Share

Bab 4. Semakin Tidak yakin

last update Last Updated: 2025-01-25 21:26:53

Setelah menerima kabar melalui telepon, Arjuna, Sasha, dan Melody kembali ke rumah sakit untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab kegagalan kualitas sperma Arjuna dalam mencapai tahap fertilisasi.

"Jadi, hasil dari analisis kualitas sperma yang kami lakukan sebelumnya menunjukkan ada penurunan yang cukup signifikan," kata dokter dengan suara tenang, namun penuh perhatian. "Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Yang paling umum adalah stres, pola hidup yang tidak sehat, atau bahkan faktor lingkungan."

Melody yang duduk di samping Arjuna, meremas tangannya sendiri, perasaan semakin berat seiring penjelasan dokter.

"Apa ada solusi, Dok, untuk meningkatkan kualitas sperma?" tanya Sasha yang nampak sangat berharap.

"Stres harus dikurangi, gaya hidup lebih sehat, dan kami akan menunggu satu minggu lagi untuk evaluasi ulang," jawab dokter, memandang mereka dengan penuh perhatian.

"Apakah ada suplemen atau obat yang bisa membantu?" tanya Sasha, merasa khawatir jika hal ini memerlukan waktu lama untuk melihat perubahan.

"Untuk sementara, kami akan lebih fokus pada perubahan gaya hidup Anda. Suplemen seperti vitamin C dan zinc bisa bermanfaat, tetapi itu bukan solusi utama," jawab dokter dengan penuh perhatian.

Sasha mengangguk, tampak sedikit lega. "Baik, terima kasih, Dok. Kami akan coba yang terbaik."

Dokter tersenyum, memberikan semangat. "Saya tahu Anda berdua pasti bisa. Minggu depan kita akan kembali mengambil sel sperma, semoga kualitasnya bagus."

Setelah kembali ke rumah, suasana semakin tegang. Melody merasa semakin tertekan, bukan hanya oleh masalah ini, tetapi juga oleh perlakuan Sasha yang semakin dingin.

Sasha yang baru saja masuk ke ruang tamu, tanpa basa-basi, melirik Melody dengan ekspresi yang seolah tidak suka. "Sambil menunggu proses di rumah sakit, sebaiknya kamu bantu pekerjaan di dapur, supaya kehadiranmu bisa sedikit lebih berguna," katanya, suaranya terdengar datar, bahkan terkesan menyindir.

Namun, Sasha tidak begitu mudah puas. "Tapi ingat, jaga kondisi rahimu jangan sampai kamu kecewakan kami," kata Sasha, nada suaranya terdengar keras, seakan menuntut.

Sasha sering melontarkan komentar tajam, memperingatkan Melody untuk lebih berhati-hati dalam segala hal. Setiap kali Sasha berbicara, Melody merasa semakin terpojok. Perasaan cemas dan tertekan itu semakin menggerogoti pikirannya.

******

Minggu berikutnya, mereka kembali ke rumah sakit. Melody yang sudah lelah dengan tekanan yang terus-menerus datang, hanya bisa mengikuti arus, merasa semakin tertekan. Setiap langkah terasa berat, dan kecemasan semakin menggerogoti hatinya.

"Hasilnya... masih belum memadai," kata dokter dengan hati-hati. "Kami akan terus memantau, namun jika situasinya tidak membaik, kita mungkin perlu mempertimbangkan pilihan lain."

Mendengar hal itu, Melody merasa dunia seolah runtuh. Ia bisa melihat ekspresi kecewa di wajah Arjuna, meski ia mencoba untuk menyembunyikannya. Sasha, yang sedari tadi hanya diam, akhirnya menghela napas panjang, wajahnya tampak semakin cemberut.

"Jadi kita harus menunggu lagi?" tanya Sasha, suara tegang di balik kata-katanya.

Dokter mengangguk. "Iya, kita akan menjadwalkan pemeriksaan ulang minggu depan sampai kita mendapatkan sampel sperma terbaik. Tidak ada yang pasti, tapi kita masih punya waktu untuk mencoba."

