Share

BAB 213

Author: Fredy_
last update Last Updated: 2025-12-08 21:12:10

"Aahhh... aahh.... Leo... aaahhh...."

"Maaf, Sayang... aku nggak tahan... semalem nggak tega sama kamu..."

"Subuh... ini masih subuh, kan?"

"Ja... jam lima, Nay. Nggak subuh-subuh banget..."

"Aahhh... pelan... kamu nggak pemanasan dulu."

"A... aku udah kebakaran. Nggak perlu pemanasan lagi..."

"Aduuhhh... udah masuk semua, ya?"

"Udah. Enaakk kan, Baby?" cengir Leo.

Leo terus memompa di bawah tubuh Nayla. Sumpah demi apapun, Leo sungguh tidak tega melihat Nayla yang kelelahan dan tertidur pulas di pelukannya. Tapi, semakin lama memeluk Nayla, menyentuh kulitnya yang wangi dan lembut… Leo makin tidak tenang.

Jadi saja, sebelum ayam jago berkokok, Leo sudah mengguncang tubuh Nayla di bawah sana. Nayla yang masih setengah terlelap hanya sanggup mendesah-desah saja tanpa perlawanan berarti. Berharap desahan dan rintihannya bisa mempercepat Leo mencapai puncak, tetapi yang ada suaminya itu malah makin bersemangat menggenjot. Dan sekarang tubuh Nayla sudah menelungkup rata dengan ranjang.

Le
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Apri Yani
apa nay kue apa? kuotang.
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
wkwkwk ngakak Leo SM Nayla
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 214

    Hari-hari setelah resepsi berlalu secepat gosip tetangga yang baru mampir lima menit tapi sudah tersebar ke seluruh kompleks. Rutinitas kembali seperti semula—atau setidaknya, kembali ke versi 'baru' setelah pesta besar mereka.Leo berangkat kerja setiap pagi, tapi sedikit berbeda dari sebelumnya, kini ada dua orang yang menunggunya dipeluk lama-lama sebelum ia pergi. Nayla, dengan rambut digulung asal-asalan dan piyama kusut minta dikoyak, selalu menjadi tujuan pertama.Setelah itu, Matteo—yang kini semakin lincah—merengek protes kalau belum mendapat jatah pelukan ayahnya.“Papa kerja dulu, ya. Papa sayang kalian,” ujar Leo sambil memeluk dua orang kesayangannya—menciumi pipi Nayla, kening Matteo, lalu kembali ke pipi Nayla lagi seakan belum puas.“Dadaaaah Papa… pulang bawa oleh-oleh, yaaa…” ujar Nayla menirukan suara bayi, lengkap dengan ekspresi menggemaskan."Hei..." Leo tertawa sambil menempelkan wajahnya ke leher Nayla, enggan melepaskan. “Aku cuma ke kantor, bukan ke luar nege

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 213

    "Aahhh... aahh.... Leo... aaahhh....""Maaf, Sayang... aku nggak tahan... semalem nggak tega sama kamu...""Subuh... ini masih subuh, kan?""Ja... jam lima, Nay. Nggak subuh-subuh banget...""Aahhh... pelan... kamu nggak pemanasan dulu.""A... aku udah kebakaran. Nggak perlu pemanasan lagi...""Aduuhhh... udah masuk semua, ya?""Udah. Enaakk kan, Baby?" cengir Leo.Leo terus memompa di bawah tubuh Nayla. Sumpah demi apapun, Leo sungguh tidak tega melihat Nayla yang kelelahan dan tertidur pulas di pelukannya. Tapi, semakin lama memeluk Nayla, menyentuh kulitnya yang wangi dan lembut… Leo makin tidak tenang.Jadi saja, sebelum ayam jago berkokok, Leo sudah mengguncang tubuh Nayla di bawah sana. Nayla yang masih setengah terlelap hanya sanggup mendesah-desah saja tanpa perlawanan berarti. Berharap desahan dan rintihannya bisa mempercepat Leo mencapai puncak, tetapi yang ada suaminya itu malah makin bersemangat menggenjot. Dan sekarang tubuh Nayla sudah menelungkup rata dengan ranjang.Le

