Share

187. Gila Hormat

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 19:37:20

“Sebentar!” Suara lantang Vienna menggema di ruangan dan menghentikan langkah staf yang baru saja memberi tahu Sydney soal rapat.

Wanita itu mengangkat tangannya, seolah hendak menghentikan waktu.

Sydney hanya melirik sekilas. Dengan anggukan tenang, dia memberi isyarat pada staf tersebut untuk pergi lebih dulu. Si pegawai mengangguk patuh dan segera keluar.

Vienna berdiri membeku, masih berusaha mencerna pemandangan di depannya. Tatapannya tidak lepas dari Sydney yang tetap duduk tenang di balik meja besar itu.

“Sydney,” desis Vienna sambil menyipitkan mata, “walaupun kau memakai blazer dan duduk di kursiku, kau tidak akan pernah pantas!”

Vienna melangkah maju dengan dagu yang terangkat tinggi.

“Kau mana tahu caranya bekerja? Seumur hidup kau dibesarkan sebagai anak manja dan dididik untuk jadi ibu rumah tangga. Minggir kau, Bisu!” Vienna mengusir Sydney untuk enyah dari kursi kebesarannya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   188. Wanita Frustasi yang Tidak Tahu Sopan Santun

    Sydney memiringkan kepala dan melipat tangan di depan dada, tampak tidak terlalu terganggu dengan sikap Vienna. Lagipula, dia bisa mempercayai Morgan. “Kesalahan?” ulang Morgan sambil menyipitkan mata. Vienna yang kini berdiri di sisi Morgan, menatap pria itu dengan percaya diri. “Pemegang saham terbesar adalah Anda, dan saya sebagai CEO serta pemegang saham terbesar kedua, lebih pantas mengikuti rapat dengan para Direktur. Nona Sydney bukan siapa-siapa, dan jika bicara profesionalisme, Anda tidak boleh membawa kekasih Anda ke ruang rapat, Tuan.” Vienna menjelaskan. Vienna terus meremehkan sepupunya, walaupun bibir wanita itu memanggil Sydney dengan sopan. Dia melirik tajam pada Sydney, lalu kembali berpindah ke wajah Morgan dengan senyum palsu. Sydney menghela napas pelan lalu melangkah mendekat. Wanita itu berdiri di sisi Morgan yang berlawanan dengan Vienna. Syd

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   189. Perutku Sakit!

    “Bodoh! Pemegang saham terbesar itu Tuan Morgan, bukan si bisu!” bentak Vienna tiba-tiba, membuat seluruh ruangan terdiam. Beberapa Direktur menegang di kursinya, kaget mendengar kemarahan Vienna yang akhirnya meledak. Tidak ada lagi kesopanan semu atau senyum palsu. Vienna sudah tidak bisa berpura-pura bersikap lembut di depan Morgan. Dulu dia takut dan terlalu khawatir akan dipandang buruk oleh Morgan. Namun, sekarang sudah tidak ada yang perlu ditutupi lagi karena Morgan terus mengabaikan dirinya dan Lucas. Rahang Vienna mengeras. Matanya menyala penuh amarah saat menatap Sydney yang duduk tenang di samping Morgan. “Aku baru saja membaca laporan pemegang saham yang dikirimkan oleh sekretarisku saat perjalanan ke sini!” tambah Vienna sambil melipat tangan di depan dada. Sydney hanya menggeleng pelan. Wanita itu memijat batang hidungnya, bukan karena tersinggung, tetapi karena terlalu lelah menghadapi drama murahan sepupunya. “Nyonya Vienna membaca laporan pemegang saham tangg

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   190. Terlalu Memanjakannya