Hingga beberapa saat, semua masih terdiam dengan pikiran masing-masing.

“Apa mungkin belakangan ini Pak Arjuna sedang banyak pikiran atau pekerjaan?” tanya Dokter akhirnya karena merasa cukup aneh dengan apa yang terjadi.

Saat pertama kali melakukan tes kesehatan, hasil pemeriksaan Arjuna dinyatakan cukup bagus. Namun, hal itu justru berbeda ketika proses sudah berjalan semakin jauh.

Arjuna terdiam sesaat, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun, akhirnya ia menggeleng pelan. “Tidak juga, Dok.”

Dokter mengangguk pelan. “Saya sarankan, selama satu minggu ini Pak Arjuna tidak usah melakukan banyak kegiatan berat. Lakukan hal-hal yang menyenangkan, perbanyak makan makanan sehat, tidur teratur dan cukup, itu pasti akan membawa pengaruh baik untuk kualitas sel sperma, Bapak.”

Arjuna mengangguk pelan. Sementara Melody hanya bisa menatap Arjuna dan Sasha dengan perasaan bingung, tak tahu harus bagaimana.

Di satu sisi, Melody merasa jika program ini gagal, mungkin ia bisa kembali ke rumahnya dan tidak harus melakukan ini semua. Namun, ia jika itu terjadi mungkin uang yang sudah diberikan kepada suaminya juga akan diminta kembali, dan dari mana ia bisa mendapat uang sebanyak itu? Ia yakin, suaminya pasti sudah memakai uang itu.

Sesampainya di rumah, suasana di dalam rumah terasa semakin dingin. Melody tidak tahan lagi dengan tekanan yang semakin kuat.

Sementara itu, Arjuna duduk termenung di ruang tamu, matanya kosong, seolah mencari jawaban atas segala yang terjadi.

"Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu bisa begitu stres? Apakah pekerjaan di kantor terlalu banyak?" tanya Sasha dengan penuh perhatian.

Arjuna menghela napas panjang, lalu menundukkan kepala, tampak ragu. "Aku tidak tahu."

Sasha menggenggam tangannya, mencoba memberikan kekuatan. “Sayang, kita harus terus berjuang, kita pasti bisa melewati ini bersama, demi masa depan dan impian kita untuk memiliki anak."

Arjuna menatapnya dengan tatapan penuh kebingungan dan keputusasaan. "Aku ragu dan tidak yakin dengan program bayi tabung ini."

“Apa maksudmu?” tanya Sasha terkejut.

Namun, Arjuna tidak menjawab dan langsung melangkah pergi dengan langkah pasti, meninggalkan Sasha yang terdiam di tempat dengan rasa terkejut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 5. Keputusan Terbesar

    Arjuna duduk di tepi ranjang, wajahnya tampak gelisah. Sasha berjalan masuk, membawa secangkir kopi panas dan meletakkannya di meja. Dia duduk di seberang Arjuna, menatap pria itu dengan wajah yang tegang. "Sayang, kita perlu bicara," kata Sasha, suaranya datar namun tegas. Arjuna menatapnya tajam, seolah mencoba membaca maksud di balik kata-katanya. "Apa lagi? Tentang bayi tabung itu?" Sasha mengangguk. "Iya, kamu tidak bisa menyerah begitu saja." Arjuna berusaha untuk lebih tenang, "Sebaiknya kamu saja yang hamil, dengan begitu kita tidak perlu repot-repot menjalani program bayi tabung." Sasha terdiam sejenak, hatinya serasa tercekat. "Aku tidak mau hamil. Aku tidak siap melihat tubuhku berubah, aku juga belum siap kehilangan karirku di dunia model," ujarnya, suaranya kini bergetar, tangan memegangi lengan Arjuna, seakan mencoba mencari pemahaman di mata suaminya. “Lagipula, kita juga sudah terlanjur membayar Melody,” kata Sasha lagi. “Jadi apa yang aku harus lakukan, Sasha?

