Share

Bab 19 Halte Bus

Aku sudah bergelung di dalam selimut, saat mendengar ketukan pada pintu. Dengan malas aku beringsut turun dari kasur. Berjalan keluar kamar, menekan sakelar lampu di dinding.

Ceklek.

"Rahma?" Satu alisku terangkat. "Mau ambil barang atau baju?"

"Nggak." Rahma mendorong tubuhku pelan, dia masuk ke dalam rumah. "Ibu menyuruhku pulang. Katanya harus bantu jaga Dewa. Aku juga disuruh nurut sama Mbak Sinarnya," lanjut Rahma.

"Kamu sebenarnya nggak mau, kan?" tuduhku, mana mungkin Rahma mau meninggalkan Ibu begitu saja.

"Mau bagaimana lagi, Ibu memohon terus menerus," sahut Rahma membuatku tercengang.

Rasanya sulit dipercaya Ibu sampai memohon pada Rahma. Sikap Ibu memang agak berubah. Aku memperhatikan Rahma yang sedang melepaskan sweternya, sweter yang sama persis yang diberikan Ibu untukku.

"Ternyata Mbak Sinar kenal dengan putranya Pak Bagas. Kalian pacaran?"

"Kami berteman. Dipta teman waktu sma," jawabku seraya menutup pintu.

"Katanya sih, Mas Dipta akan dijodohkan dengan putri seoran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status