    Rapat dimulai kembali setengah jam setelah Vienna digiring keluar sebelumnya karena mengeluh sakit perut. Karena usia kandungannya sudah besar, Vienna mulai merasakan kontraksi palsu walaupun masih sangat jarang terasa. Kali ini, kursi CEO yang biasanya diduduki Vienna dibiarkan kosong. Tidak ada yang menempatinya, seolah membenarkan bahwa posisi wanita itu tengah terancam. Vienna duduk di kursi samping Lucas, tidak jauh dari tengah, tetapi jelas bukan posisi pemimpin. Meski begitu, wanita itu tetap duduk dengan dagu terangkat angkuh. “Wanita bisu sepertinya ingin menjadi CEO?!” desis Vienna setengah berbisik, cukup keras untuk didengar Lucas yang duduk di sampingnya. Lucas melirik Sydney yang duduk anggun beberapa kursi di depan mereka, lalu mencondongkan tubuh ke arah Vienna dan membalas dengan licik, “Kita bisa menggunakan kelemahannya itu untuk mencari dukungan. Aku sudah mengundang beberapa Dewan Direksi yang berpihak pada kita.” Vienna mengerling ke arah pintu rapat y

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   191. Bukan Sifatku

    “Cih. Jangan bilang itu suara AI lagi,” desis Vienna sinis, meski suaranya mulai gemetar. Morgan melangkah maju tanpa berkata sepatah kata pun. Sepatu kulitnya bergema pelan menyusuri lantai ruang rapat yang mendadak hening. Tidak satu pun berani bersuara saat pria itu berdiri tepat di samping Sydney, lalu mengulurkan tangan. “Mari, Darling,” ucap Morgan penuh kasih. Sydney menatap Morgan sejenak. Dengan anggun, dia menyambut uluran tangan itu dan berdiri. Morgan tidak melepas genggamannya saat mengantar wanita itu ke kursi utama—kursi kosong yang sejak awal rapat menjadi simbol kejatuhan Vienna. Kursi paling tengah, tempat seorang CEO duduk di ruang rapat. Sydney duduk perlahan. Dia membetulkan setelan semi-formalnya. Lalu, wanita itu mengangkat kepala dan menatap satu per satu wajah yang memandangnya. “Kau sudah lihat sendiri bagaimana caraku menggunakan AI saat acara makan malam keluarga,” kata Sydney sambil menyapu pandang ke arah Vienna dan Lucas. “Seharusnya sebagai pem

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   192. Bisikan Maut

    “Aku ingin menghancurkan pernikahannya dan membuat Vienna merasakan apa yang pernah kurasakan,” jawab Sydney. Ada bara yang menyala tenang di balik tatapan manik cokelat itu. Bara yang selama ini ditutupi oleh sikap lemah lembut Sydney. Selama ini Sydney sibuk membesarkan si kembar. Saat kemampuan bicaranya sudah kembali dan si kembar sudah tidak terlalu bergantung padanya, inilah waktu yang tepat bagi Sydney untuk beraksi. Morgan menatap wanita di sampingnya. Pria itu mengangguk pelan dan mengusap kepala Sydney dengan penuh kasih sayang. “Aku akan mendukungmu,” ucap Morgan. “Katakan saja apa yang perlu kulakukan.” Sydney menoleh perlahan. Dia menggenggam tangan Morgan, lalu meremasnya erat. “Aku akan sangat senang jika kau bisa mempercayai aku,” kata Sydney sambil menatap Morgan penuh harap. “Mengapa aku tidak percaya padamu, hmm?” Morgan tersenyum tipis dan mengangkat alis. Sydney jelas berbeda dengan Bella. Rasanya tidak ada hal yang akan membuat Morgan meragukan Sy

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   193. Negosiator Ulung

    Beberapa saat kemudian. “Proposal yang bagus, Nyonya Sydney Draxus,” puji Morgan sambil mengusap rambut basahnya yang mulai mengering, lalu melangkah keluar dari kamar mandi dengan hanya sehelai handuk melilit pinggangnya. Butiran air masih menetes dari kulitnya yang hangat. Tubuh tegap Morgan langsung dipeluk dari belakang oleh Sydney yang hanya mengenakan bathrobe tipis berwarna putih gading. Aroma sabun mandi mereka masih samar tercium, bercampur dengan aroma tubuh yang sudah menyatu satu sama lain. “Aku banyak melakukan riset sebelum memberimu proposal yang sangat meyakinkan,” bisik Sydney menggoda di dekat telinga Morgan. Tentu saja yang mereka bicarakan bukan proposal sungguhan. Sydney baru saja menjalankan peran sebagai istri yang baik dengan memberikan Morgan pertunjukan hingga membuat pria itu melayang. Morgan hanya mendengkus geli dan melangkah perlahan ke arah walk-in closet. Sydney