    Last Updated : 2025-01-26
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

    "Siapkan semua dokumenmu, besok kita menikah.” Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Melody. Kini, ia sedang terjebak dalam masalah besar yang semakin rumit. Dalam kegelisahannya, Melody terus memandang putrinya, Alea, yang sudah tertidur pulas, seolah mencari ketenangan dari sosok yang tak menyadari kekalutannya. "Kenapa ini bisa terjadi?" ujar Melody, suaranya hampir tak terdengar, penuh dengan kebingungan. "Seandainya aku bisa memilih, aku pasti tidak ingin ini semua terjadi," bisiknya pada diri sendiri. Melody mengusap lembut kening Alea. Dengan suara pelan, ia membangunkan putrinya, "Sayang, bangun nak." Tubuh mungil Alea menggeliat, diiringi dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka. "Ada apa, Bu? Alea masih ngantuk nih," kata Alea, suaranya serak dan matanya setengah terpejam saat mengusap wajahnya. Melody menjawab dengan tegas, "Kita pulang malam ini juga, Nak." Alea terkejut, hampir tidak percaya, "Pulang? Benarkah?" tanyanya, ekspresinya berubah m

    Last Updated : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 7. Malam Pertama

    Keesokannya, Melody berdiri di depan cermin besar, mengenakan kebaya putih pengantin yang indah. Namun, gaun itu terasa seperti beban berat di tubuhnya. Riasan wajahnya sempurna, tapi air matanya hampir tak terbendung. Ia menatap dirinya sendiri dengan perasaan kosong."Ibu, kamu cantik sekali!" ujar Alea, dengan mata berbinar. "Ibu terlihat seperti pengantin. Ibu mau menikah, ya?" tanya Alea dengan rasa ingin tahu.Alea mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti sepenuhnya. "Tapi ayah bagaimana? Kenapa Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna? Bukankah aku sudah punya ayah?" tanya Alea dengan suara kecil.Melody menunduk, berusaha menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menemukan kata-kata yang tepat, meskipun hatinya terasa begitu rapuh."Iya, Nak," jawab Melody pelan, mencoba menyembunyikan perasaan sesaknya. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, jadi Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna."Pintu kamar terbuka dengan suara pelan. Sasha, melangk

    Last Updated : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 8. Bermain Kasar

    Melody menutupi tubuhnya dengan selimut. Malam pertama yang gagal membuatnya semakin tertekan, karena hal itu hanya akan memperpanjang waktu.Pakaian dalam yang berserakan kembali dipungut Melody untuk segera dipakai. Namun, baru saja ia selesai mengenakan pakaian dalamnya, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka, memperlihatkan Arjuna yang kembali datang."T-tuan... kembali lagi?" ujar Melody, suaranya bergetar."Tanggalkan pakaian dalammu," ujar Arjuna dengan suara dingin, mata tajam menatapnya.Perlahan-lahan, Melody melepas kembali pakaian dalamnya, kali ini tidak ada sehelai benang pun yang menutupi keindahan tubuhnya. Tubuh Arjuna memanas, darahnya berdegup kencang, saat matanya melihat lekuk tubuh Melody yang sempurna, kulitnya yang putih dan halus, dan bentuknya yang proporsional.Arjuna mendorong pelan tubuh Melody ke ranjang, kali ini Arjuna tidak ingin bermain terlalu lama, ia menghujamkan dengan keras tanpa ampun, membuat Melody tersentak kaget menahan nyeri dibagian area sens

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 9. Si Kaku Itu Mulai Tersenyum

