Share

12. Perlakuan Khusus

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-02-11 20:32:52

Layla mendesah pelan, mengalihkan pandangan sejenak ke luar jendela sebelum kembali menatap Sydney.

"Tuan Morgan bukan pembunuh," sahut Layla akhirnya.

Sydney tidak berkedip, memperhatikan setiap perubahan ekspresi wanita paruh baya itu. Ada sesuatu di balik kata-kata Layla yang membuat Sydney semakin penasaran.

"Kalau bukan pembunuh, lalu apa, Bi?" Sydney mengetik cepat di ponselnya, lalu menunjukkan layar kepada Layla.

Layla ragu sesaat. "Tuan seorang pengusaha."

Sydney menaikkan alis. Itu jawaban yang terlalu umum.

"Pengusaha apa?" Sydney kembali mengetik.

Layla menatap Sydney sambil menghela napas, lalu bersandar di meja. "Poseidon Exports. Tuan Morgan adalah pemilik sekaligus CEO-nya."

Sydney mengernyitkan dahi. Nama itu terdengar familiar.

"Perusahaan pelayaran?" tanya Sydney melalui layar ponsel.

Layla mengangguk. "Bukan sekadar perusahaan pelayaran. Poseidon Exports merajai industri transportasi laut dan pengiriman barang internasional. Mereka memiliki ribuan kapal k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ani Fidela
menyentuh hati
goodnovel comment avatar
Suci Zal
alur cerita Nya kelihatan lebih seru dan menegangkan ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   336. Perbedaan Status Sosial

    “Benar, Nyonya. Nama lengkapnya Debby Phell,” ujar si anak buah setengah berbisik setelah kembali dari gerbang depan.Sydney mengangguk pelan. “Baik. Minta Bibi Layla siapkan minuman untuk Bibi Debby. Aku akan datang sebentar lagi.”Dengan cepat, Sydney menggamit tangan Jade dan Jane yang masih asyik berkotor-kotoran di taman.“Kita masuk, Sayang. Ada yang ingin bertemu kalian,” ucap Sydney lembut.Jade dan Jane mengangguk sambil membersihkan tangan mereka di keran air terdekat. Lalu, mereka mengelap tangannya di celemek berkebun yang dikenakan Sydney.Kedua tangan kecil itu kini berada di kanan dan kiri Sydney, seperti dua sayap kecil yang menyertai wanita itu melangkah menuju ruang tamu.Begitu Debby melihat ketiganya memasuki ruangan, wanita paruh baya itu langsung berdiri dari sofa dengan mata berbinar.“Astaga, mereka lucu sekali!” seru Debby penuh semangat.Wanita paruh baya itu melangkah maju lebih dulu.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   335. Memiskinkan

    “Haruskah aku pergi?” Ken meletakkan gelas lemonade-nya ke meja dengan suara pelan. “Sepertinya aku sudah selesai mendengarkan penjelasanmu.”“Pergilah. Aku punya urusan pribadi dengan Nyonya Sydney Draxus.” Morgan melirik Ken tajam tanpa basa-basi.Sydney mengangkat kedua alis mendengar nama lengkap itu.Nada bicara Morgan yang tegas, ditambah dengan penyebutan Nyonya Sydney Draxus, sukses membuat kedua pipi wanita itu memerah.Ken tertawa kecil sambil mengangguk mengerti. “Baik, baik. Selamat bersenang-senang!”Pria itu segera menghabiskan lemonade-nya, lalu melangkah keluar dengan langkah lebar seperti orang yang sudah hafal betul kapan waktu yang tepat untuk memberi ruang pada pasangan suami istri itu.Begitu pintu tertutup, Morgan langsung berbalik ke arah Sydney dengan ekspresi berbeda.Sikap pria itu berubah cepat, menjadi lebih agresif dan penuh hasrat.Tanpa menunggu aba-aba, tangan Morgan langsung mengelus paha Sydney dengan gerakan lembut dan penuh tekanan.“Jelaskan padaku

