Share

19. Trauma.

Keesokan harinya ... .

"Njas, bangun. Katanya mau ke kantor polisi."

Suara ketukan pintu membuat Anjas terbangun terperanjat. Semalaman tidur dengan satu posisi tengkurap membuat badan Anjas terasa kaku semua. Tidak biasanya pula ia kesiangan seperti hari ini.

"Iya, Yah."

Anjas meregangkan otot-ototnya, rasa kantuk pun masih menghinggapi dirinya.

"Astaghfirullah, ternyata sudah siang begini. Semoga tidak terlambat ke kantor polisi."

Bergegas membersihkan diri dan bersiap menemani Tsani ke kantor polisi.

"Yah, aku pamit dulu."

"Apa kamu nggak mau sarapan dulu?"

"Gampang, Yah. Ini sudah siang. Aku takut terlambat."

Anjas melangkah menuju pintu tembusan garasi. Namun, langkahnya terhenti mendadak setelah mendengar ucapan ayahnya yang tak lain masih menjurus keperjodohan itu.

"Ingat ya, Njas. Jangan bersikap berlebih kepada Tsani, ingat akan Nisrina."

"Apa salahnya kita membantu sih, Yah. Jangan semuanya serba disangkut pautkan dengan perjodohan yang sepihak ini."

"Sepihak bagaimana maksu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status