    Melody merasa gelisah, wajahnya memerah. Ia melirik Arjuna, lalu cepat-cepat menunduk lagi, berusaha menutupi rasa malunya. Alea yang tak tahu malu terus berbicara dengan polos, seolah-olah sedang memberikan wawancara langsung kepada Arjuna. "Jadi papa punya kantor besar?" Alea kembali bertanya dengan mata berbinar-binar, jelas ingin tahu lebih banyak. Arjuna menahan tawa, mencoba menjawab dengan serius meskipun kesulitan menahan godaan untuk melibatkan diri dalam obrolan yang konyol ini. "Ya, aku bekerja di gedung yang sangat tinggi. Tapi aku lebih banyak duduk di meja kerja daripada berjalan-jalan." "Meja kerja?" Alea mengernyitkan dahi, lalu memandang Arjuna dengan ekspresi serius, "Papa nggak capek duduk terus, ya? Kalau Alea capek, Alea mau lari-lari terus!" Melody merasakan tubuhnya semakin memanas. “Alea, kamu…” Tapi kata-katanya terhenti, matanya malah bertemu dengan tatapan Arjuna yang berusaha menahan tawa. Arjuna tersenyum geli, "Alea, kamu sangat enerjik ya. Kalau aku

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 10. Mendadak Sakit

    Melody baru saja selesai mengantarkan putrinya ke sekolah. Ia merasa sangat lelah hari itu, bahkan tak bisa lagi menahan rasa nyeri yang masih terasa di area sensitifnya. Ia sangat ingin merebahkan tubuhnya. Saat baru saja masuk ke dalam, tiba-tiba Sasha pulang. Sasha memperhatikan cara Melody berjalan, wajahnya memerah menahan amarah. Sasha tahu betul, itu pasti akibat dari malam pertama Melody bersama Arjuna. "Melody, tugasmu sudah selesai! Sekarang, kami hanya menunggumu hamil! Aku harap kamu tidak berlama-lama, karena aku tidak ingin melihatmu terus-terusan berhubungan dengan suamiku!" ujar Sasha dengan suara serak penuh kebencian, matanya memancarkan amarah yang tak terbendung. Saat Sasha berbicara Melody mencium bau alkohol yang begitu menyengat, ingin rasanya Melody menutup hidung lantaran tak tahan dengan bau yang menyeruak itu, namun Melody lebih memilih untuk menahan, dan mengangguk pelan seolah mengiyakan apa yang Sasha perintahkan barusan. "Jadi, semalam apakah malam

    Last Updated : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 11. Apa yang Terjadi Pada Melody

    Malam harinya, entah mengapa rasa sakit di daerah sensitif milik Melody semakin terasa nyeri. Bahkan, Melody mulai mengalami demam, menggigil, dan kedinginan. Alea, yang sejak tadi setia menemani Melody, dengan penuh perhatian merawat ibunya. Sesekali, Alea mengganti kompres di dahi Melody, berusaha memberikan rasa nyaman dan meringankan demam yang semakin tinggi. "Ibu, demamnya masih belum turun. Apa aku harus panggil Papa untuk bawa Ibu ke dokter?" tanya Alea khawatir sambil memeras handuk kecil dengan hati-hati. "Jangan, Alea. Ibu nggak apa-apa, Ibu cuma butuh istirahat," cegah Melody lemah, berusaha meyakinkan putrinya. "Dan, jangan panggil Tuan Arjuna 'Papa' begitu, itu nggak sopan, Alea." "Tapi, Bu..." Alea terlihat ragu. "Jangan membantah, ya, Alea. Lebih baik kamu minta obat paracetamol sama Bibi," ujar Melody dengan lembut namun tegas. "Baik, Bu," jawab Alea dengan suara pelan, lalu perlahan berjalan pergi. Alea perlahan membuka pegangan pintu, langkah kecilnya t

    Last Updated : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 12. Nyeri Di Area Intim

