Share

Ibu Susu Bayi Mafia Kejam
Ibu Susu Bayi Mafia Kejam
Penulis: Fitria callista

Bab 1

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 10:30:27

"Maaf, bayi yang ibu lahirkan telah tiada."

Ucapan suster itu sontak membuat hati Dilara terasa seperti dihempas ke tanah.

"Ini tidak mungkin," lirihnya tanpa sadar.

Bagaimana bisa?

Dilara ingat sehari sebelumnya, saat pembukaan dan kontraksi, bayinya yang masih dalam kandungannya itu tampak sehat dan sempurna saat pemeriksaan USG.

Segera, ia menoleh ke arah suami dan ibu mertuanya yang berdiri tidak jauh dari tempat tidurnya, guna mencari pertolongan.

Mungkin dia salah dengar, kan? Atau sedang dikerjai?

Namun, ucapan ibu mertuanya justru tak disangka, "Ternyata kau seorang wanita yang sungguh tidak berguna! Gara-gara kau tidak menjaga anakmu dengan baik, aku kehilangan cucuku, dan anakku kehilangan darah dagingnya."

“Sia-sia, mahar 2 miliar yang kami berikan pada keluargamu.”

Mendengar itu, jantung Dilara seperti dibuat berhenti berdetak.

Ditambah lagi, tatapan dingin suaminya begitu tajam. "Kalau kamu gak suka ibuku, kamu tidak perlu sampai meminum racun untuk membunuh anak kita yang ada di dalam kandunganmu! Seharusnya jika kau itu tidak ingin untuk melahirkan anak untukku, berikan saja padaku, Dilara,” ucap Arman kecewa, bahkan ia berbicara tanpa menatap ke arah wajah istrinya.

Racun? Apa maksud suaminya itu menuduh dirinya meminum racun atau obat penggugur untuk membunuh bayi yang ada di dalam kandungannya sendiri?

Jelas-jelas selama ini Dilara juga sangat menunggu untuk kelahiran bayi yang sudah 9 bulan lebih berada di dalam kandungnya.

“Mas, ini—”

Tok Tok!

Belum sempat Dilara bicara, pintu ruangan itu telah diketuk.

Arman terlihat berjalan ke arah sana.

Dilara semakin bingung, terlebih ekspresi wajah ibu mertuanya, yang sebelumnya terlihat marah tiba tiba mengeluarkan sebuah senyuman miring?

"Anda bisa melakukan penangkapan pada istri saya, ini bukti-buktinya. Kalau selama kehamilan, istri saya itu meminum obat penggugur kandungan untuk membunuh bayi yang ada di dalam kandungannya sendiri. Dan ini juga beberapa faktur pembelian obat penggugur kandungan yang istri saya beli di sebuah apotek yang sudah diresepkan oleh dokter yang bekerja sama dengannya."

Dilara terbelalak kala mendengar Arman berbicara dengan lugas dan terlihat menyerahkan beberapa kertas kepada petugas polisi yang datang.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya. Dilara sungguh tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh suaminya.

Alih-alih menjawab, Arman justru membiarkan polisi mendekati Dilara, "Ibu Dilara, Anda kami tangkap atas dugaan pembunuhan berencana pada bayi yang ada di dalam kandungan ibu."

Dan semua terjadi begitu cepat.

Dua polisi wanita nampak berjalan ke arah Dilara lalu memborgol kedua tangannya, lalu membawa tubuh Dilara yang baru tadi pagi melahirkan secara normal dengan gerakan kasar.

Dilara meringis kala merasakan sakit luar biasa pada bekas jahitannya.

Namun, lidah Dilara terasa begitu kelu.

Ia sampai tidak mampu hanya untuk mengucapkan sepatah kata pun pada suami yang selama menikahinya setahun ini walau mereka dijodohkan.

Padahal sebelumnya suaminya tampak selalu memberikan cinta kasih kepada Dilara.

"Apakah itu semua hanya palsu?" batin Dilara pedih sembari menatap nanar ke arah suaminya yang terlihat membalas tatapannya dengan tatapan dingin saat pihak kepolisian membawanya.

***

"Dilara Amel Radit!"

Panggilan seorang sipir penjara membuat Dilara yang sedang tersungkur di lantai dingin penjara akibat dipukul secara membabi buta nampak menoleh.

Ya, sudah dua hari Dilara meringkuk di sel bersama dengan para tersangka lain.

Namun, ia mendapatkan perlakukan yang sungguh buruk di sana.

Entah kenapa, 5 orang yang berada dalam satu sel yang sama dengannya menyiksa dirinya?

Dari menyudut rokok di tubuh mulus Dilara, memukul tubuh secara membabi buta dan juga wajahnya tanpa belas kasih.

