Share

120. Pemuas Nafsu Sesaat

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-04-08 18:32:03
‘Dari mana mereka tahu? Apa sejelas itu perubahan pakaian yang aku kenakan?’ batin Sydney dengan pipi memerah.

Sebelum Morgan menyentuhnya, Sydney memang lebih sering memakai gaun yang memperlihatkan leher jenjang dan tulang selangkanya yang cantik.

Namun, akhir-akhir ini dia hanya memakai kaus-kaus berlengan panjang yang menutup leher.

Sydney spontan menaikkan kain yang menutup lehernya ke atas, memastikan tidak ada bekas merah yang nampak dari sana.

Ghina mengernyit dan menaikkan salah satu sudut bibirnya, terlihat jijik dengan kedua pelayan Sydney yang dia anggap tidak beradab.

Kedua pelayan yang menjadi benteng terluar Sydney. Namun walaupun memiliki hal seperti itu, Sydney masih terngiang dengan ucapan Ghina.

‘Morgan bertemu dan bermesraan dengan mantan istrinya?’ batin Sydney menahan gumpalan emosi yang mulai mengetuk hatinya.

“Pemuas nafsu sesaat tidak sama dengan wanita yang pernah dicintai sepenuh hati hingga berakhir menikah,” tukas Ghina akhirnya seraya menekan
prasidafai

Selamat membaca, semoga menghibur ya :)

| 59
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Aisyah Rajab
Sydney si bodo
goodnovel comment avatar
nunu
suka... dari awal cerita nya udah seru
goodnovel comment avatar
victor ayu
ceritanya bagus lanjut dong pls
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   415. Penghinaan atau Penghormatan?

    “Suami cenderung mendengar saran dari istri. Itu sebabnya saya mencoba menelepon di akhir pekan, dengan harapan Nyonya Sydney ada di sana saat Tuan Morgan menerima panggilan dari saya,” jawab Varel dengan santai, seolah perhitungannya hanyalah strategi profesional belaka.Sydney tidak menjawab.Tatapan wanita itu menajam, tetapi bibirnya tetap terkunci rapat.Sydney tidak suka ditarik ke dalam permainan ini, apalagi dijadikan alat pendekatan.Namun sekarang bukan saatnya memperdebatkan hal itu.Varel mengalihkan perhatiannya pada Morgan, menepikan semua basa-basi.“Tuan Morgan, ini adalah dokumen untuk Anda dari Tuan Traverso. Silakan dilihat, dan jika ada yang ingin ditanyakan, saya dengan senang hati akan menjawabnya,” ujar Varel sopan sambil menyodorkan sebuah map.Morgan menatap map cokelat yang diletakkan di atas meja, seperti menatap racun dalam cangkir kristal. Morgan tidak langsung menyentuhnya. Rahang pria itu mengeras dan dahinya berkerut.Namun akhirnya, dengan gerakan lam

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   414. Fakta yang Morgan Benci

    “A-aku … aku penasaran,” jawab Sydney pelan, setelah beberapa detik memandangi mata Morgan bergantian antara yang kanan lalu kiri, seakan mencoba membaca isi kepala suaminya melalui sorot mata pria itu. Morgan mendengkus pelan, seolah ingin mengatakan bahwa alasan itu terlalu sederhana. Namun sebelum bibir pria itu terbuka, Sydney sudah bergerak lebih dulu, memanfaatkan momen tersebut untuk melihat pria yang semula duduk satu meja dengan Morgan. Pria itu menoleh dan mengangguk sopan pada Sydney. Sikapnya kalem dan penuh wibawa. Namun alih-alih membalas, Sydney justru memutus tatapan mereka. Ada sesuatu yang membuat tengkuk Sydney terasa dingin. Entah karena aura pria itu, atau karena Sydney menyadari bahwa Morgan mungkin saja telah lebih dulu membuat keputusan tanpa bicara padanya. “Apa dia Pak Varel?” serbu Sydney dengan suara setengah berbisik yang tajam. “Kau sudah bicara apa saja?” Morgan menurunkan tangan yang semula menggenggam bahu Sydney, lalu dengan refleks menggengga

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   413. Nama Terlarang yang Kembali Terdengar

