Share

221. Jangan Dimasukkan Dulu

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 15:11:36

Sementara itu di rumah sakit, tas ASI Sydney yang diantar oleh salah satu anak buah Morgan akhirnya sampai di tangan Lucas.

Tanpa menunggu lebih lama, Lucas segera masuk ke ruang NICU bersama seorang perawat untuk memberikan ASI tersebut pada Axena.

Axena belum bisa minum langsung dari mulutnya, jadi ASI itu akan disalurkan lewat selang makanan yang terpasang di hidungnya.

Namun tepat sebelum ASI tersebut disuntikkan ke dalam selang makanan Axena, Vienna yang baru saja pulang kerja masuk ke ruang NICU setelah diarahkan oleh perawat lain.

“Apa itu, Suster?” tanya Vienna nyaring yang terdengar seperti perintah, membuat suasana di ruang NICU sontak berubah dingin.

Wanita itu menunjuk tas pendingin berisi beberapa wadah ASI yang dilabeli dengan tanggal kedaluwarsa.

Lucas yang sedang berdiri di sisi inkubator Axena langsung menegang.

Dia menoleh pelan ke arah sumber suara, lalu menghela napas panjang saat mendapati Vienna ber
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nunu
anak nya Vienna sebenarnya bukan axenna .. tp ego nya sendiri.. dia lebih memelihara ego nya dari pd axenna..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   225. Masih Mencintai

    “Anak kita mati karena keras kepalamu! Dia bisa hidup kalau kau mengalah sedikit saja!” Lucas menunjuk ke arah makam kecil di samping mereka penuh penekanan.Vienna membelalak. Napas wanita itu tercekat.Seketika, wajahnya yang sudah sembab kini memucat dengan sorot mata penuh kemarahan. Mata Vienna menusuk langsung ke arah suaminya sendiri.“Lucas,” desis Vienna sambil mengepalkan tangan dengan kuat. “Kau menyalahkanku?”Lucas tidak menjawab. Namun diamnya justru membuat darah Vienna semakin mendidih.Vienna menggeram. Dengan reflek, wanita itu mengangkat tangan hendak menampar wajah Lucas.Seperti hafal dengan kebiasaan sang istri, kini Lucas berhasil menangkap pergelangan tangan Vienna tepat sebelum telapak itu mendarat di pipinya. Vienna menggigit bibir bawahnya seraya berusaha menahan ledakan. Namun, itu sia-sia.“Aaargh! Sialan kau, Lucas! Kau ... kau masih mencintai Sydney, ya?!” tuduh Vienna meledak sedetik kemudian sambil mencoba melepaskan diri dari Lucas.Ucapan itu menghe

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   224. Kau Mengujiku, Darling

    Satu per satu pelayat mulai meninggalkan lokasi. Hanya tersisa beberapa orang yang masih berdiri dekat makam Axena, termasuk Morgan, Vienna, dan Lucas.Sydney akhirnya turun dari mobil, walaupun Morgan sudah melarangnya. Sepatu hitam berhak pendek yang Sydney kenakan hampir tidak menimbulkan suara saat bersentuhan dengan kerikil kecil di jalan pemakaman.Melihat itu, Morgan sontak memutar tubuh dan segera menghampiri Sydney.Pria itu tidak berkata apa pun. Dia hanya menggenggam tangan istrinya seperti sedang menuntun seorang putri raja yang berharga dan harus dilindungi.Sesampainya di samping Sydney, Morgan sedikit membungkuk dan berbisik pelan, “Bukankah aku memintamu untuk tetap di mobil?”Sydney menoleh, lalu menatap wajah suaminya dengan senyum tipis yang misterius.“Aku baru berpikir, untuk apa aku tetap di sana, jika kau di sini bisa melindungiku?” balas Sydney tenang.Morgan mendesah. Tidak ada perasaan marah di hatinya, tetapi dia merasa terus dikalahkan oleh wanita itu. Leb

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   223. Penuh Sesal dan Sesak