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   194. Lingkaran Besar

    “Ayo, kita main dulu sebelum tidur,” ajak Sydney sambil menggandeng tangan Jane dan Jade menuju kamar anak yang didekor penuh warna pastel dan mural hewan lucu. Morgan menyusul dari belakang sambil menghela napas seperti pria yang baru saja menerima takdir yang tidak bisa ditolak. Pria tegap dengan lengan berotot itu berdiri kikuk di atas playmate yang penuh gambar dinosaurus dan pelangi. “Apa yang akan kau lakulan, Darling?” tanya Morgan sambil melirik ke arah lingkaran kecil yang dibentuk oleh Sydney dan si kembar. “Aku pikir kita hanya akan bermain seperti biasa.” Si kembar melompat penuh antusias, tidak mendengarkan Morgan yang tengah protes. Bermain seperti biasa bagi Morgan artinya duduk di sofa, menonton si kembar menyusun balok, lalu membacakan buku bergambar saat mereka mulai menguap. Namun kali ini berbeda. “Kau harus ikut berdiri di sini, Honey,” tukas Sydney sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   195. Akhirnya Kau Sadar

    “Aku tidak akan melupakan itu seumur hidupku.” Tawa Sydney meledak, walau masih tergolong pelan. “Kau terlihat seperti transformer rusak.” Morgan yang duduk di dekat ranjang hanya bisa mendecak sambil melipat tangan di depan dada. “Pelankan suaramu sebelum kau membangunkan diriku yang lebih gelap, Darling,” tukas Morgan, mata pria itu menggelap sungguhan. Bukan hanya memelankan suaranya, Sydney bahkan segera menutup mulut sambil menahan senyum. Sydney perlahan bangkit dari ranjang setelah memastikan si kembar benar-benar terlelap. Lalu, Sydney menarik tangan Morgan dengan lembut. “Ayo berdiri. Aku punya ide,” ucap Sydney dengan mata berbinar. Morgan menaikkan alis, tetapi tetap mengikuti ajakan itu. Tubuh tingginya berdiri tegak, kini pria itu menghadap langsung ke Sydney yang menatap dengan senyum geli. “Honey,” panggil Sydney sembari mendekatkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   207. Kau Membelanya?

    “Kami sudah bebas!” Vienna menatap seluruh ruangan dengan rahang mengeras dan tangan mengepal di atas meja rapat. Beberapa orang saling melirik dan berbisik-bisik. Namun Sydney hanya memutar bola matanya dan mengembuskan napas pendek, jelas merasa jengah. “Pak Dean bilang memiliki catatan kriminal, bukan seorang narapidana,” ucap Sydney membenarkan. “Kami semua tahu kalian sudah bebas dan dinyatakan tidak bersalah, Vienna. Jangan terlalu defensif, kita sedang bicara soal perusahaan, bukan memainkan sebuah drama keluarga.” Beberapa eksekutif tertawa kecil menahan geli, meskipun cepat-cepat menunduk agar tidak terlihat tidak sopan. Lalu Sydney menoleh ke arah pemimpin rapat. Wajahnya kembali serius. “Tolong, kondisikan, dan jangan mengulur waktu terlalu lama. Kita harus menghargai waktu Bapak dan Ibu di ruangan ini,” pinta Sydney dengan tegas. Vienna mendesis pelan, tetapi sebelum dia bisa membal

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   206. Pura-pura Peduli

    “Vienna, aku bersama Morgan. Kenapa aku harus merayu Lucas?” tanya Sydney tenang sambil menghela napas. “Aku hanya membersihkan noda di jas suamimu. Kau sedang sakit, jadi aku bisa maklum kalau Lucas agak tidak terurus.”Sydney bicara dengan santai, tetapi ucapannya sarat dengan sindiran yang menusuk tajam.Vienna menggertakkan rahang. Sorot mata wanita hamil itu menyala seperti ingin menerkam.“Hati-hati bicaranya, Sydney. Kandungan Vienna sedang lemah.” Lucas langsung melangkah maju untuk melerai.“Oh?” Vienna memutar badan menghadap Lucas sambil menatapnya tajam dan tanpa ampun. “Jangan pura-pura peduli padaku!”Lucas tampak kaget, tetapi dia tidak menjawab. Masalah akan lebih panjang jika saat ini dia bicara. Memang benar, bayi dalam kandungan Vienna melemahkannya.Lalu, Vienna kembali menatap Sydney dengan tatapan menantang.“Lalu mengapa kalian bisa pergi ke sini bersama?” tanyanya sambil mengangkat dagu.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   205. Pas Sekali