    “Nomor ini terus mencoba menghubungiku beberapa kali selama satu minggu terakhir. Mungkin hanya orang iseng atau orang media, abaikan saja.” Morgan berkata datar sembari menatap layar ponsel di tangannya. Nada suara pria itu terdengar tenang, tetapi ada kekesalan samar di ujung kata-katanya. Morgan menatap angka-angka yang tertera di layar, tanpa sadar sudah menghafalnya karena terlalu sering muncul. Sydney berdiri tidak jauh darinya sambil terus menatap Morgan sambil mengernyitkan dahi. Tatapan wanita itu tidak lepas dari wajah suaminya. Morgan mengangkat ibu jari, siap menekan ikon telepon merah untuk menolak panggilan, tetapi tangan lain yang hangat tiba-tiba menyentuh lengannya. “Jika dia sudah mencoba menghubungimu beberapa kali,” ucap Sydney lembut, “coba angkat saja.” Morgan menoleh dan menatap mata istrinya. Untuk beberapa detik, Morgan menimbang-nimbang keputusan yang akan dia ambil. Antara mengikuti kata hatinya atau saran wanita yang dia cintai. Walaupun sering me

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   412. Laporan Ken

    “Baiklah. Kali ini aku serius,” tukas Ken, lalu menghela napas. Ken mencondongkan tubuh ke depan, menaruh kedua siku di lutut, dan menatap Morgan lurus-lurus. “Echelon Vanguard sudah bubar,” lanjut Ken lebih serius. Morgan mengangkat alis, tetapi hanya sebentar. Sebuah senyum puas langsung mengembang di bibir pria itu. “Itu bagus,” sahut Morgan dengan tenang. Sorot mata Morgan memancarkan aura penuh kemenangan. Namun, Ken tidak ikut tersenyum. Pandangannya tidak lepas dari mata Morgan. “Kau mengancam Jerry dengan apa hingga dia menurutimu?” tanya Ken menelisik sambil menyipitkan mata. Morgan hanya diam dan menyesap wine tanpa tergesa. Dia tahu Ken tidak asal bertanya. Pria itu cukup tajam untuk menyadari bahwa bubarnya organisasi sebrutal Echelon Vanguard tidak mungkin tanpa tekanan yang ekstrem.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   411. Lupa Pulang

    “Darling,” bisik Morgan sembari menggenggam tangan Sydney dan menariknya ke dalam pelukan hangat. Napas pria itu terasa di telinga Sydney, membuat jantung wanita itu berdegup sedikit lebih cepat dari biasanya. Lengan Morgan mengerat, seolah tidak ingin melepaskan, seolah pelukan itu adalah satu-satunya hal yang bisa menjamin dunia tetap aman untuk mereka berdua. “Setiap hari bersamamu itu istimewa bagiku, Darling,” lanjut Morgan, suaranya berat dan tenang. “Sekarang mari habiskan waktu dengan kegiatan yang hanya bisa kita lakukan berdua selama satu minggu ke depan.” Nada suara Morgan terdengar seperti sedang menggoda Sydney. Dan benar saja, detik berikutnya, Morgan menyeringai nakal. Jemari pria itu mulai menelusuri punggung Sydney dan dengan tenang menurunkan ritsleting gaun tipis bermotif bunga yang masih membalut tubuh sang istri. Sydney meremas lengan suaminya pelan, tetapi tawa wanita itu pecah begitu Morgan menciumi tengkuknya seperti pria lapar yang baru menemukan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   410. Keistimewaan Luar Biasa

    Pulau pribadi Morgan tidak terlalu besar, tetapi letaknya menyajikan pemandangan yang sangat indah. Sydney berdiri di bibir dermaga kayu yang mengarah langsung ke hamparan pasir putih dan air laut sebening kristal. Wanita itu tidak bisa berhenti memandang kagum pemandangan dari sekitarnya. Angin mengibaskan helaian gaun tipis bermotif bunga yang membalut tubuhnya. Langit begitu cerah, dan bayangan gunung di seberang lautan menambah keindahan panorama yang terasa seperti lukisan hidup. Morgan berdiri di sampingnya, juga dengan pakaian santai yang serasi. Kemeja putih tipisnya tertiup angin, dan rambut cokelatnya tampak sedikit berantakan, membuat pria itu terlihat jauh lebih memikat. “Sejak kapan kau memiliki pulau pribadi ini?” tanya Sydney akhirnya, menoleh dengan pandangan campur aduk antara kagum dan heran. Morgan menyerin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status