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   334. Pistol di Tas

    “Apa kau tidak dengar?! Siapa kau?!” desak Sydney semakin panik.Namun tidak ada jawaban dari orang di belakangnya.Dua tangan besar itu masih menutup mata Sydney, membuat dunia di sekelilingnya gelap dan pekat.“Jangan macam-macam! Aku punya pistol di tasku!” ancam Sydney dengan suara bergetar.Wanita itu mulai bergerak, tubuh Sydney menegang saat dia berusaha meraih tangan yang menutupi wajahnya.Namun semakin Sydney berontak, semakin jelas bahwa tubuh orang itu tidak bergeming sedikit pun. Sydney seperti sedang mencoba melawan tembok batu.Sydney mencoba lagi, kali ini dengan tenaga lebih besar, tetapi tangan yang menutupi matanya tetap tidak bergeser sedikit pun.Wajah Sydney sudah memerah, bukan karena marah semata, tetapi karena panik dan takut bercampur menjadi satu.“Tolong!” teriak Sydney lebih kencang.Namun yang terjadi justru hal yang membuat Sydney membeku di tempat.Orang asing it

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   333. Kepemimpinan Sydney

    “Ini hanya … membuat semua orang terkejut.” Ken menghela napas panjang sambil menatap jendela ruang kerja yang mengarah ke taman belakang. “Kau lihat sendiri bagaimana Morgan selama ini. Bukan cuma memimpin perusahaan, tapi juga menjaga agar musuh-musuhnya tidak mendekat.”Sydney tidak langsung menanggapi. Wanita itu duduk tenang sambil menyilangkan kaki dan memutar bolpoin di antara jemarinya.Mata wanita itu menatap ke arah layar komputer yang sudah gelap sejak lima menit lalu, tetapi pikiran Sydney jauh lebih aktif dari apa yang tampak di wajahnya.“Mereka sedang beradaptasi,” sahut Sydney akhirnya. “Termasuk Morgan, aku, dan kau sendiri.”Ken mengangguk pelan sambil menyugar rambutnya yang mulai berantakan sejak pagi.“Kau benar,” ucap Ken singkat.“Kita semua ingin yang terbaik untuk Morgan. Aku istrinya, dan kau sahabatnya. Tidak mungkin aku atau kau akan mendorong Morgan ke jurang kehancuran.” Sydney memiringkan kepala dan menatap pria itu.Ken menatap Sydney lama. Dalam benakn

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   332. Tiga Jam

    Sydney tiba di mansion Ravenfell saat malam hari.“Selamat datang kembali di Highvale, Sydney,” sambut Ken begitu Sydney turun dari mobil.Langit malam menggantung kelabu di atas mereka, sementara lampu-lampu luar mansion menyala redup, menyorot jalan setapak menuju pintu utama.Tiga mobil pengawal berhenti di belakang Sydney. Beberapa pria berjas gelap langsung berdiri tegak di posisi masing-masing.Sydney menatap sekeliling. Napasnya terdengar berat, tetapi langkahnya tetap anggun saat mengikis jarak dengan Ken.Di belakang Ken, para pekerja berdiri berbaris rapi.“Selama Morgan menjalani pemeriksaan, aku akan tidur malam di sini,” ujar Ken sambil menunduk sopan. “Tapi jangan khawatir, aku tidak akan terlihat di sekitar.”“Senyaman kau saja, Ken.” Sydney tersenyum tipis.Para pekerja membungkuk hormat.Sydney melirik mereka satu per satu, lalu berkata dengan tenang, “Kembalilah ke tugas kalian masing-masing.”“Baik, Nyonya,” jawab mereka serempak, lalu bubar tanpa suara.Sydney hend

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   331. Diawasi Polisi

    “Darling?”Suara itu menyusup pelan ke telinga Sydney. Terasa lembut dan hangat, seperti potongan mimpi yang datang dari masa lalu.Alis Sydney bergerak, kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya terbuka perlahan. Cahaya putih dari lampu di langit-langit langsung menusuk pandangan.Sydney memicingkan mata.“Kau sudah bangun, Darling?” Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih dekat.Sydney menoleh cepat ke arah sumber suara. Wanita itu bergerak reflek, seperti ototnya sudah tahu persis siapa pemilik suara itu, bahkan sebelum otaknya sempat mengolah kesadaran.“Morgan?!” panggil Sydney.Sosok pria itu duduk di kursi di samping ranjang dan mengenakan pakaian hitam yang sama seperti saat Sydney terakhir melihatnya di kantor polisi.Tidak ada borgol yang membelenggu kaki dan tangan Morgan. Hanya senyum tipis yang menghiasi wajah pria itu.“Kau di sini?! Bagaimana bisa?!” tanya Sydney sambil membelalakan mata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status