Share

Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos
Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos
Penulis: Miny Yoo

Bagian Satu

Seharian ini, cuaca mendung membungkus langit seperti turut berdukacita mengantar jasad wanita henat yang dimakamkan sore ini. Eva berdiri di antara kerumunan orang-orang yang berduka. Eva bisa melihat bapak kosnya yang bernama Rafa sedang menggendong bayi perempuan yang masih memerah. Pria itu melongokkan kepala untuk melihat wajah istrinya untuk terakhir kali. 

Arumi Cahaya Laksma.

Nama wanita paling cantik di mata Rafa, kini terabadikan di batu nisan. Meninggal setelah melahirkan bayi mungil yang kini menangis. Seolah-olah, bayi merah itu mengetahui akan terpisah dengan ibunya untuk selama-lamanya.

"Kasihan sekali bayi itu," gumam Eva. Tatapannya tidak lepas dari bayi ditutupi bedung. Eva melangkah mendekati bapak kosnya. Ingin menyampaikan dukanya secara langsung. Dia berdiri di belakang Rafa dan memanggil dengan lirih, "Pak."

Rafa berbalik dan melihat Eva. Wajah Rafa basah oleh air mata. Jelas sekali jejak kesedihan karena ditinggal belahan jiwanya. Meskipun sulit, Rafa berusaha menampilkan senyum pada Eva. Rafa menyerahkan bayinya ke gendongan kakaknya.

"Semoga Bapak diberi ketabahan. Sekarang, Ibu Arumi berada dalam pelukan Tuhan. Dia adalah wanita hebat."  

 Eva adalah salah satu penyewa kos milik Rafa yang datang ke pemakaman menyampaikan duka cita. Dia memberi kalimat penyemangat pada Rafa yang terlihat rapuh. 

"Terima kasih, Eva," ucap Rafa yang dibalas anggukan oleh Eva.

Rafa duduk di samping kuburan dan memperbaiki letak bunga Lily putih yang sengaja disusun untuk menghiasi batu nisan. 

"Kamu masih hidup di sini dan di sini, Sayang." Rafa menunjuk dadanya sebelah kiri lalu beralih ke kepalanya. "Ragamu memang tidak menemani kami lagi, tapi kamu abadi dalam ingatan aku, juga bagi anak kita."

Rafa mengusap air matanya. "Aku janji akan menjaga bayi kita. Aku akan membesarkan dia menjadi perempuan hebat sepertimu. Kamu pegang janjiku."

Eva tanpa sadar meneteskan air matanya lagi. Dia bisa merasakan sakit keluarga berduka itu. Juga bisa melihat ketulusan cinta dari bapak kosnya kepada istrinya. Sangat menyentuh, sehingga Eva menginginkan pria masa depannya juga mencintainya hingga akhir hayat seperti cinta bapak kosnya. Cepat-cepat Eva mengusap basah di pipinya. 

"Ayo pulang, Raf!" Dona, kakak Rafa mengusap punggung adiknya. 

"Aku masih mau di sini, Kak. Pulang saja lebih dulu." Rafa menolak. Dia masih ingin menemani istrinya.

Dona memutar bola matanya. Dia cukup kesal dengan sikap Rafa yang terlalu menyesali kepergian istrinya. 

"Kamu, bisa gendong bayi?" tanya Dona.

Eva yang berdiri di samping Dona menunjuk dirinya sendiri dan berkata, "Ibu tanya saya?" 

Dona mengangguk, "Bisa 'kan? Bantu saya gendong anak Rafa dulu. Saya harus paksa anak ini untuk pulang. Kalau tidak, bisa-bisa kita dibuat bermalam di sini."

Sebelum Eva memberikan respon, bayi itu sudah Dona pindahkan ke tangan Eva. Bayi itu tidak berat, tapi Eva terlihat tertekan dengan bayi digendongannya. Ini pertama kalinya, Eva menggendong bayi baru lahir. Ketakutan dan perasaan was-was melingkupinya.

'Bagaimana kalau bayi ini tiba-tiba bergerak dan jatuh?' pikir Eva yang membuatnya semakin ketakutan.

"Rafa, ayo pulang! Kasihan anak kamu. Kakak tau kamu bersedih, tapi nggak seharusnya kamu bersikap seperti ini. Arumi sudah tiada, kamu harus merelakannya. Sekarang, kamu punya bayi yang harus dipedulikan." 

Tidak mendapat respon dari Rafa, Dona menarik tangan adiknya. "Raf, pulang!"

Rafa mengangguk dan bangkit. "Aku pamit pulang, Sayang. Tenanglah di sana. Aku akan menyusulmu suatu hari nanti."

Langkah kaki Rafa berat meninggalkan istrinya tidur sendirian di sana. Kehilangan seorang istri atau ibu adalah pengalaman paling buruk yang dialami oleh seorang suami atau anak. Kalau bisa, Rafa ingin menukar dengan nyawanya. Bayi mereka akan lebih baik jika memiliki ibu tanpa ayah, dibanding ayah tanpa ibu. Bayi mungil itu lebih membutuhkan sosok ibu.

***

"Udah mau balik?"

Eva terperanjat dengan suara dari arah belakangnya. Ketika menoleh, dia mendapati Rafa berdiri di sana.

Eva mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Rafa.

"Kamu pulang pakai apa?" kata Rafa.

"Saya udah pesan ojek online, Pak. Bentar lagi sampai." 

"Makasih ya, Eva. Kamu banyak bantu saya hari ini." Rafa mengucap dengan tulus.

Lagi, Eva mengangguk sebagai balasan. 

"Selama beberapa minggu, mungkin bulan, saya nggak balik ke kos dulu. Kamu sama teman-teman kamu tetap hati-hati di sana. Ingat jam malam. Kunci gerbang."

"Iya, Pak. Aman." Eva mengatakannya dengan yakin. Dia tahu penjagaan dan aturan kos sangat ketat. Tetapi, itu wajar karena kos hanya dihuni oleh perempuan.

"Anak Bapak ke mana?" tanya Eva yang menyadari sejak pulang dari pemakaman, bayi itu tidak terlihat.

"Dia tidur sama kakak saya."

"Bapak nggak ada niat gitu buat cari ibu baru buat anak bapak?" tanya Eva dengan nada bercanda. Dia bisa melakukannya, karena melihat Rafa cukup santai sekarang.

"Kamu mau?" tanya Rafa.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rsn Ou
lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status