Share

147. Semakin Mirip Aku

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-04-19 20:23:05

Keesokan paginya, Sydney mengantar Morgan yang akan pergi bekerja sambil menggendong Jade ke teras depan.

Sementara Jane digendong oleh Miran. Beberapa kali bayi itu tersenyum menatap Morgan.

“Pikirkan baik-baik kau akan meminta apa. Jangan ragu, kekasihmu ini kaya raya,” pesan Morgan mengingatkan Sydney bahwa wanita itu masih memiliki permintaan.

Morgan mengangkat dagu dan menyeringai penuh percaya diri.

Sydney menahan senyum geli. Tentu saja dia tahu Morgan kaya raya, mengingat beberapa waktu lalu pria itu dapat dengan melunasi dengan mudah utangnya yang berjumlah ratusan triliun.

Kemudian pria itu menatap ke arah bayi dalam gendongan Sydney yang baru saja menguap kecil. Dia mengecup pelipis Jade dengan lembut, lalu beralih pada Jane yang berada dalam pelukan Miran.

“Bagaimana dengan Esther? Apa sudah ada kabar?” Sydney mengangkat alis sambil menggerakan tangan.

Pertanyaan itu membuat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Iis istiana
apa jgn² daging itu bukan daging wagyu tapi daging nya ronald
goodnovel comment avatar
nunu
selalu nggak sabar nunggu next nya.... keren
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   425. Paket Lengkap Keluarga Draxus

    Hari pernikahan Ken dan Zya akhirnya tiba. Diadakan di ballroom Hotel Highvale. Sehingga Sydney dan Morgan memutuskan untuk membawa keempat anak mereka bersama pengasuhnya. Jika mereka butuh istirahat, Sydney tinggal membawanya ke kamar hotel. “Wah, ini pertama kalinya Tuan Morgan dan Nyonya Sydney membawa keempat anaknya!” “Mereka lucu sekali, apalagi yang masih kecil!” “Yang masih kecil biasanya masih sangat merepotkan. Aku lebih suka si kembar pertama, mereka terlihat sangat ceria!” “Terserah mau yang besar atau yang kecil, mereka semua rupawan. Gen kedua orang tuanya sangat bagus!” Beberapa tamu sempat teralihkan pada keluarga itu kala mereka baru tiba di ballroom. Gaun berwarna biru laut milik Sydney sangat indah. Namun wanita itu tidak takut keindahannya berkurang hanya karena menggendong Zaleia. Sementara Sereia ada di gendongan Morgan. Jade dan Jane berjalan sendiri di depan kedua orang tuanya sambil saling menggandeng tangan. Sesekali mereka menatap sekeliling. Kon

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   424. Ken yang Bodoh

    Ken terkekeh pelan sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Tangannya sedikit bergetar. “Kau pembaca ekspresi yang buruk!” sahut Ken mengejek. Senyum dan wajah riang khas pria itu kembali. “Ada apa?” tanya Morgan sambil membenarkan jasnya, lalu bersandar kembali ke kursi. Alih-alih menjawab Morgan, Ken mengeluarkan ponsel di sakunya dan menggulirkan layar. Beberapa saat kemudian, Ken menunjukkan layar ponselnya pada Morgan. “Lihatlah.” Morgan mengernyitkan dahi. Namun pria itu tetap menerima ponsel Ken. Layar ponsel Ken yang menyala, menampilkan tajuk berita yang membuat udara di antara mereka berubah tegang. “Pewaris sah Rumah Sakit Keluarga Cyrus resmi diumumkan, anak bungsu yang berhasil bersinar.” Suara Morgan datar saat membaca, tetapi pembuluh darah di pelipisnya mulai menonjol. Bibir pria itu menyeringai tajam, mengingat pembicaraannya dengan Andrew saat Ken dioperasi. Peringatan Morgan jika Andrew berani menyingkirkan nama Ken sebagai pewaris sah. Anak bungsu Keluarga

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   423. Berteman dengan Anna