Sekarang ini wajah Dilara sudah tidak terbentuk.

Bahkan di area mata juga bengkak dan banyak bekas lebam dan juga membiru, hal itu sungguh membuat penglihatan Dilara sedikit terganggu.

"Buruan kau itu berdiri! Gak usah cengeng dan sok lemah, nama mu sekarang ini di panggil oleh sipir penjara," titah salah satu teman satu sel Dilara dengan nada suara kasar.

Dengan penglihatan seadanya, Dilara berusaha bangkit berdiri walaupun sangat kesulitan, lalu berjalan ke sebuah bangku di ruangan khusus untuk menemui orang yang sekarang ini mencarinya.

"Ayah?" panggil Dilara dengan suara sedih.

Akhirnya, ayahnya di sini. Apakah pria itu akan melepaskannya dari neraka ini?

Namun bukannya menenangkan, pria yang berumur setengah abad yang duduk di depan Dilara, tanpa basa-basi bertanya, “Apakah ASI di dadamu itu masih keluar?"

"I - iya ayah masih keluar," sahut Dilara dengan nada terbata walau tak mengerti.

"Keluar apa?" tanya pria itu kesal. "Kalau ditanya sama orang tua itu jawab yang jelas!"

"Maaf Ayah ... ASI Dilara masih keluar banyak," sahut Dilara dengan nada terbata sembari menatap ayahnya dengan wajah takut.

Terlebih, Dilara menyadari bahwa tidak ada kepedulian sama sekali ditunjukkannya padanya oleh pria itu.

Mungkin karena dirinya bukan anak kandungnya? Meski demikian, rasanya tetap sakit bagi Dilara.

"Bagus," ucap sang ayah tiba-tiba, "ayah akan membantu untuk membebaskan mu dari sini.”

Deg!

“Benarkah, Ayah?”

Pria tua itu mengangguk. “Tapi dengan satu syarat. Setelah kau bebas, kau harus langsung bekerja di rumah Tuan David Moyes Guetta. Menjadi ibu susu untuk bayinya.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 163 TAMAT

    Alfa sudah tahu, tentang kekacauan pesta ulang tahun keponakannya yaitu Dinara bahkan menelan banyak sekali korban. Walaupun beberapa berita sudah tidak meninggalkan jejak, Alfa yang juga memiliki IQ yang tinggi tentu saja dengan mudah membuka kodenya. Didalam mobilnya, Alfa bertanya pada asisten pribadinya. "Apakah penembak jitu dan ninja yang kita sewa sudah standby disana?" "Sudah Tuan, ada 100 penembak jitu dan 200 ninja yang mengepung disana. Bahkan 200 orang kita lagi juga akan datang menyusul," sahut asisten pribadinya. Alfa tersenyum puas. Walaupun dia harus menguras dua pertiga hartanya untuk melakukan penyerangan sekarang ini. Dia sama sekali tidak keberatan, mengingat semua hal yang terjadi sekarang ini akibat ulah putranya. "Aku harus melakukan perhitungan pada Laras!" Tak berselang lama, mobil yang ditumpanginya berhenti di mansion mewah milik David. Bangunan yang sebelumnya terkena bom, sekarang sudah diperbaiki. Laras sedang duduk santai dihal

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 162

    "Dinara, kamu tidak perlu malu. Karena bagaimana pun juga kamu adalah pewaris tunggal semua kekayaan milik mamah dan juga ayah," ucap Dilara lembut pada putri semata wayangnya Dinara. "Tapi Mah, aku itu gak suka dandan sama berpakaian lebay seperti ini." kilah Dinara yang notabene memiliki watak tomboy. Berdandan cantik seperti seorang Princess sungguh hal yang Dinara benci. "Dinara kamu itu seorang perempuan. Dan pengumuman ini di lihat oleh banyak orang, apakah kamu ingin membuat ke dua orang tua mu ini malu?" Dilara berusaha keras untuk menasehati putrinya. Wajah Dinara semakin buruk, tapi dia tentu saja tidak bisa menolak keinginan ibunya. "Melihatmu dengan kaos oblong dan juga celana jeans bolong bolong!" tegur Dilara, suaranya terdengar masih begitu lembut. Karena Dilara tahu dan juga hafal watak putrinya. Semakin di kerasi, Dinara malah akan semakin memberontak. Ekspresi wajah Dinara tiba- tiba berubah ceria. "Tapi nanti aku memperkenalkan pacar ku ya, Mah!"

