Share

Ibu Sang Pewaris
Ibu Sang Pewaris
Penulis: Jewellrytion

Bab 1 Terkejut

Penulis: Jewellrytion
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-13 14:29:29

Bab 1 Terkejut

"Dikasih kerjaan enak kok nolak sih, Jasmine? Nyari kerja sekarang susah, Mbak. Ayu-ayu ‘kok ya ndak bisa diajak memanfaatkan potensi!" ketus pemilik travel.

Jasmine menghela nafas panjang.

Bukannya dia tidak memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Jasmine sadar dia butuh uang untuk membesarkan Zico–putranya–seorang diri.

Zico sudah berusia 6 tahun dan akan masuk Sekolah Dasar.

Susah payah, Jasmine menyekolahkannya di sekolah swasta karena usia Zico masih terlalu dini untuk standar masuk ke Sekolah Dasar Negeri. Selain itu, Jasmine juga sudah melewati kesulitan saat meyakinkan pihak sekolah mengenai dokumen kelahiran Zico.

Namun, dia merasa tak sanggup jika bekerja di lingkungan toxic terus-menerus.

Dengan kemampuannya, Jasmine merasa dirinya mampu bekerja dengan baik sebagai pemandu wisata di salah satu travel agent lokal. .

Sayangnya, dia justru sering dikerjai oleh teman kerjanya!

Puncaknya adalah Jasmine hampir saja dijual beberapa hari yang lalu oleh temannya sendiri kepada tamu yang menggunakan jasa travel agennya!

Dan, bos tempat ia bekerja pun mendukung. Katanya, jika itu bisa menaikan pendapatan kantor, ia setuju-setuju saja. Jasmine akan diberikan bonus nanti.

Gila bukan? Sungguh, Jasmine tak habis pikir dibuatnya.

“Hei, kamu dengar ’kan?! Kamu harus fleksibel kalau mau maju, Jasmine,” gerutu pria itu, “Sudahlah, saya anggap kamu gak pernah ngomong ini. Lebih baik, kamu kembali kerja sana!”

Jasmine segera tersadar dari lamunannya, menahan rasa emosi.

"Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan pada saya. Tapi, maaf saya memang memutuskan untuk berhenti."

Dengan harga diri yang masih tersisa, Jasmine menatap lurus mantan atasannya itu

Segera, ia keluar dari ruko–tak menghiraukan ucapan pedas dari serigala kapitalis di belakangnya.

Bukannya apa, Jasmine lebih baik mundur dan mencari pekerjaan lain yang lebih dapat memanusiakan manusia. Ia yakin pasti masih ada tempat untuknya mengais rizki. syukur-syukur bisa mendapat kerja kantoran seperti dahulu

*******

“Hufft….” Jasmine menghela nafas sambil berjalan di selasar pertokoan kota Malang.

Meski sudah memikirkan baik-baik pengunduran dirinya, tetap saja Jasmine tidak tenang. Karena disaat pengeluarannya sedang membengkak, ia justru kehilangan perkejaan.

Jasmine memang memiliki tabungan yang dapat ia jadikan pegangan, tetapi Jasmine khawatir kalau-kalau tidak cukup untuk menghidupi mereka dan membayar gaji pengasuh Zico ke depannya.

“Ya Allah, aku harus cari kerja apa?” batin Jasmine pedih.

Ditengah pikiran kalut dan tatapan kosong, ia menyebrang jalan dan tidak memperhatikan sekitar jalan.

Tiiiiiiiiiiin!

Suara klakson panjang dari mobil BMW terdengar nyaring–membuyarkan lamunannya.

Jasmine terperanjat sambil menutup matanya. Pasrah, jika memang harus tertabrak.

Satu detik ... dua detik ... tiga detik ….

Sampai hitungan ke-6, Jasmine tak merasakan tubuhnya tertabrak.

Ia pun membuka mata–mengerjap pelan dengan jantung yang berdetak kencang.

Ternyata, mobil sedan hitam itu berhenti tepat di ujung lututnya—hanya berjarak sekitar 15 cm saja!

"Hei, Mbak! Kalau jalan, lihat-lihat, dong!! Jangan jalan sambil bengong begitu. Sengaja banget biar ketabrak?!" umpat pria di balik kemudi–sambil mengeluarkan kepala dan setengah badannya lewat jendela.

"Heh, enak aja kamu bilang! Siapa yang sengaja pengen ditabrak? Dasar! Mentang-mentang orang kaya, seenaknya aja nuduh orang. Kamu sendiri yang bawa mobil ga hati-hati!!"

Jasmine yang masih dilanda syok seketika merasa kesal. Sudah nyaris tertabrak malah disalahkan? Yang benar saja!

