Home / Romansa / Ibu Sang Pewaris / Bab 2. Kenapa Harus Bertemu Lagi?

Share

Bab 2. Kenapa Harus Bertemu Lagi?

Author: Jewellrytion
last update Last Updated: 2022-12-13 15:06:31

Jasmine pasrah, jika memang harus tertabrak.

Hingga satu detik ... dua detik ... tiga detik ... sampai hitungan ke enam, Jasmine tak merasakan tubuhnya tertabrak.

Ia kembali membuka matanya, mengerjap pelan dengan jantung yang berdegup kencang. Ternyata mobil itu berhenti sekitar lima belas senti tepat di ujung lututnya.

"Hei Mbak, udah nggak sayang nyawa?! Kalau nyebrang lihat-lihat dong! Jangan sembarangan, kalau ketabrak nanti saya yang disalahin!" Seorang pria keluar dari mobil, mengumpat dirinya.

Jasmine tersentak, tapi kemudian malah mendekat dengan wajah panik.

"Ma-maaf Pak. Tolong, saya dikejar orang jahat. Dia mau mencelakai saya!"

Itu adalah kalimat pertama yang terlintas dalam pikirannya. Jasmine harus meminta pertolongan, dan mungkin ini adalah cara Tuhan menolongnya.

Pria tersebut tentu bingung dengan apa yang diucapkan wanita yang hampir saja ditabraknya. Namun sejurus kemudian datang pria hidung belang beserta dua pengawalnya. Pria berkumis itu memanggil Jasmine dengan mesra, membuat wanita itu jijik.

Jasmine spontan berlindung di balik tubuh pria yang marah-marah padanya. Beruntung pria tersebut memahami keadaan. Dia sudah bersiap membentengi wanita yang meminta pertolongannya.

Namun, begitu ketiganya bergerak maju, seorang pria lain keluar dari mobil. Pria itu bertubuh tinggi, menghadang mereka untuk mendekati Jasmine. Sekarang, dua pria berdiri menjulang melindungi Jasmine. Sedang wanita itu hanya menatap ketakutan.

Karena tak terima dihalangi, akhirnya mereka terlibat adu mulut yang berujung perkelahian.

"Heru, si kurus itu bagianmu. Aku bereskan Pak Kumis dan cecunguknya!" Pria dengan kacamata hitam itu memberi perintah pada temannya.

Dua pria tampan melawan tiga penjahat, seperti adegan di film-film action. Sesuai perintah, pria bernama Heru itu melawan satu orang, sedangkan si hidung belang itu menjadi santapan empuk pria bertubuh tinggi dengan setelan jas hitam, setelah dia mengalahkan satu pengawal lainnya.

Kulitnya putih kemerahan dengan kacamata hitam yang masih bertengger di hidungnya. Karakter wajah dan perawakannya bisa dipastikan dia orang asing. Gerakan berkelahinya pun lihai seperti sudah terlatih.

Ketiga orang jahat itu berhasil dilumpuhkan. Mereka lari tunggang langgang dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya sambil mengumpat tak jelas.

"Beraninya sama perempuan, dasar banci! Ganti pakai rok aja, dasar pengecut!" teriak pria asing itu dengan bahasa Indonesia yang logatnya masih kental aksen bule-nya.

"Keren boskuu!" puji Heru, sambil mengacungkan dua jempol. Sementara Jasmine menatapnya takjub.

Pria yang dipanggil bos, tertawa kecil seraya membuka kacamatanya lalu ia menoleh ke arah Jasmine.

"Ada yang terluka? Lain kali hati-hati kalau ..." Ia tak melanjutkan ucapannya karena terkejut. Gerakannya terhenti karena terpana melihat wanita yang selama tujuh tahun ini dicari ternyata ada di hadapannya.

Jasmine yang juga menatap pria itu, sama terkejutnya. Untuk kali ini, Jasmine benar-benar mematung, tenaganya lenyap entah menguap ke mana. Telinganya terasa tuli, dia hanya bisa mendengar debaran jantungnya yang menguat.

"Kemal?!" gumamnya pelan.

Tatap dua orang itu terkunci beberapa saat. Masing-masing terpana, seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Waktu bahkan seolah berhenti ketika dua pasang mata yang dulu saling memuja itu bertemu di garis pandang yang sama. Ada rasa yang tak bisa dilukiskan dengan kata, hingga bibir pria itu bergetar saat menyebut namanya.

"Jasmine ..."

Jasmine terlihat syok. Pria bernama Kemal Halil Ozdemir, pangeran tampan dari Turki itu adalah pria yang pernah mengisi hari-harinya. Bahkan Jasmine pernah memberikan seluruh hidup dan hatinya hanya untuk pria itu.