    “Aku ingin mengambil hati Lucas.” Kalimat itu terus berputar dalam kepala Sydney saat mobil melaju di parkiran basement Zahlee Entertainment. Kalimat yang dulu Sydney bisikkan ke telinga Morgan dengan penuh amarah, luka, dan tekad. Bukan karena Sydney masih mencintai Lucas, perasaannya pada pria itu sudah mati. Sudah dikubur bersama peti kecil putih bertuliskan nama Isaac Ryder hampir dua tahun lalu. Yang tersisa di hati Sydney untuk Lucas kini hanya dendam. ‘Kalau aku bisa membuat Vienna merasakan apa yang pernah aku rasakan dulu,’ batin Sydney, ‘mungkin luka ini sedikit sembuh.’ Mendapat pengkhianatan saat berjuang mengobati anak yang sakit, apalagi Vienna juga mengompori Lucas untuk membenci Isaac. Sydney melirik ke arah Lucas yang tengah menempelkan kartu parkir ke mesin otomatis. Suara bip terdengar. Lalu palang parkir pun terangkat. ‘Seand

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   204. Aku Mual

    “Apa yang kau katakan, Jalang?” bentak Lucas lantang dengan napas memburu. Sydney menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. ‘Sial! Aku mual!’ batin Sydney. Bahkan udara di kamar ini terasa menyesakkan. Sydney kembali mengangkat wajah dan mengukir senyum. Bersikap seolah umpatan Lucas bukanlah apa-apa, padahal hati Sydney sedang meraung-raung karena pria itu mengatainya jalang berulang kali. “Ah, maaf!” jawab Sydney pura-pura merasa bersalah. “Karena melihat kamar ini dan sadar bahwa tidak banyak yang berubah, aku jadi mengenang masa lalu.” Lucas menyipitkan mata dan menatap Sydney dengan curiga seakan wanita itu sedang melakukan hal yang tidak masuk akal di depan wajahnya. Sydney mengangkat bahu pelan sambil tetap tersenyum. “Apalagi aku juga baru melihat kamar Isaac,” lanjut Sydney setelah menghela napas. “Aku pasti sudah gila karena mendadak merinduk

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   203. Berhenti, Sydney!

    Mata wanita itu melebar saat melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka, entah karena dorongan angin atau Lucas yang lupa menutupnya rapat. Sydney tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tanpa pikir panjang, wanita itu melesat ke arah pintu dengan langkah cepat. Rasa sakit di bahu dan sikunya tidak lagi Sydney rasakan, tertutup oleh adrenalin yang membanjiri seluruh tubuh wanita itu. “Berhenti, Sydney!” teriak Lucas dari belakang. Sydney tidak menoleh. Napas wanita itu memburu dan jantungnya berdetak kencang seperti genderang perang. Dia mengintai pintu utama. Namun langkah Sydney mendadak terhenti. Ben tiba-tiba muncul dari arah tujuan Sydney. Pria itu menatap Sydney dengan tajam. “Oh, sial!” maki Sydney. Sydney menoleh ke belakang. Lucas semakin dekat. Pria itu berlari cepat seperti banteng lepas kendali. Spontan, Sydney berbelok ke kiri dan menabrak pintu pertama yang bisa dia raih. Dia hanya bisa mempercayai instingnya untuk melindungi diri. Jika tetap berada di sana, satu