    Mata Morgan menyipit tajam, menatap Anna dengan intensitas yang membuat udara di sekitar mereka terasa mencekik. Bagaimana bisa kebetulan terjadi selama dua kali berturut-turut? Pertama saat Anna dan Sydney bertemu di komunitas batita. Dan sekarang mereka bertemu lagi di Pusat Pendidikan Highvale, di hari yang sama setelah mereka memindahkan anak-anak dari komunitas lama. Anna pernah menolong Sydney saat berhadapan dengan orang tua murid yang arogan, Morgan sungguh berterima kasih. Namun, Morgan tidak bisa menghilangkan perasaan curiganya. “M-maaf, Tuan Morgan. Saya tidak mengerti maksud Anda,” sahut Anna berusaha tegas, walaupun ada getaran samar dalam suaranya. Anna menegakkan bahu. Sebagai desainer yang sering berhadapan dengan klien intimidatif, Anna telah terlatih menyembunyikan ketakutan di balik topeng profesional. “Jangan coba-coba membohongiku,” timpal Morgan tajam. Setiap kata yang keluar dari bibir Morgan terasa seperti pisau yang diarahkan tepat ke jantung. Morga

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   422. Menjadi Kambing Hitam

    Anak buah itu menelan ludah dengan susah payah. Keringat dingin membasahi keningnya. "Keracunan, Tuan," jawab pria itu dengan suara bergetar. "Sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa dalangnya. Abrar menjadi kambing hitam dan dipenjara beberapa tahun." Mata Morgan bergerak gelisah ke segala arah. Otaknya berputar cepat, menyusun puzzle yang selama ini tercecer. Tiba-tiba Morgan terkekeh, suara yang terdengar lebih mengerikan daripada tawa. "Pasti ulah Si Tua," simpul Morgan, lalu menatap tajam anak buahnya. "Tugasmu sudah selesai. Pergi." Anak buah Morgan mengangguk cepat, membungkuk dalam, lalu melangkah pergi dengan langkah terburu-buru. "Kau yakin?" Sydney mengaitkan lengannya di lengan Morgan. Mata wanita itu menatap wajah suaminya yang mengeras. Morgan mengangguk tegas. "Tidak ada kandidat lain. Mungkin Si Tua benar-benar mencintai Ibu diam-diam. Lalu dia murka karena ada yang berani membunuh wanita itu." "Masuk akal juga." Sydney mengangguk pelan. Keduanya tahu merek

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   421. Luka Batin yang Menganga

    Sydney tersenyum tipis, jemarinya bergerak lembut mengusap rambut Morgan yang berantakan. "Kau baru saja terluka, tetapi yang kau pikirkan masih saja aku." Suara Sydney terdengar hangat, meski mata itu masih memerah bekas tangisan. "Sudahlah, jangan memarahi anak buahmu. Sudah sepantasnya aku sebagai istri diberitahu jika terjadi sesuatu padamu." Air mata yang sempat membasahi pipi Sydney kini mengering sepenuhnya. Morgan ada di hadapannya, hidup dan bernapas, meski lengan kiri terbalut perban dan jarum infus masih menancap di sana. Morgan terdiam. Mata pria itu tidak lepas dari wajah Sydney, seakan sedang menghafal setiap detail yang ada. Keheningan itu berlangsung terlalu lama. "Ada apa?" Sydney mengernyitkan dahi. Tangan Morgan yang bebas terangkat, jemarinya menelusuri garis rahang Sydney dengan sentuhan lembut yang hampir tidak terasa. "Aku tiba-tiba teringat saat kau masih bisu." Senyum tipis muncul di bibir Morgan, mata itu masih terpaku pada wajah sang istri. "Apa yan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   420. Pertanyaan Terakhir

    "Aku tidak habis pikir," desis Morgan sembari menahan napasnya yang mulai memburu. "Kenapa cerita yang tersebar tidak seperti kejadian yang sebenarnya?!" Nada suara pria itu meninggi. Bukan karena marah semata, tetapi karena dadanya terasa sesak. Seolah-olah ada batu besar yang mengendap di rongga dada dan makin lama makin menekan paru-parunya dari dalam. Padahal anak buah Morgan bukan orang sembarangan. Informasi yang mereka gali sudah pasti berasal dari sumber-sumber yang kredibel. Namun, ternyata cerita yang asli adalah yang Morgan ketahui dari Jerry. Cerita yang terbangun selama ini di kepala Morgan, runtuh dalam sekejap begitu apa yang dikatakan Jerry, dikonfirmasi oleh pria tua ini. Abrar terkekeh pelan. Tawa getir itu keluar seperti dengung sumbang di ruangan yang makin sesak oleh ketegangan. “Ada kuasa Traverso di balik semua itu,” jawab Abrar pelan seraya menatap langit-langit. “Dia ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status