"Eh, berani banget, ya? Si mbaknya yang salah, malah nyalahin balik!"

Pengendara itu ikut tersulut emosi dan keluar dari pintu kemudi mobil.

Jasmine menantang pria itu, menatapnya nyalang meski kakinya bergetar. "Mau apa kamu?!!"

Pria itu tak kalah melototkan matanya serta menunjuk wajah Jasmine.

Sayangnya, dia tidak fokus lagi karena kecantikan Jasmine.

Matanya bahkan tak berkedip–di balik kacamata hitam miliknya.

"Cantik!" ucapnya walau dalam hati.

Cukup lama mereka bertatapan sampai sebuah suara yang familier mengagetkan keduanya.

“Haduh udah Heru, sama perempuan aja kamu gampang banget tersulut emosi. Kan tinggal.. Jasmine?” Pria itu tak melanjutkan ucapannya

Ia berhenti, terperanjat melihat wanita yang selama tujuh tahun ini dicarinya

*****

Setelah melihat ke arah sumber suara, Jasmine sontak kaget–mematung.

"Kemal..." gumamnya pelan.

Tatapan mata antara Jasmine dan pria tampan khas Turki–yang baru menyebut namanya–terkunci beberapa saat.

Waktu bahkan seakan berhenti ketika dua pasang mata yang dulu saling memuja itu bertatapan.

Namun, deheman dari pria yang bertengkar dengan Jasmine tadi, seketika membuyarkan keduanya.

"Ekheem … udah liat-liatannya, bos??" Pria itu tampak bingung dengan apa yang terjadi dengan bosnya.

"Jasmine … " gumam Kemal yang masih bisa didengar jelas oleh dua orang di hadapannya.

Jasmine sontak tersadar dan mendadak panik.

Kemal Halil Ozdemir adalah pria yang pernah dia cintai dan ayah kandung dari Zico–putranya.

Namun, keluarga arogan pria itulah yang menghancurkan hidupnya. Bahkan, Jasmine harus sampai pergi menjauh agar keluarganya yang kaya raya itu tak menyentuh Jasmine dan anaknya.

Tubuh Jasmine terlihat bergetar.

Namun, dia mencoba berbicara senormal mungkin.

"Saya gak kenal Anda. Maaf jika mengganggu jalan kalian."

Setelah mengatupkan tangan di depan dada, Jasmine segera berbalik dan berjalan dengan cepat–mencoba kabur sebisanya!

"Jazz … Jasmine! Wait!"

Bersambung..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 27. Terjebak (Lagi)

    Jasmine berjalan menuju pintu keluar. Sesampainya di lobi, wanita itu merogoh tasnya ingin mengambil ponsel untuk memesan taksi online. Tapi sial ponselnya kehabisan daya. "Bagus!" Maki Jasmine pada dirinya sendiri. "Bagaimana ini, mana di luar turun hujan." Ia mendengus pelan. Jasmine menyalahkan kecerobohannya. Gara-gara salah input tanda koma, jadi telat pulang. Padahal ia sudah sudah sangat rindu putra semata wayangnya, ditambah interaksinya dengan Kemal membuatnya ingin segera meninggalkan gedung itu. Tapi hujan tak kunjung reda. Jasmine melihat risau lagi arloji di pergelangan tangannya. "Sudah hampir jam 8 malam," keluhnya. Menatap kembali luar gedung, lalu ia berdiri. Bersiap menerobos hujan meski tak sederas tadi sore. Jasmine harus pulang saat itu juga, Zico pasti khawatir menunggu ibunya yang tanpa kabar sejak sore. Jasmine akan menunggu taksi di halte dekat gedung itu saja. Sedikit basah tak akan membuatnya sakit, kan? Jasmine sudah biasa. Wanita 30 tahun itu berl

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 26. Berdebat Lagi

    Hari-hari berikutnya di kantor berjalan normal, setidaknya Jasmine bisa bernapas lega dan konsentrasi pada pekerjaannya. Padahal Kemal memang sengaja memberi jeda agar Jasmine tidak takut padanya.Pembicaraan mereka kemarin dirasa cukup membuat Jasmine tak berkutik. Wanita itu benar-benar terkurung lagi dalam hidup Kemal. Katakanlah untuk beberapa bulan mendatang.Bukan Jasmine tak paham, wanita itu sadar betul Kemal tak akan melepaskannya dengan mudah. Jasmine harus bersabar sambil mengumpulkan kembali pundi-pundi uangnya, baru kemudian ia benar-benar akan keluar dari perusahaan itu.Namun hari ini, Jasmine harus satu lift dengan pria yang wanginya telah lama menjadi favoritnya itu. Jasmine tak sengaja menggunakan lift direksi saat akan turun ke loby. Jasmine ingin segara pulang. Tapi tindakan cerobohnya malah memberikan keduanya waktu bersama. Keheningan menyelimuti. Jasmine tak berani bicara. Ia menggenggam eratnya. Malas melihat ke depan, dimana ada pantulan diri Kemal. Pria itu