    "Pak Arjuna, saya sudah memeriksa Bu Melody. Ternyata, area kewanitaan beliau bengkak dan itu menyebabkan nyeri yang sangat hebat. Efek dari rasa sakit tersebut membuat beliau demam dan menggigil." ujar dokter dengan suara lembut dan penuh empati.Arjuna dan Sasha saling berpandangan, tatkala dokter menjelaskan keluhan yang dirasakan oleh Melody. Terutama Arjuna, yang tampak sedikit tertegun mendengar penjelasan tersebut.Dengan penuh rasa penasaran, Sasha bertanya, "Penyebabnya apa, Dok?""Maaf, itu disebabkan oleh hubungan intim," jawab dokter dengan tenang."Dok, Melody itu janda dengan satu anak. Bagaimana mungkin dia merasakan nyeri hebat sampai bengkak, kecuali jika dia masih perawan?" sahut Sasha membantah penjelasan dokter."Begini, Bu Sasha," ujar sang dokter dengan tenang, "Nyeri iritasi yang mengakibatkan pembengkakan pada area kewanitaan bukan hanya dialami oleh wanita yang masih perawan. Wanita yang sudah lama menikah pun bisa merasakannya, terutama jika dalam hubungan in

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 88. Terungkap

    “A-Alea?” suara Melody nyaris tak terdengar, tenggorokannya tercekat.Dada Melody terasa sesak. Pandangannya mulai berkabut, air mata mendesak keluar tanpa bisa ditahan. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba tetap tenang. Tangan kirinya meremas erat rok yang ia kenakan.Di sebelahnya, Arjuna mulai melirik penuh tanya. Ia memperlambat laju mobil. “Melody? Siapa itu?”Melody mengangkat tangan, isyarat agar Arjuna menunggu. Ia masih terpaku pada suara di ponselnya.Arjuna kini benar-benar menepi, parkir darurat di pinggir jalan. Ia menatap Melody, khawatir.Malam telah larut ketika mereka tiba kembali di rumah. Lampu ruang tamu menyala temaram, memberikan kesan hangat, namun di balik itu semua, udara terasa berat. Seperti ada sesuatu yang menggantung di antara dinding-dinding rumah itu—sesuatu yang belum terucap, belum terungkap.Arjuna melepas sepatunya perlahan, lalu berjalan menuju dapur. "Aku ambil air dulu. Kamu mau?" tanyanya.Melody menggeleng cepat. "Enggak, Mas. Aku... capek, mau

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 87. Gagal Jujur

    Melody mondar-mandir di ruang tamu, langkahnya tak beraturan, seirama dengan kegelisahan yang semakin merayap di dadanya. Matanya tak lepas dari jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore. Sudah terlalu sore. Pesan dari Arjuna beberapa waktu lalu terus terngiang di kepalanya: “Jangan lupa siap-siap, ya.”"Apa yang harus aku katakan? Haruskah aku jujur? Tidak, tidak bisa!" gumamnya dengan suara gemetar. Tangannya mencengkeram ujung blouse yang ia kenakan, berusaha menenangkan diri, tapi sia-sia. Kepalanya penuh kemungkinan terburuk. Bagaimana kalau Arjuna tahu? Bagaimana kalau semuanya berantakan?Tiba-tiba, suara pintu terbuka. Melody menegakkan tubuhnya seketika, jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri."Kamu sudah siap? Alea kemana?" tanya Arjuna sambil melangkah masuk, matanya langsung mencari-cari sosok kecil yang biasa menyambutnya.Melody tersenyum paksa, mencoba terdengar tenang. "Alea... ketiduran, Mas. Kat

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 86. Sakit Apa Sebenarnya?

    "A-Alea... Alea... masih ada kegiatan di sekolah."Suara Melody terdengar bergetar, seperti menyembunyikan sesuatu. Jantungnya berdegup kencang, nyaris tak karuan. Ia berusaha keras menenangkan dirinya, tapi peluh di dahinya tak bisa berbohong. Tangannya yang menggenggam ujung bajunya gemetar halus.Arjuna menatap Melody, sorot matanya tajam namun tetap tenang."Alea mulai sibuk akhir-akhir ini? Rumah ini jadi terasa kosong," ucapnya pelan, ada nada rindu yang samar di balik suaranya."I-iya, Mas... Alea sekarang banyak kegiatan. Selain sekolah, dia juga ikut ekstrakurikuler piano... dan... les matematika juga," ujar Melody terbata, matanya sesekali menghindari tatapan Arjuna.Arjuna mengernyit, alisnya naik perlahan. "Les matematika? Sejak kapan Alea ikut les?"Jantung Melody nyaris berhenti berdetak. Ia tahu itu kesalahan. Arjuna selalu teliti soal pendidikan Alea—tak ada satu hal pun yang luput dari perhatiannya.Ia menarik napas, mencoba mengendalikan kecemasan yang mencengkeram d