Tubuh Jasmine gemetar saking terkejut, namun sekuat mungkin ia mencoba untuk tetap terlihat normal. 

"Kau baik-baik saja?" Kemal mendekat dengan tatap penuh cemas.

Namun Jasmine mundur selangkah. "Terima kasih, dan maaf sempat mengganggu jalan kalian." Wanita bersurai gelap itu mengatupkan tangan di depan dada, lantas berbalik dan pergi. Jasmine mencoba kabur lagi sebisanya.

Kemal yang juga masih syok termenung beberapa saat, dirinya mencoba mencerna kejadian yang terjadi sampai ia sadar, Jasmine telah beranjak pergi. Kemal langsung berlari mengejarnya.

“Jasmine!”

Jasmine tak menghiraukannya, ia harus menghindari Kemal. Namun pria itu terus mengejarnya, sehingga Jasmine akhirnya kejar-kejaran lagi.

Kemal kembali berteriak manggilnya sambil berusaha menyamakan langkah. Usahanya tak sia-sia. Kemal akhirnya dapat menggapai tangan wanita bersurai gelap itu untuk menahan langkahnya.  

Jasmine berbalik dengan menatap tajam, tak suka karena Kemal menariknya kuat. Pria itu mengendurkan sedikit cekalannya sambil mengatur napas. Ada binar rindu yang teramat besar dari netranya yang dalam. Tatapan itu persis seperti Zico.

Tanpa sadar, Jasmine memindai Kemal. Tampilannya sungguh acak-acakan, rambut berantakan dengan bulir keringat di dahi dan dekat pelipis mata. Dasi sudah miring dan sedikit longgar. Baju pun terlihat sudah kusut karena berkelahi tadi. Tapi anehnya, Kemal justru terlihat ... semakin memesona.

"Akhirnya aku menemukanmu," katanya dengan lega. Matanya berbinar menatap wanita yang tingginya hanya sebatas dadanya.

"Anda siapa? Jangan ganggu saya!"

Alis Kemal menyatu, heran dengan jawaban Jasmine. Kenapa wanita itu malah pura-pura tak mengenalnya. Bukankah tadi Jasmine sempat menyebut namanya?

"Ini aku, Kemal!" Pria itu menunjuk dirinya sendiri. "Jasmine, hayatım, aku menemukanmu," ujarnya dengan tatapan nanar. Menyebut Jasmine dengan panggilan sayang berbahasa Turki.

"Bukan, mungkin Anda salah orang."

"Aku nggak mungkin salah orang. Kau Jasmine-ku, and I miss you ..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 27. Terjebak (Lagi)

    Jasmine berjalan menuju pintu keluar. Sesampainya di lobi, wanita itu merogoh tasnya ingin mengambil ponsel untuk memesan taksi online. Tapi sial ponselnya kehabisan daya. "Bagus!" Maki Jasmine pada dirinya sendiri. "Bagaimana ini, mana di luar turun hujan." Ia mendengus pelan. Jasmine menyalahkan kecerobohannya. Gara-gara salah input tanda koma, jadi telat pulang. Padahal ia sudah sudah sangat rindu putra semata wayangnya, ditambah interaksinya dengan Kemal membuatnya ingin segera meninggalkan gedung itu. Tapi hujan tak kunjung reda. Jasmine melihat risau lagi arloji di pergelangan tangannya. "Sudah hampir jam 8 malam," keluhnya. Menatap kembali luar gedung, lalu ia berdiri. Bersiap menerobos hujan meski tak sederas tadi sore. Jasmine harus pulang saat itu juga, Zico pasti khawatir menunggu ibunya yang tanpa kabar sejak sore. Jasmine akan menunggu taksi di halte dekat gedung itu saja. Sedikit basah tak akan membuatnya sakit, kan? Jasmine sudah biasa. Wanita 30 tahun itu berl

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 26. Berdebat Lagi

    Hari-hari berikutnya di kantor berjalan normal, setidaknya Jasmine bisa bernapas lega dan konsentrasi pada pekerjaannya. Padahal Kemal memang sengaja memberi jeda agar Jasmine tidak takut padanya.Pembicaraan mereka kemarin dirasa cukup membuat Jasmine tak berkutik. Wanita itu benar-benar terkurung lagi dalam hidup Kemal. Katakanlah untuk beberapa bulan mendatang.Bukan Jasmine tak paham, wanita itu sadar betul Kemal tak akan melepaskannya dengan mudah. Jasmine harus bersabar sambil mengumpulkan kembali pundi-pundi uangnya, baru kemudian ia benar-benar akan keluar dari perusahaan itu.Namun hari ini, Jasmine harus satu lift dengan pria yang wanginya telah lama menjadi favoritnya itu. Jasmine tak sengaja menggunakan lift direksi saat akan turun ke loby. Jasmine ingin segara pulang. Tapi tindakan cerobohnya malah memberikan keduanya waktu bersama. Keheningan menyelimuti. Jasmine tak berani bicara. Ia menggenggam eratnya. Malas melihat ke depan, dimana ada pantulan diri Kemal. Pria itu