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 161

    Dilara merasa bingung memikirkan dampak yang mungkin terjadi setelahnya, namun hati nya yakin bahwa ini langkah yang baik agar Dinara dihormati dan bisa menerima tanggung jawab yang sesuai dengan posisinya yaitu sebagai pewaris tunggal. "Semoga keputusan kita ini tepat, sayang, dan Dinara bisa menjadi pewaris yang baik dan dapat mengendalikan kekayaan keluarga dengan bijaksana," harap Dilara. "Namun, alasan ku bukan itu saja... Saatnya semua orang tahu bahwa Dinara adalah putri keturunan orang berpengaruh di negeri ini. Saatnya mereka tunduk padaku," ujar Dilara dengan yakin, wajahnya menunjukkan tekad yang kuat. Beberapa hari lalu, saat Dinara sedih. Dilara sudah memikirkan dengan matang, bisa jadi alasannya putrinya sedih karena menindasnya. Walaupun dia tahu, putrinya tomboy dan tidak mudah ditindas. Tapi bukankah hal itu bisa saja terjadi? Dia teringat masa lalunya yang penuh dengan kesusahan dan kehilangan. Ketika ia hidup dalam kemiskinan, tanpa uang dan menjadi bulan-b

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 160

    Saat Devan baru pulang dari sekolah, ada seorang pria paru baya yang mengejarnya. Pria paruh baya itu memiliki bekas luka yang sangat mengerikan. Devan tidak bisa mengenali dengan jelas, wajah pria itu. "Apakah kamu mau ikut denganku? Laras dan Etnan bukan kedua orang tua kandungmu!" ujarnya, tapi Devan tidak percaya. Dia malah pergi meninggalkan pria itu seraya mengumpat, "Dasar gila!" Lalu Devan buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Sementara Pria itu hanya bisa memandang punggung Devan yang menjauh. Seorang pria menghampirinya, "Tuan Alfa. Apakah kita perlu memaksanya dengan menunjukkan bebarapa bukti." "Nggak perlu, aku nggak ingin terlalu memaksanya. Laras itu terlalu licik, bahkan dia adalah orang yang menjebak ku dan Keira." "Gara-gara dia, Keira sudah tiada. Bahkan dia juga sengaja menyiksa Devan selama ini!" imbuh Alfa. Pria yang ingin menemui Devan adalah Alfa Moyes, sepupu David. Dari awal Alfa memang berniat untuk jujur tentang Keira yang menga

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 159

    Semakin mendapatkan penolakan dari Devan, Dinara malah akan semakin mengejarnya. Sementara itu, didalam kelas. Mara bingung, melihat Devan yang dulu pernah menolak cintanya, tapi tiba-tiba berubah terus menempel padanya. "Devan, apakah kamu ingin membuat Dinara cemburu dengan kedekatan kita?" tanya Mara yang bisa mengerti isi hati Devan. Tapi bisa dekat dengan Devan sebagai sepasang kekasih adalah impiannya, Mara tahu. Hati Devan hanya untuk Dinara. Devan diam. Mara yang tahu kepribadian Devan lebih dari siapapun memilih untuk tidak memaksa. Bahkan dia juga tahu, tentang perilaku keji Laras pada Devan. Sepulang sekolah, Dinara yang sudah selesai mengerjakan ujian terakhirnya menunggu Devan. Dinara bersender pada dinding, wajahnya sangat cantik dan kulitnya seputih salju. Walaupun Dinara memiliki gaya tomboy, tapi hal itu malah menambah kecantikan dalam dirinya. Devan masih bisa merasakan, jantungnya berdegup begitu kencang. Namun, dia yang dari a

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 158

    Etnan bingung, melihat istrinya yang tiba-tiba bersikap baik kepada Devan. Bisanya istrinya akan memberikan makanan sisa atau hanya tempe dan sayuran, itu pun hanya diberikan sedikit. Tapi hal yang sekarang ini terjadi sungguh berbeda. Melihat pandangan suaminya, Laras pun bertanya, "kenapa melihatku seperti itu?" Etnan buru-buru menggeleng, tapi sebelum dia bisa melanjutkan ucapannya. Laras berkata lagi, "Bukankah katanya kamu ingin aku baik kepada Devan? Tapi aku baik seperti ini, kenapa kamu malah heran?" Etnan yang tidak mau terus bertengkar didepan Devan memilih mengalah, mengingat hari ini adalah momen yang paling ditunggu oleh anak yang sangat disayanginya itu. Ia memilih diam dan melanjutkan makanan didepannya. Laras memberikan sesuatu pada Devan, "tolong nanti serahkan ini pada pacarmu!" "Boneka?" Tanya Devan memasang ekspresi bingung. "Aku nggak tahu, Mah. Dinara suka atau tidak?" Etnan yang mendengar nama Dinara disebut, sontak merasa tidak asing dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status