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 212

    Gaun pengantin Nayla yang begitu indah itu masih menempel di tubuh Nayla. Setelah makeup wanita itu selesai dibersihkan, sekarang giliran Leo melucuti gaunnya. Leo berdiri di belakang Nayla, kedua tangannya sibuk memegang resleting panjang yang membentang dari punggung hingga pinggang Nayla. Pria itu menarik napas seolah hendak melakukan operasi skoliosis. "Aku buka ya, Nay..." gumamnya sambil merenggangkan jari-jari. Nayla berdiri tegak dan tak bergerak, hingga ia terlihat seperti manekin toko yang baru ditaruh di etalase. Leo menarik resleting itu sedikit. Macet… “Eh, kok seret gini?” Leo mendekatkan mata ke kain gaun. “Ini resletingnya bandel atau aku yang grogi ya?” Nayla tidak menjawab. Dia hampir terlelap dalam posisi berdiri. Leo menahan tawa sambil terus berkutat dengan resleting. “Nay... Nay, gimana nih? Resleting-nya nggak mau turun. Aku robek aja kali ya?" Nayla menggumam lirih, “Jangan bercanda… aku capeeeek…” “Iya, aku juga capek, Nay,” sahut Leo sambil m

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 211

    "Kami pulang, ya! Selamat bersenang-senang kalian! Ingat, Leo! Mama mau cucu cewek!" seru Matilda, kembali menurunkan kaca sebelum mobil melaju meninggalkan area lobi hotel. "Siap, Ma!" sahut Leo, memeluk pinggang Nayla, mengusapnya gemas. “Surti… persediaan ASI aku cukup, kan, buat Matteo?” seru Nayla, mengulang pertanyaan yang sudah selusin kali ia tanyakan. Surti memiringkan kepalanya ke arah jendela dengan wajah gemas, setengah frustasi. “Cukup, Nay! ASI kamu derasnya udah kayak air mancur. Pasti cukup!" Nayla mengangguk singkat, tapi beberapa detik kemudian kecemasannya naik lagi. “Tapi… biasanya kalau malam Matteo nyusu sama aku dulu biar tidurnya pules…” Surti menepuk jidat sendiri. "Tenang! Matteo aku tidurin di ketek, Nay, biar pules." "Itu sih bukan pules, Ti. Pingsan!" sahut Nayla makin gelisah. Leo, yang sejak tadi berdiri di samping istrinya, hanya mengamati wajah Nayla yang cemas setengah hidup itu. Lalu ia menunduk sedikit, mendekat ke telinganya, dan berbisik pe

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 210

    Nayla menarik napas panjang, mencoba menenangkan debar yang masih tersisa di rongga dadanya. Dunianya seolah pecah lagi barusan—setelah Emily datang seperti peri kecil yang wangi dan ceria, mengguncang seluruh ruang batinnya.Untung saja, Leo selalu berada di sisinya. Menjadi jangkar yang menahannya agar tidak goyah. Bahkan sedari tadi, tangan suaminya itu tidak pernah lepas dari pinggangnya. Sentuhannya membuat Nayla merasa… dicintai.Tadi pun Nayla sempat menggendong Matteo meski hanya sebentar, sebelum acara kembali berlanjut. Ia menyelipkan wajah di leher mungil Matteo, menghirup aroma bayi yang menenangkan. Seolah tahu ibunya sedang rapuh, bayi itu memegang pipi Nayla dengan kedua tangan mungilnya—gestur kecil tapi cukup untuk mengembalikan senyum di bibir Nayla.Kini, saat acara resepsi hampir mencapai puncaknya, Nayla merasa ia bisa berdiri tegak lagi di pelaminan. Ia menata gaunnya, berdiri sedikit lebih mantap di samping Leo.“Baik, hadirin sekalian!” suara MC menggema meriah

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 209

    Makanan penutup belum habis, tapi meja bundar tempat Nayla, Leo, Tommy, dan Matilda duduk sudah dipenuhi suasana hangat yang menyenangkan. Lilin-lilin kecil di tengah meja memantulkan cahaya lembut, membuat wajah Nayla tampak berpendar, terlebih saat ia menyendok kecil panna cotta, dan mengangkatnya ke arah bibir Leo.Leo menatap Nayla tanpa berkedip, sudut bibirnya terangkat nakal. “Gitu, dong. Sering-sering suapin aku," bisiknya sangat pelan.Nayla mendengus kecil. “Manja..." protesnya.Namun, ia tetap menyambut suapan itu, bahkan sedikit terlalu dekat hingga hidung mereka hampir bersentuhan. Leo sengaja menahan gerakan, membiarkan jarak itu menggantung manis sebelum akhirnya menerkam panna cotta dari sendok Nayla.“Hmm…” Leo menutup mata sebentar, menikmati. “Enak, ya. Kamu pinter pilih menu, Nay.""Itu... Mama yang pilihin sih," sahut Nayla, menggulung senyum. “YA AMPUN!” Matilda tertawa-tawa. “Kalian ini manis banget, sih? Semua makanan jadi berasa kelebihan gula kalau makan bar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status