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   202. Seperti Kekasihmu

    “Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan perintah dari Tuan Lucas.” Pelayan itu menjawab dengan suara bergetar. “Sialan! Panggil pria brengsek itu ke sini sekarang juga!” Sydney menggedor keras pintu kayu itu dengan kedua tangannya. Tidak ada jawaban. Suara langkah kaki pelayan itu terdengar menjauh, membiarkan Sydney sendirian dengan amarah yang sudah mendidih. “Sial! Pantas saja Ben bersikap aneh dari tadi!” teriak Sydney seraya menghantam pintu sekali lagi, kali ini dengan bahunya. Satpam itu bersikap seolah tidak menerima dirinya, tetapi tetap membukakan gerbang. Gelagatnya pun mencurigakan. Sydney mengatupkan rahang, menahan gejolak yang terus naik hingga ke ubun-ubun. Napas wanita itu memburu. Dia memejamkan mata sebentar, berusaha mengatur napas sambil menyapu pandangan ke sekeliling kamar Isaac. Lucas sengaja menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan Isaac untuk memerangkap

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   201. Kamar Isaac

    “Apa ini tidak bisa ditunda, Nona?” tanya Zya khawatir, matanya melirik ke arah gerbang rumah besar yang menjulang di hadapan mereka. Sydney tidak langsung menjawab. Wanita itu menatap bangunan yang pernah dia sebut rumah dengan tatapan tajam dan hati yang bergejolak. Udara di sekitar Sydney terasa lebih dingin dari biasanya, padahal matahari pagi bersinar cerah. “Aku harus menyelamatkan barang-barang mendiang putraku,” jawab Sydney pelan, lalu menoleh pada Zya. “Dan kau yang akan mewakiliku di rapat. Jika aku terlambat datang, sampaikan presentasiku seperti yang kita latih tadi pagi. Jangan beri ruang pada Lucas untuk bermain kotor.” “Nona, ini rapat penting, jika Nona terlambat–” “Tolong, Zya?” potong Sydney sambil tersenyum. Tanpa Zya menjelaskan, Sydney sudah tahu konsekuensi apa yang dia hadapi jika terlambat datang. Jabatan CEO yang sempat ditawarkan padanya

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   200. Pelayan Lucas

    Hari di mana Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan akhirnya tiba. Sydney masuk ke dalam mobil bersama seorang sopir dan pengawal yang duduk di kursi depan. Sementara di kursi belakang, Sydney bersebelahan dengan Zya, asisten pribadinya. “Kita langsung ke kantor saja,” pinta Sydney dengan lugas begitu pintu mobil tertutup. “Baik, Nyonya,” sahut sopir tanpa menoleh. Sydney melirik Zya di sebelahnya. Wajah gadis muda itu terlihat tenang meski baru kurang dari satu hari menjalani pelatihan intensif. “Zya, ingat. Jika di luar mansion, panggil aku Nona.” Sydney mengingatkan. Dia tidak perlu mengingatkan sopir dan pengawal. Selain karena mereka pekerja lama, kedua pria itu juga tidak akan berhubungan langsung dengan orang-orang di Zahlee Entertainment. Zya mengangguk cepat. “Baik, Nyonya.” Sebelum mobil sempat melaju, suara nyaring dua bocah kecil terdengar dari luar jendela. “Mami! Dadah!” Sydney langsung menoleh. Jade dan Jane yang tengah digendong oleh pengasuhnya me

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   199. Gelang Kaki Baru

    Sydney menoleh dan tersenyum tipis, lalu menjawab, “Siang ini aku harus bertemu dengan calon asisten pribadiku. Kalau memang cocok, dia bisa langsung menyiapkan keperluan untuk rapat besok.” Morgan menghela napas, tidak puas dengan jawaban itu. Namun sebelum dia sempat menimpali, Sydney menambahkan dengan sedikit cemas, “Dan si kembar ... mereka butuh ASI-ku. Stoknya menipis.” Kata-kata itu membuat dada Morgan mencelos. Dia tahu, tidak ada yang lebih penting bagi Sydney saat ini selain anak-anak mereka. “Hati-hati dan jangan terlalu lelah. Aku akan minta beberapa orang untuk menjagamu.” Morgan mengusap pipi istrinya dengan punggung tangan. Sydney hanya mengangguk dengan tetap menatap wajah suaminya. Lalu, Morgan sedikit membungkuk dan merapatkan bibirnya ke telinga Sydney. “Aku sudah menyiapkan gelang kaki baru di ruang kerjamu. Gunakan itu. Di dalamnya ada GPS yang lebih bagus d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status