    Entah apa pertimbangan Vienna dan Lucas, Axena segera dimakamkan pada sore hari itu juga.Sydney duduk di sebelah Morgan di kursi penumpang dengan memakai pakaian serba hitam. Mereka pergi menuju tempat pemakaman.Karena mereka hanya akan pergi sebentar, jadi si kembar tidak ikut. Lagipula membawa bayi ke upacara pemakaman tampak kurang pantas.“Aku harus mengurus beberapa hal menyangkut perusahaan, Darling. Tidak apa-apa?” tanya Morgan meminta izin.“Ya, silakan,” sahut Sydney tersenyum tipis.Ada beberapa pekerjaan yang tidak sempat diselesaikan oleh Morgan sebelum berangkat. Dia berusaha menyelesaikannya selagi mereka ada dalam perjalanan.Lalu, Sydney memandang keluar jendela mobil sambil memikirkan penjelasan Morgan beberapa menit lalu saat mereka masih berada di mansion.“Saat Lucas ingin memberikan ASI-mu pada Axena, Vienna datang dan menolaknya. Dia bahkan menghancurkan semua ASI yang kau kirim,” jelas Morgan men

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   222. Camilan Siang

    Sydney sedang menikmati camilan siang hari di meja makan, saat tiba-tiba Jane menarik-narik lengan bajunya.Sydney menghentikan kunyahan dan menoleh. Di sebelah kursinya, berdiri seorang bocah perempuan dengan kaki telanjang dan rambut berantakan seperti baru bangun tidur.Gadis kecil itu mengulurkan tangan sambil menatap Sydney dengan sorot mata penuh harap.“Ya, Sayang?” Sydney tersenyum kecil.“Minta?” Jane mempertegas permintaannya dengan mencondongkan badan lebih dekat ke piring roti panggang di tangan Sydney dan sedikit mengangkat kaki mungilnya.Melihat Jane mendekati Sydney, Jade tidak mau kalah. Bocah kembar itu selalu bersaing dalam hal paling konyol sekalipun. Bahkan soal rebutan camilan ibunya.Jade ikut mendekat sambil memonyongkan bibir, pura-pura kesal karena Jane melakukan sesuatu lebih dulu.Sydney mengangkat kedua alis, lalu mengambil sepotong kecil roti dan menyuapkannya ke mulut Jane.“Enak?”

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   221. Jangan Dimasukkan Dulu

    Sementara itu di rumah sakit, tas ASI Sydney yang diantar oleh salah satu anak buah Morgan akhirnya sampai di tangan Lucas.Tanpa menunggu lebih lama, Lucas segera masuk ke ruang NICU bersama seorang perawat untuk memberikan ASI tersebut pada Axena.Axena belum bisa minum langsung dari mulutnya, jadi ASI itu akan disalurkan lewat selang makanan yang terpasang di hidungnya.Namun tepat sebelum ASI tersebut disuntikkan ke dalam selang makanan Axena, Vienna yang baru saja pulang kerja masuk ke ruang NICU setelah diarahkan oleh perawat lain.“Apa itu, Suster?” tanya Vienna nyaring yang terdengar seperti perintah, membuat suasana di ruang NICU sontak berubah dingin.Wanita itu menunjuk tas pendingin berisi beberapa wadah ASI yang dilabeli dengan tanggal kedaluwarsa.Lucas yang sedang berdiri di sisi inkubator Axena langsung menegang.Dia menoleh pelan ke arah sumber suara, lalu menghela napas panjang saat mendapati Vienna ber

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   220. Tidak Bisa Dikendalikan

    “Kau benar-benar tidak bisa dikendalikan malam ini,” cetus Morgan dengan napas yang masih terasa berat. “Simpan keluhannya untuk besok pagi, Tuan Morgan.” Sydney hanya tersenyum tipis dan menatapnya dengan mata mengantuk. Tidak sampai semenit, kelopak mata Sydney mulai menutup. Morgan menyaksikan istrinya tertidur begitu cepat dengan rambut terurai di atas bantal. Dada Sydney naik turun dengan perlahan, menandakan napasnya yang teratur. Morgan mengulurkan tangan dan merapikan selimut yang sedikit turun, lalu mencium kening Sydney dengan lembut. “Aku akan segera kembali,” bisik Morgan pelan. Morgan bangkit dari ranjang dan mengenakan pakaiannya satu per satu. Dia bergerak pelan agar tidak mengganggu tidur istrinya. Setelah itu Morgan melangkah keluar dari kamar sambil menutup pintu dengan hati-hati, dan pergi menuju ruang kerjanya. Dia masih harus melakukan banyak hal. Begitu pintu ruang kerja yang dia datangi dari arah ruang pengawas CCTV terbuka, aroma soda manis langsung terci