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 85. Lagi-lagi Berbohong

    “Ayah?”Suara Alea lirih, hampir tak terdengar, seperti sehelai daun yang jatuh di tengah senyap. Langkah kakinya yang biasanya lincah kini melambat, seakan setiap jejaknya menanggung beban luka yang belum sembuh. Matanya tak lepas dari sosok sang ayah, terbaring lemah di atas ranjang tua, tubuhnya lebih kurus, wajahnya pucat, seolah hidup hanya menumpang sebentar lagi.“Alea, kamu datang, Nak?” Suara Suripto serak dan terputus oleh batuk. “Ayah kira… kamu sudah membenci Ayah.”Melody berdiri di ambang pintu, dadanya sesak melihat pria yang dulu menghancurkan hidupnya kini terbaring tak berdaya. Dendam dan iba bertarung di dalam hatinya. Dulu Suripto adalah sosok yang ditakuti, keras, bahkan kejam. Tapi kini… tubuh itu tak lagi sama. Apakah ini balasan dari semesta? Tapi kenapa hatinya justru terasa nyeri?“Alea nggak benci Ayah…” jawab Alea sambil duduk di tepi ranjang. Mata bulatnya menatap ayahnya dalam. “Cuma… kadang Alea sedih. Soalnya Ayah nggak pernah datang lagi. Nggak pernah

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 84. Terpaksa Berbohong

    Melody terdiam, matanya kosong menatap lantai kamar. Ia duduk di tepi ranjang, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Kepalanya penuh gejolak—ia tahu apa yang harus ia lakukan, tapi keberanian belum juga datang. Bagaimana mungkin ia meminta izin pada Arjuna untuk menemui Suripto? Ia yakin, Arjuna tak akan pernah mengizinkannya.Suara pintu kamar yang terbuka pelan menyentaknya dari lamunan."Melody... kamu belum tidur?" tanya Arjuna, suaranya tenang, baru saja pulang dari kantor."Belum..." jawab Melody lirih. Ada jeda. Ia menarik napas, mencoba menyusun kata. "Hmm... Mas, aku... aku mau bicara sesuatu."Arjuna berjalan pelan dan duduk di sampingnya. Ia menatap istrinya yang tampak gelisah. Wajah Melody pucat, matanya beralih dari lantai ke jari-jarinya sendiri, lalu kembali ke lantai."Apa? Katanya mau bicara?" tanya Arjuna, bingung melihat istrinya seperti menahan sesuatu."Itu..." suara Melody bergetar. "Alea... besok Alea minta aku temani ke acara sekolah."Itu bukan

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 83. Kekhawatiran Seorang Anak

    Seminggu sejak kembali dari liburan ke Jepang, suasana hati Melody perlahan membaik. Luka di lengannya telah sembuh sepenuhnya, dan kini ia tengah menapaki harapan baru—menjalani program kehamilan yang selama ini didambakannya. Setiap bulan, ia rutin memeriksakan kesehatan rahim dan kualitas sel telurnya, menyimpan harapan besar dalam setiap hasil yang ia terima.Pagi itu, cahaya matahari mengintip hangat dari balik jendela dapur. Dengan penuh perhatian, Melody merapikan kotak bekal makan siang untuk suaminya."Mas, ini bekal makan siangnya," ucap Melody lembut sambil menyerahkannya pada Arjuna.Arjuna menerima kotak itu dengan senyum tipis. Ia mengecup kening Melody penuh kasih. “Melody, kamu nggak merasa lelah ngurus semua sendiri? Gimana kalau kita cari asisten rumah tangga?” tanyanya hati-hati.Melody menunduk sejenak, jemarinya saling meremas kecil. “Aku masih takut, Mas… Aku belum bisa lupa apa yang dilakukan Bibi Arumi. Aku masih trauma.”Arjuna menggenggam tangan istrinya deng

