakang, aku melihat Pak Bagas yang baru datang. Alat perekam aku jejalkan di saku celana.

Aku kembali ke kamar Kakek Atma. Lelaki sepuh itu sudah bangun dan duduk di kursi rodanya. Sementara Bu Wina sedang mengupas buah jeruk.

"Bagaimana kondisi Papa hari ini?" tanya Pak Bagas begitu memasuki kamar.

"Baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Kakek Atma tersenyum.

Kedua mataku mengamati Pak Bagas yang duduk di samping Bu Wina. Kedua tanganku terkepal erat, ingin sekali menyerang Pak Bagas. Karena ulahnya aku kehilangan sosok Ayah.

"Sinar, kenapa berdiri saja di situ?" tegur Bu Wina.

"Aku sedang mengintai serigala kelaparan," sahutku.

Pak Bagas tampak sedikit terkejut, te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status