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   219. Pengakuan Sydney

    Sydney yakin ini bukan jebakan, apalagi keputusan impulsifnya lagi. Ini murni perasaan seorang ibu yang tidak ingin melihat seorang bayi tersiksa, padahal Sydney tahu dia bisa membantunya.Sampai saat ini, ASI Sydney masih sangat banyak. Walaupun yang si kembar minum juga menjadi lebih banyak daripada saat mereka masih bayi, mengingat kebutuhan nutrisi mereka meningkat seiring dengan bertambahnya usia mereka.Masih ada beberapa stok ASI yang selalu Sydney simpan di dalam kulkas setiap harinya, itu mungkin bisa dikirimkan untuk Axena.“Ya, aku tidak perlu menyusui Axena langsung. Cukup dikirimkan saja,” ucap Sydney pelan pada dirinya sendiri.Sydney masih memegang ponsel dan matanya terus terpaku pada foto bayi mungil dengan tubuh penuh selang yang baru saja dikirimkan Lucas.Tiba-tiba, ponsel Sydney berdering. Nama di layar membuat jantungnya sedikit berdegup lebih cepat.“Lucas,” ucap Sydney kesal.Sydney menggeser ikon

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   218. Axena Malang

    “Astaga, Lucas,” desis Sydney sambil menatap layar ponselnya.Pesan itu akhirnya Sydney baca juga setelah beberapa menit menatap nama pengirim dengan perasaan campur aduk.Sejenak Sydney berharap isinya hanya basa-basi atau kabar biasa. Namun, kalimat pertamanya saja sudah mengirimkan denyut tidak nyaman ke ulu hati Sydney.[Malam ini kondisi Axena kritis. Bayiku prematur dan ada beberapa organnya yang belum sempurna. Dia sangat disarankan minum ASI, tapi Vienna tidak banyak memproduksinya. Saat kami mencoba memberikannya susu formula, itu justru memperburuk kesehatannya.]Sydney mengembuskan napas kasar, seperti hendak membuang segala kejengkelan yang sudah menggumpal sejak di rumah sakit tadi.Dia bukannya tidak punya simpati untuk bayi malang itu, tetapi cara Lucas menyampaikan ini terasa seperti memaksanya untuk ikut terlibat secara emosional.“Ada apa dengan pria ini?” tanya Sydney pelan sembari memutar bola mata.Sydney mengingat kembali tatapan Lucas di lorong rumah sakit tadi

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   217. Menanggung Dosa

    Merasa Morgan mengeluarkan aura permusuhan yang sangat jelas, Sydney langsung menggeleng cepat ke arah Lucas sebagai tanda supaya pria itu berhenti.Lucas buru-buru menunduk.“Maafkan kelancangan saya, Tuan,” ucap Lucas tidak berani menatap langsung ke arah Morgan.Morgan masih menatap Lucas seperti elang mengawasi mangsa, tetapi genggaman tangan Sydney di lengannya seketika menghangatkan sedikit dingin yang membeku di tubuhnya.Sydney mengeratkan genggamannya, berusaha mencairkan suasana.“Kau sendiri bagaimana? Ada urusan apa datang ke rumah sakit?” tanya Sydney berpura-pura perhatian.Lucas tampak ragu sejenak, tetapi akhirnya dia menjawab, “Axena, bayi saya dan Vienna, masih berada di NICU.”“Bukankah bayi kalian sudah lama lahir? Ada apa?” tanya Sydney lagi sambil mengangkat kedua alisnya.Lucas menarik napas dalam dan mengangkat bahu.“Paru-parunya tidak berkembang sempurna sejak lahir. Sudah lama dia ada di ruang intensif, dan–”“Itu balasan perbuatan kedua orang tuanya. Ayo, k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status