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 25. Mulai Berdebat

    Jasmine kembali ke kubikelnya lagi setelah diminta untuk memberikan laporan ke meja Kemal. Wanita itu menjatuhkan punggung pada sandaran kursi, seraya mengembuskan napas berat. Ia coba mengumpulkan keberanian menghadapi Kemal sendirian. Bagi Jasmine ini seperti mendatangi sendiri singa yang sedang lapar. Merelakan diri menjadi buruannya. Jasmine pusing sendiri. Tapi demi gaji dua digit-nya, Jasmine harus sanggup. Dua digit, Jasmine. Semangat! Jasmine membayangkan angka itu masuk dengan tertib ke rekeningnya tiap bulan. Membayangkan sekolah Zico, sewa apartemen dan biaya pemeliharaannya, budget makan selama satu bulan,serta gaji Mbak Murni. Dengan gaji sebesar itu, ia dapat memberikan Zico kehidupan yang lebih baik. Dan yang paling utama, ia bisa hidup mandiri tanpa merepotkan Zacky lagi. Dengan segera beranjak dari kubikelnya menuju lantai paling horor di gedung ini. Lantai tempat Kemal berada. Sampai di cluster khusus pimpinan, Jasmine bertemu dengan Hansen, sekretaris

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 24. Skak Mat

    "Kembali ke tempat dudukmu!" perintah Kemal bak sengatan listrik yang membuat Jasmine kena serangan jantung. Skak mat! Jasmine kembali ke kursinya dengan wajah memerah karena malu. Tidak ada yang tahu bahwa dua orang itu saling kenal, mereka hanya melihat kasihan pada Jasmine, di rapat pertamanya wanita itu harus mendapat teguran dan tatapan tajam dari big bos mereka. Jasmine hanya bisa berharap rapat ini berjalan singkat. Iya, semoga saja singkat. Sebab dirinya jadi kesulitan napas karena serangan jantung mendadak yang dialaminya barusan. Jasmine berusaha fokus meski sulit. Diam-diam ia memperhatikan Kemal. Pria yang telah ia tinggalkan tujuh tahun itu, terlihat berbeda sekarang. Kemal lebih bisa mengendalikan diri, dengan tetap fokus pada materi rapat, diskusi dengan para petinggi yang lain, walau sesekali tatapan mereka bertemu, Kemal dengan cepat memutusnya dan menguasai diri. Jasmine tahu, Kemal pasti ingin berbicara banyak dengannya. Mengingat pertemuan tak sengaja

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 23. Bertemu (Lagi)

    "Jasmine, jangan lupa meeting gabungan nanti sore, ya." Rekan kerja Jasmine mengingatkan."Meeting gabungan, Mbak Pur?""Iya. Big Boss mendadak ngadain meeting gabungan. Feelingku sih buat nyecer anak-anak tentang mega proyeknya, katanya ada masalah," terang Mbak Pur. "Tapi aku baru gabung, Mbak. Belum megang proyek itu." Jasmine tiba-tiba gugup. "Tenang, kamu siapin aja bahan dan laporan tim kita. Filenya ada di folder ini." Mbak Pur menunjuk pada layar komputernya, menunjukkan folder yang harus Jasmine lihat. "Aku juga bikin kok, biar nanti kita bisa saling back up, in case si Boss tanya-tanya," terangnya lagi.Jasmine hanya mangguk-mangguk pasrah. Sore itu, pekerjaannya hampir selesai. Jasmine sudah membayangkan akan pulang cepat dan menemani Zico ke toko buku seperti permintaannya tadi pagi. Namun sayang, rupanya ada rapat dadakan yang harus dihadirinya. Ini adalah rapat gabungan pertama baginya, dan Jasmine harus menampilkan performa terbaik nanti.Bersama dengan staff yang lai

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 22. Ibu Sang Pewaris

    Hansen mulai membuka mata, terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal karena seharian tidur meringkuk di sofa empuk. "Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi. Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'. “Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Heru menyindir rekan kerjanya. Sementara Hansen hanya meringis. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Jam segini, Kemal sedang asyik memata-matai Jasmine. Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi diminta untuk berkumpul oleh Heru. Pria itu melakukan briefing dadakan. “Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DI-LA-RANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham!" Mereka menj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status