Share

131. Ada Mayat!

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-04-13 21:34:13

Beberapa saat kemudian, pria yang hampir memperkosa Sydney sudah tergeletak tidak sadarkan diri.

Dengan amarah yang masih di puncak, Morgan mendekati Sydney yang ternyata juga tidak sadarkan diri sejak tadi.

Gaun Sydney tersingkap ke atas, tetapi pakaian dalamnya masih lengkap. Meskipun begitu, Morgan masih merasa sangat geram.

“Sydney, bangun,” ucap Morgan sambil menepuk pelan pipi Sydney setelah merapikan gaun wanita itu.

Wanita itu bergeming.

Hati Morgan teriris. Hanya beberapa menit Sydney hilang dari pandangannya, hal buruk kembali menimpa wanita itu.

Mata pria itu pun masih menyorot marah saat Morgan akhirnya membawa tubuh Sydney ke dalam mobil.

Morgan menyandarkan kepala Sydney pada pahanya. Lalu dia memeriksa bola mata Sydney, memeriksa kesadaran wanita itu dan juga deru napasnya.

“Dia dibius.” Morgan berucap pelan tepat setelah Ronald masuk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   391. Tidak Bisa Bicara (Lagi)

    Ingatan orang sakit jiwa bisa bercampur aduk atau bahkan mengarah ke halusinasi yang parah. Dan bagi Morgan, mengetahui hal itu sangatlah penting untuk melindungi Sydney. Terutama jika ingatan Ghina adalah rasa bencinya pada Sydney, Morgan tidak segan kembali mengirim wanita paruh baya itu ke negara antah berantah. Morgan menatap pelayan penuh tanya. Namun, sebelum pelayan itu sempat menjawab, terdengar suara lantang dan riang dari ranjang Ghina. “Sydney! Keponakanku, Sayang! Kemari!” panggil Ghina penuh antusias dengan mata berkaca-kaca. Sydney tertegun. Napasnya tercekat. Morgan ikut menoleh dan langsung menegakkan tubuh dengan waspada. Di depan mereka, Ghina sudah berdiri di tepi tempat tidur dengan senyum lebar, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Untuk sesaat, Sydney merasa seperti kembali ke masa lalu. Saat pertemuan-pertemuan rutin Keluarga Zahlee, ketika Ghina selalu datang terlambat, tetapi menyapa semua orang dengan senyum paling manis.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   390. Perlindungan yang Menjanjikan

    Sesampainya di mansion, Sydney langsung menggantikan baju si kembar pertama dan menyuapi mereka makan siang.“Aduh, tanganmu basah semua, Jane. Jangan usap ke pipi Mami dulu, ya.”Sydney tertawa kecil sambil mengangkat kedua tangan mungil putrinya yang lengket oleh saus nugget.Sydney sedang menyuapi Jade dan Jane yang kini sudah berganti pakaian rumah santai.Mereka duduk manis di kursi makan khusus anak-anak dan menatap Sydney penuh kagum.“Mami, aku bisa suap sendili!” protes Jane sambil mencoba merebut sendok dari tangan Sydney.Namun protes Jane justru membuat Jade ikut menyahut, “Tapi kamu tumpah-tumpah telus. Bial Mami saja!”Sydney tersenyum dan mencium puncak kepala keduanya satu per satu.“Sekali ini saja, ya. Biar cepat selesai makannya. Mami masih harus ke kamar adik-adik kalian,” bujuk Sydney penuh kesabaran.Dan seperti biasa, kedua bocah itu mengangguk patuh meski dengan ekspresi tidak puas.Setelah menyeka tangan mereka dengan lap basah, Sydney mengantar keduanya ke ka

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   389. Gen Tidak Pernah Bohong

    Beberapa saat kemudian."Ayo, kita duduk di sana," ajak Sydney pelan sambil menarik lengan Anna dan menunjuk dua kursi kosong di deretan kursi orang tua.Anna mengangguk tenang dan melangkah bersamanya.Mama Carlo baru saja bergegas ke arah toilet dengan langkah kaku dan pipi masih merah bekas tamparan.Suasana aula masih belum sepenuhnya cair.Ada yang pura-pura mengajak orang tua di sebelahnya bicara, ada yang mengusap layar ponsel padahal tidak membuka apa pun.Saat Sydney dan Anna duduk, bisikan langsung merayap ke udara seperti kabut tipis.“Sydney benar-benar kenal Anna Laurens?”“Pakaian itu buatan khusus? Astaga, pantes saja harganya ....”Namun sebelum suara-suara itu tumbuh menjadi gelombang gosip baru, Anna menoleh tajam ke barisan ibu-ibu yang tadinya lantang tertawa bersama Mama Carlo.“Fokuslah pada anak kalian,” tegur Anna dengan tajam sekaligus elegan. “Ini komunitas batita, acara ini diadakan untuk anak-anak. Jangan merebut momen mereka dengan membuat keributan!”Sala