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 82. Kehilangan Jejak

    Setelah insiden menegangkan semalam, Arjuna mantap mengambil keputusan: mereka harus segera pulang ke tanah air. Rasa tidak aman menyelimuti pikirannya, terlebih setelah berbagai kejadian janggal yang menimpa Melody selama di Jepang.Di ruang tunggu bandara, suasana terasa berat. Melody menggenggam tangan Alea erat, matanya berkaca-kaca.“Alea, maafin Ibu ya. Gara-gara Ibu, liburan kita jadi singkat begini,” ucap Melody lirih, penuh rasa bersalah.“Nggak apa-apa kok, Bu,” balas Alea sambil menggeleng pelan. “Alea malah kasihan sama Ibu. Lagipula… Alea juga pengen pulang.”Arjuna yang duduk tak jauh dari mereka hanya bisa tersenyum tipis menyaksikan kehangatan di antara ibu dan anak itu. Namun pikirannya belum tenang. Ada satu hal yang masih mengganggunya—siapa sebenarnya pria misterius yang mencoba mencelakai Melody?“Melody,” katanya pelan, “apa kamu masih ingat pria semalam itu?”Melody menggeleng. “Tidak. Dia pakai masker, topi… juga hoodie. Wajahnya sama sekali tidak terlihat.”“A

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 81. Goresan Pisau

    “Mas… wanita itu… dia memakai cincin yang sama denganku… cincin pemberianmu yang hilang,” ujar Melody lirih, suaranya bergetar saat jari telunjuknya gemetar menunjuk ke arah kerumunan.Arjuna menyipitkan matanya, menyusuri wajah-wajah yang lalu-lalang, mencoba mencari sosok yang Melody maksud. Sorot matanya berubah tajam.“Tidak mungkin, Melody… Cincin itu hanya satu-satunya. Temanku yang buat sendiri, khusus untukmu. Mustahil ada duplikatnya,” Arjuna menggeleng, nadanya keras, tapi ragu mulai merayap dalam benaknya.“Tapi aku tahu itu punyaku! Aku hapal lekuknya, bentuknya… Jangan-jangan dia yang mencurinya dariku saat di pameran dulu?” Melody tampak resah, matanya tak lepas dari wanita yang kini berjalan menjauh.Arjuna menoleh cepat, gelisah. Tangannya merogoh saku, menarik ponsel. Ia butuh bantuan—Alex pasti bisa melacak sesuatu dari sini.Namun sebelum sempat menelepon, suara kecil memotong kegelisahan itu.“Tuan Papah, Tuan Papah… Alea mau es krim coklat!” rengek Alea sambil men

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 80. Cincin yang Sama

    Alea berlari masuk ke kamar hotel, langkah-langkah kecilnya penuh semangat. Ia langsung naik ke atas kasur dan mulai melompat-lompat kegirangan, seolah seluruh kebahagiaan dunia miliknya."Alea, turun, Nak. Nanti kamu jatuh," seru Melody lembut, setengah cemas namun tak bisa menahan senyum melihat putrinya begitu bahagia.Arjuna mendekat ke jendela, lalu dengan satu tarikan halus membuka tirai yang menutup pemandangan kota. Cahaya matahari sore menyinari interior kamar, memantulkan kilau hangat pada dinding kaca."Bagaimana? Hotelnya nyaman, kan? Coba sini, lihat ke arah jendela," katanya, menoleh pada Alea dengan senyum.Alea langsung melompat turun dari kasur dan berlari menghampiri, wajahnya berbinar. Matanya membelalak takjub saat melihat menara tinggi menjulang di kejauhan."Waaah... Tuan Papah, itu menara yang Alea lihat tadi dari mobil!" serunya riang sambil menunjuk menara megah itu."Iya, itu Menara Tokyo. Nanti malam lebih indah lagi—penuh lampu kerlap-kerlip. Kita akan maka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status