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 25. Mulai Berdebat

    Jasmine kembali ke kubikelnya lagi setelah diminta untuk memberikan laporan ke meja Kemal. Wanita itu menjatuhkan punggung pada sandaran kursi, seraya mengembuskan napas berat. Ia coba mengumpulkan keberanian menghadapi Kemal sendirian. Bagi Jasmine ini seperti mendatangi sendiri singa yang sedang lapar. Merelakan diri menjadi buruannya. Jasmine pusing sendiri. Tapi demi gaji dua digit-nya, Jasmine harus sanggup. Dua digit, Jasmine. Semangat! Jasmine membayangkan angka itu masuk dengan tertib ke rekeningnya tiap bulan. Membayangkan sekolah Zico, sewa apartemen dan biaya pemeliharaannya, budget makan selama satu bulan,serta gaji Mbak Murni. Dengan gaji sebesar itu, ia dapat memberikan Zico kehidupan yang lebih baik. Dan yang paling utama, ia bisa hidup mandiri tanpa merepotkan Zacky lagi. Dengan segera beranjak dari kubikelnya menuju lantai paling horor di gedung ini. Lantai tempat Kemal berada. Sampai di cluster khusus pimpinan, Jasmine bertemu dengan Hansen, sekretaris

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 24. Skak Mat

    "Kembali ke tempat dudukmu!" perintah Kemal bak sengatan listrik yang membuat Jasmine kena serangan jantung. Skak mat! Jasmine kembali ke kursinya dengan wajah memerah karena malu. Tidak ada yang tahu bahwa dua orang itu saling kenal, mereka hanya melihat kasihan pada Jasmine, di rapat pertamanya wanita itu harus mendapat teguran dan tatapan tajam dari big bos mereka. Jasmine hanya bisa berharap rapat ini berjalan singkat. Iya, semoga saja singkat. Sebab dirinya jadi kesulitan napas karena serangan jantung mendadak yang dialaminya barusan. Jasmine berusaha fokus meski sulit. Diam-diam ia memperhatikan Kemal. Pria yang telah ia tinggalkan tujuh tahun itu, terlihat berbeda sekarang. Kemal lebih bisa mengendalikan diri, dengan tetap fokus pada materi rapat, diskusi dengan para petinggi yang lain, walau sesekali tatapan mereka bertemu, Kemal dengan cepat memutusnya dan menguasai diri. Jasmine tahu, Kemal pasti ingin berbicara banyak dengannya. Mengingat pertemuan tak sengaja

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 23. Bertemu (Lagi)

    "Jasmine, jangan lupa meeting gabungan nanti sore, ya." Rekan kerja Jasmine mengingatkan."Meeting gabungan, Mbak Pur?""Iya. Big Boss mendadak ngadain meeting gabungan. Feelingku sih buat nyecer anak-anak tentang mega proyeknya, katanya ada masalah," terang Mbak Pur. "Tapi aku baru gabung, Mbak. Belum megang proyek itu." Jasmine tiba-tiba gugup. "Tenang, kamu siapin aja bahan dan laporan tim kita. Filenya ada di folder ini." Mbak Pur menunjuk pada layar komputernya, menunjukkan folder yang harus Jasmine lihat. "Aku juga bikin kok, biar nanti kita bisa saling back up, in case si Boss tanya-tanya," terangnya lagi.Jasmine hanya mangguk-mangguk pasrah. Sore itu, pekerjaannya hampir selesai. Jasmine sudah membayangkan akan pulang cepat dan menemani Zico ke toko buku seperti permintaannya tadi pagi. Namun sayang, rupanya ada rapat dadakan yang harus dihadirinya. Ini adalah rapat gabungan pertama baginya, dan Jasmine harus menampilkan performa terbaik nanti.Bersama dengan staff yang lai

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 22. Ibu Sang Pewaris

    Hansen mulai membuka mata, terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal karena seharian tidur meringkuk di sofa empuk. "Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi. Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'. “Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Heru menyindir rekan kerjanya. Sementara Hansen hanya meringis. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Jam segini, Kemal sedang asyik memata-matai Jasmine. Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi diminta untuk berkumpul oleh Heru. Pria itu melakukan briefing dadakan. “Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DI-LA-RANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham!" Mereka menj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status