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   388. Orang Tua yang Berisik

    “Apa bisa seorang wanita perusak rumah tangga orang mengaku sebagai orang tua?” Sydney menyeringai dingin. “Setelah kau mengambil suaminya, kau ambil juga anaknya? Apa Carlo tahu kalau kau bukan wanita yang melahirkannya?” Mendadak aula terasa begitu senyap sampai suara napas pun terasa berisik. Wanita di hadapan Sydney tampak terpaku, seperti tersambar petir. Wajahnya yang semula angkuh dan penuh ejekan, kini berubah pucat, lalu merah padam karena marah dan malu bercampur aduk. Tangan wanita itu mengepal kuat-kuat di sisi tubuh hingga jemarinya gemetar hebat. Kata-kata Sydney mengenai asal-usul Carlo bukan sekadar tuduhan kosong. Meski sibuk dengan pekerjaannya belakangan ini, Sydney telah meluangkan waktu untuk mempelajari semua latar belakang para orang tua dari calon teman-teman Jade dan Jane. Bukan karena Sydney curiga, tetapi karena dia ingin memastikan bahwa anak-anaknya dikelilingi oleh lingkungan yang sehat dan aman. Sydney bukan tipe yang suka menyebarkan rahasia kel

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   387. Hari Pertama di Komunitas

    “Jangan lari-lari, Sayang. Nanti jatuh,” ujar Sydney lembut sambil membuka pintu mobil.Jade dan Jane langsung menghambur turun, sepatu kecil mereka menjejak lantai trotoar aula komunitas dengan suara berisik.Hari itu, mereka tidak ditemani pengasuh.Bukan karena tidak ada yang bisa mengantar, tetapi karena Sydney memutuskan untuk turun langsung.Pihak komunitas juga hanya memperbolehkan orang tua yang menemani anak-anak di hari pertama perkenalan.Dan Sydney ingin si kembar pertama belajar lepas dari ketergantungan terhadap Celia dan Miran.“Mami, apa di sini ada teman Papi?” tanya Jade sambil mengedarkan pandang ke sekeliling gedung aula.Sydney terkekeh.Sejak beberapa minggu terakhir, Jade selalu tertarik dengan teman papinya.Entah siapa pun pria dewasa yang mengenakan kemeja rapi dan bicara dengan nada serius, Jade akan langsung berkata, “Sepelti Papi!”Sydney mengusap lembut rambut anak laki-lakinya itu. “Teman Papi tidak ada di sini, Sayang. Kau dan Jane akan punya teman send

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   386. Pagi Buta yang Sibuk

    “Operasi Ken berhasil,” kata salah satu dokter yang menangani langsung, beberapa jam setelahnya. “Kondisinya stabil, hanya butuh waktu beberapa jam sampai efek biusnya benar-benar hilang.”Kini, saat matahari belum juga menunjukkan batang hidungnya, rumah sakit terasa hening dan sepi.Lorong-lorongnya hanya diisi suara kaki para petugas dan mesin-mesin yang berdengung pelan.Catherine duduk di sofa panjang ruang tunggu sambil menggenggam segelas kopi yang kini sudah dingin.Mata wanita paruh baya itu tetap terjaga, tetapi raut wajahnya terlihat kelelahan.“Ken akan tetap dirawat di rumah sakit ini,” ucap Catherine tegas saat Andrew sempat mengusulkan pemindahan. “Aku tidak akan mempercayakan anakku pada siapa pun kecuali tim dokter yang menangani operasi ini.”Andrew tidak menjawab.Mata pria paruh baya itu menyipit, penuh gejolak yang sudah tidak ingin dia lanjutkan.“Aku pulang dulu,” ucap Andrew akhirnya sambil berdiri. “Aku tidak mau berdebat pagi buta begini.”Tanpa menunggu jawa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status